Вы находитесь на странице: 1из 21

ANALISA KASUS GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY.

F DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS EROSIF DIRUANGAN
ICU RSUD MM DUNDA LIMBOTO

1. Identitas Klien
Nama
: Ny.F
Umur
: 66 tahun
Alamat
: Kel. Tenilo Kec. Limboto
Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan
No. RM
Tgl.Masuk
Tgl. Keluar

: URT
: 249091
: 08-08-2015
: 11-08-2015

2. Tindakan pre-hospital
Tidak ada tindakan pre-hospital
3. Pengkajian Primer
1) Airway
Pada saat dikaji, jalan nafas klien paten, tidak terdapat sekret, tidak
ditemukan adanya sumbatan jalan nafas dengan cairan (gargling) dan
sumbatan jalan nafas dengan benda asing (snoring)
2) Breathing
Pada saat dikaji, irama pernafasan regular, frekuensi pernafasan 24
x/menit, klien tidak terpasang O2, bentuk dada simetris kiri dan kanan,
ekspansi paru simetris kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea, klien tidak
menggunakan cuping hidung
3) Circulation
Pada saat pengkajian, tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 80
x/menit, suhu 36,5oC, klien tidak sianosis, konjungtiva anemis kiri dan
kanan, akral dingin, CRT > 3 detik, tidak terdengar bunyi jantung tambahan
4) Disability
Pada saat pengkajian, keadaan umum klien sedang, kesadaran, compos
mentis, GCS klien 15(E4V5M6), klien dapat berbicara, klien merespon
pertanyaan yang diberikan, ada refleks pupil terhadap cahaya, klien dapat
berorientasi pada waktu, tempat, dan orang
5) Exposure
Pada saat pengkajian, klien tidak terdapat trauma(tidak terdapat jejas/lesi
dibagian dada klien)
4. Triage
1) Keluhan utama
Muntah darah

2) Riwayat keluhan utama


Klien masuk ke RS pada tanggal 8 Agustus 2015 dengan keluhan utama
muntah darah. Muntah darah dialami klien sebanyak 2 kali dan disertai
nyeri diulu hati serta BAB berwarna hitam. Pada saat dikaji tanggal 11
Agustus 2015 diruang ICU, pasien nampak pucat,akral teraba dingin,
konjungtiva nampak anemis, mukosa bibir pucat dan kering, klien nampak
gelisah dan mengeluh ingin cepat pulang ke rumahnya. Vital sign: tekanan
darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 28
x/menit, suhu 36,5oC
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah 180/90 mmHg
Frekuensi nadi 80 x/menit

Frekuensi pernafasan 28 x/menit


Suhu 36,5oC

5. Pengkajian Sekunder
1) Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi, bentuk kepala normal, rambut beruban dan
tampak bersih. Pada saat dipalpasi, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
2) Leher
Pada saat dilakukan inspeksi, tidak ada peningkatan vena jugularis dan
tidak kaku kuduk. Dan saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
3) Muka
Pada saat dilakukan inspeksi, wajah klien terlihat pucat, sclera normal,
konjungtiva nampak anemis, tidak ada peradangan, pupil isokor dan miosis
saat diberikan cahaya. Hidung simetris, tidak ditemukan adanya
polip,perdarahan dan peradangan, nampak rongga hidung terdapat sekret.
Bentuk rongga mulut klien simetris, mukosa bibir nampak pucat dan kering,
tidak ditemukan adanya perdarahan, tidak ada stomatitis dan tidak ada
kesulitan menelan.
Pada saat dipalpasi, dibagian kelopak mata tidak ada nyeri tekan dan
oedema dibagian palpebra. Dibagian hidung tidak ada nyeri tekan dan
fungsi penciuman baik. Dibagian mulut dan tenggorokan, refleks menelan
normal
4) Dada
Pada saat diinspeksi, bentuk dada simetris, ekspansi paru simetris, pola
pernafasan eupnea dengan irama regular, tidak ada retraksi dada. Saat

dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan. Saat diperkusi
didaerah paru berbunyi sonor, didaerah jantung berbunyi pekak. Saat
diauskultasi, terdengar BJ S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan,
suara nafas normal vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan seperti ronchi
dan wheezing.
5) Abdomen
Pada saat dilakukan inspeksi, abdomen datar, simetris kiri dan kanan, tidak
terdapat lesi dan masa, warna kulit merata sama dengan yang sekitar. Klien
tidak terjadi pembesaran abdomen atau asites, klien tidak kembung, gerakan
abdomen mengikuti irama pernafasan. Saat diauskultasi, klien tidak
terdengar hiperperistaltik usus. Saat palpasi, tidak ada nyeri tekan, klien
tidak distensi kandung kemih. Saat diperkusi, terdengar bunyi thympani
pada area abdomen, hepar terdengar pekak.
6) Genitalia
Pada saat diinspeksi, klien terpasang kateter urine
7) Ekstremitas
(1) Ekstremitas atas
Pada saat diinspeksi, warna kulit pucat, kuku nampak pucat, tangan
terpasang infuse. Saat dipalpasi, CRT>3 detik, tonus otot normal, akral
teraba agak dingin
(2) Ekstremitas bawah
Pada saat diinspeksi, warna kulit pucat, kuku klien nampak pucat,
klien terlihat memakai kaus kaki. Saat dipalpasi, akral teraba dingin,
tonus otot normal
(3) Kekuatan otot
4
2

4
2

Keterangan :
0 = tidak ada gerakan
1 = ada kontraksi, sedikit gerakan
2 = mengangkat tapi tidak mampu menahan gravitasi
3 = mampu menahan gravitasi
4 = mampu menahan sedikit dorongan
5 = mampu menahan dorongan kuat/kekuatan penuh
6. Pemeriksaan Penunjang
Tgl Pemeriksaan : 10 Agustus 2015

Hasil
RBC 2,60 10^6/L
HGB 7,2 g/dL
HCT 22,9 %
MCHC 21,4 g/dL
PLT 147 10^3/L

Nilai rujukan normal


3,50 5,50 10^6/L
11,0 16,0 g/dL
44,0 65 %
31,5 35 g/dL
150 - 450 10^3/L

7. Obat-Obatan
1) Obat injeksi
- Ondasentron/amp/IV berfungsi untuk mencegah dan mengobati mual dan
-

muntah
Antrain/amp/IV berfungsi sebagai obat anti nyeri dan antipiretik
Asam traneksamat/amp/IV berfungsi sebagai obat antifibrinolitik yang

digunakan untuk menghentikan perdarahan pada sejumlah kondisi


Ranitidine/amp/IV berfungsi untuk menangani gejala dan penyakit akibat

produksi asam lambung yang berlebihan


2) Obat oral
- Amlodipin 10 mg 1-0-0 berfungsi untuk mengatasi hipertensi
- Captopril 3 x 50 mg berfungsi untuk mengobati hipertensi dan gagal
jantung

IDENTIFIKASI DATA
1. Data subjektif
1) Klien mengatakan ia muntah darah
2) Klien mengatakan BAB berwarna hitam

3) Klien mengeluh khawatir dengan kondisinya


4) Klien mengeluh ingin cepat pulang
2. Data objektif
1) CRT > 3 detik
2) Klien nampak pucat
3) Akral teraba dingin
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mukosa bibir nampak pucat dan kering
7) Pasien nampak gelisah
8) RBC 2,60 10^6/L
9) HGB 7,2 g/dL
10) TTV:
Tekanan darah 180/90 mmHg
Frekuensi pernafasan 28 x/menit
Frekuensi nadi 80 x/menit
Suhu 36,5oC

RUMUSAN DIAGNOSA
No
1

Data
Diagnosa
DS:
Domain 4 : aktivitas/istirahat
1) Klien mengatakan ia muntah Kelas
4
:
respon
darah
2) Klien

mengatakan

berwarna hitam
DO:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

kardiopulmonal
BAB Diagnose:
Ketidakefektifan
jaringan perifer(00204)

