Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemerintah sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama
untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus
mendapatkan pelayanan dari
masyarakat

akan

pemerintah. Pelayanan pemerintah kepada

menimbulkan

hubungan

pertanggungjawaban,

sehingga

pemerintah harus mempertanggungjawabkan semua aktivitas dan kinerjanya


kepada masyarakat, disisi lain masyarakat sendiri mempunyai peran sebagai
pemberi dana (publik fund) kepada pemerintah. Keberhasilan pemerintah sebagai
organisasi sektor publik akan dinilai dari kemampuan pemerintah dalam
memberikan pelayanan publik yamg berkualitas. Pertanggungjawaban pemerintah
kepada masyarakat diharapkan dapat mewujudkan akuntabilitas pemerintah.
Akuntabilitas dari pemerintah merupakan salah satu indikasi tegaknya
perekonomian suatu negara. Pemerintah yang akuntabel merupakan pemerintah
yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab dalam mengelola sumber daya
publik. Sumber daya publik yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan
keberlangsungan roda pemerintah, dalam setiap rupiah sumber daya publik harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut tidak
cukup dengan laporan lisan saja, namun perlu didukung dengan laporan
pertanggungjawaban tertulis berupa penyajian laporan keuangan atas kinerja yang
telah dicapai.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja pemerintah adalah dengan
melakukan analisis laporan keuangan terhadap anggaran yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan. Sumber untuk menganalisis laporan keuangan adalah laporan
keuangan utama yang terdiri dari neraca, laporan arus kas, dan laporan realisasi
anggaran. Fungsi utama dari laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial,


dan politik.
Analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik dilakukan dengan
cara membandingkan kinerja keuangan satu periode dengan periode sebelumnya
berdasarkan laporan keuangan. Terdapat beberapa teknik dalam analisis laporan
keuangan, yaitu antara lain: analisis aset, analisis kewajiban dan ekuitas dana,
analisis pendapatan, analisis belanja, analisis pembiayaan, dan analisis laporan
arus kas. Terdapat berbagai jenis rasio yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
dan menggambarkan laporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio-rasio
keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan organisasi sektor
publik dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang konsep analisis laporan
keuangan sektor publik (pemerintah) yang terdiri dari pengertian, tujuan dan
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap analisis laporan keuangan, tahapan,
dan metode serta tehnik analisis laporan keuangan.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan?
2. Apa tujuan analisis laporan keuangan?
3. Siapa saja yang berkepentingan terhadap analisis laporan keuangan?
4. Apa saja tahapan-tahapan analisis laporan keuangan?
5. Apa saja metode dan teknik dalam melakukan analisis laporan keuangan?

1.3.

Batasan Masalah
Penafsiran suatu tulisan dapat berbeda-beda tergantung sudut pandang

pembaca, oleh karenya perlu diperjelas dan dibatasi. Analisis Laporan Keuangan
yang dimaksud dalam makalah ini yaitu Analisis Laporan Keuangan Sektor
Publik khususnya Sektor Pemerintahan baik Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Menurut Soemarso (2002: 21), analisis laporan keuangan (financial
statement analysis) pada hakikatnya adalah menghubungkan angka-angka yang
terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah
perubahan (trend) nya. Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu
proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah
masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur
tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik
dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliati, 2002:52).
Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari
hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan
posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan (Falikhatun dan Nugrahaningsih,2007:6). Menurut Mahmudi (2009:
9), analisis dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara memahami laporan
keuangan,

bagaimana

mengevaluasi

laporan

keuangan,

dan

bagaimana

menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.


Kesimpulan dari pengertian analisis laporan keuangan adalah suatu proses
analisis/penelaahan/mempelajari

laporan

keuangan

untuk

memperoleh

pemahaman dan pengertian yang baik dan tepat untuk pengambilan keputusan
pada organisasi sektor publik atau organisasi sektor swasta.
2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliati (2002: 53), analisis laporan keuangan
dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya:

Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau


merger;

Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa


datang;

Sebagai proses diagnosis terhadap masalah manajemen, operasi atau


masalah lainnya;

Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

2.3. Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan Keuangan


Adapun pihak yang berkepentingan dengan analisis laporan keuangan
daerah menurut Widodo dalam Halim (2007: 232), antara lain:
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wakil dari pemilik daerah
(masyarakat).
b. Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.
c. Pemerintah

pusat/provinsi

sebagai

bahan

masukan

dalam

membina

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.


d. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham

pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli obligasi.

