Вы находитесь на странице: 1из 6

ALAM BAWAH SADAR

Aku pindah ke sekolah yang cukup terkenal di daerah yang baru aku tinggali. Yang anehnya,
entah kapan aku mulai pindah ke daerah ini. Sinar mentari yang menyinari dedaunan dan
menghangatkan dunia semakin membuat diriku bahagia. Aku mulai memasuki sebuah
gerbang yang cukup besar yaitu gerbang sekolah SMAN STAR. Beberapa orang
memperhatikanku dengan tatapan aneh bin ajaib. Mungkin karena aku adalah murid baru di
sekolah ini. Dengan perasaan acuh, aku terus melangkah dengan percaya diri sambil
membuka buku ensiklopedi.
Tanpa sadar brukkkkk, tanpa sengaja aku menabrak seorang cowok. Aku pun terjatuh dan
semua orang memperhatikan kami. eh, maaf aku sengaja. Eh maksudku tidak sengaja!
ujarku sambil menatap cowok itu. Dan oh my god!! cowok kebulean idola semua cewek di
dunia sekarang ada di hadapanku. Mimpi apa aku semalam? kamu tidak apa-apa? Tanya
cowok itu. Oh my god!! Jantungku berdegup kencang serasa ada bunga-bunga di manamana, aku pun bangkit sambil tersenyum malu-malu meong. Dia pun membalas
senyumanku. Kemudian, aku berlalu meninggalkannya sambil kegirangan. Mungkin perlu
bikin haroa lagi di rumah.
Dari kejauhan sambil berpura-pura membaca buku, aku diam-diam melirik ke arah
lapangan basket. Justin sedang bermain basket melawan Tee Jay. Justin dengan kerennya
mulai mendribble bola dengan gaya khasnya. Tee Jay yang tak mau kalah mulai merebut
bola dari Justin. Aku mulai merasa kepanasan karena kobaran api membara terpancar dari
sudut mata mereka. Justin masih terus mendribble bola menggunakan Hiraisin No Jutsu,
dalam sekejap ia berpindah posisi dan Tee Jay tak menyadarinya. Tee Jay pun
menggunakan jurus Chibaku Tensei, sehingga bola basket berhasil direbutnya.
Tee Jay yang sudah terbakar semangat tinggal tunggu hangusnya saja, melakukan Shooting
bagai Shintaro Midorima dari Anggota Generasi Keajaiban. Justin tak tinggal diam, dalam
sekejap ia melakukan Jumping Power ala Taiga Kagami yang bertekad mengalahkan
Generasi Keajaiban. Justin berhasil menahan shooting dari Tee Jay, dan ia mulai melesat
wushhh bola itu berhasil masuk ke dalam lingkaran kehidupan (ring basket). Semua
penonton bersorak untuk Justin.
Tanpa sadar, aku juga ikut berteriak Aaaaaaa.. Just.. belum sempat aku lanjutkan
kehisterisanku akibat kefanatikan bufftt.. buku yang aku pegang pun terlempar sampai ke

samudera Antartika alias jidat kepala sekolah. Akhirnya aku pun diberi hadiah yang sangat
spesial yaitu lari keliling lapangan. Kalau bisa minta sama kepala sekolah, aku pengen lari
dari kenyataan aja vroh!
Di lain sisi, aku sadar tidak hanya aku yang menyukai Justin. Ada seorang cewek cantik
dengan rambut keriting retro berwarna cokelat yang merupakan cewek paling popular di
sekolahku dan yah.. sangat cocok bersama Justin. Namun, kelebihannya itu tak membuat ia
bersyukur dengan dengan karunia yang diberikan sang pencipta kepadanya. Ia selalu
menindas siswa yang mengusik hatinya meski mereka tak bersalah apa pun kepadanya. Jadi
lebih cocok aku kan? Selena tak suka dengan kehadiranku di sekolah ini. Ia pun
menggangguku. Tee Jay pun melesat seperti Spider Man tanpa jaring laba-laba.
heh, nenek lampir!. Tahunya cuma ngusik hidup orang lain! urus tuh otak, nilai matematika
aja selalu dapat onde-onde mau songong segala! ujar Tee Jay. hih.. pahlawan kesiangan
muncul!! Ngapain ngurusin orang, urus saja urusanmu sendiri! Hah, udah deh Taylor.. kita
pergi saja. Malas lihat tampangnya alien itu Selena pun beranjak dari lorong kelas diikuti
Taylor dengan tampang seperti ndoke.
Justin yang melihat kejadian tersebut menatap ke arah aku dan Tee Jay dengan wajah yang
sangat dingin sedingin Ice Kiko. Mungkin, mustahil cewek sepertiku akan mendapatkan
hatinya. Wajah pas-pasan yang kayak katty Pery, rambut sunslik kayak Raisha, dan suara
merdu macam Fatin.. hah mungkin semua itu hanya mitos belaka kalau aku bisa
mendapatkannya. Aku melangkah menuju perpustakaan dan mencari buku yang mungkin
dapat menyegarkan otakku kembali. Maklum, aku adalah seorang penggila buku.
Berselang beberapa menit, aku menemukan buku yang pas, aku pun mengambilnya dan
saat menarik buku itu ada sebuah tangan. awalnya aku pikir itu adalah tentakel milik
Squidward tapi ia baru saja pulang kampung ke Bikini Buttom 20 tahun yang lalu. Hati
kecilku pun bicara, Ngajak battle orang ini! Aku melirik orang itu dengan tatapan
pembunuh. Seketika itu jantungku seperti akan ke luar dan menari-nari. Dengan spontan
suara merduku pun mengucapkan namanya.
Justin!! Teriakku dengan perasaan kaget. kenapa? kalau kamu mau buku ini, ambil aja
sana! sahut Justin sambil mengusap-usap telinganya yang mungkin terpesona dengan
suara merduku.
eh.. tidak kok. Tidak kamu aja yang ambil, Aku menolak dengan halus, sehalus sutera.
Akhirnya terjadi perdebatan sengit di antara kami yang mulai memanas, sepanas pisang

