Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengumpulan Data
3.1.1
Badan
Pesawat
Sayap 1
Sayap 2
Waktu Set Up
14.04
16.54
04.46
01.03
01.43
01.59
02.01
01.07
01.39
02.30
02.49
02.50
02.27
03.01
01.82
02.11
03.11
01.59
02.19
02.10
02.26
01.59
02.07
02.26
b. Operator 2
Komponen
Pasak
Penyangga
Alas
Bawah
Alas
Atas
Ekor
Pesawat
Waktu Set Up
08.00
02.74
08.00
06.36
03.05
03.47
07.73
03.16
03.17
03.76
02.22
01.61
2. Stasiun II
Komponen
Badan
Pesawat
Pasak
Penyangga
Alas
Atas
Waktu Set Up
05.54
15.78
00.85
03.70
02.57
00.97
00.59
02.38
06.37
11.60
01.58
11.89
00.67
03.02
04.44
00.97
00.83
01.50
06.30
03.34
05.53
10.52
00.91
04.03
02.38
00.66
00.89
01.15
05.58
03.65
Komponen
Alas
Bawah
Waktu Set Up
04.37
10.45
00.32
01.27
02.15
00.64
00.80
01.08
04.47
03.27
3. Stasiun III
a. Bubut
Komponen
Pasak
Penyangga
Waktu Set Up
20.42
14.31
22.03
04.30
01.13
00.45
19.48
19.92
02.57
01.93
04.56
12.20
b. Gerinda
1.
2.
4. Stasiun IV
a. Pengamplasan
Tabel 3.5 Pengukuran Waktu Stasiun IV (Pengamplasan)
Elemen Kegiatan
Waktu Set Up
Mengambil Amplas dari gudang
13.07
Sumber: Pengumpulan data manual Lab. PSK & E 2015
b. Perakitan
Tabel 3.6 Pengukuran Waktu Stasiun IV (Perakitan)
Elemen Kegiatan
Waktu Set Up
Mengambil dan membawa lem dan kuas dari gudang
12.53
Sumber: Pengumpulan data manual Lab. PSK & E 2015
c. Pengecatan
Tabel 3.7 Pengukuran Waktu Stasiun IV (Perakitan)
Elemen Kegiatan
Waktu Set Up
Mengambil dan membawa kuas dan cat dari gudang
11.89
Sumber: Pengumpulan data manual Lab. PSK & E 2015
Badan
Pesawat
Sayap 1
7.
Sayap 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Waktu Proses
12.84
06.35
12.73
06.28
12.58
06.20
13.03
06.11
12.77
05.00
11.59
54.47
13.40
17.81
13.88
25.04
17.68
22.02
39.07
13.29
25.06
18.46
19.72
18.63
19.49
b. Operator 2
Tabel 3.9 Pengukuran Waktu Stasiun I Operator 2
Komponen
Waktu
Proses
19.57
28.5
06.16
03.14
21.16
43.77
25.09
23.52
15.31
27.09
Elemen Kegiatan
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Pasak
Penyangga
Alasan Bawah
Alasan Atas
Ekor
Pesawat
4.
5.
6.
7.
41.83
13.09
17.43
29.63
22.69
21.79
54.48
2. Stasiun II
Komponen
Badan
Pesawat
Pasak
Penyangga
Alasan
Bagian Atas
Alasan
Dasar
35.90
Drill Pasak
02.56.21
01.10.21
01.37.89
3. Stasiun III
a. Bubut
Komponen
Pasak
Penyangga
b. Gerinda
Waktu Proses
06.15.81
4. Stasiun IV
a. Pengamplasan
Tabel 3.13 Pengukuran Waktu Pengamplasan
Komponen
Waktu Proses
Badan Pesawat
04.08.37
Sayap
04.33.02
Ekor Pesawat
03.34.70
Pasak Penyangga
01.45.23
Alas bawah Bagian Atas
06.56.54
Alas Bawah Bagian Dasar
04.30.31
Tiang Penyangga
02.35.01
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b. Perakitan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c. Pengecatan
Tabel 3.15 Pengukuran Waktu Pengecatan
Elemen Kegiatan
Waktu Proses
Pengecatan
07.38.95
5. Stasiun V
Waktu Proses
02.34.66
02.17.53
03.05.02
02.52.16
02.37.41
02.13.64
03.01.27
02.47.59
3.1.2
Lay-Out Existing
3.1.3
Stasiun 1 =
Stasiun 2 =
Stasiun 3 =
Stasiun 4 =
Stasiun 5 =
Deskripsi 5s Sekarang
Kondisi sekarang
Dapat kita lihat kondisi yang terjadi pada saat mengerjakan miniatur
pesawat sudah bagus.
4. (Seiketsu) standarisasi, merupakan langkah sesudah seiri, seiton dan seiso
penjagaan lingkungan yang rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
Kondisi sekarang
Pada kondisi saat ini stasiun I sudah mempunyai Standar Operasi Prosedur (SOP)
namun operator belum memahami SOP yang sudah ditentukan.
Kondisi Usulan
Seharusnya operator lebih memahami SOP dan diberikan pelatihan sebelum
dilakukan proses pengerjaan sehingga hasil pekerjaan lebih baik.
5. (Shetsuke) rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja
dalam menjalankan seluruh tahap 5S.
Kondisi Sekarang
Operator belum sepenuhnya mampu menerapkan kedisiplinan baik secara
pribadi maupun di dalam pekerjaannya.
Kondisi Usulan
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya.
B. Stasiun 2
1. (Seiri) berarti memilih, dimana seiri adalah suatu kegiatan menyingkirkan barang
yang tidak diperlukan pada stasiun kerja yang ada.
Keadaan sekarang
Tata letak peralatan dan komponen yang ada pada stasiun II ini cukup baik yang
memudahkan operator.
2. (Seiton) berarti merapikan, agar tata letak tertata rapi sehingga operator bisa
menemukan barang yang diperlukan dengan mudah.
Kondisi sekarang
Kondisi stasiun II padaa saat ini sudah rapi.
3. (Seiso) membersihkan, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah
kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
Kondisi sekarang
Dalam kondisi kerja sekarang pada stasiun II drilling masih terdapat
beberapa peralatan seperti mesin frais yang kondisi real masih terdapat
kekurangan terhadap kebersihan peralatan tersebut, sehingga mengganngu
konsentrasi dalam melakukan pekerjaan.
Kondisi Usulan
Pada mesin drill diharuskan untuk melakukan maintanence agar kebersihan
peralatan pada mesin tersebut tetap terjaga dan bisa melakukan kegiatan proses
yang optimal.
4. (Seiketsu) standarisasi, merupakan langkah sesudah seiri, seiton dan seiso
penjagaan lingkungan yang rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
Kondisi sekarang
Pada kondisi saat ini stasiun II sudah mempunyai Standar Operasi Prosedur
(SOP) namun operator belum memahami SOP yang sudah ditentukan.
Kondisi Usulan
Seharusnya operator lebih memahami SOP dan diberikan pelatihan sebelum
dilakukan proses pengerjaan sehingga hasil pekerjaan lebih baik.
Kondisi Sekarang
Operator belum sepenuhnya mampu menerapkan kedisiplinan baik secara
pribadi maupun di dalam pekerjaannya.
Kondisi Usulan
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya serta memberikan tindakan
terhadaap pekerja yang tidak disiplin.
C. Stasiun 3
1. (Seiri) berarti memilih, dimana seiri adalah suatu kegiatan menyingkirkan barang
yang tidak diperlukan pada stasiun kerja yang ada.
Keadaan sekarang
Tata letak peralatan dan bahan baku yang ada pada stasiun III ini terlihat tidak
tertata rapi, serta peralatan seperti kunci toolpost, kunci ragum belum tertata
sehingga operator menjadi bingung untuk mengambil peralatan dan bahan baku
yang digunakan atau tidak digunakan.
Keadaan Usulan
Adapun kondisi usulannya ialah memisahkan peralatan yang tidak diperlukan
yaitu kain perca dan sisa pemotongan dengan peralatan dan material.
2. (Seiton) berarti merapikan, agar tata letak tertata rapi sehingga operator bisa
menemukan barang yang diperlukan dengan mudah.
Kondisi sekarang
Dimana tata letak peralatan dan bahan baku masih belum disusun atau
dikelompokkan dengan rapi, sehingga membuang waktu dalam proses pemilihan
peralatan dan material.
Kondisi Usulan
Diharapkan ke depan tata letak ataupun material ditata atau dikelompokkan
sesuai dengan tempatnya, sehingga lebih memudahkan operator dalam
menemukan peralatan atau material yang dibutuhkan, serta penempatan material
dan peralatan pada mesin drill harus dibuat wadah untuk benda kerja tersebut.
3. (Seiso) membersihkan, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah
kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
Kondisi sekarang
Dapat kita lihat kondisi yang terjadi pada saat mengerjakan miniatur
pesawat sudah bagus.
4. (Seiketsu) standarisasi, merupakan langkah sesudah seiri, seiton dan seiso
penjagaan lingkungan yang rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
Kondisi sekarang
Pada kondisi saat ini stasiun I sudah mempunyai Standar Operasi Prosedur (SOP)
namun operator belum memahami SOP yang sudah ditentukan.
Kondisi Usulan
Seharusnya operator lebih memahami SOP dan diberikan pelatihan sebelum
dilakukan proses pengerjaan sehingga hasil pekerjaan lebih baik.
5. (Setsuke) rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja
dalam menjalankan seluruh tahap 5S.
Kondisi Sekarang
Operator belum sepenuhnya mampu menerapkan kedisiplinan baik secara
pribadi maupun di dalam pekerjaannya.
Kondisi Usulan
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya.
D. Stasiun 4
1. (Seiri) berarti memilih, dimana seiri adalah suatu kegiatan menyingkirkan barang
yang tidak diperlukan pada stasiun kerja yang ada.
Keadaan sekarang
Tata letak peralatan dan bahan baku yang ada pada stasiun IV ini terlihat tidak
teratur, sehingga operator menjadi bingung untuk mengambil komponen miniatur
pesawat dan peralatan yang digunakan, yaitu amplas, kuas, lem dan cat.
Keadaan Usulan
Adapun kondisi usulannya ialah memisahkan masing-massing komponen minatur
pesawat dengan peralatan yang digunakan sesuai dengan urutan pengerjaannya.
2. (Seiton) berarti merapikan, agar tata letak tertata rapi sehingga operator bisa
menemukan barang yang diperlukan dengan mudah.
Kondisi sekarang
Dimana tata letak peralatan dan bahan baku masih belum disusun atau
dikelompokkan dengan rapi, sehingga membuang waktu dalam proses pemilihan
peralatan.
Kondisi Usulan
Diharapkan ke depan peralatan ditata atau dikelompokkan sesuai dengan fungsi
dalam urutan pengerjaannya, sehingga lebih memudahkan operator dalam
menemukan peralatan yang dibutuhkan.
3. (Seiso) membersihkan, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah
kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
Kondisi sekarang
Dapat kita lihat kondisi yang terjadi pada saat mengerjakan miniatur
pesawat sudah bagus.
4. (Seiketsu) standarisasi, merupakan langkah sesudah seiri, seiton dan seiso
penjagaan lingkungan yang rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
Kondisi sekarang
Pada kondisi saat ini stasiun IV sudah mempunyai Standar Operasi Prosedur
(SOP
5. (Setsuke) rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja
dalam menjalankan seluruh tahap 5S.
Kondisi Sekarang
Operator belum sepenuhnya mampu menerapkan kedisiplinan baik secara
pribadi maupun di dalam pekerjaannya.
Kondisi Usulan
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya.
E. Stasiun 5
1. (Seiri) berarti memilih, dimana seiri adalah suatu kegiatan menyingkirkan barang
yang tidak diperlukan pada stasiun kerja yang ada.
Keadaan sekarang
Peralatan dan komponen yang ada pada stasiun V ini sudah tepat
2. (Seiton) berarti merapikan, agar tata letak tertata rapi sehingga operator bisa
menemukan barang yang diperlukan dengan mudah.
Kondisi sekarang
Pada stasiun V ini tata letak antara peralatan dengan komponen itu tidak
beraturan.
Kondisi usulan
Sebaiknya tata letak pada stasiun V ini ditata sesuai fungsinya yaitu penggaris
dengan jangka sorong dan satu tempat untuk komponen.
3. (Seiso) membersihkan, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah
kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
Kondisi sekarang
Dapat kita lihat kondisi yang terjadi pada saat pemeriksaan komponen dan
miniatur pesawat sudah bagus.
4. (Seiketsu) standarisasi, merupakan langkah sesudah seiri, seiton dan seiso
penjagaan lingkungan yang rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
Kondisi sekarang
Pada kondisi saat ini stasiun QC sudah bersih sehingga operator dapat bekerja
lebih konsentrasi.
5.
Kondisi Sekarang
Pada stasiun V ini operatur sudah melakukan pengejaan secara berulang
sehingga sudah menjadi rutinitas operator.
3.1.4
berwarna muda.
Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan
makanan dalam kaleng.
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barangbarang kecil, seperti:
1. Pekerjaan mesin yang teliti Pemeriksaan yang
teliti.
2. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus.
3. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan
membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
Sumber: Pengumpulan data manual Lab. PSK & E 2015
4.
300
a. Sumber Cahaya
Kondisi Sekarang
Sumber pencahayaan didapatkan dari lampu neon dan intensitas cahaya
yang terlalu rendah yaitu pada stasiun III dengan intensitas pencahayaan
30 Lux dan sesuai teori sistem pencahayaan minimum untuk kegiatan.
Proses pemesinan pembubutan yaitu 200 Lux, jadi kekurangan intensitas
cahaya pada proses pembubutan tersebut yaitu 170 Lux dengan kondisi
real lampu berada diatas agak kebelakang dari mesin bubut dan hanya
hidup satu bola lampu.
Usulan
Sesuai dengan kondisi awal dari
3.1.4.2 Kebisingan
3.1.5
tidak terlatih karena harus menggunakan kurva belajar terlebih dahulu untuk
mendapatkan waktu siklus yang benar dan tepat dan dalam proses pengerjaannya
harus dibimbing oleh instruktur dan asisten labor yang bersangkutan.
3.1.5.1 Stasiun 1
3.1.5.2 Stasiun 2
3.1.5.3 Stasiun 3
3.1.5.4 Stasiun 4
3.1.6
Komponen
Badan
Pesawat
Sayap 1
Sayap 2
Ekor
SDP
60
30
70
7
16
90
200
7.5
15
95
80
40
7.5
15
95
80
40
20
15
55
60
48
Jumlah Cacat
5
6
Pasak
Alas Atas
Alas Dasar
Tiang
25
15
55
30
40
Reject
17
56
28
40
B
U
U, P
U
-
80
80
R5
82.5
81.5
R5
U, P
U
-
80
95
R5
150
5
82
95
R5
150,3
5
U
P
U
Total
2
1
35
3.2
Pengolahan Data
3.2.1
Gambar 3.4 Tata Letak Pembuatan Alas Bawah Bagian Atas & Dasar
2. Operator 2
b) Stasiun 2 (Drilling)
b. Gerinda
d) Stasiun 4
c. Pengamplasan
d. Perakitan
e. Pengecatan
3.2.2
Pengukuran Waktu
1. Faktor Penyesuaian
Tabel 3.24 Faktor Penyesuaian
Waktu Proses
77.29
31.80
27.30
18.00
06.00
07.00
03.00
15.00
185.39
Lambang
Penyesuaia
n
2%
0%
0%
4%
3%
5%
B-1
2%
Keadaan
Anggota terpakai:
Pedal kaki:
di bawah kaki
Penggunaan tangan:
Keadaan tangan saling bantu/bergantian
Koordinasi mata dengan tangan:
Peralatan:
Berat badan:
0,45
16%
Total
Sumber: Pengolahan data Lab. PSK & E 2015
2. Faktor Kelonggaran
Tabel 3.25 Faktor Kelonggaran
Faktor
Kelonggaran
Kelelahan mata:
Pandangan terus menerus dengan fokus berubah-ubah
8%
5%
Keadaan atmosfer:
0%
Baik
Kelonggaran Fatique
22%
P = (1+0,16) = 1,6
= 185,39
Wp = Ps x P = 1 x 1,6 = 1,6
L
Kelonggaran
22
0,22
100
100
Wb Wnx (1 L)
296,624 x (1 0,22)
361,88
Ws
Wn
Wb
Jam Henti
185,39
296,624
361,88
MTM
Total
1041
240,41
37,476
268,476
42,72
251,1
3.2.3
Mengidentifikasi Masalah
Tabel 3.27 Frekuensi Elemen Cacat
CACAT
F
FK
%
%kum
25
25
71,428571
71,428571
30
14,285714
85,714286
35
14,285714
100
Total
Sumber: Pengumpulan data manual Lab. PSK & E 2015
100
a. Diagram Pareto
b. Fishbone
3.2.4
Implementasi 5s
1. (seiri)ringkas/memilah
Tata letak peralatan dan komponen yang ada pada stasiun II sebaiknya
kunci peralatann untuk drilling diltakkan pada satu tempat agar operator
mudah dalam proses pembukaan kembali
- Kondisi usulan stasiun 3
Peralatan dan komponen yang ada pada stasiun V ini sudah tepat
2. (Seiton) berarti merapikan
- kondisi usulan stasiun 1
Diharapkan ke depan tata letak ataupun material ditata atau dikelompokkan
sesuai dengan tempatnya, sehingga lebih memudahkan operator dalam
menemukan peralatan atau material yang dibutuhkan.
- Kondisi usulan stasiun 2
Sebaiknya tata letak pada stasiun V ini ditata sesuai fungsinya yaitu
penggaris dengan jangka sorong dan satu tempat untuk komponen.
3. (Seiso) membersihkan
- Kondisi usulan stasiun 1
Dapat kita lihat kondisi yang terjadi pada saat mengerjakan miniatur
pesawat sudah bagus.
- Kondisi usulan stasiun 5
Dapat kita lihat kondisi yang terjadi pada saat pemeriksaan komponen dan
miniatur pesawat sudah bagus.
4. (Seiketsu) standarisasi
- kondisi usulan stasiun 1
Seharusnya operator lebih memahami SOP dan diberikan pelatihan sebelum
dilakukan proses pengerjaan sehingga hasil pekerjaan lebih baik.
- Kondisi usulan stasiun 2
lebih konsentrasi.
5. (Setsuke) rajin
- kondisi usulan stasiun 1
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya.
- Kondisi usulan stasiun 2
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya serta memberikan tindakan
terhadaap pekerja yang tidak disiplin
- Kondisi usulan stasiun 3
Operator diberikan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan agar mampu
menerapkan kedisiplinan dalam pekerjaannya.
- Kondisi usulan stasiun 4
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Waktu Kerja
Pada pengukuran waktu kerja dimodul 1 ini kita membahas pengukuran
waktu kerja dengan menggunakan jam henti sebagai metode dan perlu
diperhatikan pada proses tersebut terdiri waktu Set-Up dan waktu Proses, waktu
set-up merupakan waktu persiapan kerja sebelum melakukan kegiatan waktu ini
dibagi menjadi dua yaitu waktu set-up eksternal yang merupakan waktu saat
kegiatan atau mesin sedang berhenti atau beraktifitas contohnya memasangkan
ragum, selanjutnya waktu set-up internal yaitu waktu set-up yang dilakukan saat
mesin beroperasi contohnya memberikan pelumas. Waktu proses yaitu waktu
rangkaian kegiatann pada poses kegiatan kerja yang diukur dari awal proses
hingga proses tersebut selesai.