CRT > 3 detik


Klien nampak pucat
Akral teraba dingin
Kuku klien nampak pucat
Konjungtiva nampak anemis
Mukosa bibir nampak pucat dan

kering
7) RBC 2,60 10^6/L
8) HGB 7,2 g/dL

perfusi

DS:
1) Klien mengatakan ia muntah darah
DO:
1) Mukosa bibir nampak pucat dan

Domain 2 : nutrisi
Kelas 1 : makan
Diagnose:
Ketidakseimbangan

nutrisi

kering
kurang dari kebutuhan(00002)
2) HGB 7,2 g/dL
3) Tekanan darah 180/90 mmHg
DS:
Domain 9 : koping/toleransi
1) Klien
mengeluh
khawatir
stress
dengan kondisinya
Kelas 2 : respon koping
2) Klien mengeluh ingin cepat Diagnose:
Ansietas (00146)
pulang
DO:
1) Pasien nampak gelisah
2) Tekanan darah 180/90 mmHg

INTERVENSI
No
Diagnosa
NOC
1
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer(00204)
Setelah dilakukan tindakan
Domain 4: aktivitas/istirahat
keperawatan selama x 24
Kelas 4 : respon kardiopulmonal
Definisi : penurunan sirkulasi darah ke perifer yang jam, perfusi jaringan adekuat
dapat mengganggu kesehatan
DS:
1) Klien mengatakan ia muntah darah
2) Klien mengatakan BAB berwarna hitam
DO:
1) CRT > 3 detik
2) Klien nampak pucat
3) Akral teraba dingin
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mukosa bibir nampak pucat dan kering
7) RBC 2,60 10^6/L
8) HGB 7,2 g/dL

dengan criteria hasil:


1. CRT > 3 detik
2. Akral hangat
3. Mukosa bibir pecah
4. Konjungtiva tidak anemis
5. TTV dalam batas normal

1. Selidiki
kesadaran,
kepala
2. Auskultasi

NIC
perubahan
keluhan
nadi

tingkat
pusing/sakit

apical,

kecepatan jantung/irama bila EKG


kontinu ada
3. Kaji kulit terhadap dingin, pucat,
berkeringat,

pengisian

khususnya tiba-tiba nyeri hebat


atau nyeri menyebar ke bahu
5. Observasi kulit pucat, kemerahan,

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah


nutrisi(00002)

kapiler

lambat dan nadi perifer lemah


4. Catat laporan nyeri abdomen,

ubah posisi dengan sering


6. Berikan O2 tambahan

awasi

dilakukan

tindakan

keperawatan selama x 24

sesuai

indikasi
7. Berikan cairan IV sesuai indikasi
1. Kaji frekuensi mual muntah
2. Buat tujuan berat badan minimum

Domain 2 : nutrisi
jam, status nutrisi adekuat
Kelas 1 : makan
dengan criteria hasil:
Definisi: asuhan nutrisi tidak mencukupi untuk
1. Tidak
ada
tanda-tanda
kebutuhan metabolic
malnutrisi
2. Tidak ada penurunan BB
DS:
3. Intake adekuat
1) Klien mengatakan ia muntah darah
4. Nilai laboratorium dalam
DO:
1) Mukosa bibir nampak pucat dan kering
batas normal
2) HGB 7,2 g/dL
3) Tekanan darah 180/90 mmHg
Ansietas (00146)
Setelah dilakukan tindakan
Domain 9: koping/toleransi stress
keperawatan selama x 24
Kelas 2 : respon koping
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran jam, kecemasan klien berkurang
disertai

respon

autonom(sumber

sering

tidak dengan criteria hasil:


