Вы находитесь на странице: 1из 12

Senyawa Karbon

Senyawa yang unsur penyusun utamanya karbon (C) disebut senyawa karbon.
Berdasarkan asalnya senyawa karbon dapat dibedakan atas senyawa karbon organik dan
senyawa karbon anorganik. Senyawa karbon yang umumnya berasal dari makhluk hidup
disebut senyawa organik, misalnya karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya. Sedangkan
senyawa-senyawa karbon lain yang tidak berasal dari makhluk hidup disebut senyawa
anrganik, misalnya senyawa CaCO3, NaHCO3, Na2CO3.
Persamaan senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik, yaitu:
a. kedua jenis senyawa mengandung atom karbon
b. kedua jenis senyawa tersebut dapat juga diperoleh dari hasil reaksi senyawa-senyawa
yang bukan berasal dari makhluk hidup.
Antara senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik terdapat perbedaanperbedaan. Beberapa perbedaan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Senyawa Karbon Organik dan Karbon Anorganik
No
1

Senyawa Karbon Organik


Senyawa Karbon Anorganik
Banyak berasal dari makhluk Berasal dari benda mati
hidup tetapi ada yang tidak
berasal dari makhluk hidup atau
hasil sintesa, misalnya

3
4
5
6
7

serat

sintetis, plastik
Hampir semua senyawa karbon Senyawa karbon anorganik ada yang
organik memiliki ikatan kovalen

memiliki ikatan kovalen dan ada juga

Mempunyai rantai panjang


Mempunyai rantai panjang
Mempunyai isomer
Reaksinya relatif lamban
Tidak mudah larut dalam air

yang memiliki ikatan ion


Tidak mempunyai rantai panjang
Tidak mempunyai rantai panjang
Tidak mempunyai isomer
Reaksinya relatif cepat
Mudah larut dalam air

Kekhasan Atom Karbon


Atom karbon mempunyai keistimewaan dapat membentuk persenyawaan yang stabil
dalam jumlah yang sangat banyak. Kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor beriku.:
1. Atom karbon tetravalensi dan dapat membentuk empat ikatan kovalen.
2. Atom karbon tetrahedral.
3. Atom karbon dapat berikatan dengan atom C lainnya membentuk senyawa rantai C
yang stabil.

4. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap.


5. Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang.
6. Senyawa karbon dapat membentuk isomer.
Dalam ikatan antar karbon, setiap atom karbon dapat mengikat 1, 2, 3 atau 4 atom
karbon yang lain. Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom karbon lainnya,
atom karbon dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu.
a. Atom C primer (1)
Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat satu atom C lainnya. Pada
senyawa hidrokarbon jenuh, ataom C primer mengikat tiga atom H (-CH 3). Perhatikan
tanda bintang yang menandai atom C primer pada contoh berikut:
*CH3
*CH3

*CH3

( terdapat dua atom C primer)

*CH3 ( terdapat tiga atom C primer)

CH
*CH3

b. Atom C sekunder (2)


Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya. Pada suatu
senyawa hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua atom H (-CH2-).
Contoh:
CH3

*CH2

CH3

( terdapat satu atom C sekunder)

CH3 *CH2

*CH2

*CH2

CH3 ( terdapat tiga atom C sekunder)

c. Atom C tersier (3)


Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya. Pada suatu
senyawa hidrokarbon jenuh, atom C tersier mengikat satu atom H
Contoh:
CH3 *CH

CH3

( terdapat satu atom C tersier)

CH3
CH3

*CH *CH

CH2

CH3 ( terdapat dua atom C tersier)

CH3 CH3

d. Atom C kuartener (4)


Atom C kuartener
CH3 adalah atom C yang mengikat empat atom C lainnya. Pada suatu
senyawa
jenuh, atom
C kuartener
tidak mengikat
atom H. Contoh:
( terdapat
satu atom
C kuarterner)
CHhidrokarbon
3 *C
CH3
CH3
CH3 CH3 CH3
CH3

*C

*C

*C

CH3 CH3 CH3

CH3 ( terdapat tiga atom C kuarterner)

Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbonnya, senyawa karbon dapat dikelompokkan


menjadi senyawa karbon jenuh dan senyawa karbon tak jenuh.
1). Senyawa Karbon Jenuh
Senyawa karbon jenuh adalah senyawa karbon yang hanya memiliki ikatan tunggal
antaratom C atau tidak memiliki ikatan rangkap antaratom C.
Contoh:
C2H6