2.4. Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan


Pembaca laporan keuangan perlu memahami langkah-langkah yang efektif
untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja pemerintah daerah secara tepat dan
komprehensif. Menurut Mahmudi (2009: 85) langkah-langkah atau tahapan dalam
menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah yaitu:
a. Menilai Kinerja Makro
Keberhasilan atau kegagalan kinerja makro dapat dilihat dari laporan
keuangan yang merupakan gambaran kinerja mikro. Misalnya dibidang
ekonomi menyangkut tingkat inflasi, dibidang pemerintahan menyangkut
indeks good governance, indeks korupsi, dan indeks kepuasan pelayanan,
dan lain-lain. Jika kinerja makro kurang baik, maka besar kemungkinan
kinerja mikro juga kurang baik.
b. Menilai Kinerja Program/Kegiatan
Penilaian kinerja program/kegiatan dapat dilihat dari LKPJ dan atau
LAKIP. Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dinilai dari aspek 3E,
yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi terkait dengan

penggunaan sumber daya input secara hemat sehingga tidak terjadi


pemborosan, efisiensi terkait dengan kesesuaian pelaksanaan dengan
anggaran dan efektivitas terkait dengan pencapaian target.
c. Menilai Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan tercermin dari laporan keuangan neraca, laporan kas.
realisasi anggaran, dan laporan arus kas.

2.5. Metode Analisis Laporan Keuangan


Menurut Falikhatun dan Nugrahaningsih (2007: 9), ada dua metode
analisis yang digunakan, yaitu:
a. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara
pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
b. Analisis Horisontal
Analisis Horisontal yaitu analisis dengan melakukan perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembanganya.
Menurut Prastowo dan Juliati (2002), secara umum metode analisis
laporan keuangan dapat di klasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a. Metode Analisis Horisontal (dinamis)
Metode analisis horisontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun
(periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
b. Metode Analisis Vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu
dengan membandingkan antara pos satu dan pos lainnya pada laporan
keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama.

Kesimpulan dari beberapa metode analisis laporan keuangan diatas adalah:


a. Metode Analisis Horisontal (Dinamis)
Metode analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dalam beberapa
periode untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor
publik atau organisasi sektor swasta.
b. Metoda Analisis Vertikal (Statis)
Metoda analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan dalam satu periode
untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik atau
organisasi sektor swasta.

2.6. Tehnik Analisis Laporan Keuangan


Menurut Mahmudi (2009), teknik analisis laporan keuangan
organisasi sektor publik adalah sebagai berikut:
a. Analisis Varians (Selisih)
Analisis varians pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan
realisasi anggaran, yaitu dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi
antara anggaran dengan realisasinya. Aspek yang penting dalam analisis
varians ini, yaitu:
Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran.
Menentukan tingkat varians anggaran yang bisa ditoleransi.
Mencari penyebab terjadinya selish varians.
b. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang
datanya diambil dari elemen laporan keuangan. Analisis ini dapat
digunakan untuk mengintepretasikan perkembangan kinerja dari tahun ke
tahun dan membandingkanya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis.
Terdapat berbagai macam analisis rasio keuangan, antara lain:
Analisis Aset
Analalisis Likuiditas, meliputi:

Rasio Lancar

Rasio Kas

Rasio Cepat

Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset

Analisis Solvabilitas
Analisis Kewajiban

Rasio Total Utang terhadap Equitas

Rasio Total Utang terhadap Aset Modal

Rasio Total Utang terhadap Pendapatan

Analisis Ekuitas
Analisis Profitibilitas
Profit Margin
Return on Asset (ROA)
Return on Invesment (ROI)
Return on Equity (ROE)
Return on Capital Employed (ROCE)
Net Income
Analisis Aktivitas
c. Analisis Pertumbuhan (Trend)
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan baik berupa
kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu. Analisis ini
dapat

diaplikasikan

misalnya

untuk

menilai

pertumbuhan

asset,

pendapatan, utang, surplus/defisit, dan sebagainya.


d. Analisis Regresi
Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependent. Analisis ini sangat bermanfaat untuk riset
kebijakan publik yang hasilnya dapat diaplikasikan oleh pemerintah
daerah. Contohnya:
Menguji pengaruh tingkat serapan APBD terhadap petumbuhan
ekonomi daerah;
Menguji pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah,
Dan lain-lain.

e. Analisis Prediksi
Analisis ini digunakan untuk memprediksi pendapatan tahun depan dengan
menggunakan data tahun ini dan tahun sebelumnya sebagai dasar prediksi.