goreng yang baru diangkat malaikat penjaga kantin dari penggorengan. Urgh lapar. Cacing
di perutku pun mulai melakukan konser orchestra. Justin tertawa terbahak-bahak.
ngomong-ngomong siapa namamu? Tanya Justin. Sambil memperbaiki rambutnya, ah
gantengnya.
Alexa Drew, panggil saja Alexa. Jawabku. namamu bagus ya? puji Justin. Aku hanya
tersenyum malu-malu meong. Kami pun pergi ke kantin dan meninggalkan buku yang kami
perdebatkan seorang diri mungkin buku itu jomblo. Aku pun mulai akrab dengan Justin.
Aku berjalan melewati kelas demi kelas. Aku mendengar sebuah langkah kaki dengan bunyi
yang sangat nyaring tuk, tik, tak, tik, tuk, tik, tak, tik, tuk seperti suara sepatu kuda.
Mungkin orang itu memakai sepatu hak tinggi setinggi menara Eiffel. Dengan penasaran aku
menengok ke belakang, sesosok penampakan rupanya sedang mengikutiku. Tanpa pandang
bulu, nenek lampir mendorongku. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.. aku tenggelam
dalam lautan luka dalam. S*it, malah jadi lagu. Ia menjambak rambut Sunsilkku tanpa
iman. Sekali lagi Iron Man datang dan menembakkan laser ke arah nenek lampir.
heh, nenek lampir.. please deh. Jangan usik tuan putriku lagi! Ujar Tee Jay, seketika itu
mataku membelalak hampir jatuh ke bawah. ih.. tuan putri kutu buku dengan pangeran
bekicot? hahaha, memang istimewa (ala cherrybelle). Tuh ambil tuan putrimu! Dasar
ngenes! ujar Selena sambil membuang muka. Mukanya pun jatuh, lalu ia menempelnya
kembali denga lem korea. Tee Jay pun dengan kekuatan supernya membawaku
meninggalkan tempat itu beserta penonton yang dungu dan tak berbuat apa-apa saat
temannya dibully. Justin dengan napas terengah-engah datang menghampiri kerumunan
manusia dungu tadi.
di mana Alexa? Tanya Justin, tidak ada seorang pun yang mau menjawab. Mungkin karena
tempat itu keramat atau masih ada penunggunya. Selena dengan centilnya menghampiri
Justin.
hai Justin, makin oke aja nih. Kamu tahu tidak? ada gosip baru di sekolah kita tentang tuan
putri kutu buku sama pangeran bekicot. Mau tahu mereka siapa? goda nenek lampir.
siapa? Tanya Justin Dengan wajah flat flat only.
Alexa dan Tee Jay berpacaran loh.. jawab Selena dengan nada mengejek. Dengan wajah
merah seperti buah tomat, Justin langsung meninggalkan nenek lampir. Sejak kejadian itu
Justin mulai bersikap dingin kepadaku dan mulai menjauh. Ia bahkan sering bersama cewek