1. Postur tubuh, ekspresi wajah,
diketahui oleh individu) perasaan takut yang
bahasa tubuh dan tingkat
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya
aktivitas
berkurangnya
DS:
kecemasan
1) Klien mengeluh khawatir dengan kondisinya
2. Vital sign dalam batas normal
2) Klien mengeluh ingin cepat pulang
DO:
1) Pasien nampak gelisah
2) Tekanan darah 180/90 mmHg

dan kebutuhan nutrisi harian serta


timbang BB tiap hari
3. Berikan makanan sedikit

dan

makanan kecil tambahan yang tepat


4. Hindari makanan minuman yang
menandung kafein dan alcohol
5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti emetik
1. Awasi respon fisiologis, misalnya
takipnea, palpitasi, pusing, sakit
kepala dan sensasi kesemutan
2. Catat petunjuk perilaku seperti
gelisah, kurang kontak mata, dan
perilaku melawan
3. Dorong pernyataan

takut

dan

ansietas
4. Berikan lingkungan tenang dan
istirahat
5. Dorong

orang-orang

tinggal dengan klien.

terdekat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Diagnosa
Tanggal
1
Ketidakefektifan 11/8/2015
perfusi jaringan
perifer

Jam
08.30

Implementasi
1. Menyelidiki

perubahan

Jam
tingkat 10.30

kesadaran, keluhan pusing/sakit kepala


H : kesadaran klien compos mentis
dengan GCS 15, klien tidak mengeluh
pusing atau sakit kepala
2. Mengkaji kulit terhadap dingin, pucat,
berkeringat, pengisian kapiler lambat

Evaluasi
S:
- Klien mengatakan tidak
merasa pusing atau sakit
kepala
- Klien mengatakan tidak
merasa nyeri pada abdomen
O:
- Kulit klien nampak pucat
- Akral teraba dingin

H : kulit klien nampak pucat, akral


teraba dingin, klien nampak tidak
berkeringat, CRT > 3 detik
3. Mencatat

laporan

nyeri

abdomen,

khususnya tiba-tiba nyeri hebat atau


nyeri menyebar ke bahu
H : klien mengatakan tidak nyeri pada
abdomennya. Saat dipalpasi tidak ada

Klien nampak tidak


berkeringat
CRT > 3detik
Klien nampak terpasang
infuse dengan cairan RL 20
tetes/menit
Kesadaran compos mentis
GCS 15

A : masalah ketidakefektifan
perfusi jaringan belum teratasi

nyeri tekan
4. Memberikan cairan IV sesuai indikasi
H : klien nampak terpasang infuse
dengan cairan RL 20 tetes/menit

Ketidakseimban 11/8/2015
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

08.45

1. Mengkaji frekuensi mual muntah


10.45
H : klien mengatakan tidak merasa

P : lanjutkan intervensi
1. Kaji kulit terhadap dingin,
pucat, berkeringat, pengisian
kapiler lambat
2. Berikan cairan IV sesuai
indikasi
S:
-

mual, klien mengatakan tidak muntah


darah lagi
2. Menghindari makanan minuman yang

O:
-

Klien mengatakan tidak mual


dan tidak muntah

Klien nampak mengonsumsi


makanan dan minuman yang

menandung kafein dan alcohol


H : klien dianjurkan untuk minum air

dan susu
R/p : klien tidak mengonsumsi makanan
yang mengandung kafein dan alkohol
3. Memberikan

makanan

sedikit

dan

makanan kecil tambahan yang tepat


H : klien diberikan makanan cair seperti
bubur saring
R/p : klien mau mengonsumsi makanan
yang diberikan via oral

dianjurkan
Klien diberikan obat anti
emetic yakni ondasentron 1
ampul via IV

A : masalah ketidakefektifan
perfusi jaringan teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji frekuensi mual
dan/atau muntah
2. Berikan makanan sedikit
dan makanan kecil
tambahan yang tepat

4. Berkolaborasi dengan dokter dalam


pemberian obat anti emetic
H
:
klien
diberikan

obat

ondasentron/amp/IV
3

Ansietas

11/8/2015

09.00

1. Mengawasi respon fisiologis, misalnya 10.52


takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala
dan sensasi kesemutan
H : klien mengatakan tidak merasa
pusing, nadi 92 x/menit, tekanan darah

S:
-

Klien mengeluh khawatir


dengan kondisinya
Klien mengeluh ingin cepat
pulang

210/100 mmHg
2. Mendorong

pernyataan

takut

dan

O:
-

ansietas
H : klien mengeluh khawatir dengan
kondisinya, klien mengeluh ingin cepat
pulang
3. Mencatat petunjuk perilaku seperti
gelisah, kurang kontak mata, dan
perilaku melawan
H : klien nampak gelisah, klien nampak
mulai emosi dan mengeluh ingin cepat
pulang

A : masalah ansietas belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
1. Awasi respon

fisiologis,

misalnya takipnea, palpitasi,

4. Mendorong

orang-orang

terdekat

tinggal dengan klien.