: CH3

C3H8

: CH3

CH3
CH2 CH3

2). Senyawa Karbon Tak Jenuh


Senyawa karbon tak jenuh adalah senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap
antaratom C. Ikatan rangkap ini dapat berupa ikatan rangkap dua atau rangkap tiga.
Contoh :

C2H4

: CH2

CH2

C3H6

: CH3

CH

C2H2

: CH

CH

CH2

Tata nama alkana


Rumus umum dari senyawa alkana adalah CnH2n+2
Sistem tata nama alkana dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Trivial
Nama trivial untuk senyawa alkana hanya digunakan untuk senyawa alkana suku
rendah, mulai dari atom C =1 sampai atom C = 4.
Contoh
Rumus molekul
nama senyawa
CH4
metana
CH3CH3
etana
CH3CH2CH3
propana
CH3CH2CH2CH3
butana
Nama metena mengikuti nama metal alkohol (CH3OH), metil berasal dari
gabungan dari kata yunani methy (anggur) dan hyle (kayu).

Nama etana diturunkan dari kata yunani aithein, yang brarti menyala, senyawa
alkana sangat mudah terbakar.
Nama propane diambil dari nama trivial asam karboksilat dengan jumlah atom C
tiga, asam propionate (CH3CH2CO2H). Propion merupakan gabungan dari kata
yunani proto (pertama) dan pion (lemak). Asam propionat ialah asam karboksilat
pertama (atau berbobot molekul terendah) yang menunjukkan sifat-sifat asam
lemak, yakni asam-asam yang diperoleh dari lemak.
Butana diberi nama menurut asam butirat penyusun dari mentega berbau tengik
(butyrum, kata laitin utnuk metega).
2. IUPAC
Untuk memberikan nama senyawa alkana kompleks, maka diberikan aturan bagai
berikut.
1. Tentukan rantai pokok, yaitu rantai karbon terpanjang dan paling banyak
mengandung cabang.
2. Nomor atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang,
sehingga atom karbon yang memiliki cabang mendapat nomor yang sekecilkecilnya.
3. Nama dimulai dengan nomor cabang, nama cabang sesuai dengan urutan abjad
(bila lebih dari satu cabang yang sama diawali dengan di, tri, tertra)- diakhiri nama
rantai pokoknya.
Contoh
CH3
4
CH3

3
CH2

2
C

1
CH3

CH3

2,2-dimetilbutana

Keberadaan Unsur C, H, dan O dalam Senyawa Karbon

Di alam, senyawa dikelompokkan menjadi 2, yaitu senyawa organik dan senyawa


anorganik. Keberadaan karbon dan hidrogen dalam senyawa organik juga dapat dilakukan
dengan percobaan sederhana yaitu pemanasan sampel organik yang akan mengubah C
menjadi CO2 dan H menjadi H2O. Gas CO2 dapat diidentifikasi berdasarkan sifatnya yang
mengeruhkan air kapur, sedangkan H2O yang terbentuk dapat diidentifikasi dengan kertas
kobalt yang mengubah warna kertas kobalt dari biru menjadi merah muda.
Kekhasan Atom Karbon
Atom karbon mempunyai keistimewaan dapat membentuk persenyawaan yang stabil
dalam jumlah yang sangat banyak. Kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
7.
Atom Karbon Tetravalensi dan Membentuk Empat Ikatan Kovalen.

Karbon memiliki 4 elektron valensi. Dari keempat elektron valensi tersebut dapat
membentuk 4 ikatan kovalen untuk mencapai kestabilannya.
8.
Atom Karbon Berukuran Relatif Kecil
Atom karbon terletak pada periode kedua dalam sistem periodik, sehingga atom karbon
mempunyai dua kulit atom yang menunjukkan jari-jari atom karbon relatif kecil. Hal
tersebut merupakan keuntungan atom karbon, yaitu ikatan kovalen yang dibentuk relatif
kuat dan dapat membentuk ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga.
9.
Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk ikatan
Atom karbon dengan keempat tangan ikatan itu dapat membentuk rantai atom karbon
dengan berbagai bentuk dan kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang bervariasi
tersebut menyebabkan terjadinya banyak variasi senyawa yang dapat dibentuk oleh atom
karbon.
a.
Rantai karbon lurus

b.