2.7. Analisis Aset


Analisis aset dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang kekayaan
dan potensi ekonomi pemerintah sehingga dari informasi tersebut masyarakat
dapat menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik melakukan investasi di
wilayah itu, bagaimanakah skala ekonomi pemerintah daerah dan kondisi
keuangannya.
Analisis Aset terdiri dari beberapa teknik, menurut Mahmudi (2009) antara
lain:
a. Analisis Pertumbuhan Tiap-tiap Pos Aset dalam Neraca
Tujuan melakukan perbandingan nilai tiap-tiap pos aset dalam neraca adalah
untuk mengetahui perubahan posisi aset pemerintah daerah selama dua periode
berturutan, apakah terjadi kenaikan ataukah penurunan. Secara umum,
kenaikan aset tahun sekarang dari tahun sebelumnya memberikan kesan positif
yang menunjukan adanya kemajuan atau pertumbuhan aset. Sebaliknya,
apabila terjadi penurunan aset, maka itu berarti sinyal negative mungkin telah
terjadi kemunduran, penurunan nilai aset, penggerogotan aset, dan inefisiensi
dalam pengelolaan aset.
b. Analisis Proporsi Kelompok Aset Terhadap Total Aset
Analisis proporsi kelompok aset terhadap total aset bermanfaat untuk melihat
potret asset pemerintah daerah secara lebih global. Apakah kelompok aset
tertentu terlalu besar sehingga kurang baik bagi kesehatan keuangan organisasi.
Sebagai contoh, jika asset pemerintah daerah sebagian besar berupa aset lancar,
maka hal itu kurang menguntungkan jika dilihat dari kacamata manajemen
keuangan daerah dan manajemen kas karena keuangan terlalu likuid
(overliquid). Sebaliknya, jika sebagian besar aset merupakan aset tetap,
sementara itu aset lancar kecil, maka keadaan tersebut juga akan mengganggu

likuiditas keuangan pemerintah daerah yaitu kondisi keuangan menjadi tidak


likuid (illiquid).
c. Analisis Modal Kerja (Working Capital)
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan
pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin
harian tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang,
menggunakan dana cadangan dan penggunaan pembiayaan lainnya. Analisis
modal kerja merupakan suatu ukuran arus kas bukan sebagai rasio. Hasil
analisis modal harus membarikan nilai positif. Secara umum, semakin tinggi
modal kerja, maka likuiditas organisasi semakin baik.
d. Analisis Rasio Keuangan
Informasi asset dalam neraca sangat penting untuk menghitung rasio keuangan
tertentu. Rasio keuangan yang dapat digunakan dalam analisis laporan
keuangan pemerintah daerah, antara lain yaitu:
Rasio Liquiditas
Rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk melakukan analisis
liquiditas, ada beberapa rasio yang dapat dipelajari, yaitu:

Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu rasio yang membandingkan


antara aktiva yang dimiliki pemerintah daerah pada tanggal
neraca dengan utang jangka pendek. Rasio ini menunjukan
apakah pemerintah daerah memiliki asset yang cukup untuk
melunasi utangnya.

Ratio Lancar =

Rasio Kas (Cash Ratio), yaitu rasio yang tersedia dalam


pemerintah daerah ditambah efek yang dapat segera diuangkan
(investasi jangka pendek) dibagi dengan utang lancer. Rasio ini
bermanfaat untuk mengetahui kemampuan daerah dalam

membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan


efek yang dimiliki pemerintah daerah.

Rasio Kas =

Rasio Cepat (Quick Ratio), yaitu rasio yang membandingkan


antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang
lancar. Rasio ini dapat menunjukan apakah pemerintah daerah
dapat membayar utangnya dengan cepat.

Rasio Cepat =

Rasio Modal Kerja terhadap Total Asset (Working Capital to


Total Asset), merupakan rasio keuangan untuk mengukur
likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja neto.

Working Capital to Total Asset =

Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk melihat


kemampuan

pemerintah

daerah

dalam

memenuhi

seluruh

kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban


jangka panjang.

Rasio Solvabilitas =

Rasio Utang, yaitu rasio yang digunakan oleh kreditor untuk mengukur
kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Terdapat
beberapa jenis rasio utang, diantaranya:

Rasio Utang terhadap Ekuitas, yaitu rasio yang digunakan untuk


mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

Rasio Utang terhadap Ekuitas =

Rasio Utang terhadap Aset Modal, yaitu rasio yang digunakan


untuk mengetahui berapa bagian dari asset modal yang dapat
digunakan untuk menjamin utang.

