Вы находитесь на странице: 1из 23

DASAR-DASAR HYDROLIC

PENGETAHUAN DASAR HYDROLIK


I. DASAR SISTEM HIDROLIK.
Dalam sistem hidrolik fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya. Minyak mineral adalah
jenis fluida cair yang umum dipakai.
Sifat dari zat cair :
- Tidak mempunyai bentuk yang tetap, selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya.
- Zat cair tidak dapat dikompresi.
- Meneruskan tekanan ke segala arah.
Hidrolik dapat dinyatakan sebagai alat yang memindahkan tenaga dengan mendorong
sejumlah cairan tertentu. Komponen pembangkit aliran fluida bertekanan disebut pompa, dan
komponen pengubah tekanan hidrolik menjadi gerak mekanik (lurus/rotasi) disebut elemen
kerja (silinder/motor hidroulik).
Keuntungan-keuntungan sistem hidrolik :
- Fleksibel dalam penempatan komponen transmisi tenaga.
- Gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk mengangkut gaya yang besar.
- Penerus gaya (oli) juga berfungsi sebagai pelumas.
- Beban dengan mudah bisa dikontrol dengan menggunakan katup pengatur tekanan (relief
valve).
- Dapat dioperasikan pada kecepatan yang berubah-ubah.
- Arah operasi dapat dibalik seketika.
- Lebih aman jika beroperasi pada beban berlebih.
- Tenaga dapat disimpan dalam akumulator.
Kelemahan sistem hidrolik :
Sistem hidrolik membutuhkan suatu lingkungan yang betul-betul bersih. Komponenkomponennya sangat peka terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh debu, korosi

dan kotoran-kotoran lain, serta panas yang mempengaruhi sifat-sifat minyak hidrolik.
PERSAMAAN / RUMUS DASAR
Tekanan adalah gaya per-satuan luas penampang.
Dalam persamaan dinyatakan dengan :
P=F/A
dimana :
P = Pressure/ Tekanan (Pascal).
F = Force/gaya (Newton).
A = Area/luas (Meter 2)
Kapasitas adalah jumlah aliran per-satuan waktu.
Dalam persamaan dinyatakan dengan :
Q=V/t
dimana :
Q = Kapasitas/Debit (M3/dt).
V = Volume Fluida (M3).
t = Waktu (dt).
Atau ;
Q = Ax V
dimana :
A = Luas (Meter 2).
V = Kecepatan Fluida (M/dt).
Persamaan Boyle :
P1 x V1 = P2 x V2
dimana :
P = Tekanan
V = Volume
Persamaan Kontinuitas :
Q1 = Q2 A1 x V1 = A2 x V2
Konversi satuan :
- 1 Pascal = 1 Newton/ Meter2 (Pa = N/M2)
- 1 Bar = 105 Pa = 100 kPa = 14.7 Psi (Lbf/ in2) = 1 Kgf/ Cm2
- 1 M3/dt = 60 M3/menit
- 1 M3/menit = 1000 LPM (liter/menit).
II. FLUIDA HIDROLIK.
Fungsi fluida hidrolik :

- Sebagai pemindah/penerus gaya.


- Pelumas bagian-bagian yang bergesekan.
- Pengisi celah (seal) jarak antara dua bidang yang melakukan gesekan.
- Sebagai pendingin atau penyerap panas yang timbul akibat gesekan.
Syarat fluida hidrolik :
- Mampu mencegah korosi atau kontaminasi.
- Mampu mencegah adanya pembentukan endapan.
- Tidak mudah membentuk buih-buih oli.
- Stabil & mampu menjaga nilai kekentalan.
- Dapat memisahkan kandungan air.
- Sesuai atau cocok dengan penyekat/seal dan gasket yang dipakai pada komponen.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan fluida hidrolik adalah Viscositas,
karena viscositas akan mempengaruhi kemampuan untuk mengalir dan melumasi bagianbagian yang bergesakan. Viscositas fluida hidrolik dinyatakan dengan Nilai Viscositas.
Dalam pemilihan nilai viscositas oli sebaiknya mengacu pada manufactur pompa / sistem
hidrolik agar sistem bekerja secara optimal.
Viscositas oli yag tinggi memberikan pengisian yang baik antara celah (gap) dari pompa,
valve & motor hidrolik, tetapi jika nilai viscositas terlalu tinggi akan mengakibatkan :
- Hambatan yang besar sehingga menyebabkan seretnya gesekan elemen penggerak (actuator)
dan kavitasi pompa (udara masuk ke pompa).
- Pemakaian tenaga bertambah, karena kerugian gesekan.
- Penurunan tekanan bertambah melalui saluran-saluran dan katup-katup.
Jika viscositas oli terlalu rendah, akan mengakibatkan :
- Kerugian-kerugian kebocoran dalam yang berlebihan.
- Aus berlebihan oleh karena pelumasan tidak mencukupi pada pompa dan motor.
- Menurunkan efisiensi motor dan pompa.
- Suhu oli naik atau bertambah karena kerugian-kerugian kebocoran bagian dalam.
Nilai viscositas oli dinyatakan dengan :
- Viscositas absolut : Poise atau Centipoise (Cp).