H : keluarga klien nampak menjaga
klien
R/p :

Klien nampak gelisah


klien nampak meminta
keluarganya untuk
mengajaknya pulang
kerumahnya
Klien nampak mulai emosi
Tekanan darah 210/100
mmHg
Frekuensi nadi 92 x/menit

pusing,

gelisah,

dan

perilaku
kurang

meminta

kontak mata, dan perilaku

keluarganya untuk mengajaknya pulang

melawan
3. Dorong pernyataan takut dan

kerumahnya

nampak

kepala

sensasi kesemutan
2. Catat
petunjuk
seperti

klien

sakit

ansietas

4. Dorong orang-orang terdekat


tinggal dengan klien.

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP GASTRITIS EROSIF


KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian
Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk
berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang
berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.
B. Etiologi
1). Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2). Bahan-bahan kimia
3). Merokok
4). Alkohol
5). Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
6). Refluks usus ke lambung.
7). Endotoksin.
C. Patogenesis
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaankeadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
a). kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi,
b). perfusi mukosa lambung yang terganggu,
c). jumlah asam lambung.
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerahdaerah infark kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada
gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak,
menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada

lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh cairan


usus.
D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa
kematian. Manifestasi tersebut adalah:
1.

Muntah darah

2.

Nyeri epigastrium

3.

Neusa dan rasa ingin vomitus

4.

Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium


Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka

yang

mengalami

perdarahan

hebat

hingga

menimbulkan

gangguan

hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi


sampai gangguan kesadaran.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1.

Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan


ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

2.

Histopatologi.

3.

Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak


begitu memberikan hasil yang memuaskan.

F. Pengobatan
Pengobatan lebih ditujukan pada pencegahan terhadap setiap apsien yang
beresiko tinggi, hal yang dapat dilakukan adalah ;
1). Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2). Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3). Pemberian obat-obat H+ blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung
yang lain.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
1) Aktivitas/ istirahat.
Gejala: Kelemahan/ kelelahan.
Tanda: Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2) Sirkulasi.
Gejala: Hipotensi, Takhikardi, Disritmia.
Tanda: Kelemahan nadi / perifer, Pengisian kapiler lambat,Warna kulit
pucat, sianosis, Kelembaban kulit, berkeringat.
3) Integritas Ego.
Gejala: Faktor stress akut / psikologi, perasaan tidak berdaya.
Tanda: Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat, perhatian
menyempit.
4) Eliminasi.
Gejala: Perubahan pola defekasi /karakteristik feces.
Tanda: Nyeri tekan abdomen, Distensi abdomen, peningkatan bunyi
usus,karakteristik feses ; diare dan konstipasi.
5) Makanan /Cairan.
Gejala: Anorexia,mual, dan muntah, cegukan, tidak toleran terhadap
makanan.
Tanda: Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6) Neurosensori.
Gejala: Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
Tanda: Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung
mengantuk, disorientasi, bingung.
7) Nyeri /Kenyamanan.
Gejala: Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Tanda: Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak
makan & hilang setelah minum obat antasida. Nyeri
epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus
kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ). Nyeri
epigastrium kanan 4 jam setelah makan dan hilang setelah
diberi antasida ( ulkus doudenum). Faktor pencetus, makanan,
rokok, alkohol penggunaan obat tertentu. Stress psikologis.
8) Keamanan.
Gejala: Alergi terhadap obat.
Tanda: Peningkatan suhu.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL
1) Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.

2) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, muntah,


perdarahan
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anorexia
4) Ansietas b.d perubahan status kesehatan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
o
1

Diagnosa
Nyeri
berhubungan

NOC
akut Setelah

NIC

dilakukan

1.

dengan tindakan

iritasi mukosa gaster.