setan itu. Namun, Tee Jay selalu saja mampu membuatku tertawa terbahak-bahak sampai
rasanya gigiku krisis air alias kekeringan.
Sepulang sekolah aku berjalan menelusuri trotoar menuju arah rumahku. Aku merasakan
Cakra Pembunuh sedang mengawasiku. Aku melirik ke kiri dan ke kanan, tak ada siapa pun.
Mungkin jalan yang aku lalui ini adalah jalan angker, tapi ini masih siang hari dan ramai
pula. Aku kembali berjalan dan mengatur detak jantungku yang mulai berantakan krekk
terdengar patahan ranting. Aku menoleh ke belakang, dua sosok makhluk berhasil
mengejutkanku. Sepasang raja dan ratu tepat berada di belakangku yaitu Austin dan Taylor
datang menghampiriku dan mengajakku ke sebuah restoran pinggir jalan. Di sana kami
bergosip maksudnya berbincang-bincang bahasa kerennya.
Alexa.. maafkan aku yah? Sebenarnya dari awal ini bukan keinginanku, aku tidak
bermaksud mengusikmu. Namun, Selena selalu saja memaksaku. Dan kamu tahu tidak?
Justin menjauhimu karena hasutan dari Selena. Ia mengatakan kepada Justin kalau kamu
dan Tee Jay memiliki hubungan khusus. Ujar Taylor.
memangnya benar kamu berpacaran dengan Tee Jay? Austin memotong Ucapan Taylor.
Mendengar hal tersebut aku tertawa terbahak-bahak sampai seisi restoran penuh dengan
enzim-enzim yang ada di mulutku.
kami hanya berteman karena ia adalah orang yang selalu menolongku jawabku dengan
tawa kecil.
syukurlah! Kamu tahu sendiri kan? Kalau Justin dan Tee Jay itu seperti Tom & Jerry yang
tidak pernah akur. Sambung Taylor. Berselang beberapa lama, obrolan pun kami sudahi.
Aku segera kembali ke rumah. Namun tiba-tiba aku malah kembali ke sekolah. Justin mulai
berubah, ia berubah seperti superman. Sikapnya pun terasa aneh.
hai, sendirian aja nih? ujar Justin sambil berlajan mengekoriku. Aku hanya tersenyum
malu-malu ndoke. Belum sampai di kelas, Tee Jay datang bagaikan Captain America dan
langsung menarikku menjauhi Justin.
Justin yang tidak terima dengan hal tersebut, langsung melontarkan Rasinggan ke wajah
Tee Jay dan terciptalah pulau baru. Tee Jay tak mau kalah, ia mengeluarkan jurus Chidori
tepat mengenai pipi kanan Justin dan akhirnya goal. Justin terbakar amarah bercampur
jealous dibumbui rasa malu sehingga menjadi gado-gado pun melesatkan tendangan Tiger
Shoot ala Hyuga Kojiro tepat mengenai dada Tee Jay. Tee Jay Pun terbang, maksudnya
jatuh.

hoe, pahlawan kesiangam! Jangan pernah usik aku dengan Alexa lagi. Kau kalah! Jadi
jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Biar kau lapor di Mamamu aku tak takut! Karena
Mamaku juga akan turun tangan! Hush sana! ujar Justin dengan tingkat kepedean luar
biasa. Tee Jay yang saat itu mengalami rasa malu yang luar biasa, langsung melakukan
teleportasi dan dalam sekejap ia hilang entah ke mana. Justin berjalan bersamaku menuju
lapangan sekolah. Namun terasa hawa-hawa mematikan di sekeliling kami. Dan benar saja
ada nenek lampir, ia menamparku sampai rambut sunsilkku berkibar dan kepalaku berputar
360 derajat. Tapi, tak terasa sakit sama sekali.
heh cewek gatal, beraninya kau mendekati jodohku! ujar Selena sambil menjambak
rambut indahku tanpa ampun. Sulit sekali melawan nenek lampir ini badanku soperti
lumpuh. Di kala kukunya macam The Wolf, masya allah. Justin yang melihat hal tersebut
langsung mendorong Selena, ia terhempas dan mencium tanah air. ternyata kamu tak
pernah berubah! Aku kecewa! ucap Justin. Nenek lampir tersebut pun akhirnya terbang
dengan sapu ajaibnya meninggalkan kami. Bel kehidupan pun berbunyi, rasanya jiwaku
seperti terlahir kembali. Aku berjalan dengan riang. Di depan gerbang aku melihat seorang
pangeran, dan ia menghampiriku. Oh my god!
kamu ada waktu tidak? ayo kita makan siang?
ah, iya ayo, tanpa ragu aku menerima ajakannya mumpung makan gratis.
Tibalah kami di restoran terdekat. Kami berbincang-bincang dalam berbagai hal. Dari hobi,
makanan favorit, sampai soal idola. Dan tiba-tiba Justin menggenggam tanganku. Sentak
saja aku mengalami nervous yang luar biasa, keringat dingin bercucuran membanjiri seisi
restoran dan anehnya banyak bunga-bunga di mana-mana. Wajahku pun mulai memerah.
sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu, aku sering perhatiin kamu dari jauh. Dan aku
suka sama kamu karena kamu berbeda. Kamu mau tidak jadi pacarku? Tanya Justin. Ia
menatap mataku dengan dalam. Jantungku serasa mau melompat dan break dance.
Kemudian ia memegang dan mengelus pipiku.
Belum sempat aku menjawab, Alexa.. Justin kembali mengelus pipiku dan perlahan mulai
menepuknya. Namun anehnya semakin lama tepukannya semakin keras. We.. we we!!!
suara Justin berubah menjadi suara ibu-ibu.
hooiii bangun! Tidak pergi sekolah? wajah Justin berubah menjadi wanita tua. Aku pun
tersadar wanita tua itu ternyata mamaku. Ternyata itu hanya bunga-bunga tidurku saja.
Aku bangun dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

Вам также может понравиться