Pressure Regulating Valve


- Viscositas kinematik : Centistoke (Cst).
- Viscositas relatif : SUS (Saybolt Universal Second).
- Angka koefisien Society of Automotive Engineer (SAE).
- Derajat engler (oE)
III. PRESSURE REGULATING VALVE (KATUP PENGATUR TEKANAN)
Pressure regulating valve digunakan untuk mengatur tekanan sistem atau subsistem suatu
rangkaian hidrolik. Ada beberapa jenis valve tersebut yang mana fungsi dari valve tersebut
didalam rangkaian dijadikan dasar untuk penamaannya.
Beberapa Valve yang digolongkan dalam rressure regulating valve adalah Pressure relief
valve (Katup pelepas/pengaman tekanan), Pressure reducing valve (Katup penurun tekanan).
Unloading valve, Offloanding valve, Counter balance valve dan Sequence valve
a. Pressure Relief Valve
Digunakan untuk mengatasi tekanan maksimum sistem dalam rangkaian atau sub rangkaian,
dengan demikian akan memberikan perlindungan terhadap beban berlebih.
b. Pressure Reducing Valve
Digunakan untuk mengurangi atau menurunkan batas-batas tekanan dari rangkaian utama ke
tekanan yang lebih rendah pada suatu sub rangkaian.
c. Unloading Valve
- Digunakan untuk menyediakan arah balik aliran pompa ke tanki, sementara sistem harus
dipertahankan (sistem unloading).
- Disebut juga katup pengisi akumulator.
d. Offloading Valve
Digunakan untuk menyediakan arah balik aliran pompa ke tangki sementara tekanan sistem
tidak dipertahankan (sistem off loading).
e. Counter Balance Valve

Digunakan untuk memberikan perlawanan aliran fluida pada saat batas-batas tekanan yang
dapat dipilih (gaya pengimbang).
f. Sequence Valve
Digunakan untuk menimbulkan gerakan dalam suatu sistem dalam suatu urutan-urutan
tertentu dan untuk menjaga tekanan minimum yang ditentukan sebelumnya dalam saluran
primer sementara operasi sekunder tetap berlangsung.

Pengertian Sistem Hidrolik

1.

Pengertian Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan


daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk
memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
Dimana fluida penghantar ini dinaikan tekanannya oleh pompa
pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui
pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari
silinder
kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder
dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.
Dasar-

dasar

a.

Sistem

Hidrolik

Hukum

Pascal

Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan
dalam
1)

fluida

Tekanan

statis

harus

bekerja

mempunyai

tegak

lurus

sifat-sifat
pada

sebagai

permukaan

berikut:
bidang.

2)

Tekanan

disetiap

titik

sama

untuk

semua

arah.

3) Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup,


merambat secara seragam ke bagian lain fluida.
Sebagai contoh : gambar dibawah memperlihatkan dua buah silinder
berisi cairan yang dihubungkan dan mempunyai diameter berbeda.
Apabila beban W diletakan disilinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan
diteruskan
kesilinder
besar
(P
=
W\a,
beban
dibagi
luas penampang silinder). Menurut hukum ini, pertambahan tekanan
sebanding denganluas rasio penampang silinder kecil dan silinder besar,
atau W = PA = wA/a.

2.

Komponen beserta Fungsi & Simbol


Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:
1. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak
hidrolik
Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:

Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar

Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa


hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja

Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan


hidrolik

Kelengkapan (accessories),
penduga, relief valve

seperti

pressure

gauge,

gelas

2. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida


menjadi tenaga mekanik
Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik

Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator

3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.


Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macammacamnya akan dibahas berikut ini.
3.1 Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV )
Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk
melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup
tersebut.

Contoh jenis katup pengarah : Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah
dengan piring putar, katup dengan pegas bias.
3.2 Macam-macam Katup Pengarah Khusus
1) Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran
dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan)
2) Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik
yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah
lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.
3) Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai
tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem
hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja
secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam
saluran tertentu menjadi kecil.
Macam-macam Katup pengatur tekanan adalah:
a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem
dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi
kemampuan rangkaian hidrolik.
b. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan
pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru
yang lain.
c. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang
mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya
didesain dengan tekanan yang lebih rendah.
4) Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran
yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston).
Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor


hidrolik

Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem

Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang


rangkaian.
Macam-macam dari Flow Control Valve :

Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat berubahubah yaitu melalui fixed orifice.

Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubahubah sesuai dengan keperluan

Flow control yang dilengkapi dengan check valve

Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna


menyeimbangkan tekanan
Menggambar Rancangan Rangkaian Hidrolik
Setelah kita pelajari komponen-komponen sistem hidrolik secara detail
dan juga telah kita pelajari berbagai simbol dari setiap komponen sebagai
bahasan tenaga fluida, demikian juga telah kita pelajari cara membaca
diagram rangkaian (circuit diagram) maka akan kita mulai dengan cara
mendesain (merancang) suatu rangkaian sesuai dengan yang kita
kehendaki bila telah tersedia komponen-komponen sistem hidrolik.

