Вы находитесь на странице: 1из 7

Bahaya Rokok, Narkoba, dan HIV/AIDS di Sekolah

Berbagai akibat buruk akan muncul dari isapan sebatang rokok, penyalahgunaan
narkoba dan terjadinya HIV/AIDS, yang kesemuanya sangat merugikan
kelangsungan hidup. Rokok merupakan benda yang mengandung zat berbahaya
dan dapat merusak kesehatan dan menimbulkan penyakit seperti kanker paru dan
jantung. Bahkan, merokok berakibat sangat mengerikan pada otak, dimana otak
dapat menyusut dan akhirnya kehilangan fungsinya. Rokok mengandung nikotin
yang merupakan salah satu zat adiktif dalam rumpun narkotika psikotropika dan
bahan adiktif lainya (narkoba) yang akan langsung mempengaruhi kondisi kesehatan
otak. Berawal dari mengisap rokok, anak dan remaja yang mempunyai rasa ingin
tahu yang besar dan mencoba sesuatu yang baru akan beralih pada zat lain yang
akan memberikan sensasi dan kenikmatan lebih, yaitu narkoba.
Penyalahgunaan Narkoba sudah sangat memprihatinkan dan setiap saat
mengancam para generasi muda kita. Sudah banyak tulisan yang mengulas tentang
zat berbahaya ini, dengan harapan pengguna narkoba sadar dan korban tidak lagi
bertambah. Namun kenyataanya berbeda, korban keganasan narkoba terus
berjatuhan tanpa mengenal usia dan status termasuk siswa SD, SMP, SMU dan
mahasiswa. Kecenderungan pecandu narkoba melakukan hubungan seks (free sex)
sebelum atau sesudah menggunakan narkoba berakibat semakin luasnya
penyebaran HIV/AIDS di kalangan generasi muda di Indonesia. Apa sebenarnya
hubungan antara Narkoba dengan penularan penyakit HIV/AIDS? Tingginya
penularan penyakit HIV/AIDS melalui jarum suntik di kalangan pengguna narkoba,
disebabkan rasa kesetiakawanan sesama pengguna dan kurangnya pengetahuan
mereka tentang cara penularan HIV/AIDS, diantaranya dapat ditularkan melalui
jarum suntik yang tidak steril lagi. Mereka cenderung menggunakan jarum suntik
secara bergiliran dan untuk beberapa kali pemakaian. Haruskah kita membiarkan
generasi muda kita hancur akibat rokok, narkoba dan HIV/AIDS? Tentu kita tidak
ingin itu terjadi. Kepedulian kita termasuk pemerintah dengan membuat peraturan
yang berpihak kepada anak kita, akan menentukan masa depan mereka dan bangsa
ini. Anak merupakan titipan Tuhan yang seharusnya kita jaga dan rawat dengan
baik.
Rokok
Rokok sangat membahayakan kesehatan pengkonsumsinya karena di dalam 1
batang rokok mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi tubuh antara lain:
Formaldehide (pengawet mayat), Benzena (aditif bahan bakar motor), Nikotin (zat
adiktif), Tar (bahan pengeras jalan), Karbondioksida (emisi kendaraan bermotor).
Asap yang ditimbulkan dari rokok juga sangat berbahaya bagi orang yang
menghirupnya (perokok pasif) karena mengandung 4.000 lebih bahan kimia yang

terdiri dari bahan pencampur bensin, cairan pengawet mayat, pembersih kakus,
insektisida, racun untuk hukuman mati. Sedangkan di dalam 1 mikrogram asap
rokok mengandung zat kasinogen yaitu: Timbal (bahan aditif bensin), Kromium
(senyawa organik), Kadmium (bahan aki mobil), Hidrogen sianida (racun hukuman
mati), Metil etil keton (pelarut karet sintesis), Fenol (antiseptik pembedahan). Upaya
menekan angka populasi perokok sangat diperlukan melalui dunia pendidikan dan
advokasi, diantaranya: memberi masukkan kepada pemerintah, hubungan dengan
organisasi profesional dan LSM, keterlibatan media masa, mengembangkan
pelayanan berhenti merokok, mengembangkan aturan-aturan seperti kawasan
bebas rokok, kurikulum tentang rokok dan pelatihan yang dilakukan oleh sekolahsekolah dan perguruan tinggi.
Penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan bertujuan untuk mencegah
penyakit akibat penggunaan rokok bagi individu dan masyarakat yaitu dengan (PP
RI No. 19 tahun 2003):
1. Melindungi kesehatan masyarakat terhadap insidensi penyakit yang fatal dan
penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat penggunaan rokok.
2. Melindungi penduduk usia produktif dan remaja dari dorongan lingkungan dan
pengaruh iklan untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap rokok.
3. Meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, kemampuan dan kegiatan masyarakat
terhadap bahaya kesehatan terhadap penggunaan rokok.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut diatas, kita sebagai pendidik/guru dapat
berperan aktif dalam melindungi para pelajar terhadap penggunaan rokok, seperti
meningkatkan sosialisasi tentang zat racun dan bahaya yang ditimbulkannya bagi
kesehatan tubuh.
Narkoba
Narkoba adalah suatu zat yang jika dimasukkan ke dalam tubuh, akan
mempengaruhi fungsi fisik dan/atau psikologis (WHO. 1982). Menurut Badan
Narkotika Nasional (BNN,2004), Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika,
Bahan/Zat adiktif yang merupakan zat-zat yang sangat berbahaya untuk
disalahgunakan:
1. Narkotika, zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan (UU RI No.35 Tahun2009). Contoh-contoh
Narkotika antara lain:
o Heroin, obat bius yang sangat mudah membuat seseotang kecandunan karena
efeknya sangat luas dan memberikan efek yang sangat cepat baik secara fisik

maupun mental. Jika orang tersebut berhenti mengkonsumsi heroin, dia akan
mengalami rasa sakit yang ber-kesinambungan/sakaw/gejala putus obat.
o Codein, termasuk turunan dari opium dengan efek lebih lemah daripada heroin
dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungan rendah. Biasanya dijual dalam
bentuk pil atau cairan jernih. Codein sering juga digunakan sebagai obat batuk untuk
batuk yang kronis. Pembeliannyapun harus dengan resep dokter.
o Demerol, nama lainnya adalah pethidin, dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak
berwarna, digunakan untuk pengobatan.
o Kokain, salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan
alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca berasal dari
Amerika Selatan. Biasanya daun dari tanaman belukar ini dikunyah-kunyah oleh
penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan seperti meningkatkan daya
tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk mendapatkan efek
eforia.
o Canabis atau ganja, semua bagian tanaman ini mengandung kanabinoid
psikoaktif, yang akan mengikat pikiran dan dapat membuat menjadi ketagihan.
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar
belakang (gen) schizophrenia, juga bisa memicu dan mencampuradukan antara
kecemasan dan depresi.
2. Psikotropika, yaitu zat atau obat baik alamia maupun sintesis, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat (SSP) yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku (UU RI No. 5 tahun
1999 ttg Psikotropika). Contoh-contoh psikotropika antara lain:
o Obat penenang (bromazepam, diazepam, nitrazepam)
o Obat tidur (pil BK, fenobarbital)
o Zat halusinogen (LSD)
3. Zat adiktif (zat psiko-aktif), yaitu zat atau bahan kimia yang apabila masuk ke
dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan syaraf pusat
(SSP), sehingga menyebabkan perubahan aktifitas mental, emosional dan prilaku,
dan apabila digunakan terus-menerus dapat menimbulkan kecanduan. Contohcontoh zat adiktif ini adalah:
o Minuman keras (jenis alkohol)
o Solvent (thinner, aceton, glue, bensin, dll)
o Nikotin (rokok)
o Kafein (kopi dan teh)