Rantai karbon bercabang

c. Rantai karbon siklis

Penggolongan Senyawa Hidrokarbon


Dalam ikatan antar karbon, setiap atom karbon dapat mengikat 1, 2, 3 atau 4 atom
karbon yang lain. Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom karbon lainnya,
atom karbon dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu.
e. Atom C primer (1)
Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat satu atom C lainnya. Pada
senyawa hidrokarbon jenuh, atom C primer mengikat tiga atom H (-CH 3).
Perhatikan tanda bintang yang menandai atom C primer pada contoh berikut:
*CH3
*CH3

*CH3
CH

( terdapat dua atom C primer)

*CH3 ( terdapat tiga atom C primer)

*CH3

f. Atom C sekunder (2)


Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya. Pada suatu
senyawa hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua atom H (-CH2-).
Contoh:
CH3

*CH2

CH3

( terdapat satu atom C sekunder)

CH3 *CH2

*CH2

*CH2

CH3 ( terdapat tiga atom C sekunder)

g. Atom C tersier (3)


Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya. Pada suatu
senyawa hidrokarbon jenuh, atom C tersier mengikat satu atom H
Contoh:
CH3 *CH

CH3

( terdapat satu atom C tersier)

CH3
CH3

*CH *CH

CH2

CH3 ( terdapat dua atom C tersier)

CH3 CH3

h. Atom C kuartener (4)


Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lainnya. Pada
suatu senyawa hidrokarbon jenuh, atom C kuartener tidak mengikat atom H.
Contoh:
CH3
CH3 *C

CH3

( terdapat satu atom C kuarterner)

CH3
CH3 CH3 CH3
CH3

*C

*C

*C

CH3 ( terdapat tiga atom C kuarterner)

CH3 CH3 CH3

Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah golongan senyawa yang paling sederhana. Hidrokarbon hanya
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbon,
senyawa hidrokarbon dikelompokkan menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak
jenuh. Pada hidrokarbon jenuh seluruh ikatan antara atom-atom karbon merupakan ikatan
kovalen tunggal. Senyawa hidrokarbon tak jenuh dapat memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap.

Hidrokarbon

Hidrokarbon
Jenuh

Hidrokarbon
Tak Jenuh

Alkana
(CnH2n+2)

Alkuna
(CnH2n-2)

Alkena
(CnH2n)

Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang hanya terdiri atas ikatan tunggal. Alkana merupakan
hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonkarbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana yang paling sederhana adalah metana, CH4.
Tabel 1. Tiga Suku Pertama Alkana

Rumus Struktur

Rumus Molekul

Nama

CH4

Metana

C2H6

Etana

C3H8

Propana

H
H

Struktur 3 Dimensi Senyawa Alkana

Gambar 1. Stuktur 3 Dimensi Butana (kiri) dan Etana (kanan)


a. Rumus Umum Alkana
Berdasarkan rumus molekul metana, etana, dan propana tersebut di atas dapat diketahui
bahwa setiap suku alkana mempunyai selisih sebesar CH 2 dengan suku sebelumnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rumus umum alkana adalah :
CnH2n+2

; dimana n = jumlah atom karbon.

b. Deret Homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang mirip
disebut satu homolog (deret sepancaran). Alkana merupakan suatu homolog.
Tabel 2. Rumus Molekul dan Nama Alkana dengan Jumlah Atom C-1 sampai C-10
Jumlah Atom C
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10

Rumus Molekul
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22

Nama
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana

c. Gugus Alkil (-R)


Alkil/R adalah gugus yang terbentuk jika alkana kehilangan satu atom H-nya sehingga
rumus gugus alkil adalah CnH2n+1. Penamaan alkil, seperti pada nama alkana, tetapi akhiran
-ana diganti -il.
Tabel 3. Rumus Molekul dan Nama Alkil

Rumus Molekul
-CH3
-C2H5
-C3H7
-C4H9
-C5H11
-C6H13
-C7H15
-C8H17
-C9H19
-C10H21

Nama
Metil
Etil
Propil
Butil
Pentil
Heksil
Heptil
Oktil
Nonil
Dekil

d. Tata Nama Alkana


Tata nama alkana menurut IUPAC adalah sebagai berikut
1. Rantai tidak bercabang (lurus)