3.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rangkaian hidrolik


adalah:
Tujuan penggunaan rangkaian
Ketersediaan komponen
Konduktor dan konektor yang digunakan macam apa
Tekanan kerja sistem hidrolik berapa
Rancangan rangkaian hidrolik perlu dituangkan dalam bentuk diagram
rangkaian hidrolik dengan menggunakan simbol-simbol grafik, dengan
bantuan simbol-simbol grafik para desainer dapat menuangkan pemikiran
lebih mudah, lebih tenang sehingga dapat berkreasi seoptimal mungkin.
Cara membuat diagram rangkaian biasanya dengan membuat tata letak
komponen sebagai berikut:
Actuator diletakkan pada gambar yang paling atas
Unit pengatur diletakkan di bawahnya
Unit tenaga diletakkan pada bagian paling bawah
Setelah simbol-simbol komponen lengkap dalam lay out (tata letak)
barulah digambar garis-garis penghubung sebagai gambar konduktor
dengan garis-garis sesuai dengan macam konduktor yang digunakan

Contoh Penggunaan Hidrolik


Dianggap kecepatan tinggi, beban berat, beban berat dan rem cepat
kendaraan berat, skema dari sistem hidrolik rem kekuatan penuh
dikendalikan oleh katup rem dual diadopsi dalam sistem rem yang dapat
mencapai rem kemudi dan rem untuk kendaraan muncul rekayasa. Model
matematika nonlinear komponen untuk katup rem, silinder rem, pipa
penghubung dan sebagainya ditetapkan dengan sistem daya rem hidrolik
penuh. Pipa ganda kemudi dan rem rem parkir dibahas oleh eksperimen
simulasi berdasarkan Matlab / Simulink. Hasil simulasi membuktikan
rasionalitas untuk mengembangkan pipa ganda untuk sistem rem.
4. Perawatan
Untuk benar memelihara peralatan produksi, banyak hal harus terjadi.
Yang pertama adalah untuk memastikan peralatan bekerja di lingkungan
yang mungkin terbersih untuk daerah tanaman. Banyak masalah di
industri dapat dikoreksi dengan mengikuti pepatah lama yang tentang
kebersihan. Munculnya daerah sekitar sebagian besar peralatan produksi
adalah indikator yang baik kebijakan pemeliharaan perusahaan. Hal ini
juga umumnya merupakan indikasi yang baik dari kondisi keseluruhan
dari peralatan itu sendiri. Hal ini terutama berlaku peralatan hidrolik.
Kotoran, minyak, dan sampah di sekitar peralatan produksi
menyembunyikan banyak masalah selain menjadi bahaya keamanan.
Karena pentingnya, keamanan dalam area kerja menyajikan serangkaian
masalah yang tidak boleh diabaikan. Tidak hanya pondasi dan pegangan
yakin masalah, tapi kebocoran dan bagian gagal tersembunyi. Bergerak
atau mengangkat peralatan berbahaya. Pekerjaan menjadi lebih

menyenangkan sehingga ketika lingkungan kerja yang menyenangkan


atau tidak aman.
Ketika kotoran masuk ke peralatan, peralatan terutama hidrolik, hal itu
menyebabkan operasi yang tidak menentu yang mengarah untuk
memakai dipercepat dan kegagalan sistem awal. Untuk memperbaiki
situasi ini, peralatan dan sekitarnya harus bersih, termasuk sistem
hidrolik.
Pemeliharaan rencana
Setelah merekam kondisi peralatan dan mengidentifikasi dan mencatat
kebocoran dan masalah lainnya, lay out rencana perawatan. Selain jadwal
kerja, rencana ini harus mencakup tenaga kerja, bagian, dan bantuan dari
luar diperlukan.
Sebuah rencana perawatan umum meliputi item berikut. Pertama,
bersihkan daerah tersebut kemudian menguji peralatan untuk kebocoran.
Carilah bagian yang rusak atau patah, mendengarkan suara-suara aneh
atau tidak biasa, dan, secara umum, melihat apakah peralatan beroperasi
pada spesifikasi desain. Para produsen peralatan dapat menyediakan
operasi dan pemeliharaan manual mengenai peralatan. Mempelajari
sampel minyak diambil sebelumnya dan memutuskan apa, jika ada,
komponen memerlukan perbaikan atau penggantian. Rencana perawatan
juga mencakup bagian, tenaga kerja (baik di-rumah dan kontrak) dan
jadwal.
Periksa penukar panas. Jika mereka berpendingin udara jenis, bersih dan
memeriksa mereka untuk sirip rusak dan tabung. Juga, mencari
penghalang di jalan aliran udara. Periksa penukar panas untuk kebocoran
setelah mereka telah dibersihkan dan bertekanan. Periksa sumbatan dan
fitting yang rusak yang mungkin membatasi aliran udara hidrolik atau
pendinginan. Jika memungkinkan, periksa jalur aliran internal untuk
penyumbatan atau pembatasan. Sebuah air didinginkan penukar panas
mungkin harus dikirim keluar untuk membersihkan, namun dapat tekanan
dan aliran-diuji di rumah.
Selanjutnya memeriksa kondisi dan keselarasan dari motor, pompa, dan
kopling. Ini termasuk hati-hati melihat pompa, motor, dan kopling rakitan
untuk masalah yang jelas. Buatlah beberapa pemeriksaan listrik dan
keselarasan cepat. Memeriksa kondisi kopling dan keselarasan per
rekomendasi produsen sementara mengingat bahwa beberapa kopling
membutuhkan lemak. Periksa baut ditentukan dalam Holddown Timers
dan kaki dari kedua motor dan pompa untuk memastikan mereka berada
dalam kondisi baik dan bebas dari retak. Pastikan baut ditentukan dalam
Holddown Timers berada di tempat dan benar torqued. Periksa majelis
kipas pendingin di kedua motor dan penukar panas untuk kebersihan dan
kondisi operasi umum. Periksa pompa untuk kebocoran, peralatan rusak
atau rusak, dan hal lain yang mempengaruhi operasi. Sering pompa dan
motor hidrolik dapat dibangun kembali di tempat. Juga, banyak segel
dapat diganti tanpa mengeluarkan unit dari mounting nya.
Ketika memeriksa kondisi selang, mencari retak atau tanda-tanda
penuaan. Ini merupakan indikasi bahwa selang dalam pelayanan telah
terlalu lama atau daerah dekat selang terlalu panas. Jika suhu operasi