HIV/AIDS
HIV (human immunodefisiensi virus), merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel
sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya.
Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terusmenerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Orang yang
kekebalan tubuhnya defisien (immunodefisiensi) menjadi lebih rentan terhadap
berbagai macam infeksi. AIDS (Acquired Immunodeficiency syndrome)
menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya
sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditasbihkan sebagai penyebab AIDS.
Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan
indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Apa Keterkaitan Antara Rokok, Narkoba dan HIV/AIDS?
Berawal dari mengisap rokok, anak dan remaja yang mempunyai rasa ingin tahu
yang besar dan mencoba sesuatu yang baru akan beralih pada zat lain yang akan
memberikan sensasi dan kenikmatan lebih, yaitu narkoba. Korban keganasan candu
bernama narkoba terus berjatuhan tanpa mengenal usia dan status. Penyebaran
narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga mulai mencoba mengisap
rokok di mana tidak jarang pengedar narkoba menyusupkan zat adiktif (zat yang
menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakau. Kecenderungan
menyalahgunakan Narkoba sangat berkaitan erat dengan terjadinya penyakit
HIV/AIDS. Penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik di kalangan pengguna narkoba,
disebabkan rasa kesetiakawanan sesama pengguna dan kurangnya pengetahuan
mereka tentang cara penularan HIV/AIDS, di antaranya dapat ditularkan melalui
jarum suntik yang tidak steril lagi yang dipakai secara bergiliran. Beberapa penelitian
juga menyatakan, kecenderungan pecandu narkoba melakukan hubungan seks (free
sex) sebelum atau sesudah menggunakan narkoba, makin memperparah
penyebaran HIV/ AIDS di Indonesia yang melibatkan generasi muda termasuk para
pelajar.
Peran Dunia Pendidikan Dalam Upaya Pencegahan Bahaya Rokok, Narkoba
dan HIV/AIDS
Beberapa hal yang dapat diperankan oleh guru/pendidik dalam upaya mencegah
bahaya akibat rokok, narkoba dan HIV/AIDS antara lain (Widianti, E., 2007):
o Bersahabat dengan siswa, lakukan komunikasi yang kondusif
o Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
o Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan
ekstrakulikuler
o Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olah raga
o Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP

o Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas


o Meningkatkan kerjasama dengan orang tua, sesama guru dan sekolah lain
o Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerja sama dengan Polsek setempat
o Mewaspadai adanya provokator
o Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olah raga antar sekolah
o Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan siswa berkembang secara
sehat dalam hal fisik , menta, spiritual dan social
o Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan Narkoba

A.

Latar Belakang
Masa remaja usia 10-24 tahun merupakan masa transisi yang unik dan khusus yang
ditandai dengan barbagai perubahan fisik, emosi, dan psikis. Dan masa remaja ini di sebut
pubertas atau peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan pematangan organorgan sex atau reproduksi. Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja begitu cepatnya
dibandingkan dengan perubahan emosi dan psikis. Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya untuk itu mereka memerlukan pengertian,
bimbingan, dan dukungan lingkungan sekitarnya agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi
manusia dewasa yang sehat baik fisik, mental, sosial budaya, dan ekonomi. Dalam
lingkungan sosial tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat diperolehnya kebebasan,
sementrara bagi remaja wanita saatnya dimulainya segala pembentukan pembatasan.
Seiring dengan berbagai perubahan yang dialami remaja, remaja cenderung ingin
mencari jati diri lewat mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya atau lebih
dikatakan tidak mau ketinggalan jaman. Dalam arti jika tidak mau ketinggalan jaman. Dari
pergaulan antara sesamanya, remaja kadang terjerumus pada pergaulan bebas hingga mulai
mencoba-coba narkoba dan melakukan hubungan seksual diluar nikah, sehingga menjadi
resiko tertular penyakit menular seksual HIV/AIDS.
Hal ini sangat memprihatinkan karena banyak kasus-kasus yang menyatakan hampir
10%-40% pecandu narkoba yang diduga kebanyakan dari para remaja yang memakai jarum
suntik positif terinfeksi virus HIV/AIDS. Penyebaran HIV sangat cepat melalui jarum suntik
karena langsung masuk ke sistem pembuluh darah dan dengan melakukan sex bebas
penularan semakin cepat terjadi. Banyak para remaja juga tidak mengetahui bahwa penyakit
yang mereka derita akibat virus HIV/AIDS sudah mencapai tingkat yang serius karena
terlambat diagnosa dan sering menimbulkan komplikasi. Hal ini terjadi karena mereka kurang
mendapatkan informasi tentang penyakit AIDS. Mereka juga belum mendapat berbagai

bentuk bimbingan, nasihat, dan konseling, baik dari orang tua, keluarga, dan guru mereka,
atau pihak-pihak lainnya.

Вам также может понравиться