Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANALISIS KASUS
Dilaporkan kasus seorang perempuan Ny. M, 30 tahun, G 3P2A0 datang ke RSUD
Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 24 Juni 2015 pukul 23.10 WIB, dengan keluhan utama
keluar air air dari kemaluan. Hal ini dialami pasien sejak 4 hari yang lalu, volume 4-6
kali ganti pakaian dalam, berwarna putih jernih, dan tidak berbau. Riwayat keluar lendir
darah (-). Riwayat mulas mulas mau melahirkan (-). Riwayat trauma (-). Riwayat
campur (-). Riwayat keputihan (+) sejak awal kehamilan. BAB (+) normal. BAK (+)
normal. Riwayat penyakit terdahulu tidak dijumpai, riwayat pemakaian obat tidak
dijumpai.
Pada pemeriksaan obstetrikus didapatkan abdomen : membesar asimetris, TFU
(Tinggi Fundus Uteri) : 4 jari di bawah prosessus xyphoideus, tegang : kiri, terbawah :
bokong, DJJ : 140x/menit, gerak janin (+),
pervaginam (-), inspekulo : portio erosi, FA (+), lividae (+), darah (-). Tampak cairan
menggenang di introitus vagina, dibersihkan, kesan : tidak mengalir aktif. Valsalva test
(-), Nitrazin test (+).
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan obstetrikus, dan pemeriksaan penunjang
lainnya, pasien didiagnosis dengan PPROM + Prev SC 1x + MG + KDR (34-35) minggu
+ PB + AH.
Teori
atau
Kasus
Pada kasus ini, pasien berusia 30
Ketuban
pecah
dini
membrane (PROM) adalah pecahnya selaput KDR (34-35) minggu tanpa adanya
ketuban sebelum persalinan mulai atau
sebelum inpartu; yaitu bila pembukaan pada
primigravida < 3 cm dan pada multigravida <
5 cm pada kehamilan di atas 20 minggu.
tanda-tanda inpartu.
kasus
ini,
penyebabnya
dalam
sehingga
PPROM
KDR
(34-35)
minggu
diklasifikasikan
(Preterm
dalam
Premature
minggu.
2. TPROM (Term Premature Rupture of
The Membrane) ketuban pecah dini
yang terjadi pada usia kehamilan > 37
minggu.
Pada anamnesa didapatkan pasien merasa Pada kasus ini, pasien datang dengan
basah pada vagina atau mengeluarkan cairan, keluhan utama keluar air-air dari
berwarna
putih
jernih,
keruh,
fundus
uteri
harus
diukur
HPHT.
Palpasi
abdomen
jari
di
bawah
processus
spekulum
pertama
kali Pada
kasus
ini,
inspekulo
pemeriksaan
Tampak
cairan
adalah:
1. Pooling : Kumpulan cairan amnion pada
forniks posterior
2. Nitrazine test : Kertas nitrazine merah akan
jadi biru
3. Ferning : Cairan dari forniks posterior di
tempatkan pada objek glass dan
didiamkan dan cairan amnion
tersebut
akan
memberikan
kasus
ini,
pasien
tidak
pemeriksaan dalam harus sangat dibatasi, dilakukan periksa dalam karena tidak
tidak
ada
indikasi
untuk
13.600/mm3
infeksi.
Pemeriksaan PH air ketuban : vagina mempunyai
mempunyai pH
Pada
Pemeriksaan
pasien
kasus
ini,
pasien
tidak
kardiotokografi
ini.
Kesejahteraan
dan
janin
-JT, PB, AH
-BPD 85,1 mm
-AC 30,6 mm
-FL 67,8 mm
-AFI 3 cm
-EBW 2409gr
-Plasenta corpus anterior
Kesan : IUP (34-35)minggu + PB +
AH
Pada kasus ini, pasien direncanakan
dua, yaitu:
perawatan
20gtt/menit,
Inj.
kortikosteroid
konservatif
antibiotik
Ampicillin
untuk
dengan
profilaksis
1gr/8jam,
pematangan
paru
janin
Inj.
Dexamethasone
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah Pada kasus ini, ditakutkan akan
dini bergantung pada usia kehamilan, yaitu terjadi komplikasi berupa infeksi
persalinan prematur, hipoksia dan asfiksia ibu-janin dan persalinan prematur
janin, sindroma deformitas janin, dan infeksi
ibu-janin
Prognosis
pada
ketuban
pecah
bergantung pada kondisi ibu dan anak, usia et bonam karena tidak ada penyulit.
kehamilan, penanganan yang diberikan, dan
penyulit yang ada. Pada umumnya, prognosis
ketuban pecah dini adalah ragu-ragu menuju
baik, namun jika disertai penyulit seperti
kematian janin dan sepsis, prognosis akan
menjadi ragu-ragu menuju buruk.