Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Tanaman Pisang (Musaceaea sp) merupakan
tanaman penghasil buah yang banyak terdapat di
Indonesia. Pisang adalah nama umum yang
diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun
besar memanjang dari suku Musaceae. Buahnya
banyak disukai untuk dikonsumsi secara langsung
atau diolah menjadi produk konsumsi lain sepert sale
pisang, kripik pisang, selai pisang, dan lain
sebagainya.
Pisang merupakan salah satu komoditas buah
unggulan Indonesia. Luas panen dan produksi pisang
selalu menempati posisi pertama. Produksi pisang
sebagian besar dipanen dari pertanaman kebun
rakyat. Data produksi buah pisang di Indonesia pada
tahun 2005-2008 disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. produksi buah Pisang di Indonesia
Tahun
Produksi (ton)
2005
4 874 439
2006
5 177 608
2007
5 037 472
2008
5 454 226
(www.bps.go.id, 2009)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa produksi
pisang di Indonesia cukup besar. Misal pada tahun
2008, produksi pisang mencapai 5.454.226 ton.
Sementara produksi pisang di propinsi Jawa Tengah
pada tahun 2008 mencapai 831.158 ton
(www.bps.go.id, 2009). Tingginya potensi produksi
Landasan Teori
Menurut Groggins, (1958), hidrolisis adalah
suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu
senyawa pecah atau terurai. Reaksi ini merupakan
reaksi orde satu, karena air yang digunakan berlebih,
B09-1
! rA
k .C A .C B
(1)
Bila dibuat konsentrasi B sangat besar, maka
konsentrasi B dapat dianggap bernilai konstan untuk
setiap nilai n. Maka persamaan (1) menjadi :
- rA
k '.C A
dC A
dt
dengan
k '.C A
k ' k .C B
(2)
dC A0 (1 ! x)
dt
d (1 ! x)
! C A0 .
dt
d (1 ! x)
!
dt
d (1 ! x)
!
(1 ! x)
!
k '.C A0 .(1 ! x)
k '.C A0 .(1 ! x)
k '.(1 ! x)
k '.dt
(3)
k ' A . e -EA/RT
Keterangan :
1. Motor pengaduk
2. Klem
3. Pengaduk merkuri
4. Termometer
5. Labu Leher tiga
(5)
Metodologi
1. Analisa kadar pati
Metode yang digunakan untuk menganalisa
kadar pati mengacu pada buku Prosedur Analisa
untuk Bahan Makanan dan Pertanian (Sudarmadji,
1997). 10 gram kulit pisang yang sudah dihaluskan
dan dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan
menambahkan 100 ml HCl 1 N. Melakukan
hidrolisa selama 1 jam pada titik didih campuran.
Menyaring larutan hasil hidrolisa lalu mengambil 1
ml larutan untuk diencerkan menjadi 100 ml dengan
aquadest dalam labu takar dan memasukkannya ke
dalam buret. Mengambil 5 ml Fehling A dan Fehling
B,
memasukkan
dalam
erlenmeyer,
dan
menambahkan 15 ml larutan filtrat. Memanaskan
diatas kompor sampai mendidih kemudian
menambahkan 3 tetes methyl blue dan menitrasinya
dengan filtrat larutan hasil hidrolisis. Titrasi
dihentikan bila telah muncul endapan berwarna
merah bata. Mencatat volume glukosa cair yang
digunakan. Kadar pati adalah 0,9 kali dari kadar
glukosa yang diperoleh.
6. Pemanas mantel
7. Air pendingin keluar
8. Pendingin bola
9. Statif
10. Air pendingin masuk
Suhu
Operasi
29 C
60 C
101 C
2.
