Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TICK FACIALIS
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
PERIODE 11 JANUARI 6 FEBRUARI 2016
Disusun Oleh :
Rizqi Lina Septiana
012106266
Pembimbing :
dr. Rr. Emmy Kusumawati, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
TICK
Definisi: Tik dapat didefnisikan sebagai gerak motorik yang tiba-tiba, cepat, berulang, tidak
ritmis atau vokalisasi yang sterotip.
Tik motorik dapat berupa gerakan tunggal, sederhana, misalnya memejamkan mata, meringis,
menyentakkan kepala, mengangkat bahu, menegangkan atau menarik otot perut atau otot
respirasi. Gerakan tik motorik ini dapat pula lebih pula, agak terpola, misalnya gerak menendang,
jongkok, melompat, memukul, meraba, menggaruk, gerak mencium, memberi isyarat.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa bentuk tik motorik dapat menyerupai tiap bentuk gerak
motorik yang volunter. Bila gerak tik ini majemuk, tampaknya menjadi seolah berpola, dan
kadaan tidak mudah membedakannya dari gerak yang volunteer. (lihat table 1)
Bentuk tik vocal (suara) atau tik fonik juga beragam. Hampir semua bentuk bunyi dapat
meyerupai tik vocal, misalnya melenguh, batuk, mendehem,menyalak. Tik vokal dapat pula
berbentuk kata atau frasa, misalnya: sialan, dosa lu. Tik motorik dapat pula bercampur
dengan tik vocal.
Deskripsi
Contoh
Memejamkan
mata,
menggerakkan bahu
Blefarospasme,
gerak
*tonik
kompleks
Vokal (suara)
sederhana
Kompleks
okulogirik
Menegangkan otot
Menggeleng kepala, meraba
Berbunyi, melenguh
Kata atau frasa
Mendehem
Echolalia, palilalia, koprolalia
Ciri-ciri tik :
1
2
3
4
pemeriksaan polisomnogram
5 Dapat ditekan sebentar, mengakibatkan meningkatnya dorongan dalam
6 Sering didahului oleh desakan melakukan atau tik sensorik
Klasifikasi
Tik ini jauh lebih mudah dikenal atau diidentifikasi melalui penampakannya, daripada
melukiskannya dengan kata-kata atau membuat klasifikasinya.
Salah satu cirri tik ialah ia dapat ditekan atau dicegah sejenak. Misalnya: seorang pasien dengan
tik berupa menggelengkan kepala, ia dapat disuruh untuk mengentikan gelengan kepala. Hal ini
dapat dilakukannya, namun di dalam dirinya terdapat dorongan unuk melakukan geleng
kepala, dan dorongan ini secara lambat laun bertambah kuat.
Akhirnya ia mengalah terhadap dorongan yang berambah kuat ini, dan muncullah kemudian tik
geleng kepalanya, dengan intensitas yang lebih kuat dari biasanya.
Deskripsi yang akurat daripada gejala tik sangat penting, yaitu : usia mulainya tik, jenis
gerakan, perjalanan gangguan, fokalitas, waktu terjadinya, factor pencetus, kemampuan
mengontrol atau menekan, progresi, efeknya terhadap aktifitas, kesulitan yang menyertai, dan
sebagainya.
Sebagian terbesar diagnosis tik ditegakkan oleh keluarga atau orang disekitarnya. Pasien
biasanya disuruh berkonsultasi kepada spesialis saraf aau spesialis lain. Biasanya bantuan
dimintakan ke spesialis mata bila tik pasien berupa memejam-mejamkan mata, atau sebentar
sebentar melirik- lirikan mata tanpa tujuan yang jelas. Ke spesialis hidung, tenggorok bila ia
mempunyai kebiasaan mendehem, batuk seolah membersihkan kerongkongan, atau menariknarik nafas dari hidung. Ke spesialis anak, bila anak sering batuk-batuk kecil, atau menegangkan
otot perutnya. Orang tuanya mengira anak sakit kerongkongan atau sakit perut.
Tik biasanya diklasifikasikan menurut usia mulai, durasi gejala, beratnya gejala dan ada tidaknya
tik vocal atau tik motoric.
a
Pengaruh istirahat pada tik bervariasi. Ada pasien yang mengemukakan tiknya
lebih jarang. kurang kuat, bila mereka tidak mengalami stress. Ada pula yang
mengemukakan tiknya meningkat bila ia di rumah, di lingkungan keluarga yang
relaks. Mungkin pasien bila ia di rumah, ia tidak menahan atau mengerem tiknya
dan melampiaskannya.
Umumnya tik berkurang bila melakukan aktivitas yang mengasyikkan, misalnya
waktu memainkan alat musik.