atau lingkungan yang terlalu tinggi, maka pertimbangkan kelas upgrade


dari selang.
Periksa kelengkapan selang untuk kerusakan dan kebocoran. Dalam kasus
pipa logam, mencari Crimping atau kerusakan mekanis lainnya. Selang
dan fitting sering melakukan lebih dari mereka yang dirancang untuk
melakukan - jangan menggantung hal-hal pada mereka atau
menggunakan mereka sebagai pegangan dan langkah.
Untuk kedua selang dan tabung, pastikan bahwa mereka memiliki izin
yang cukup untuk mencegah gesekan pada bagian lain. Juga, pastikan
bahwa tabung dan selang berjalan mengikuti praktek instalasi standar.
Selang cenderung dibiarkan dalam pelayanan lebih lama daripada mereka
harus dan mereka menjadi rapuh. Hal ini menyebabkan kebocoran dan
kegagalan bencana. Setelah memperbaiki atau mengganti yang rusak
selang, tabung, dan alat kelengkapan, melihat apakah mereka dapat
dilindungi oleh rerouting mereka atau memindahkan mereka keluar dari
jalan.
Periksa kebocoran katup kontrol pada sendi penyegelan atau permukaan
termasuk subplates atau topi akhir di mana poros kendali datang melalui
badan-badan katup. Mereka harus diperiksa untuk kondisi operasi umum
mereka. Banyak katup dapat dibangun kembali di tempat semudah
menggantinya. Hal ini umumnya benar katup yang lebih besar, baik
menyimpan waktu dan uang.
Banyak hal yang menyebabkan kegagalan katup kontrol. Yang pertama
biasanya oli kotor dan kebersihan peralatan. Minyak kotor juga merupakan
penyebab paling umum dari kegagalan katup. Setelah pembongkaran
katup, bersih dan memeriksanya. Memeriksa dan mengganti bagianbagian aus, jika perlu. Selalu mengganti segel atau gasket. Produsen
dapat memberikan dimensi yang diperlukan dan nomor bagian. Bagian ini
memakai
termasuk
pegas,
segel,
dan
bagian-bagian
yang
direkomendasikan oleh produsen.
Ketika pemasangan kembali, pastikan area kerja yang bersih. Hal ini juga
penting bahwa komponen sendiri menjadi bersih. Jangan memperkenalkan
kembali kotoran ke dalam katup sebagai melakukannya menyebabkan
operasi yang tidak menentu dan kehidupan katup berkurang. Ikuti
petunjuk pembuatan untuk urutan perakitan.
Periksa kondisi aktuator, akumulator, dan komponen hidrolik lainnya yang
digunakan dalam sistem. Carilah kebocoran, peralatan rusak atau rusak,
bagian-bagian tubuh yang rusak, misalignment dan chaffing. Kebocoran
biasanya terjadi pada permukaan poros dan segel penyegelan. Banyak
kebocoran segel disebabkan oleh segel kering atau segel rusak oleh
lingkungan kerja yang kotor. Sekali lagi, minyak kotor abrades segel poros
dan poros permukaan.
Seiring waktu, bahkan dengan cincin wiper dalam perakitan segel poros,
berharap untuk membawa kotoran kembali ke sistem hidrolik yang akan
masuk ke dalam segel untuk menyebabkan kerusakan poros. Kering-out
segel juga menyebabkan kerusakan pada permukaan penyegelan bahwa
mereka bergerak melawan. Sebuah penyebab utama kebocoran seal
poros adalah lingkungan yang kotor (baik minyak kotor dan kotoran pada
batang piston) dan misalignment dari actuator. Banyak terjadi kebocoran

