Вы находитесь на странице: 1из 36

INTISARI

Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini pengukuran medan magnet


bumi secara cepat dapat dilakukan di darat, laut, dan udara. Peralatan baru yang
bekerja secara elektronik telah banyak digunakan dalam pengukuran medan magnet
bumi. Bumi memiliki suatu medan magnet yang disebabkan oleh sumber yang
berasal dari dalam inti bumi. Metode geomagnetik merupakan salah satu metode
dalam geofisika yang memanfaatkan medan magnet bumi untuk mendeteksi sesuatu
yang ada dibawah permukaan bumi. Metode ini sering digunakan untuk survey
pendahuluan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan, mineral, maupun
sebagai monitoring kegiatan vulkanisme. Dalam metode geomagnetik, bumi diyakini
sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak
bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet
yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian
bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas
batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik
batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun
vertikal.
Metode megnetik mempunyai besar dan variasi arah (vektor) sedangkan
gravitasi memiliki besar dan satu arah (ke pusat bumi). Anomali magnetik sangat
dipengaruhi oleh adanya mineralisasi yang mengandung bahan ferromagnetik yang
bersifat lokal.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang
diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan
sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari
suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Eksplorasi menggunakan metode
magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi data lapangan, processing,
interpretasi.

Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran


dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap
processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal),
koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari
hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali
magnetik.

BAB I
PENDAHULUAN
I.

TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini diantaranya :
1.

Memahami prinsip kerja alat magnetometer proton

2.

Dapat mengoperasikan alat magnetometer proton

3.

Memahami dan mampu melakukan pengukuran geomagnetik dengan menggunakan


metode satu dan dua alat

4.

Menentukan anomali magnetik yang telah dikoreksi

5.

Membuat peta anomali magnetik

6.

Dapat melakukan interpretasi secara kualitatif dari peta intensitas medan magnetik
total dan peta sinyal analitik (anomali residual).

II.

ALAT
Adapun alat alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.

Magnetometer Proton (Proton Precession Magnetometer - PPM)


Sebagai alat ukur kuat medan magnet dilapangan

2.

Kompas
Sebagai penunjuk arah mata angin utara

3.

Jam
Sebagai penunjuk waktu dan tanggal

4.

Data pengukuran magnet


Sebagai tempat penulisan data lapangan, dan sebagai bahan melakukan
pengolahan data

5.

Kalkulator
Alat bantu hitung pengolahan data

6.

Peta intensitas magnetik total


Sebagai bahan untuk diinterpretasikan
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.

Pendahuluan
Bumi bukanlah benda homogen, salah satunya disebabkan oleh
perbedaan sifat kemagnetan bumi dari bahan bahan yang menyusunnya.
Bumi tidaklah bundar benar, ia mengalami pemipihan dikedua kutubnya. Ini
mengakibatkan perubahan pada lintasan garis gaya magnet. Penyimpangan
inilah yang disebut anomaly magnet.
Data geomagnet yang harus dikumpulkan adalah lokasi (deklinasi,
inklinasi, intensitas vertical dan horizontal, sifat fisik material, perubahan
harian, badai matahari, dan ketelitian alat.
Alat yang dipergunakan disebut magnetometer. Intensitas medan
magnet rata rata dipermukaan bumi sekitar 0,5 oersted. Dalam penyelidikan
geomagnet, besar intensitas yang harus mampu diukur dengan magnetometer
5
haya dalam orde ratusan atau ribuan gamma saja. ( 1 =10 Oersted ).

Sifat sifat kemagnetan mineral


Untuk menginterpretasi data magnet butuh diketahui
a.

Gaya magnetic (F)


m1 m2

( )

F=
b.

r1

Kuat medan magnet (H)


H=

c.

F
m
=
r1
'
m
r2

( )

Momen magnetic ( M )
=ml r1 =M r1
M

d.

Intensitas kemagnetan ( I )

I = M =I r1
v

e.

Suseptibilitas magnet (k)


k=

f.

I
H

Induksi magnet ( B )

( 1+4 k ) H

B=
Satuan Magnetik
Besaran yang diukur dalam penyelidikan geomagnet berkisar dalam orde 10 -4
daripada medan utama magnet bumi, atau kira kira 0,5 Oersted. Intensitas
magnetic diukur dalam gamma.
2.

Magnetometer
Persyaratan ketelitian alat untuk geomagnet ialah dapat memcapai
pembacaan 1 dan 10, dengan kemampuan baca diatas 50.000 gamma. Alatnya
sendiri disebut magnetometer, dan banyak macamnya masing masing
dengan keunggulan dan kelemahannya. Model tertua adalah variometer, yang
pada dasarnya merupakan dipneedles dengan kepekaan tinggi. Lebih modern
lagi ialah magnetometer fluksgate, proton, dan sdhmit.

a.

Magnetometer Fluksgate
Prinsip fluksgate adalah dengan menggunakan dua buah inti
material magnetis. Ketika arus sinusoidal diterapkan pada salah satu
kumparan, akan memagnetisasi kumparan. Selanjutnya menyebabkan
saturasi magnet. Ketika mengalami hysteresis, flux yang melewati inti
akan menelusuri loop melawan intensitas medan magnet. Dan
perubahan kerapatan fluks dirasakan oleh kumparan kedua.
5

b.