Tik sering didahului oleh sensasi yang aneh, dorongan beraksi yang sulit
ditahan. Pasien merasa dorongan ini meningkat, dan mereda bila ia lakukan gerak
tiknya , dan kemudian dorongan ini kembali lagi dan menumpuk.
Sensasi aneh ini , sensasi sensorik ini, yang mendorong pasien melakukan aksi,
yang berasosiasi
Etiologi:
i
Didapat :
a infeksi,ensefalitis
b stroke
c toksin, karbon monoksida
d rauma kepala
e obat-obatan: antikonvulsa, levedopa, stimulan
ii.
Herediter :
a
b
c
d
penyakit Hunington
Neuroakantosis
Distonnia torsi
Penyakit wilson
Patogenesis:
Berbagai penelitian biokimiawi, pencitraan, neuropsikologi dan genetic
mendukung
dugaan
bahwa
tourette
syndrome
merupakan
gangguan
Manifestasi klinik:
Gerakan involunter pada wajah hanya sebuah gejala. Lelah, anxietas dan
membaca mungkin merangsang gerakan tersebut. Otot pada salah satu bagian
wajah, yaitu kelopak mata kemudian menyebar menuju pipi dan mulut.
Ciri khas tic:
a
Diagnosis banding:
LAPORAN KASUS
A IDENTITAS PASIEN
1 Nama
: Ny. N
2 Umur
: 63 tahun
3 Jenis kelamin
: Perempuan
4 No CM : 490XXX
5 Agama : Islam
6 Pekerjaan
Lokasi
bibir bawah
Onset
: 2 tahun lalu
Kualitas
sendiri, sering munculnya ketika banyak pikiran dan kadang saat sedang beraktifitas,
kedutan hilang sendiri secara tiba-tiba tanpa bisa dihentikan oleh pasien, tidak
menggagu aktifitas.
Kuantitas
: Tidak ada
: Istirahat
Gejala lain
Kronologis
tepatnya dari alis sampai ke bibir, sejak 2 tahun yang lalu kedutan hilang timbul,
sering mucul ketika bayak pikiran, pasien mengaku saat timbul kedutan sangat
terlihat sampai orang lain mengetahuinya dan pasien juga merasa kedutannya seperti
gerak2, kedutan berhenti sendiri tanpa bisa dihentikan oleh pasien. Pertama kali
muncul kedutan secara tiba-tiba saat siang hari sedang beraktiftas. Pasien tidak
pernah seperti ini sebelumnya, belum pernah di periksakan sebelumnya. Tidak
pernah jatuh yang mengenai wajah, tidak ada bicara pelo, tidak susah menelan.
2
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat merokok
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
Riwayat stroke
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
:Cukup,
untuk
biaya
kesehatan
ditanggung sendiri
C PEMERIKSAAN FISIK
1
Status Present
Kesadaran
Tensi
: 120/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
Kepala
: Mesocephale
Leher
Thoraks
Jantung
Paru
Abdomen
: Datar, tidak nyeri tekan, tidak ada massa. Peristaltik normal. Hepar
dan Lien dalam batas normal
Status Psikis
Cara berpikir
: Realistik
Perasaan hati
: Euthym
Tingkah laku
: Normoaktif
Ingatan
: Baik
Kecerdasan
: Cukup
3 Status Neurologis
a Kepala
Bentuk
: Normocephale
Nyeri Tekanan : Tidak ada (-)
c
1
Simetri
Pulsasi
Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku Kuduk
Syaraf Kepala
: Simetris
: Bebas
: Tidak ada (-)
Kanan
Kiri
(Normosmia)
(Normosmia)
(Normosmia)
(Normosmia)
N.I ( OLFAKTORIUS)
: Simetris (+)
: Tidak ada (-)
Subjektif
Dengan bahan
N II ( OPTIKUS)
Tajam Penglihatan
(Normal)
(Normal)
Lapang Penglihatan
(Normal)
(Normal)
Melihat Warna
(Normal)
Fundus Oculi
3
Sela mata
Pergerakan Bulbus
Strabismus
Nistagmus
Eksoptalmus
Pupil
o Diameter
o Bentuk
o Reflek Cahaya
o Reflek Konvergensi
(Normal)
(Normal)
(Tidak ada)
(Tidak ada)
(Tidak ada)
(Normal)
(Normal)
(Tidak ada)
(Tidak ada)
(Tidak ada)
(Normal)
(Isokor)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Isokor)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Tidak ada)
(Normal)
(Tidak ada)
(Normal)
Pergerakan Bulbus
Strabismus
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Reflek kornea
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
Pergerakan Bulbus
Strabismus
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Tidak ada)
(Tidak ada)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
Sensibilitas muka
Detik arloji
Test Weber
Test Rinne
Test Schwabach
Tes Keseimbangan
(Normal)
(Normal)
tidak dilakukan pemeriksaan
tidak dilakukan pemeriksaan
tidak dilakukan pemeriksaan
(Normal)
(Normal)
N IX (GLOSSOPHARINGEUS)
Pengecapan Lidah