Puasakan

pasien

pada 6 jam pertama.

keperawatan selama

2.

Berikan

makanan

x 24 jam, nyeri

lunak

pasien bisa hilang

sedikit dan beri minum

dengan criteria hasil:

yang hangat.

1. Skala

nyeri

3.

berkurang
2. TTV dalam

demi

Identifikasi

dan

batasi makanan yang


menimbulkan

batas normal
3. Pasien tidak

ketidaknyamanan.
4.

meringis

sedikit

Observasi
nyeri,

keluhan

catat

lokasi,

lamanya, intensitasnya,
( skala 0-10 ), serta
perubahan karakteristik
2

Kekurangan

volume Setelah

nyeri.
dilakukan 1. Awasi

cairan b.d kehilangan tindakan

kebutuhan

24

frekuensi muntah.

2. Kaji tanda-tanda vital.


jam,
3. Ukur berat badan tiap

cairan

hari.
pasien bisa terpenuhi 4. Anjurkan
dengan criteria hasil:
Tidak
penurunan

dan

haluaran, karakter dan

cairan aktif, muntah, keperawatan selama


perdarahan

masukan

terjadi
BB

secara drastic, tidak

pasien

perbanyak minum yang


dingin
5. Kolaborasi

terapi cairan

pemberian

ada

tanda-tanda 6. Kolaborasi

dehidrasi dan syok


3

Ketidakseimbangan
nutrisi

kurang

Setelah

dilakukan

antiemetik pada keadaan


akut.
1.
Buat

dari tindakan

kebutuhan b.d anorexia

pemberian

program

kebutuhan

nutrisi

keperawatan selama

harian & standar BB

minimum.

24

kebutuhan

jam,
nutrisi

2.

Berikan

perawatan

pasien bisa terpenuhi

mulut

dengan criteria hasil:

sesudah makan.

1. Pemasukan
nutrisi

3.

yang

adekuat
2. BB
dalam

sebelum

Monitor

&

aktivitas

fisik dan catat tingkat


aktivitas tersebut.
4.

batas normal

Hindari

makanan

yang menimbulkan gas.


5.

Sediakan

makanan

dengan ventilasi yang


baik, lingkungan yang
menyenangkan,
dengan
4

Ansietas
perubahan
kesehatan

b.d Setelah

dilakukan

1.

status tindakan

situasi

yang

tidak terburu-buru.
Observasi
respon
fisiologis,

mis

keperawatan selama

takipnoe,

palpitasi,

x 24 jam, ansietas

pusing.

pasien bisa hilang

2.

Catat

petunjuk

dengan criteria hasil:

perilaku, mis : gelisah,

1. Pasien

midah tersinggung.

dapat

mendiskusikan

3.

Dorong

permasalahan

takut

yang

berikan respon umpan

dihadapinya.
2. Pasien
dapat

dan

pernyataan
ansietas,

balik.
4.

Berikan lingkungan

memecahkan

yang

masalah dengan

beristirahat.

menggunakan
sumber

5.

yang

tenang

Berikan

untuk
tekhnik

relaksasi, mis: latihan

efektif

nafas

dalamdan

bimbingan imaginasi.
6.

Bantu pasien untuk


mengidentifikasi
melakukan

dan
koping

positif.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Charles, J.Reeves, dkk. 2001. Buku 1 Keperawatan Medikal Bedah Ed. I. Salemba
Medika. Jakarta.
Ignatavicius dan M.V. Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Proses
Approach, W.B. Saundrers, 1991.
S.Anderson Price, Fisiologi Proses-proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC 1994
Slamet suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.3. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Smeltzer & Bare (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990

Dosen Pengajar : Ibu Reyni SKM, M.Kes


Mata Kuliah
: Keperawatan Komunitas IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


GASTRITIS EROSIF

OLEH

IKHWANUL ARIN MIFTAHUDDIN DAUD


NIM C01413002
KELAS A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2016

Вам также может понравиться