Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ca MAMAE
A. Pengertian
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara. (Medicastore, 2011)
B. Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang
berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan,
faktor hormonl dan familial
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual:
Early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia atau
benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
C. Stadium
Tahap 0
Tis
N0
M0
Tahap I
T1
N0
M0
Tahap IIA
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N1
M0
T0
N2
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T4
Sembarang N
M0
Semabarang T
N3
M0
Semabarang T
Sembarang N
M1
Tahap IIB
Tahap IIIA
Tahap IIIB
Tahap IV
Ket:
Tumor Primer (T)
a) T0: Tidak ada bukti tumor primer
b) Tis: Karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular insitu, atau
penyakit paget puting susu dengan atau tanpa tumor
c) T1: Tumor 2 cm dalam dimensi terbesarnya
d) T2: Tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
e) T3: Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
f) T4: Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau kulit.
Nodus Limfe Regional (N)
a) N0: Tidak ada metastasis nodus limfe regional
b) N1: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) yang dapat ditegakkan
c) N2: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu sama lain
atau pada struktur lainnya
d) N3: Metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral
Metastasis Jauh
a) M0: Tidak ada metastasis yang jauh
b) M1: Metastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular
ipsilateral)
D. Stadium
1. Stadium 0
2. Stadium I
: tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar
payudara
3. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak.
4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak
5. Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama lain
6. Stadium IIIb : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara
atau dinding dada
7. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada.
E. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
F.
1.
2.
3.
Manifestasi Klinis
Adanya massa atau benjolan pada buah dada
Perubahan simetri pada buah dada
Perubahan kulit pada buah dada, penebalan, cekungan, kulit pucat sekitr puting susu,
4.
5.
6.
7.
8.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mammografi
Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
Pemeriksaan biopsi
Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
Ultra sonound
Untuk membedakan antara kista dan tumor.
Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati, biopsi hati dapat
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.\
I. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
a. Ditandai dengan :
DS :
1) Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan
DO :
1) Klien nampak meringis
2) Klien nampak sesak
3) Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
b. Tujuan : Nyeri teratasi
c. Kriteria Hasil :
1) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2) Nyeri tekan tidak ada
3) Ekspresi wajah tenang
4) Luka sembuh dengan baik
d. Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan
oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar
sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan
nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
a. Ditandai dengan :
DS :
1) Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
2) Klien mengeluh badan terasa lemah.
3) Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
1) Klien tampak takut bergerak.
b. Tujuan : Klien dapat beraktivitas
c. Kriteria Hasil :
1) Klien dapat beraktivitas sehari-hari.
d. Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
5.
a.
b.
c.
d.
6.
a.
b.
c.
d.
masalah
2) Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
3) Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
1) Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
1) Adanya balutan pada luka operasi.
2) Terpasang drainase
3) Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
1) Tidak ada tanda tanda infeksi.
2) Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda tanda infeksi
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
1) Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
2) Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
b.
c.
d.
adekuat
Ditandai dengan :
DS :
1) Klien mengeluh nafsu makan menurun.
2) Klien mengeluh lemah.
DO :
1) Setengah porsi makan tidak dihabiskan
2) Klien nampak lemah.
3) Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
4) Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Klien tidak lemah
3) Hb normal (12 14 gr/dl)
Intervensi :
1) Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam
tindakan selanjutnya.
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi
sedikit demi sedikit.
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah
tenaga.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan
energi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC