Вы находитесь на странице: 1из 3

Rilis Pembahasan UKT Akademik dan UKT Profesi Ners bersama Kepala Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada


Perjalanan panjang usulan implementasi Uang Kuliah Tunggal UKT) sebagai
pengganti jenis pembiayaan sebelumnya pada jenjang profesi telah dilalui bersama oleh
Universitas, Fakultas, Program Studi, dan Mahasiswa. Berbagai diskusi dan kompromi telah
dilakukan, dan bermuara pada beragam informasi sebagai berikut :
1. Implementasi UKT
Bahwa implementasi UKT adalah kebijakan pemerintah yang kemudian
dilaksanakan oleh institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia, termasuk
Universitas Gadjah Mada. Dengan sistem pembiayaan ini, komponen biaya kuliah
telah diakumulasi ke dalam satu beban biaya, sehingga tidak dimungkinkan ada
pungutan lain selain uang kuliah tunggal. UKT pun mendistribusi biaya
Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik ke dalam setiap semester, sehingga
calon mahasiswa tidak dibebankan untuk membayarkan sejumlah uang di awal
tahap registrasi mahasiswa.
2. Bukan Sumber Dana Utama
Uang Kuliah Tunggal, bukanlah sumber dana utama yang dimiliki oleh
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Prodi memiliki berbagai
sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan akademik diantaranya :
UKT Mahasiswa S1 (mulai angkatan 2013), SPMA dan SPP mahasiswa S1 (hingga
angkatan 2012), UKT Mahasiswa Magister Keperawatan, Hibah Dana, SPP
Mahasiswa Profesi, serta BOP Pemerintah Republik Indonesia. Proporsi uang
kuliah tunggal dari sumber sumber dana tersebut adalah sebesar 46%.
3. Peruntukan Biaya UKT
Dalam diskusi, telah dipaparkan beberapa akun pembelanjaan Program
Studi, diantaranya : Honorarium tenaga pengajar, beban sewa lahan praktik
profesi, dan beban biaya sarana dan prasarana. Akumulasi UKT dengan
klasifikasinya dari golongan terendah s.d tertinggi, ditambah dengan berbagai
sumber dana sebagaimana disebutkan di poin kedua kemudian dibagi ke dalam
beberapa akun tersebut untuk dibelanjakan. Untuk perincian secara mendetail
mahasiswa dipersilakan menghubungi bagian keuangan.
4. Praktik profesi
Praktik profesi, dibanding tahap akademik sebenarnya menghabiskan lebih
banyak biaya. Beberapa kegiatan yang tidak disaksikan oleh mahasiswa, namun
berdampak besar dan menggunakan biaya diantaranya : Penyusunan buku
panduan profesi, pembayaran lahan praktik profesi, benchmarking dengan
universitas mitra, serta penyusunan kurikulum profesi.

5. Beban biaya program profesi per mahasiswa


Berdasarkan data sebelumnya, beban per mahasiswa pada tahap profesi
adalah sebesar Rp.6.192.200,00. Namun biaya tersebut belum dijumlahkan
dengan Biaya bersama Fakultas dan Universitas yang diperuntukan pada
penggunaan fasilitas dan layanan bersama Fakultas dan Universitas. Setelah
dijumlahkan, setiap mahasiswa profesi Ners menggunakan biaya dengan kisaran
13 juta rupiah. Jumlah tersebut, ketika pembiayaan hanya bersumber dari UKT
mahasiswa, maka pemasukan dan pengeluaran keuangan tidak balance sehingga
program studi mengambil dari sumber dana lain sebagaimana disebutkan di
poin kedua.
6. Besaran UKT Tahap Profesi
Ketika sistem pembiayaan UKT diberlakukan pada tahap profesi, maka
besaran yang dibayarkan mahasiswa pada tahap ini adalah sebesar biaya UKT
pada tahap akademik.
7. Keberatan biaya UKT
Universitas dan Fakultas, serta Prodi telah membuka kesempatan bagi
mahasiswa yang sedang mengalami perubahan keadaan ekonomi untuk dapat
mengajukan permohonan penyesuaian UKT yang kemudian akan diverifikasi.
Ketika data yang disampaikan rasional, dengan pembuktian setelah verifikasi
maka dimungkinkan golongan UKT dapat disesuaikan. Proses ini telah memiliki
panduan dan prosedur yang ditentukan oleh fakultas.
8. Rencana Pengembangan Tahap Profesi
Beberapa rencana telah dirumuskan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di tahap profesi. Sedang dibahas dan dikaji, terkait durasi tahap
profesi akan dilaksanakan hanya selama dua semester, yang selama ini tiga
semester. Sinkronisasi jadwal dan periode memasuki profesi, lulus profesi, dan
sumpah ners agar sesuai dengan timeline Uji Kompetensi Ners Indonesia.
Sinkronisasi dengan periode pendaftaran kerja pun sedang diupayakan agar
waktu tunggu mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan semakin singkat, yang
berimplikasi pada kualitas program studi.
9. Bersama memasuki tahap profesi
Program studi, sangat mendukung mahasiswa untuk dapat menyelesaikan
skripsi tepat waktu, terlebih lebih awal. Dengan keseluruhan mahasiswa selesai
tahap akademik, maka ketika memasuki tahap profesi dapat bersamaan
sehingga sinkronisasi jadwal menjadi semakin mudah.
10. Efektifkan Dosen Pembimbing Akademik Kualitas Unggul

Intensitas pertemuan mahasiswa dengan Dosen Pembimbing Akademik


perlu ditingkatkan guna menjalin komunikasi yang baik, dengan komunikasi
yang baik permasalahan dapat dikomunikasikan dan dicari penyelesaian
bersama. DPA pun akan sangat membantu ketika mahasiswa aktif mengusulkan
pertemuan dan komunikasi untuk membahas permasalahan akademik, maupun
permasalahan lain.
11. MUT tidak perlu membayar
Sesuai dengan dasar perhitungan UKT per 2013, telah didapati akun Make
up test. Akun ini seharusnya mengakibatkan mahasiswa tidak perlu
membayarkan sejumlah uang kembali untuk mengikuti make up test. Program
Studi mengakui adanya kesalahan dalam pengelolaan kebijakan sehingga
mengharuskan mahasiswa masih harus membayar untuk mengikuti make up
test. Per semester genap 2015/2016, mahasiswa tidak perlu membayar untuk
mengikuti make up test. Kesempatan yang diberikan oleh prodi adalah sebanyak
1 MUT tanpa tambahan biaya per semester.

Seusai diskusi yang dilaksanakan dengan Program Studi Ilmu Keperawatan yang
diinisiasi oleh Angkatan 2013, diharapkan pembahasan UKT dapat diakhiri yang kemudian
dilanjutkan untuk terus mengembangkan program studi secara berkelanjutan. Dosen,
mahasiswa, dan pegawai perlu saling mendukung untuk mengupayakan kualitas terbaik.
Himika FK UGM

Вам также может понравиться