Rasio Utang terhadap Aset Modal =

Rasio Utang terhadap Pendapatan, yaitu rasio yang digunakan


untuk

mengetahui

besarnya

jaminan

keuntungan

untuk

membayar bunga utang jangka panjang. Rasio ini dihitung


dengan membandingkan laba sebelum bunga dan pajak dengan
bunga utang jangka panjang.

Rasio Utang terhadap Pendapatan =

2.8. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana


Analisis utang sangat penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor)
dalam membuat keputusan kredit dan bermanfaat untuk mengetahui beban utang,
kesinambungan fiskal, dan kesehatan keuangan pemerintah daerah. Analisis
struktur ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui proporsi dari utang terhadap
ekuitas dana. Struktur ekuitas yang baik mencerminkan adanya harmonisasi antara
sumber pembiayaan eksternal dengan pembiayaan internal. Informasi komposisi
ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui orientasi alokasi dana pemerintah
daerah yaitu seberapa besar dana yang ditanamkan untuk operasional rutin, dan
seberapa dalam bentuk investasi.

2.9. Analisis Pendapatan


Analisis pendapatan daerah dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah daerah dalam melaksanakan anggaran. Secara umum realisasi
pendapatan daerah dinilai baik apabila melampaui target anggaran, sebab
anggaran pendapatan merupakan batas minimal yang harus dicapai daerah.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
pendapatan, yaitu:
Analisis Varian (selisih) anggaran pendapatan.
Menghitung pertumbuhan pendapatan daerah, meliputi:

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah;

Pertumbuhan Pajak Daerah;

Pertumbuhan Retribusi Daerah;

Pertumbuhan Pendapatan Transfer;

Menghitung rasio keuangan, meliputi:


Rasio Kemandirian Daerah;
Rasio Ketergantungan Daerah;
Derajat Desentralisasi;
Rasio Efektivitas PAD;
Rasio efisiensi PAD;
Rasio Efektivitas Pajak Daerah;

Derajat Kontribusi BUMD;


Rasio Kemampuan Mengembalikan Pinjaman;
Rasio Pendapatan Terhadap Utang.
Menilai Potensi penerimaan daerah yang masih dapat dioptimalkan, meliputi:

Potensi Pajak Daerah;

Potensi Retribusi Daerah.

2.10. Analisis Belanja


Analisis belanja sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah
pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien, dan
efektif (value for money). Belanja daerah perlu memperoleh perhatian lebih besar
karena belanja daerah lebih rawan mengalami kebocoran anggaran dibandingkan
kebocoran pada sisi pendapatan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis belanja,
yaitu:
Analisis Varian Belanja;
Analisis Pertumbuhan Belanja;
Analisis Keserasian Belanja;
Rasio Efisiensi Belanja;
Rasio Belanja terhadap PDRB.

2.11. Analisis Pembiayaan


Informasi

pembiayaan

penting

untuk

menilai

apakah

keputusan

pembiayaan yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat. Stuktur pembiayaan


pemerintah daerah juga bisa menggambarkan rentan tidaknya keuangan daerah
yang juga berpengaruh pada tingkat rasio daerah.
Analisis Pembiayan, meliputi:
Analisis Penggunaan SILPA tahun lalu;
Analisis Pembentukan dan Penggunaan Dana Cadangan;
Analisis Investasi;

Analisis Divestasi dan Privatisasi;


Analisis Piutang Daerah;
Analisis Pinjaman Daerah.

2.12. Analisis Laporan Arus Kas


Dalam membaca dan memahami laporan arus kas, fokus perhatian
hendaknya tidak ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan kas selama satu
periode, karena jumlah arus kas neto saja kurang memberi informasi yang
bermakna. Yang paling penting justru informasi dari masing-masing komponen
arus kas secara individual.
Laporan arus kas dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya surplus atau defisit anggaran;
2. Untuk memprediksi kemampuan fiscal pemerintah daerah dimasa

mendatang terkait dengan kekuatan dan ketahanan fiscal;


3. Untuk memprediksi kesinambungan fiscal pemerintah daerah Dalam

pemberian pelayanan publik.


Terdapat beberapa tehnik atau cara yang digunakan untuk melakukan
Analisis Laporan Arus Kas, yaitu:
Analisis Pertumbuhan Arus Kas;
Analisis Arus Kas untuk setiap Komponen;
Analisis Arus Kas dari aktivitas pembiayaan;
Analisis Arus Kas dari aktivitas non anggaran.

Вам также может понравиться