Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB III

PEMBAHASAN

Dari anamnesis pasien laki-laki umur 24 tahun datang ke poli kulit dengan
keluhan ada benjolan (kutil) di kelaminnya yang muncul sejak kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Awalnya hanya benjolan kecil-kecil yang tersebar di batang penis tapi
semakin lama semakin banyak dan membesar sampai bergerombol menjadi satu
benjolan yang besar. Kadang disertai dengan rasa gatal yang muncul jika dalam
keadaan berkeringat atau celana dalam keadaan lembab. Saat ini ada 2 benjolan yang
besar berukuran kira-kira diameter 2 cm, warna kecoklatan, permukaannya seperti
jonjot-jonjot, tidak nyeri, tidak berdarah dan tidak berbau.
Pasien bekerja sebagai tukang serabutan di Surabaya. Pasien mengaku selama
kurang lebih 1,5 bulan yang lalu melakukan hubungan seksual dengan 2 orang wanita
yang berbeda yang merupakan bukan pasangan sah-nya. Saat berhubungan tersebut
tidak memakai kondom tetapi hubungan anal seks disanggah. Riwayat pengobatan,
sudah diberi bawang putih geprek kemudian dioles-oleskan ke penis tetapi malah
panas dan tidak membaik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum yang baik. Pemeriksaan
status generalis dalam batas normal dan tidak ada lesi pada mucosa bibir mulut
maupun anus. Pemeriksaan status lokalis regio penis didapatkan sulcus coronaries
dan corpus penis ada nodul hiperpigmentosa, ukuran 0,5-1cm, permukaan seperti
23

berjonjot (eksofitik) halus dan licin mengkilap, seperti bunga kol, multipel papul
ukuran 1-2mm tersebar pada corpus penis, warna coklat kehitaman berbentuk kubah,
tidak keluar discharge dari uretra.
Atas dasar dari anamnesis dan pemeriksaan fisik di atas dapat didiagnosis
yang mengarah pada diagnosis condyloma acuminata. Hal ini didukung oleh beberapa
alasan, yaitu tampak gambaran klinis yang khas sesuai dengan buku ATLAS penyakit
kulit dan kelamin edisi 2 DEP./SMF kesehatan kulit dan kelamin FK Unair/RSUD
Dr.Soetomo Surabaya. Gambaran klinis yang khas dalam buku tersebut yang sesuai
dengan gejala klinis pasien, yaitu lesi seperti kembang kol, bewarna seperti daging
atau sama dengan mukosa. Ukuran lesi berkisar dari beberapa millimeter sampai
beberapa sentimeter. Tiap kutil dapat bergabung menjadi massa yang besar. Sering
dijumpai di daerah lipatan dan lembab, dapat disertai dengan rasa gatal.
Untuk menunjang penegakkan diagnosa seharus dilakukan pemeriksaan asam
asetat dan laboratorium histopatologis, tetapi pada praktek tidak dilakukan. Tes ini
ditujukan untuk membuktikan adanya denaturasi protein akibat dari ekspresi
sitokeratin pada sel suprabasal yang terinfeksi oleh HPV. Dengan cara lesi kulit atau
mukosa disekitar dibungkus dengan kain kassa yang telah dibasahi dengan asam
asetat 5% selama 3-5 menit. Setelah kain kassa dibuka, seluruh area diperiksa dengan
kaca pembesar. Jika muncul warna putih pada lesi maka tes tersebut positif
acetowhite. Pada hisopatologis didapatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete
ridges memanjang dan menebal, parakeratosis, dan vakuolisasi pada sitoplasma
(koilositosis).

24

Terapi pada kasus ini menurut buku pedoman diagnosis dan terapi SMF ilmu
penyakit kulit dan kealmin UNAIR adalah dengan menggunakan Kemoterapi:
Tinktura podofilin 25%, Podofilotoksin 0,5%, Asam trikloroasetat 25-50%; Tindakan
bedah: Bedah scalpel, Bedah listrik/elektrocauterisasi, Bedah beku, Laser CO2;
Interferron dan immunoterapi. Tetapi pada praktek menggunakan tindakan cauterisasi
dan penggunaan obat oral Erisanbe tab 500mg 3x1 dan Fuladic cream

(pagi-

malam). sedangkan saat pasien kembali kontrol dengan keadaan luka post-cauter
yang sebagian membaik dan ada yang masih basah, diberikan obat oral baquinor forte
500mg 2x1, kompres PZ sebelum dioles salep fuladic cream.
Walaupun sering mengalami residif tapi prognosisnya baik dengan
memperbaiki faktor predisposisi seperti hygiene personal, fluor albus, atau
kelembapan

pada

laki-laki

akibat

tidak

disirkumsisi

atau

keadaan

yang

immunosuppresi.

25

Вам также может понравиться