pas karena masalah izin memungkinkan mereka untuk memukul atau


menggosok terhadap sesuatu. Seperti Anda mungkin tahu, aktuator
banyak dapat dibangun kembali di tempat.
Setelah sistem telah dibersihkan dan diperbaiki, pertimbangkan
penyaringan minyak. Gunakan sistem filtrasi benar ukuran dengan
kapasitas yang konsisten dengan sistem yang baru saja dibersihkan.
Sistem pemantauan menjamin bahwa minyak tetap bersih.
Sebelum sistem ini ditempatkan kembali ke layanan penuh, jalankan di
bawah tekanan untuk menjamin bagian minyak dan internal sistem telah
benar memerah. Hal ini memungkinkan membersihkan seluruh sistem
hidrolik. Ambil sampel minyak pengujian baru dan mengkonfirmasi kondisi
minyak
disaring.
Mengambil
perawatan
yang
tepat
minyak
menyimpannya tersisa bersih. Ingat, lebih murah untuk menjaga minyak
tetap bersih daripada mengubahnya, membersihkan sistem, dan
membuang minyak melalui aliran limbah pabrik. Hal ini lebih murah untuk
menjaga minyak tetap bersih daripada membayar harga untuk downtime,
kehilangan produksi, dan menghilang keuntungan. Ia membayar untuk
tetap berfungsi aset Anda.

PRINSIP DASAR SISTEM HIDROLIK.


06.46 engineer robi 1 comment
Dalam sistem hidrolik fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya. Minyak mineral adalah
jenis fluida cair yang umum dipakai.
Sifat dari zat cair :
- Tidak mempunyai bentuk yang tetap, selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya.
- Zat cair tidak dapat dikompresi.
- Meneruskan tekanan ke segala arah.
Hidrolik dapat dinyatakan sebagai alat yang memindahkan tenaga dengan mendorong
sejumlah cairan tertentu. Komponen pembangkit aliran fluida bertekanan disebut pompa, dan
komponen pengubah tekanan hidrolik menjadi gerak mekanik (lurus/rotasi) disebut elemen
kerja (silinder/motor hidroulik).
Keuntungan-keuntungan sistem hidrolik :
- Fleksibel dalam penempatan komponen transmisi tenaga.
- Gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk mengangkut gaya yang besar.
- Penerus gaya (oli) juga berfungsi sebagai pelumas.
- Beban dengan mudah bisa dikontrol dengan menggunakan katup pengatur tekanan (relief
valve).
- Dapat dioperasikan pada kecepatan yang berubah-ubah.
- Arah operasi dapat dibalik seketika.
- Lebih aman jika beroperasi pada beban berlebih.

- Tenaga dapat disimpan dalam akumulator.


Kelemahan sistem hidrolik :
Sistem hidrolik membutuhkan suatu lingkungan yang betul-betul bersih. Komponenkomponennya sangat peka terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh debu, korosi
dan kotoran-kotoran lain, serta panas yang mempengaruhi sifat-sifat minyak hidrolik.

II. PERSAMAAN / RUMUS DASAR.


Tekanan adalah gaya per-satuan luas penampang.
Dalam persamaan dinyatakan dengan :
P= ; dimana P = Pressure/ Tekanan (Pascal).
F = Force/gaya (Newton).
A = Area/luas (Meter 2)
Kapasitas adalah jumlah aliran per-satuan waktu.
Dalam persamaan dinyatakan dengan :
Q = ; dimana Q = Kapasitas/Debit (M3/dt).
V = Volume Fluida (M3).
t = Waktu (dt).
Atau ; Q = A x V ; dimana A = Luas (Meter 2).
V = Kecepatan Fluida (M/dt).
Persamaan Boyle :
P1 x V1 = P2 x V2 ; dimana P = Tekanan
V = Volume
Persamaan Kontinuitas :
Q1 = Q2 A1 x V1 = A2 x V2
Konversi satuan :
- 1 Pascal = 1 Newton/ Meter2 (Pa = N/M2)
- 1 Bar = 105 Pa = 100 kPa
= 14.7 Psi (Lbf/ in2)
= 1 Kgf/ Cm2
- 1 M3/dt = 60 M3/menit
- 1 M3/menit = 1000 LPM (liter/menit).

Contoh :
Dua buah bejana yang berhubungan, Gaya pada bejana 1 (F1) = 1000 N.
Diameter bejana 1 (d1) = 10 Cm2
Diameter bejana 2 (d2) = 40 Cm2
Gaya pada bejana 2 (F2) = .. ?

Penyelesaian :
- Pada Bejana 1 :
Tekanan 1 (P1) =
F1 = 200 N
A1 = ; d1 = 10 Cm2 = 10 x 10-2 m2
= 0,1 m
A1 = = 7,85 x 10-3 m2
P1 = = = 127,388 x 103 N/m2
= 1,27388 x 105 N/m2
= 1,27388 x 105 Pascal = 1,27388 Bar
- Pada bejana 2 :
Menurut hukum pascal Tekanan pada suatu bejana tertutup akan diteruskan kesegala arah
dengan besar yang sama.
- Tekanan di bejana 1 (dari perhitungan) = 1,27388 N/m2
- Sesuai dengan hukum pascal maka tekanan pada bejana 2 akan sama dengan tekanan pada
bejana 1.
- Tekanan pada bejana 2 (P2) = P1 = 1,27388 x 105 N/m2.
- Gaya pada bejana2 (F2)
P2 = ; maka F2 = P2 x A2
P2 = 1,27388 x 105 N/m2

A2 = d2 = 40 Cm = 40 x 10-2 m2
= 0,4 m2
A2 = = 0,1256 m2
F2 = P2 x A2
= 1,27388 x 105 N/m2 x 0,1256 m2
= 16.000 N
Jadi dengan menggunakan Prinsip Hidrolik dapat disimpulkan bahwa dengan gaya yang kecil
F1 (1000N) dapat dihasilkan gaya yang jauh lebih besar F2 (16000 N).