Penamaannya berdasarkan jumlah atom C dan diberikan awalan n-(normal)


contoh: CH3-CH2-CH2

n-propana

CH3-CH2-CH2-CH3

n-butana

CH3-CH2-CH2-CH2-CH3

n-pentana

2. Rantai karbon bercabang


a. Tentukan rantai induk/rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain. Rantai induk/rantai utama diberi nama alkana.
b. Penomoran. Penomoran atom C pada rantai utama dimulai dari ujung yang
terdekat dengan cabang. Contoh:

c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang terikat pada rantai induk atau atom C yang
letaknya di luar rantai utama atau di luar rantai induk. Cabang merupakan gugus
alkil yang menentukan nama cabang dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya.
d. Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang disusun menurut abjad,
kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan
awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,),
sedangkan antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda ().
e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang :
-

Jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nomor-nomor cabang dari
alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai
dengan jumlah alkil sejenis tersebut. Contoh:

Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-nama alkil disusun menurut
abjad.
Contoh:

Rantai utama : heptana


Gugus alkil : metil dan etil
Nama : 4-etil-2,5-dimetilheptana
3. Tambahan untuk penomoran khusus
a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai
induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak. Contoh

b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor lebih kecil.

1.

Isomer Senyawa Alkana


Isomer adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus

strukturnya berbeda. Isomer alkana dimulai pada senyawa dengan jumlah atom C sebanyak 4.
Senyawa alkana hanya memiliki isomer rangka karena golongan alkana tidak memiliki gugus
fungsi. Contoh :
CH3

CH2

CH3

CH

CH2
CH3

CH3 : n - butana
: 2 - metil propana atau isobutana

CH3

Semakin banyak atom C pada alkana, semakin banyak pula jumlah isomernya.
Setiap senyawa yang berisomer memiliki sifat-sifat (fisik dan kimia) yang berbeda.
Untuk alkana dengan jumlah C sama, tetapi memiliki rumus struktur yang berbeda (isomer),
maka senyawa yang memiliki cabang paling banyak akan memiliki titik didih paling rendah.
Atau rantai karbon yang lurus memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan yang
bercabang dengan rumus molekul yang sama, hal ini dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Titik Didih Isomer Pentana
Isomer Pentana (C5H12)
Rumus Struktur
Nama Senyawa

No.
1.

CH3

CH2

2.

CH3

CH

CH2
CH2

CH2

CH3

CH3

Titik Didih (oC)

n- pentana

36

2- metil butana

28

2,2 dimetil
propana

CH3

3.
CH3
CH3

CH3

CH3

2.

Sifat-Sifat Alkana
a.

Sifat Fisis Alkana


1.

Merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air.

2.

Pada suhu kamar, alkana dengan atom C 1-C4 berfase gas, C5-C17
berfase cair, dan > C18 berfase padat.

3.

Semakin banyak jumlah atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk


alkana yang berisomer, dengan atom C sama banyak, titik didih makin tinggi bila

rantai C makin panjang (semakin sedikit cabang), viskositas (kekentalan) semakin


tinggi.
b.

Sifat kimia Alkana


1.

Dapat mengalami reaksi substitusi/pergantian atom bila direaksikan


dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2). Contoh :
H

2.

+ Br

Sinar UV
Br

Br

+HBr

Dapat mengalami reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi


pengikat oksigen oleh suatu molekul. Reaksi oksidasi ada yang berlangsung cepat
dan ada yang berlangsung lambat. Reaksi oksidasi yang berlangsung cepat
dinamakan reaksi pembakaran sedangkan reaksi oksidasi yang berlangsung lambat
dinamakan

perkaratan.

Reaksi

pembakaran

yang

berlangsung

sempurna

menghasilkan gas CO2 dan uap H2O. Sedangkan reaksi pembakaran yang
berlangsung tak sempurna menghasilkan gas CO dan uap H2O atau C dan uap H2O.
Contoh :
2C8H18(l) + 25O2(g)

16CO2(g) + 18H2O(uap)

2C8H18(l) + 17O2(g)

16CO(g) + 18 H2O(uap)

2C8H18(l) + 9O2(g)

16C(s) + 18H2O(uap)

(sempurna)
Tak sempurna

3. Mengalami reaksi eliminasi, yaitu penghilangan beberapa atom untuk membentuk zat
baru. Bila alkana dipanaskan dengan bantuan katalis logam Pt atau Ni, akan
terbentuk senyawa dengan ikatan rangkap / alkena. Pada reaksi ini dibebaskan gas
H2 (reaksi dehidrogenasi). Contoh reaksi :
CH3

CH2
propana

CH3

Pt

CH3

CH
CH2 + H2
propena

Вам также может понравиться