60
(mnt)
0,194
0,230
0,204
CA(mol/L)
90
120
(mnt) (mnt)
0,212 0,212
0,244 0,268
0,224 0,239
150
(mnt)
0,226
0,279
0,268
180
(mnt)
0,280
0,292
0,286
Untuk mendapatkan persamaan (4) pada masingmasing variasi suhu, maka dibuat grafik hubungan
antara -ln(1-x) dengan waktu reaksi (t)
0,3
1,5
0,25
0,2
1,2
0,15
-ln (1-x)
Konsentrasi glukosa
(mol/L)
0,35
0,1
30
60
90
120
150
180
0,9
0,6
w aktu (m enit)
0,3
29 C
60 C
101 C
0
Gambar 2.
30
60
90
120
150
180
waktu (menit)
Gambar 3.
-ln (1-x)
1,2
0,9
0,6
0,3
0
0
30
60
90
120
150
180
waktu (menit)
Gambar 4.
-ln (1-x)
1,2
0,9
0,6
0,3
0
30
60
90
120
150
180
waktu (menit)
Gambar 5.
180
(mnt)
0,757
0,789
0,771
B09-4
= Konversi
reaksi
yang
menyatakann
perbandingan jumlah glukosa hasil reaksi
dengan jumlah pati mula-mula
t
= Waktu, menit
k = Konstanta kecepatan reaksi, menit-1
k ' A . e -EA/RT
E 1
ln k ' ln A - A ( )
R T
Daftar Pustaka
BeMiller, J. N., 1965, Acid hydrolysis and other
lytic of starch. In: R.L Whistler and E. F.
Paschal (eds)., Stach: Chemstry and technology,
fundamental aspect, vol. 1495 520, Academic
Press.
Groggins, P.H., 1958, Unit Process In Organic
Synthesis, Mc Graw Hill Book Company, New
York.
Gusmarwani, S.R., Budi, M.S.P., Sediawan, W.B.,
Hidayat, M., (2009), Pengaruh Suhu Pada
Hidrolisis Bonggol Pisang Dalam Rangka
Pembuatan Bioetanol, Prosiding Seminar Tjipto
Utomo 2009, hal B6.1-7.
Gusmarwani, S.R., Budi, M.S.P., Sediawan, W.B.,
Hidayat, M., (2009), Pengaruh Perbandingan
Berat Solid dan Waktu Reaksi Terhadap
Glukosa Terbentuk Pada Hidrolisis Bonggol
Pisang Untuk Pembuatan Bioetanol, Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia
2009, hal ETU18-5
Indrawati, Y., 2009, Hidrolisis Sagu Menjadi
Glukosa, Pekan Baru: Universitas Riau
Levenspiel, O., 1972, Chemical Reaction
Engineering, 2nd. John Willey and Sons Inc,
New York
Kirk, R.E and Othmer,D.F.,1950, Encyclopedia of
Chemical Technology, The Interscience
Encyclopedia Inc., New York
Kirk, R.E and Othmer,D.F.,1983, Encyclopedia of
Chemical Technology, The Interscience
Encyclopedia Inc., New York
Matz, S.A., 1970, Sereal Technology, The Avi
Publishing. Co.Inc., West Port, Connecticut
Sudarmadji, S., Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian, Ed 4, Liberty,
Yogyakarta
Suprapti, L., 2005, Aneka Olahan Pisang,
Kanisius, Yogyakarta
Supranto, 1998, Proses Industri Kimia II, Teknik
Kimia FT UGM, Yogyakarta
Tewari, H. K., Marwaha S. S and. Rupal K, 1986,
Ethanol from Banana Peels, Agriculture wastes,
p. 135-146
--------, 2011, Pisang, http://id.wikipedia.org, 17
Januari 2011
--------, 2009, Produksi Buah-buahan di Indonesia,
www.bps.go.id, 16 juli 2010
--------,2009, Produksi Buah-buahan menurut
Provinsi, www.bps.go.id, 16 juli 2010
(6)
ln k
-5,25
-5,3
-5,4
0,0026
0,0028
0,003
0,0032
0,0034
1/T
Gambar 6.
kecepatan
B09-5