III. FLUIDA HIDROLIK.


Fungsi fluida hidrolik :
- Sebagai pemindah/penerus gaya.
- Pelumas bagian-bagian yang bergesekan.
- Pengisi celah (seal) jarak antara dua bidang yang melakukan gesekan.
- Sebagai pendingin atau penyerap panas yang timbul akibat gesekan.
Syarat fluida hidrolik :
- Mampu mencegah korosi atau kontaminasi.
- Mampu mencegah adanya pembentukan endapan.
- Tidak mudah membentuk buih-buih oli.
- Stabil & mampu menjaga nilai kekentalan.
- Dapat memisahkan kandungan air.
- Sesuai atau cocok dengan penyekat/seal dan gasket yang dipakai pada komponen.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan fluida hidrolik adalah Viscositas,
karena viscositas akan mempengaruhi kemampuan untuk mengalir dan melumasi bagianbagian yang bergesakan. Viscositas fluida hidrolik dinyatakan dengan Nilai Viscositas.
Dalam pemilihan nilai viscositas oli sebaiknya mengacu pada manufactur pompa / sistem
hidrolik agar sistem bekerja secara optimal.
Viscositas oli yag tinggi memberikan pengisian yang baik antara celah (gap) dari pompa,
valve & motor hidrolik, tetapi jika nilai viscositas terlalu tinggi akan mengakibatkan :
- Hambatan yang besar sehingga menyebabkan seretnya gesekan elemen penggerak (actuator)
dan kavitasi pompa (udara masuk ke pompa).
- Pemakaian tenaga bertambah, karena kerugian gesekan.
- Penurunan tekanan bertambah melalui saluran-saluran dan katup-katup.
Jika viscositas oli terlalu rendah, akan mengakibatkan :

- Kerugian-kerugian kebocoran dalam yang berlebihan.


- Aus berlebihan oleh karena pelumasan tidak mencukupi pada pompa dan motor.
- Menurunkan efisiensi motor dan pompa.
- Suhu oli naik atau bertambah karena kerugian-kerugian kebocoran bagian dalam.
Nilai viscositas oli dinyatakan dengan :
Viscositas absolut : Poise atau Centipoise (Cp).
Viscositas kinematik : Centistoke (Cst).
Viscositas relatif : SUS (Saybolt Universal Second).
Angka koefisien Society of Automotive Engineer (SAE).
Derajat engler (oE)
Dalam Standard Internasional (SI) nilai viscositas dinyatakan dengan viscositas kinematik
(Cst).
mempunyai nilai viscositas sebesar 68 Cst pada temperature 40oC.Contoh : ISO VG 68 --

IV. PRESSURE REGULATING VALVE


( KATUP PENGATUR TEKANAN )
Pressure regulating valve digunakan untuk mengatur tekanan sistem atau subsistem suatu
rangkaian hidrolik. Ada beberapa jenis valve tersebut yang mana fungsi dari valve tersebut
didalam rangkaian dijadikan dasar untuk penamaannya.
Beberapa Valve yang digolongkan dalam rressure regulating valve adalah Pressure relief
valve (Katup pelepas/pengaman tekanan), Pressure reducing valve (Katup penurun tekanan).
Unloading valve, Offloanding valve, Counter balance valve dan Sequence valve
a. Pressure Relief Valve
- Digunakan untuk mengatasi tekanan maksimum sistem dalam rangkaian atau sub rangkaian,
dengan demikian akan memberikan perlindungan terhadap beban berlebih.
- Simbol
valve NC
b. Pressure Reducing Valve
- Digunakan untuk mengurangi atau menurunkan batas-batas tekanan dari rangkaian utama
ke tekanan yang lebih rendah pada suatu sub rangkaian.

- Simbol

c. Unloading Valve
- Digunakan untuk menyediakan arah balik aliran pompa ke tanki, sementara sistem harus
dipertahankan (sistem unloading).
Disebut juga katup pengisi akumulator.
- Simbol.

d. Offloading Valve
- Digunakan untuk menyediakan arah balik aliran pompa ke tangki sementara tekanan sistem
tidak dipertahankan (sistem off loading).
- Simbol

e. Counter Balance Valve


- Untuk memberikan perlawanan aliran fluida pada saat batas-batas tekanan yang dapat
dipilih (gaya pengimbang).

