Penyusutan Aset Tetap, adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Objek dari penyusutan sendiri adalah semua aset tetap kecuali tanah dan konstruksi yang sedang berjalan. Penyusustan tidak dilakukan kepada aset tetap yang dinyatakan hilang berdasar sumber yang sah, aset tetap yang rusak atau telah using yang dengannya diusulkan kepada pengelola barang untuk dihapuskan. Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti daya pakai dan tingkat keausan fisik dari aset yang bersangkutan. Dalam akuntansi pemerintah, penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (aset tetap disusutkan secara merata disetiap periode selama masa manfaat). Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan oleh unit pembantu penatausahaan yang telah dibentuk di lingkungan kuasa pengguna barang. Hasil penghitungan dan pencatatan akan dihimpun oleh kuasa pengguna barang. Penyajian dan pengungkapan penyusutan aset tetap setiap semester disajikan sebagai akumulasi penyusutan di Neraca periode berjalan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual. Informasi mengenai Penyusutan Aset Tetap diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Barang dan Catatan atas Laporan Keuangan yang sekurang-kurangnya memuat: a. nilai penyusutan b. metode penyusutan yang digunakan c. Masa Manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan d. nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. Dalam jurnalnya sendiri, penyesuaian seperti ini hanya ada di jurnal finansial karena tidak ada kejadian yang membuat uang keluar atau masuk dari kas Negara. Jadi akumulasi penyusutan adalah bagian dari biaya perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke penyusutan sejak aktiva tersebut diperoleh. Akumulasi penyusutan aktiva tetap merupakan akun kontra aset tetap yang berhubungan. Contoh: Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 1 Juli 2016 dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar Rp. 100.000.000.000,- dengan masa manfaat selama 10 tahun. Berapa besar penyusutan per semester dan akumulasi penyusutan sampai dengan bulan Desember 2020? Jawaban: Penyusustan per semester = Rp. 100.000.000.000 : (10 x 2) = Rp. 5.000.000.000,- per semester
Akumulasi penyusutannya = Rp. 5.000.000.000,- x 9 semester
= Rp. 45.000.000.000,-
SUMBER : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PMK.06/2013