Magnetometer Schmit
Prinsip schdmit adalah mengukur komponen vertical z. jarum
magnetnya

dirancang

untuk

dapat

berputar

pada

porosnya.

Keseimbangan dapat dicapai atas gaya yang bekerja pada jarum, yakni
gaya gravitasi dan gaya akibat medan magnet.
c.

Magnetometer Proton
Prinsip proton adalah gejala resonansi magnetic inti (NMR),
karena adanya perubahan medan magnet yang berpengaruh pada
orientasi spin spin proton. Agar dapat dideteksi frekuensi resonansi
inti, agar didapatkan medan magnetnya.

3.

Pengambilan Data Geomagnetik


Pengambilan data dilapangan

a.

Metode pengambilan data

Penyelidikan di udara

b.

Alat

: flux-gate, nuclear precission

Kepekaan

: > 20

Alat

: flux-gate, proton precission

Kepekaan

: < 20

Alat

: flux-gate

Kepekaan

: < 20

Penyelidikan di laut

Penyelidikan di darat

Pengambilan data
Dalam melakukan pengukuran geomagnet, peralatan utama
adalah magnetometer untuk mengukur nilai kuat medan magnetic
total. Lalu kita membutuhkan peta topografi untuk menentukan rute
6

perjalanan dan letak titik pengukuran. GPS untuk menentukan posisi


suatu titik lokasi dengan bantuan satelit. Kompas geologi untuk
mengetahui arah utara dan selatan medan magnet bumi. Sarana
transportasi, buku kerja, dan laptop.
Dalam akuisisi data magnet, yang pertama dilakukan adalah
menentukkan base station dan membuat stasiun stasiun pengukuran
(dengan grid).
Ukuran grid disesuaikan dengan target pengukuran. Dilakukan
pengukuran medan magnet disetiap lintasan, juga variasi harian di
base station.
4.

Pengolahan Data Geomagnet

a.

Medan magnet bumi


Medan magnet bumi terdiri atas tiga bagian, yaitu

Medan magnet utama


Medan magnet utama secara teoritis disebabkan oleh
sumber dalam bumi, magnetisasi permanen oleh aliran arus
listrik atau arus listrik yang keluar dan masuk bumi. Beberapa
teori menganggap inti bumi tersusun oleh besi dan nikel, dua
materi yang dikenal sebagai konduktor yang sangat baik.
Adapun penyusun inti bumi, sumber magnetik merupakan
dinamo

berkonduktivitas

tinggi

dan

bergerak

dengan

mekanisme yang kompleks, seperti arus atau senyawa kimia


dan variasi thermal beserta alirannya. Kombinasi gerak dan
arus

tersebut

disebabkan

terjadinya

medan

magnet.

(Telford,1982). Medan magnet bumi adalah salah satu besaran


vektor yang mempunai besaran (magnitude) dan arah, besaran
ini dapat diuraikan menjadi komponenkomponennya. Medan

magnet utama timbul karena adanya arus listrik yang mengalir


berputar di dalam inti luar yang membentang dari jarijari
1.300 km hingga 1.500 km. Medan utama ini tidak konstan
terhadap waktu, dan perubahannya relatif lamban.

Medan magnetic eksternal


Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi
yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan
oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar
ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam
lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini
tehadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa sumber medan luar
antara lain perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer
dengan siklus 11 tahun, variasi harian dengan periode 24 jam
yang berhubungan dengan pasang surut matahari dan
mempunyai jangkau 30 nT, variasi harian dengan periode 25
jam yang berhubungan dengan pasang surut bulan dan
mempunyai jangkau 2 nT, dan badai magnetik yang bersifat
acak dan dengan jangkau sampai dengan 1000 nT.

Anomaly magnetic total


Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan
merupakan target dari survey magnetik (anomali magnetik).
Besarnya anomali magnetik berkisar ratusaan sampai dengan
ribuan nano-tesla, tetapi ada juga yang yang lebih besar dari
100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara garis besar
anomali ini disebabkan oleh medan magnetik remanen dan
medan magnet induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu pada besar
dan arah medan magnetnya serta sangat rumit diamati karena

berkaitan

dengan

peristiwa

kemagnetan

yang

dialami

sebelumnya. Sisa kemagnetan ini disebut dengan Normal


Residual Magnetism yang merupakan akibat dari magnetisasi
medan utama. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan
hasil gabungan dari keduanya, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka
anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam
survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila
anomali medan magnet kurang dari 25 % medan magnet utama
bumi (Telford, 1979).
b.

Sifat kemagnetan material


Gaya magnet yang timbul antara dua kutub magnet dengan jarak r :
1 m m
F= = 1 2 2

r
Kuat medan magnet H pada suatu titik pada jarak r dari kutub magnet
m

:
H=

F
m
=
r1
'
m
r2

( )

Intensitas magnet dapat diungkapkan dalam :

I = M =I r1
v
Bersarkan respon suatu bahan terhadap medan magnetic luar, dapat
dikelompokkan

Diamagnetisme
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan
magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol,
tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989).

Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet


permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar,
maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya
sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet
atomis yang arahnya berlawanan.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital
elektron sehingga semua bahan bersifat diamagnetik karena
atomnya mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat
magnet

apabila

susunan

atom

dalam

bahan

tersebut

mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam


bahan diamagnetik hampir semua spin elektron berpasangan,
akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Contoh bahan
diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.

Paramagnetisme
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan
magnet atomis masing-masing atom/molekulnya tidak nol,
tetapi

resultan

medan

magnet

atomis

total

seluruh

atom/molekul dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989).


Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak,
sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom
saling meniadakan. Bahan ini jika diberi medan magnet luar,
maka elektron-elektronnya akan berusaha sedemikian rupa
sehingga resultan medan magnet atomisnya searah dengan
medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan oleh
momen magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan
magnet luar. Pada bahan ini, efek diamagnetik (efek timbulnya
medan magnet yang melawan medan magnet penyebabnya)

10

dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil. Contoh bahan


paramagnetik:

alumunium,

magnesium,

wolfram

dan

sebagainya, magnesium, molybdenum, lithium, dan tantalum

Ferromagnetisme
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai
resultan medan atomis besar (Halliday & Resnick, 1989). Hal
ini terutama disebabkan oleh momen magnetik spin elektron.
Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron yang tidak
berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah
spin elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin
elektron yang tidak berpasangan ini akan memberikan medan
magnetik, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh
suatu atom lebih besar. Medan magnet dari masing-masing
atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga
interaksi

diantara

atom-atom

tetangganya

menyebabkan

sebagian besar atom akan mensejajarkan diri membentuk


kelompok-kelompok.
Sifat kemagnetan bahan ferromagnetik ini akan hilang
pada temperatur yang disebut Temperatur Currie. Contoh: besi,
baja, besi silikon, nikel, kobalt.
c.

Koreksi data harga anomali magnetik

Koreksi harian
Koreksi

harian

(diurnal

correction)

merupakan

penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya


perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari.
Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan
waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi
(stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi

11

harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara


menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu
tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi.
Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka
koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi
harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan
magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan dalam
persamaan

Koreksi topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi
dalam survei megnetik sangat kuat. Koreksi topografi dalam
survei geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas. Salah
satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah dengan
membangun suatu model topografi menggunakan pemodelan
beberapa

prisma

segiempat

(Suryanto,

1988).

Ketika

melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan


topografi harus diketahui, sehingga model topografi yang
dibuat, menghasilkan nilai anomali medan magnetik (Htop)
sesuai dengan fakta.

Koreksi drift
Koreksi drift dilakukan karena adanya perbedaan harga
bacaan magnetometer pada titik yang sama jika pengukuran
membentuk loop. Adanya perbedaan bacaan tersebut salah
satunya akibat berkurangnya fluida pada sensor alat.

Koreksi alat
Koreksi alat dilakukan karena adanya perbedaan harga
bacaan antara alat yang di BS dengan alat yang di field,
misalnya jika dilakukan suatu pengukuran pada titik yang sama

12

(BS) maka akan terdapat perbedaan selisih bacaan antara alat


di field dengan alat di BS.

Harga anomaly magnet


Setelah dilakukan semua proses reduksi lalu direduksi
dengn nilai IGRF wilayah setempat. Koreksi IGRF dilakukan
terhadap data medan magnet terukur untuk menghilangkan
pengaruh medan utama magnet bumi. Kemudian kita petakan

menjadi peta anomaly magnet.

Reduksi ke Bidang Datar


Untuk

mempermudah

proses

pengolahan

dan

interpretasi data magnetik, maka data anomali medan magnetik


total yang masih tersebar di topografi harus direduksi atau
dibawa ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak
dilakukan,

karena

proses

pengolahan

data

berikutnya

mensyaratkan input anomali medan magnetik yang terdistribusi


pada biang datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali
medan magnetik ke bidang datar, antara lain : teknik sumber
ekivalen (equivalent source), lapisan ekivalen (equivalent
layer)

dan

pendekatan

deret

Taylor

(Taylor

series

approximaion), dimana setiap teknik mempunyai kelebihan


dan kekurangan (Blakely, 1995).

Pengangkatan ke Atas
Pengangkatan ke atas atau upward continuation
merupakan proses transformasi data medan potensial dari suatu
bidang datar ke bidang datar lainnya yang lebih tinggi. Pada
pengolahan data geomagnetik, proses ini dapat berfungsi
sebagai filter tapis rendah, yaitu unutk menghilangkan suatu

13

mereduksi efek magnetik lokal yang berasal dari berbagai


sumber benda magnetik yang tersebar di permukaan topografi
yang tidak terkait dengan survei. Proses pengangkatan tidak
boleh terlalu tinggi, karena ini dapat mereduksi anomali
magnetik lokal yang bersumber dari benda magnetik atau
struktur geologi yang menjadi target survei magnetik ini.