- Simbol

f. Sequence Valve
- Digunakan untuk menimbulkan gerakan dalam suatu sistem dalam suatu urutan-urutan
tertentu dan untuk menjaga tekanan minimum yang ditentukan sebelumnya dalam saluran
primer sementara operasi sekunder tetap berlangsung.
- Simbol

V. KATUP PENGARAH.

(DIRECTIONAL VALVE)
Katup pengarah pada khususnya seperti yang dinyatakan dalam namanya adalah mengatur
arah aliran fluida. Katup-katup ini dipakai dalam rangkaian-rangkaian hidrolik untuk
memberikan fungsi-fungsi kontrol, seperti :
Mengatur arah gerakan elemen penggerak.
Memilih rangkaian-rangkaian kontrol alternatif.
Melakukan fungsi kontrol logika.
Simbol-simbol yang digunakan untuk mewakili katup dalam diagram rangkaian hanya
ditentukan oleh fungsi katup, dan bukan dinyatakan dalam prinsip rancangan pada konstruksi
katup.
Posisi pemindahan katup diwakili atau dinyatakan oleh segiempat.
Jumlah segiempat yang berdekatan menunjukkan banyaknya posisi pemindahan yang
dipunyai katup, gambar samping menunjukkan dua posisi.
Fungsi dan prinsip kerja digambarkan di dalam kotak segiempat. Garis menunjukkan
jalannya aliran fluida, dan anak panah menunjukkan arah daripada alirannya. Pada gambar
menunjukkan arah aliran naik.
Posisi menutup dinyatakan dalam kotak segiempat oleh garis siku-siku (simbol hurup T).
Pertemuan lubang aliran dinyatakan oleh suatu titik.
Lubang-lubang saluran (saluran masuk dan keluar) ditunjukkan oleh garis yang tergambar
pada bagian luar kotak segiempat, menunjukkan posisi normal atau posisi awal juga
banyaknya lubang saluran, dalam gambar menunjukkan empat saluran.
Posisi yang lain diperoleh dengan menggeser kotak segiempat itu sampai lubang aliran
(saluran) bertemu dan sesuai dengan sambungan-sambungannya.
Katup dengan tiga posisi pemindahan, posisi tengah = posisi netral, posisi dinyatakan oleh
huruf-huruf a, b dan 0.
Untuk menjamin bahwa katup terpasang dengan tepat, sambungan-sambungannya
dinyatakan dengan huruf-huruf besar (romawi).
Saluran kerja A, B, C
Sambungan tenaga P
Pembuangan (ke reservoar) T
Saluran-saluran kontrol X, Y, Z
Dari dasar-dasar pembacaan simbol katup pengarah di muka dapat dikembangkan menjadi
jenis-jenis katup pengarah yang banyak digunakan dalam rangkaian hidrolik. Dan dalam
keterangan atau pemberian nama katup misalnya hanya disebutkan katup 4/2-way.
Contoh : Katup 4/3 way, adalah 4 saluran sambungan , 3 posisi pemindahan (3 segiempat).

Katup 3/2 way, adalah 3 saluran sambungan, 2 posisi pemindahan (2 segiempat).


Kotak segiempat 1, 2, 3 menunjukkan posisi pemindahan.
- P, A, B, T menunjukkan saluran.
- X,Y merupakan saluran pemandu (Hydraulik).

Katup Posisi Normal Menutup Atau Membuka :


Dalam rangkaian hidraulik sering digunakan istilah katup posisi normal membuka (Normaly
Open / NO) atau katup posisi normal menutup (Normaly Close / NC). Istilah istilah tersebut
sering digunakan pada katup dengan tiga lubang saluran.

- Katup Posisi Normal Menutup (Normaly Close / NC).


Katup yang ditunjukkan pada gambar berikut adalah katup 2 posisi dengan 3 (tiga) lubang
saluran

Katup yang ditunjukkan pada gambar tersebut adalah katup dua posisi dengan tiga lubang
saluran, dimana pada posisi normal (gaya penekanan pegas) tidak memberi kesempatan aliran
dari lubang tekanan P ke lubang saluran ke luar A.
- Katup Posisi Normal Membuka (Normaly Open / NO).
Dalam hal katup posisi normal membuka seperti gambar berikut saluran tekanan P diberi
kesempatan untuk mengalir ke lubang saluran ke luar A, sementara katup berada dalam posisi
normalnya.

Prinsip Kerja Katup Pengarah

Pada posisi normal (netral) semua saluran tertutup, sedangkan pada handel digerakkan maju

saluran P terhubung dengan saluran A dan saluran B terhubug dengan saluran T, sedangkan
jika handel digerakkkan mundur saluran P terhubung dengan saluran B dan saluran A
terhubung saluran T.
Penggerak Katup
Katup dapat digerakkan oleh lima dasar metode yaitu dengan tenaga manusia, secara
mekanik, secara elektrik, secara hidrolik, atau secara pnematik.
Aplikasi dalam mesin menggunakan beberapa dari apa yang disebutkan di muka, atau bahkan
dengan kombinasi dari beberapa penggerak untuk memperoleh sistem pengontrolan yang
optimum. Metode pengontrolan tenaga manusia menggunakan gerakan tangan atau kaki
seperti tuas, tombol tekan, knop dan pedal kaki.
Berikut adalah beberapa simbul hidrolik penggerak katup, simbol hidrolik yang lainnya dapat
dilihat pada lampiran.