Sensibilitas Faring
10 N X (VAGUS)
Arkus faring
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
Berbicara
(Normal)
(Normal)
Menelan
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
Memalingkan kepala
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Tidak ada)
(Normal)
(Tidak ada)
(Normal)
Kanan
Kiri
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
12 N XII ( HYPLOGOSSUS )
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
BADAN
MOTORIK
Respirasi
Duduk
Bentuk columna vertebra
Pergerakan columna vertebra
SENSIBILITAS
Taktil
(Normal)
(Normal)
Nyeri
(Normal)
(Normal)
Thermi
(Normal)
(Normal)
Diskriminasi
(Normal)
(Normal)
Lokasi
(Normal)
(Normal)
REFLEK
Reflek kulit perut atas
Reflek kulit perut tengah
Reflek kulit perut bawah
Reflek kremaster
2
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
(Bebas)
(5)
(Normal)
(Normal)
(Bebas)
(5)
(Normal)
(Normal)
SENSIBILITAS
Taktil
(Normal)
(Normal)
Nyeri
(Normal)
(Normal)
Thermi
Diskriminasi
Lokasi
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Negatif)
(Negatif)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Negatif)
(Negatif)
(Bebas)
(5)
(Normal)
(Normal)
(Bebas)
(5)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
REFLEK
Biseps
Triseps
Radius
Ulna
Hoffman
Tromner
ANGGOTA GERAK BAWAH
MOTORIK
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
SENSIBILITAS
Taktil
Nyeri
(Normal)
(Normal)
Thermi
Diskriminasi
Lokasi
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Normal)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Normal)
(Normal)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
(Negatif)
REFLEK
Patela
Achilles
Gordon
Babinski
Chaddock
Rosolimo
Gonda
Schaffer
Openheim
Mendel Bechterew
D PEMERIKSAAN PENUNJANG
E ASSESMENT
Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
F TERAPI
Haloperidol 2 X 0,25 mg
Pimozid 3 X 1,0 mg
: Tick Fasialis
: Subkortikal sensorimotor dan frontal
: dopaminergik (peningkatan aktifitas dopamin)
DISKUSI
Dari anamnesa didapatkan hasil pasien mengeluh kedutan pada wajah sebelah kiri,
tepatnya dari alis sampai ke bibir, sejak 2 tahun yang lalu kedutan hilang timbul, sring muncul
ketika banyak pikiran, pasien mengaku saat timbul kedutan sangat terlihat sampai orang lain
mengetahuinya dan pasien juga merasa kedutannya seperti gerak2, kedutan berhenti sendiri tanpa
bisa dihentikan oleh pasien. Pertama kali muncul kedutan secara tiba-tiba saat siang hari sedang
beraktiftas. Pasien tidak pernah seperti ini sebelumnya, belum pernah di periksakan sebelumnya.
Tidak pernah jatuh yang mengenai wajah, tidak ada bicara pelo, tidak susah menelan. Tidak ada
faktor yang memperberat keluhan, dengan istirahat keluhan sedikit berkurang atau bahkan tidak
muncul saat istirahat.
Keluhan kedutan ini dimungkinkan karena meningkatnya neurotransmitter dopamine.
Pasien juga mengeluh adanya kesemutan pada kedua anggota gerak bawah sebagai Gejala
Transcient Iskemik Akut, dimana Transcient Iskemik Akut merupakan jenis stroke dan stroke
salah satu etiologi tick facialis.
KESIMPULAN
Tic facialis yaitu suatu keadaan terjadinya gangguan gerakan wajah yang tidak
disadari, yang tidak terasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan n. facialis.
Etiologi:
ii
Didapat :
a infeksi,ensefalitis
b stroke
c toksin, karbon monoksida
d rauma kepala
e obat-obatan: antikonvulsa, levedopa, stimulan
ii.
Herediter :
e
f
g
h
penyakit Hunington
Neuroakantosis
Distonnia torsi
Penyakit wilson
Manifestasi klinik:
Gerakan involunter pada wajah hanya sebuah gejala. Lelah, anxietas dan
membaca mungkin merangsang gerakan tersebut. Otot pada salah satu bagian
wajah, yaitu kelopak mata kemudian menyebar menuju pipi dan mulut.
Ciri khas tic:
d
c
d
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Diagnosis banding:
Daftar Pustaka
1
2
1997;15(2):357-78.
Eidelberg D, Moeller JR, Antonini A, Kazumata K, Dhawan V, Budman C, Et al.
7
8
2000;57(8):741-8.
Higgins DS. Tics and Tourettes syndrome. AAN 2003.
Price RA, Kid KK, Cohen DJ, Pauls DS, Leckman JF. A twin study of Tourette