Koreksi Efek Regional


Dalam banyak kasus, data anomali medan magnetik
yang menjadi target survei selalu bersuperposisi atau
bercampur dengan anomali magnetik lain yang berasal dari
sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi.
Anomali magnetik ini disebut sebagai anomali magnetik
regional (Breiner, 1973). Untuk menginterpretasi anomali
medan magnetik yang menjadi target survei, maka dilakukan
koreksi efek regional, yang bertujuan untuk menghilangkan
efek anomali magnetik regioanl dari data anomali medan
magnetik hasil pengukuran.
Salah satu metode yang dapat digunakan

untuk

memperoleh anomali regional adalah pengangakatan ke atas


hingga pada ketinggian-ketinggian tertentu, dimana peta kontur
anomali yang dihasilkan sudah cenderung tetap dan tidak
mengalami perubahan pola lagi ketika dilakukan pengangkatan
yang lebih tinggi.
5.

Interpretasi Data Geomagnet


Interpretasi data medan magnet total dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua

a.

Interpretasi kualitatif

14

Menganalisa peta kontur medan magnet total, kontur anomaly


magnet total yang sudah dikontinuasi keatas dan di reduksi ke kutub.
Hasil yang diperoleh adalah lokasi benda penyebab anomaly
berdasarkan klosur kontur.

b.

Interpretasi kuantitatif
Membuat model dari kontur anomaly medan magnet total. Dari kontur
tersebut dibuat sayatan yang melewati bidang anomaly. Sayatan
tersebut kemudian dimodelkan dengan metode Talwani dalam
software Gravmag. Interpretasi ini bertujuan untuk menentukan strike,
arah, dan sifat polarisasi, dan perkiraan bentuk benda anomaly.
Dalam pemodelan magnet ini dibuat beberapa pengandaian, yaitu :

Benda penyebab anomaly magnetic hanya benda itu sendiri

Benda ini hanya menyebabkan medan magnet induksi yang


disebabkan oleh medan magnet dalam bumi

Batuan penyebab anomaly dari batuan sekitar dianggap homogen

15

BAB IV
PENGOLAHAN DATA
I.

Waktu dan Tempat


Pengambilan data magnetik ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 20
September 2014 di daerah Arboretum Universitas Padjadjaran Jatinangor.
Dalam proses pengambilan data jarak antar titik adalah sejauh 5 meter.
Metode pangambilan data ini adalah looping, yang berarti titik awal
pengukuran digunakan juga sebagaititik akhir.

II.

Data
Tabel dibawah ini merupakan data magnet yang kami dapatkan dari
alat Proton Precission Meter G-856 di Arboretum Unpad pada tanggal 20
Oktober 2014. Bacaan di field didapatkan dari alat PPM G-856 yang
digerakkan sepanjang lintasan yang dibuat sebanyak 35 titik. Dan bacaan
dibase didapatkan dari PPM yang telah di set secara otomatis untuk
didapatkan data tiap waktunya. Untuk kemudian data base ini akan dicocokan
secara interpolasi dengan data field.
Dengan bacaan di field dan base yang kemudian di rata ratakan,
seperti berikut ini

Posisi
Lintang (x)

FIELD
Bujur (y)

Stasiu

Waktu

BASE
Pembacaan

Waktu

Pembacaan

Nilai

16

n
806338

9233111

806337.997

9233038.8

7
806323.381

3
9233086.8

7
806308.707

2
9233134.6

1
806294.422

4
9233230.1

9
806279.525

8
9233230.2

806266

9233277

806246

9233326

806385.815

9233053.6

2
9233101.4

806371.197

Base

base

10:40

45135.4

10:04:00 AM

451282

451310

10:51

45110.4

10:05:00 AM

451288

451238

10:54

45153.9

10:15:00 AM

451282

451246

11:00

10:25:00 AM

451272

451240

11:10

10:35:00 AM

451302

451244

11:16

10:45:00 AM

451248

451240

11:46

11:05:00 AM

451234

451214

11:15:00 AM

451240

451224

45092.0333
3
45076.1333
3
45066.8333
3
45029.3
44960.7333

11:52

10:52

44951.4

10:10:00 AM

451274

451238

10:59

44964.6

10:20:00 AM

451270

451240

10

11:06

10:30:00 AM

451268

451234

11

11:12

10:40:00 AM

451310

451244

12

11:19

10:50:00 AM

451238

451234

13

11:33

10:55:00 AM

451246

451242

14

11:37

11:00:00 AM

451240

451224

12:20:00 PM

451182

451140

12:15:00 PM

451194

451150

12:05:00 PM

451220

451166

11:55:00 AM

451218

451166

11:40:00 AM

451224

451194

806356.578

3
9233149.2

4
806341.959

5
9233197.0

8
806327.341

6
9233244.8

2
806312.722

8
9233292.6

7
806298.104

9
9233340.5

806428

9233073

15

13:03

806416

9233122

16

12:57

45012.5333
3
45122.9333
3
45105.1333
3
45072.8666
7
45089.8
45005.4333
3
44986.1
44990.5333