Tuas Pedal Pegas Pemandu Hidrolik Solenoid


VI. POMPA HIDROLIK, ELEMEN PENGGERAK DAN AKUMULATOR

POMPA HIDROLIK
Fungsi daripada Pompa adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik
dengan cara menekan fluida hidrolik ke dalam system.
Dalam system hidrolik pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau
membangkitkan aliran fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk
memberikan gaya sebagaimana diperlukan
Pompa adalah pembangkit aliran bukannya tekanan.
Sering kali dianggap bahwa pompa adalah pembangkit tekanan fluida, tetapi sebenarnya
tujuan utama pemakaian pompa hidrolik adalah untuk memproduksi aliran. Sedang tekanan
adalah gaya persatuan luas dan ditimbulkan oleh adanya hambatan untuk mengalir.
Dilihat dari segi volume pemindahan yang dihasilkan, pompa hidrolik dibedakan menjadi dua
bagian pula, yaitu :
Pompa pemindahan tetap (fixed).
Pompa pemindahan berubah ubah (variable).
Pada pompa pemindahan tetap, pompa akan menggerakkan atau memindahkan sejumlah
volume oil yang sama dalam setiap putaran (cycle). Volume ini hanya akan berubah apabila
kecepatan putar pompa (rpm) juga diubah.
Pompa dengan pemindahan tetap biasa ditemukan dalam sistem tekanan lebih rendah atau

sebagai pembantu pompa yang lain dalam suatu sistem tekanan yang lebih tinggi. Pada
pompa dengan pemindahan tidak tetap (variable) dapat memberikan volume pemindahan
olinya bervariasi dalam setiap putaran, bahkan pada kecepatan putaran yang sama sekalipun.
Sedangkan jika dilihat dari jenisnya pompa hirdlolik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu roda
gigi, pompa sudu-sudu , dan pompa torak.
Simbol Pompa Hidrolik :

ELEMEN PENGGERAK
Tenaga hidrolik dirubah menjadi tenaga mekanik dengan mengunakan elemen penggerak.
Elemen penggerak yang digunakan pada sistim hidrolik ada tiga macam yaitu :
- Elemen penggerak linier (garis lurus) yang disebut juga silinder
- Elemen penggerak rotary (berputar) yang disebut juga motor hidrolik
- Elemen penggerak gabungan, yaitu kombinasi antara linier dan rotary.
Simbol hidrolik elemen penggerak :

Elemen penggerak yang lainya seperti silinder, motor variable dapat dilihat pada lampiran
(table simbul hidrolik)

AKUMULATOR

Dalam sistem-sistem hidrolik kadang-kadang diperlukan penyimpanan fluida hidrolik


bertekanan yang berfungsi sebagai sumber tekanan cadangan bila suatu saat dibutuhkan

secara tiba-tiba tanpa menghiraukan sumber tekanan utama (pompa). Alat yang dipakai untuk
menyimpan tekanan fluida hidrolik ini disebut Akumulator.
Dalam sistem hidrolik penyimpanan fluida hidrolik bertekanan menyajikan beberapa tujuan
pemakaian seperti :
Menambah hantaran pompa (menyimpan energi)
Menjaga tekanan sistem konstan
Sumber kebutuhan tenaga mendadak
Meredam kejutan
Menghilangkan bunyi (berisik)
Meredam muai panas
Menaikkan tekanan secara berangsur-angsur.
Akumulator yang sering dipakai di dalam system hidrolik adalah adalah akumulator jenis gas
dan jenis pegas, simbul hidrolik akumulator adalah:

VII. Studi Kasus & Cara Membaca Sirkuit Hidrolik


Kasus 1 :
jika RV1 di set 120 Bar, RV2 di set 50 Bar maka tekanan yang terukur/terbaca pada Pressure
Gauge (PG) adalah :
PG1= Bar , PG2= .. Bar, PG3= .. Bar
Kasus 2 :

Kasus 3 :
Kasus 4 :

Cara Membaca Sirkuit Hidrolik dan


Contoh Rangkaian Hidrolik
Sirkuit hidrolik 1 :

- Sebutkan nama-nama komponen yang dipakai dalam sirkuit tersebut


- Ceritakan bagaimana sirkulasi fluida hidrolik dalam sirkuit tersebut, dan bagaimana system
tersebut bekerja, sirkuit hidrolik tersebut merukan sub sistem dari sirkuit apa ?

Sirkuit hidrolik 2 :

- Sebutkan nama-nama komponen yang dipakai dalam sirkuit tersebut


- Ceritakan bagaimana sirkulasi fluida hidrolik dalam sirkuit tersebut, dan bagaimana system
tersebut bekerja, sirkuit hidrolik tersebut merukan sub sistem dari sirkuit apa ?

Sirkuit hidrolik 3 :

- Sebutkan nama-nama komponen yang dipakai dalam sirkuit tersebut


- Ceritakan bagaimana sirkulasi fluida hidrolik dalam sirkuit tersebut, dan bagaimana system
tersebut bekerja, sirkuit hidrolik tersebut merukan sub sistem dari sirkuit apa ?

Sirkuit hidrolik 4:

- Sebutkan nama-nama komponen yang dipakai dalam sirkuit tersebut


- Ceritakan bagaimana sirkulasi fluida hidrolik dalam sirkuit tersebut, dan bagaimana system
tersebut bekerja, sirkuit hidrolik tersebut merukan sub sistem dari sirkuit apa ?

Вам также может понравиться