4.2 Pengaruh Kerja Terhadap Kebisingan
Anatomi Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian
luar (outer ear), bagian tengah (middle ear) dan bagian dalam (inner ear). Ketiga
bagian telinga tersebut memiliki komponen-komponen berbeda dengan fungsi
masing-masing dan saling berkelanjutan dalam menanggapi gelombang suara
yang berada di sekitar manusia. Tulang berbentuk spiral di bagian dalam telinga
disebut cochlea yang dilapisi sel rambut yang halus. Gelombang bunyi
dihantarkan dari telinga bagian luar ke telinga bagian tengah dan telinga bagian
dalam. Pada telinga bagian dalam, gelombang tekan menggerakkan sel rambut,
yang lalu mengirim signal ke otak, melalui jaringan syaraf, tentang suara yang
didengar telinga.
Kebisingan dengan intensitas tinggi akan merusak sel rambut di bagian
dalam telinga dan mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar dan
menghantarkan informasi ke otak. Jika sel rambut ini rusak, tidak dapat
diperbaiki, sehingga kehilangan pendengaran yang terjadi akan permanen. Berikut
gambar anatomi telinga manusia,
ini
batas
waktu
pemaparan
kebisingan
per hari
yang
Jam
Jam
Jam
Jam
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
menutupinya.
3. Memasang peredam getaran dengan menggunakan bantalan karet agar
bunyi yang ditimbulkan oleh getaran dan bagian logam dapat dikurangi;
dengan mengurangi ketinggian dari tempat barang yang jatuh ke bak atau
ban berjalan.
4. Bahan penyerap bunyi dapat digantung di tempat kerja untuk menyerap
bunyi di tempat tersebut.
4.3 Intensitas Cahaya
Cahaya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis
yang terbang ke angkasa dimana gelombang tersebut memiliki panjang dan
frekuensi tertentu yang nilainya dapat dibedakan dari energy cahaya lainnya
dalam spectrum elektromagnetisnya. Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan intenstas cahaya dalam
proses pembubutan yaitu hanya 30 Lux yang seharusnnya untuk pekerjaan
pemesinan, pembubutan pencahyaaan minimum yaitu 200 Lux, jadi kekurangan
cahaya ditempat kerja mesin bubut tersebut yaitu 170 Lux, dengan kondisi jarak
sekarang antara mesin kesumber cahaya 258 cm serta panjang mesin bubut 155
cm. Sesuai rumus teori phythagoras c = a2+b2 didapatkan hasil sisi miring yaitu
221 cm. Sesuai dengan data tersebut setiap jarak 7,4 cm akan bertambah 1 Lux
intensitas cahaya, dari perhitungan 30 Lux dibagi dengan sisi miring 221 cm Serta
bola lampu yang menyala dengan kondisi hanya satu bola lampu saja.
Untuk itu kami rekomendasikan menambah bola lampu menjadi 4 lampu
agar bisa menaikkan intensitas cahaya yang sebelumnya hanya 30 Lux dengan
satu bola lampu bisa menjadi 120 Lux dengan kondisi bola lampu 4 bola lampu,
dengan demikian kekurangan cahaya pada area kerja tersebut menjadi 80 Lux.
Untuk memenuhi 80 Lux intensitas cahaya kami merekomendasikan untuk
menurunkan bola lampu dengan menggunakan penutup terhadap kedua bola
lampu supaya terarah kepada mesin bubut serta tidak terjadi pembiasan cahaya
dengan asumsi apabila bola lampu hidup 4 maka setiap jarak 7,4 cm akan
bertambah 4 Lux Intensitas cahaya. Jadi untuk mencukupi kekurangan tersebut
direkomendasikan untuk menurunkan 148 cm jarak bola lampu dari mesin
kesumber cahaya, Perhitungan ini didapat dengan perkalian silang yaitu 7,4 cm =
4 Lux dan n = 80 Lux. dari kondisi sebelumnya jarak antara mesin bubut dengan
sumber cahaya menjadi 110 cm sehingga diperoleh sisi miring dengan panjang
mesin bubut yaitu 155 cm dengan mennggunakan rumus teori phytagoras yaitu c
= a2+b2 dengan hasil sisi miiring menjadi 190,06 cm.
Jarak = 110 Cm
110 cm
190,06 cm
155 cm
Gambar 4.2 Rekomendasi Untuk Sumber Pencahayaan Pada Mesin Bubut
Sumber: Pengumpulan data Lab. PSK&E, 2015