806394

9233160

17

12:51

806389

9233211

18

12:45

806373

9233262

19

12:13

806358

9233306

20

12:09

45066.8

11:35:00 AM

451242

451208

806346

9233355

21

12:05

45071.4

11:30:00 AM

451228

451220

806494

9233071

22

12:55

44999.6

12:10:00 PM

451208

451154

12:00:00 PM

451220

451166

11:50:00 AM

451224

451166

11:45:00 AM

451214

451170

11:25:00 AM

451234

451220

806470

9233142

23

12:47

806453

9233177

24

12:43

806442

9233231

25

12:38

806422.971

9233274.1

26

12:01

3
45109.6333
3
45131.4333
3

44957.7333
3
44984.5333
3
45166.2666
7
45092.1333

17

806408.353

9233321.9

1
806393.734

3
9233369.7

806528

9233071

27

11:56

28

11:51

29

13:12

45011.93333
45163.0666
7
44937.5
44734.6666

11:20:00 AM

451234

451218

11:10:00 AM

451244

451224

12:30:00 PM

451182

451138

12:25:00 PM

451188

451138

12:45:00 PM

451166

451058

806529

9233134

30

13:07

806505

9233202

31

14:06

806488

9233244

32

13:50

45201.2

12:35:00 PM

451184

451070

806466

9233282

33

14:15

45037.9

12:50:00 PM

451166

451046

12:40:00 PM

451170

451070

12:55:00 PM

451154

451038

1:00:00 PM

451150

451014

806459

9233329

34

13:56

806442

9233387

35

14:21

806320

9233103

Rataan

III.

base

14:28

7
44975.0666
7

45046.9333
3
45032.9
45101.2666
7
45047.2441
4

451228.1081

Pengolahan Data
a.

Koreksi Diurnal Base


Variasi harian adalah variasi medan magnet bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari
perputaran arus listrik didalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel
partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus
yang dapat menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga
mencapai 50 gamma dengan periode 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi
yang amplitudonya berkisar 2 gamma dengan periode 24 jam. Variasi ini
diasosiasikan dengan interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi
harian bulan (Telford, 1976). Nilai variasi harian diperoleh dari data yang
dibaca oleh Base Station.

18

Didapat grafik variasi harian di base adalah :


12
10
8
T

6
4
2
0
0

10

12

Waktu

Gambar . Kurva Variasi Harian di Base Station

Untuk mengkoreksi variasi harian di base akibat pengaruh medan


magnet dari luar bumi, maka dapat dirumuskan seperti

t t
H D n aw H ak H aw
t ak t aw

Dimana :
tn
= t pd titik n
Hakh = Nilai medan magnet di titik akhir
Hawl = Nilai medan magnet di titik awal

Koreksi Diurnal Base = (Nilai Base ke-i) (Rata Rata Pembacaan Base)

Tabel Koreksi Diurnal Base

19

Posisi
Lintang (x)

Bujur (y)

Stasiun

Koreksi Diurnal
Base

20

806338

9233111

base

81.89189189

806338

9233038.8

9.891891892

806323.38

9233086.8

17.89189189

806308.71

9233134.6

11.89189189

806294.42

9233230.2

15.89189189

806279.53

9233230.3

11.89189189

806266

9233277

-14.10810811

806246

9233326

-4.108108108

806385.82

9233053.6

9.891891892

806371.2

9233101.4

11.89189189

806356.58

9233149.2

10

5.891891892

806341.96

9233197.1

11

15.89189189

806327.34

9233244.9

12

5.891891892

806312.72

9233292.7

13

13.89189189

806298.1

9233340.5

14

-4.108108108

806428

9233073

15

-88.10810811

806416

9233122

16

-78.10810811

806394

9233160

17

-62.10810811

806389

9233211

18

-62.10810811

806373

9233262

19

-34.10810811

806358

9233306

20

-20.10810811

806346

9233355

21

-8.108108108

806494

9233071

22

-74.10810811

806470

9233142

23

-62.10810811

806453

9233177

24

-62.10810811

806442

9233231

25

-58.10810811

806422.97

9233274.1

26

-8.108108108

806408.35

9233321.9

27

-10.10810811

806393.73

9233369.7

28

-4.108108108

806528

9233071

29

-90.10810811

806529

9233134

30

-90.10810811

806505

9233202

31

-170.1081081

806488

9233244

32

-158.1081081

806466

9233282

33

-182.1081081

806459

9233329

34

-158.1081081

806442

9233387

35

-190.1081081

806320

9233103

base

-214.1081081

Rataan

-45.78378378

21

Proses koreksi variasi harian dilakukan dengan cara mencari selisih


nilai magnetik pada data Base Station untuk setiap pengukuran yang
dilakukan dilapangan. Waktu pengukuran pada Base Station dicocokkan
dengan waktu pada field. Nilai koreksi harian yang diperoleh merupakan
selisih nilai magnetik pada range waktu base station yang merupakan waktu
pengukuran dilapangan.
b.

Koreksi Alat Base


Untuk mengkoreksi alat di base, maka dapat dirumuskan seperti

Koreksi Alat Base = (Pembacaan Alat ke-n) (Pembacaan alat ke-1)

Dikarenakan pembacaan alat saat diawal bernilai 45135.4 dan


pembacaan alat saat diakhir bernilai 45101.2666666667 , maka didapatkan
koreksi alat sebesar -34.13333333.
c.

