Вы находитесь на странице: 1из 3

EPIDEMIOLOGI MOLEKULER

1. CENTRAL DOGMA
Central Dogma menjelaskan mengenai proses dari gen (yaitu bagian dari DNA yang dapat mengalami

transkripsi) ke RNA untuk ditranslasikan menjadi protein.


Proses Transkripsi dimulai dari promotor (protein yang dikenali oleh faktor inisiasi yang di dalamnya
terdapat TATA Box(A), sehingga proses unit transkripsi akan dimulai pada A ke-25 dalam deretan
nukleotida.), kemudian jika sudah kompleks baru diaktifkan oleh protein aktivator yang mengenali
faktor-faktor untuk terjadinya transkripsi. Mulailah proses transkripsi. Proses transkripsi berakhir di
RNA.
Pada RNA ada bagian RNA yang langsung berfungsi, namun ada bagian RNA lain yaitu mRNA
(messengerRNA) yang baru bisa berfungsi setelah mengalami translasi.
Gambar :

Proses Translasi pada mRNA yang sel eukariot bertahap, sedangkan untuk prokariot tidak ada
tahapannya.
Proses translasi dimulai dengan pendeteksian RNA, jika RNA rusak maka tidak digunakan dalam
proses translasi, jika baik maka akan terjadi capping, splicing dan polyadenylation.
a. Capping yaitu proses pelabelan,
b. Spicing yaitu proses pelepasan intron, kemudian menggabungkan antara ekson donor dan ekson
penerima/akseptor,
c. dan polyadenylation.
Prosesnya, yaitu :
a. Ribosom mengenali mRNA melalui proses capping. Beretmeulah motif start codon (AUG),
sehingga dimulai translasi menjadi metionin inisiasi.
b. Kemudian dibawa terus sampai stop codon (UAA, UAG, UGA). Setelah itu hasilnya dicocokkan
dengan tRNA releasing faktor, tRNA yang terdiri dari macam macam RNA, dan memiliki
anticodon. Anticodon dalam tRNA dicocokkan kemudian codon yang complemen akan menempel,
yang tidak complemen tidak menempel.
c. Hasil akhir dari proses translasi ini adalah rantai polypeptida.
Kemudian apabila mengalami proses tiga dimensi maka dinamakan protein.

2. MUTASI
Mutasi adalah perubahan sequence. Jika mutasi terjadi di daerah Open Reading Frame pada proses
trankripsi, maka dibagi menjadi dua yaitu dikarenakan substitusi dan dikarenakan frameshift (pergeseran)
dengan insersi atau delesi.
a. Mutasi SILENT
Jika nukleotida mengalami perbedaan, namun asam amino yang dihasilkan sama.
Contoh : CAU (his) CAC (his)

b. Mutasi MISSENSE
Jika nukelotida mengalami perubahan dan asam amino yang dihasilkan juga berubah.
Contoh : CAU (his) CAA (gln)
c. Mutasi NONSENSE
Jika start codon bertemu langsung dengan stop codon.
Contoh : AUG bertemu UAA / AUG bertemu UAG / AUG bertemu UGA
3. POLYMORFISME
Type polimorfisme dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Coding
1) Synonymous (terjadi perubahan nukleotida, namun asam amino yang dihasilkan sama)
2) Replacement , dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Functional (terjadi perubahan nukleotida, asam amino yang dihasilkan berbeda namun tidak
merubah fungsi)
b) Non functional (terjadi perubahan nukleotida, asam amino yang dihasilkan berbeda namun
tidak merubah fungsi)
b. Non coding
Tergantung tempat kejadiannya, misal :
1) Terjadi di daerah transkripsi, maka apabila meningkat gangguan yang dihasilkan meningkat,
apabila menurun maka gangguan yang dihasilkan pun menurun
2) Terjadi pada splicing, maka akan mengganggu proses pelabelan
4. EPIGENETIK
Epigenetik merupakan penyebab mutasi yang berasal di luar genetik, dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Histon Modification (berkaitan dengan proses sebelum transkripsi)
Intinya : epigenetik yang terjadi karena pengaruh lingkungan dan diet.
Keterangan :
Pada DNA, kemudian terdapat daerah melilit histon (nucleosome). Jika melilit dengan ketat maka
protein antifaktor tidak bisa mengenalinya, sehingga tidak terjadi proses tarnskripsi. Solusinya adalah
dilonggarkan. Nah, kuat lemahnya lilitan dipengaruhi oleh lingkungan dan diet.
b. DNA Methylation
(berkaitan dengan proses sebelum transkripsi)
Intinya : jika CpG Island mengalami metilasi maka tidak terjadi faktor inisiasi yang komplit sehingga
tidak terjadi transkripsi.
Keterangan :
Promotor memiliki CpG Island (sequence CG). Jika CpG letaknya di daerah promotor ataupun di luar
promotor dengan kondisi sel nya normal, maka tidak mengalami metilasi. Namun, jika sel nya tidak
normal maka akan mengalami metilasi. Lebih banyak terjadi pada CpG Island di luar promotor.
Normal atau tidak normalnya sel dikaitkan dengan kestabilan kromosom.
Jika normal maka CpG Island tidak mengalami metilasi sehingga dibutuhkan dan terjadi transkripsi.
Jika tidak normal maka CpG Island mengalami metilasi sehingga tidak dibutuhkan dan tidak terjadi
transkripsi.
Metilasi adalah faktor inisiasi yang susah dikenali.
c. RNA Interference (berkaitan dengan proses setelah transkripsi)
Intinya : adanya RNA pengganggu, dimana RNA memiliki untai ganda, padahal seharusnya untai
tunggal.

Solusinya adalah dilakukan block RNA. Dimulai dari pemotongan sel pada RNA untai ganda dengan
dicer. Hasilnya RNA untai pendek dan untai tunggal. Kemudian RNA interference stymulating
complex mendeteksi yang complement nempel, yang tidak complement tidak menempel. Yang
menempel kemudian dikenal oleh enzym nuklease, kemudian dipotong, sehingga tidak ada ribosom
yang mengenalinya. Jika ribosom tidak mengenali maka pada rantai ini tidak terjadi transkripsi. Maka
aman, karena tidak terjadi mutasi gen akibat untai ganda.
5. PCR
PCR pada intinya adalah proses meniru DNA secara in vitro.
Dasar (melihat kualitas dan kuantitas), dengan :
a. Homogenize cells/tissues (jaringan dibuat sama, contoh : sel darah)
b. Cellular lysis (ditambahkan sel lain, jika sudah di lysis kan)
c. Purification (pemurnian dengan kimia)
d. Precipitation (dipadatkan, sehingga bisa terpisah dengan cairan)
e. Redissolve (dilarutkan lagi atau dicairkan lagi)
Sampel : sel yang memiliki inti sel. Contoh : sel darah, darah kering, serum plasma, akar rambut,

sperma.
Metode, dibagi menjadi dua yaitu :
a. Organic (bagus, murah, toksik)
b. Inorganic (tidak bagus, mahal, tidak toksik)
Penyimpanan
Pada DNA : Suhu +60 C, -200 C, -700 C, -1960 C, boleh di tempat kering dan boleh kena air kecuali
aquades
Pada RNA : suhu dingin (-60 C), dengan pelarut, tidak boleh kena air

Вам также может понравиться