Koreksi Diurnal Field


Untuk mengkoreksi diurnal field, maka dapat dirumuskan seperti :
Koreksi Diurnal Field = (Pembacaan Magnet di Field) (Rataan Koreksi Diurnal Base)

Tabel Koreksi Diurnal Field


Posisi

Stasiun

Koreksi
Diurnal Field

Lintang (x)

Bujur (y)

806338

9233111

base

45181.18378

806338

9233038.8

45156.18378

806323.38

9233086.8

45199.68378

806308.71

9233134.6

45137.81712

806294.42

9233230.2

45121.91712

806279.53

9233230.3

45112.61712

806266

9233277

45075.08378

22

806246

9233326

45006.51712

806385.82

9233053.6

44997.18378

806371.2

9233101.4

45010.38378

806356.58

9233149.2

10

45058.31712

806341.96

9233197.1

11

45168.71712

806327.34

9233244.9

12

45150.91712

806312.72

9233292.7

13

45118.65045

806298.1

9233340.5

14

45135.58378

806428

9233073

15

45051.21712

806416

9233122

16

45031.88378

806394

9233160

17

45036.31712

806389

9233211

18

45155.41712

806373

9233262

19

45177.21712

806358

9233306

20

45112.58378

806346

9233355

21

45117.18378

806494

9233071

22

45045.38378

806470

9233142

23

45003.51712

806453

9233177

24

45030.31712

806442

9233231

25

45212.05045

806422.97

9233274.1

26

45137.91712

806408.35

9233321.9

27

45057.71712

806393.73

9233369.7

28

45208.85045

806528

9233071

29

44983.28378

806529

9233134

30

44780.45045

806505

9233202

31

45020.85045

806488

9233244

32

45246.98378

806466

9233282

33

45083.68378

806459

9233329

34

45092.71712

806442

9233387

35

45078.68378

806320

9233103

base

45147.05045

d.

Koreksi Alat Field


Untuk mengkoreksi alat di field, maka dapat dirumuskan seperti

Koreksi Alat Field = (Koreksi Diurnal Field) (Koreksi Alat Base)

23

Tabel Koreksi Alat Field


Posisi

Stasiun

Koreksi Alat
Field

Lintang (x)

Bujur (y)

806338

9233111

base

45215.31712

806338

9233038.8

45190.31712

806323.38

9233086.8

45233.81712

806308.71

9233134.6

45171.95045

806294.42

9233230.2

45156.05045

806279.53

9233230.3

45146.75045

806266

9233277

45109.21712

806246

9233326

45040.65045

806385.82

9233053.6

45031.31712

806371.2

9233101.4

45044.51712

806356.58

9233149.2

10

45092.45045

806341.96

9233197.1

11

45202.85045

806327.34

9233244.9

12

45185.05045

806312.72

9233292.7

13

45152.78378

806298.1

9233340.5

14

45169.71712

806428

9233073

15

45085.35045

806416

9233122

16

45066.01712

806394

9233160

17

45070.45045

806389

9233211

18

45189.55045

806373

9233262

19

45211.35045

806358

9233306

20

45146.71712

806346

9233355

21

45151.31712

806494

9233071

22

45079.51712

806470

9233142

23

45037.65045

806453

9233177

24

45064.45045

806442

9233231

25

45246.18378

806422.97

9233274.1

26

45172.05045

806408.35

9233321.9

27

45091.85045

806393.73

9233369.7

28

45242.98378

806528

9233071

29

45017.41712

806529

9233134

30

44814.58378

806505

9233202

31

45054.98378

806488

9233244

32

45281.11712

806466

9233282

33

45117.81712

24

e.

806459

9233329

34

45126.85045

806442

9233387

35

45112.81712

806320

9233103

base

45181.18378

IGRF (International Geomagnetic Reference Field)


Koreksi IGRF adalah koreksi yang dilakukan terhadap data medan
magnet terukur untuk menghilangkan pengaruh medan utama magnet bumi
dan koreksi ini bersifat global. Koreksi ini dilakukan dengan cara
mengurangkan data yang telah dikoreksi sebelumnya dengan nilai IGRF
daerah tersebut. Nilai IGRF dapat kita ketahui dari peta isodinamis, yaitu peta
yang menggambarkan daerah yang memiliki harga intensitas magnetik yang
sama. Kisaran harga IGRF di Pulau Jawa kurang lebih 45000. Nilai IGRF
yang kita pakai sekarang adalah 44826.9

f.

Anomali magnet
Maka setelah didapatkan semua koreksi, nilai anomaly magnetnya.
Setelah itu, nilai anomali magnetik ini dipetakan agar kita dapat melihat
keadaan anomali seluruh titik lokasi pengukuran. Nilai anomali magnetik ini
adalah campuran antara anomali regional dan residual sehingga informasi
mengenai bagian yang dalam dan dangkal masih tergabung.
Tabel Anomali Magnet
Posisi

Stasiu

Anomali

Bujur (y)

Magnet

806338

9233111

base

388.4171

Lintang
(x)
806338

9233038.8

363.4171

806323.38

9233086.8

406.9171

806308.71

9233134.6

345.0505

806294.42

9233230.2

329.1505

806279.53

9233230.3

319.8505

806266

9233277

282.3171

25

g.

806246

9233326

213.7505

806385.82

9233053.6

204.4171

806371.2

9233101.4

217.6171

806356.58

9233149.2

10

265.5505

806341.96

9233197.1

11

375.9505

806327.34

9233244.9

12

358.1505

806312.72

9233292.7

13

325.8838

806298.1

9233340.5

14

342.8171

806428

9233073

15

258.4505

806416

9233122

16

239.1171

806394

9233160

17

243.5505

806389

9233211

18

362.6505

806373

9233262

19

384.4505

806358

9233306

20

319.8171

806346

9233355

21

324.4171

806494

9233071

22

252.6171

806470

9233142

23

210.7505

806453

9233177

24

237.5505

806442

9233231

25

419.2838

806422.97

9233274.1

26

345.1505

806408.35

9233321.9

27

264.9505

806393.73

9233369.7

28

416.0838

806528

9233071

29

190.5171

806529

9233134

30

-12.3162

806505

9233202

31

228.0838

806488

9233244

32

454.2171

806466

9233282

33

290.9171

806459

9233329

34

299.9505

806442

9233387

35

285.9171

806320

9233103

base

354.2838

Penge-plot-an Peta
Kemudian, setelah kita lakukan semua koreksi dan didapatkan harga
anomaly magnetiknya, kita akan melakukan proses pengangkatan ke atas dan
proses reduksi ke kutub atau reduksi ke ekuator, sesuai dengan kebutuhan kita
saja.
26

Dengan software Oasis Montaj, terlebih dahulu kita membuat projek


baru pada Oasis dengan database seperti ini :

Lalu setelah kita grid nilai anomaly magnetnya (z) dengan metode
krigging dan kemudian diproses dalam software Surfer 10, didapatkan hasil
peta berbentuk seperti gambar 1 (Bab IV)
Lalu, dengan bantuan menu GX Magmap, maka kita akan melakukan
filtering kontinuasi ke atas dan RTP atau RTE dengan satu persatu. Dengan
ketentuan :

Langkah pertama
Grid anomaly magnet (z) yang telah kita buat akan kita grid kembali
dengan metode multistep expansion

Langkah kedua

27

Kemudian, hasil grid dari langkah pertama akan kita proses dengan
Fast Fourier Transform sehingga data yang tadinya berdomain spasial
diubah menjadi domain frekuensi.

Langkah ketiga
Lalu, dengan bantuan magmap, kita tentukan metode apa yang akan
kita pakai untuk memfilter peta anomaly magnet z tersebut. Disini
saya memilih pengangkatan keatas dan reduce to pole, karena hasil
tendensi yang dihasilkan lebih smooth dan lebih detail. Juga arah
polarisasi dari kutubnya terlihat jelas mengarah kemana.

Langkah keempat
Memetakan hasil langkah pertama sampai ketiga
Setelah kita lakukan keempat step tersebut maka kita dapatkanlah hasil

peta anomaly magnet setelah kita lakukan kontinuasi keatas dan juga reduce
to pole, ternyata hasilnya seperti gambar 2 (Bab IV)
Kemudian, peta anomaly yang telah diangkat keatas dan di reduce to
pole kita slice dengan penampang seperti di Gambar 2, sehingga didapatkan
data seperti berikut

28

Kemudian data anomaly yang berupa nilai anomali magnetik dan jarak
lintasan pada peta kontur yang telah dibuat, ini merupakan data masukan
untuk

program Gravmag sebagai suatu penampang melintang anomali.

Pemodelan pada Gravmag menggunakan metode Forward Modeling


(pencocokan profile model dengan profil data lapangan) dengan metode Trial
and Error atau coba - coba.
Program ini terdiri dari 2 parameter. Parameter pertama merupakan
parameter tetap dan parameter kedua merupakan parameter variable.
Parameter tetap terdiri dari nilai intensitas magnetik daerah pengukuran sesuai
IGRF, sudut inklinasi, sudut deklinasi dan profil bearing. Parameter kedua
terdiri dari kedalaman, bentuk polygon dan nilai suseptibilitas. Parameter ini
merupakan parameter yang akan dicari nilainya. Perubahan nilai pada
parameter ini akan didapatkan model lapisan bawah permukaan.
Data anomali medan magnet pada peta kontur dibuat garis yang
melalui anomali rendah dan anomali tinggi (line section). Data line section
selanjutnya akan digunakan sebagai masukan dalam pembuatan model
struktur bawah permukaan.
Setelah model anomali tergambar, maka dapat dilakukan pemodelan
struktur bawah permukaan dengan memasukkan nilai kontras suseptibilitas,
inklinasi, deklinasi, kedalaman lapisan batuan tertentu. Dan dihasilkan
penampang seperti pada Gambar 3 (Bab IV).

29

BAB V
HASIL DAN INTERPRETASI
Dalam praktikum 20 September 2014 yang bertempat di Arboretum UNPAD,
merupakan suatu kawasan tempat yang topograinya tidak rata dan agak sedikit
menurun. Dalam penelitian metode geomagnet, dilakukan untuk mengetahui nilai
suseptibilitas batuan yang kemudian dapat ditentukan jenis batuannya melalui
suseptibilitasnya.

30

Pada tahap ini dilakukan interpretasi data dari model yang telah kita buat. Interpretasi
data dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1.

Interpretasi kualitatif
Interpretasi ini didasarkan pada analisa peta kontur anomali magnetik
local yang telah diolah dan dilakukan filtering sebelumnya. Interpretasi ini
bertujuan untuk menduga ada tidaknya benda penyebab anomali dan untuk
melokalisir daerah yang mempunyai anomali.
Gambar 1. Peta anomaly magnet total

Gambar 2. Peta anomaly magnet

(sebelum di kontinuasi ke atas dan dibawa ke

residual (setelah di kontinuasi ke atas

kutub)

dan dibawa ke kutub)

31

Terlihat pada peta anomaly diatas bahwa tendensi kontur yang


dihasilkan lebih smooth dan arah polarisasi magnetiknya lebih condong ke
satu kutub saja. Ini dikarenakan kita telah mem-filter peta dengan
pengangatan keatas dan juga reduksi ke kutub yang telah membuat
pengukuran kita menjadi lebih fokus ke wilayah residual dan lebih mudah
karena condong ke satu kutub setelah di reduce to pole.
Terlihat bahwa besar medan magnetnya berkisar dari 140 hingga 380
nanoTesla, dari warna ungu tua menuju putih. Dari nilai tersebut anomali
medan magnet dapat digolongkan termasuk dalam anomali magnet positif.
Anomali magnet positif ditafsirkan berkaitan dengan bahan-bahan yang
bersifat ferromagnetik dimana memeliki supsetibilitas yang besar dan lebih
dari satu seperti contohnya batuan sedimen, batuan beku dan metamorf.
Namun, karena anomalinya tidak terlalu besar diperkirakan terdiri dari lapisan
sedimen. Terlihat bahwa terdapat satu buah klosur kontur disana dimana
tengahnya merupakan titik dengan medan magnet tertingginya. Terlihat bahwa
ada satu anomaly disana yang mungkin saja terisi oleh batuan yang
mengandung kemagnetan yang tinggi.
Pada interpretasi kualitatif ini belum dapat diketahui jenis batuan apa
yang terkandung dalam lapisan tersebut. Untuk mengetahui jenis batuan
tertentu perlu dilakukan interpretasi kuantitatif dengan pengolahan lebih lanjut,
yaitu dengan menggunakan software lainnya, yaitu membuat penampang
dengan software Gravmag.

2.

Interpretasi Kuantitatif
Interpretasi ini dilakukan dengan bantuan program gravmag, karena
hasil dari Gravmag berupa suseptibilitas suatu batuan. Interpretasi ini
bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali
atau struktur geologi melalui pemodelan matematis.

Disini nilai suseptibilitas magnetic yang saya pakai adalah 0.001 untuk
badan 3 dan 2, juga 0.1 untuk badan 4. Latitude rata rata yang dipakai dalam
kordinat geodetik adalah 171, dan azimuth rata rata yang dipakai adalah rata
rata dari deklinasi sebesar 0,83.
Terlihat pada di wilayah arboretum yang merupakan wilayah tanah
kering dan persawahan, diisi dominan oleh alluvial ( Range suseptibilitas
berkisar 1,25x10-3 hingga 10-1 cgs), dan diisi oleh tanah kering pada bagian
atasnya ( Range suseptibilitas berkisar 10-2 hingga 10-1 cgs).
Dari penampang yang telah dibuat diatas, dapat kita golongkan pula
bahwa supsetibilitas dari bahan atau batuan yang terkandung adalah termasuk
golongan diamagnetic. Bahan diamagnetisme dalah bahan yang resultan
medan magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit
dan spinnya tidak nol. Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol
magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka
elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga
menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
Lebih spesifik lagi, penampang yang menunjukkan harga 0.001 cgs,
merupakan klasifikasi dari batuan sedimen, yaitu Alluvium. Batuan sedimen,
biasanya mempunyai jangkauan susceptibilitas seperti diatas.

Dari gambar terlihat bahwa lapisan yang paling dahulu muncul adalah
lapisan alluvial, yang kemudian lapisan tersebut tererosi dan terjadi sedimen
alluvial lainnya. Lalu, lapisan alluvial ini tererosi kembali dan terjadi sedimen
tanah soil disebelah kanan.

KESIMPULAN

Kesimpulan Praktikum
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Arboretum UNPAD pada 20
September 2014, maka dapat ditarik kesimpulan
1.

Pada daerah penelitian Arboretum Unpad memiliki nilai supsebilitas yang


rendah, sehingga dapat digolongkan pada daerah diamagnetic, karena

2.

merupakan wilayah tanah kering dan persawahan.


Anomaly magnet diwilayah tersebut relative positif kecil

Kesimpulan Metode Geomagnet


1. Geomagnetik merupakan salah satu metode seurvei geofisika dengan cara
mengukur variasi intensitas medan magnetik dari posisi yang berbeda.
2. Metode geomagnetik ini dapat digunakan untuk eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi.
3. Eksplorasi dengan menggunakan geomagnetik pada umumnya dilakukan
dengan tiga tahap, yaitu akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Pada
tahap processing dilakukan koreksi pada metode magnetik yang terdiri atas
koreksi harian (diurnal), koreksi IGRF, koreksi topografi (terrain).
\

DAFTAR PUSTAKA

Telford, 1976, Applied Geophysics, Cambridge University Press.


Sartono, Geofisika Eksplorasi, 1998, Dewan Riset Nasional.
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB. Bandung.
Grand, F.S and West, G.F. 1965. Interpretation Theory in Applied Geophysics,
Mc.Graw-Hill Book Company.

Вам также может понравиться