Вы находитесь на странице: 1из 5

Tugas Stase Gastro-Hepatologi

MIGRAIN ABDOMEN
Definisi dan Epidemiologi
Migrain abdomen merupakan kelainan berulang yang memiliki karakteristik nyeri
pada perut tengah (mid-abdomen) dengan adanya apisode bebas nyeri diantara serangan. 1
Migren abdomen terjadi pada 12,5% anak sekolah. Prevalensi maksimal migrain abdomen
adalah usia 5-15 tahun, dan lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-laki.2
Patofisiologi
Dalam beberapa penelitian, belum banyak diketahui mengenai patofisiologi pasti mengenai
migren abdomen. Namun, terdapat beberapa hipotesis untuk kelompok kelainan
gastrointestinal fungsional, yang didalamnya termasuk migren abdomen, irritable bowel
syndrome, dan cyclical vomiting. Teori-teori tersebut berkaitan dengan adanya instabilitas
otonom, gangguan aksis hipotalamus-pituitari-kelenjar adrenal, dan perubahan motilitas pada
dinding usus. Belakangan, kemungkinan pengaruh genetik dan perbedaan dalam struktur
imunitas dan neuron mendasari mekanisme terjadinya kelainan tersebut. Namun, teori yang
paling mendukung, yaitu adanya hipersensitivitas viseral yang berakibat distensi hingga
abnormalitas neurofisiologi pada usus, saraf spinal, dan sistem kortikal. Adanya komunikasi
dua arah antara sistem saraf enterik dengan sistem saraf pusat, yang menguatkan hipotesis
bahwa stress menstimulasi sistem saraf pusat dan berfek abnormal pada sistem pencernaan
melalui disregulasi pelepasan neuropeptida dan neurotransmitter.3
Manifestasi Klinis
Karakteristik migrain abdomen antara lain adanya episode nyeri yang terkadang terasa
tumpul namun dapat terasa seperti nyeri kolik dengan intensitas sedang hingga berat, yang
mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri dirasakan di garis tengah, periumbilikal atau bahkan
sulit menentukan lokasi nyeri. Gejala tersebut biasanya timbul selama 2 jam (1-72 jam).
Nyeri abdomen sering disertai oleh kemerahan, mual,muntah, dan diare (jarang terjadi).
Gejala dapat timbul sepanjang hari, namun lebih khas terjadi pada pagi hari, terutama setelah
bangun tidur. Gejala menghilang secara spontan, dan anak tidak merasakan gejala lainnya
diantara serangan.1,2
Pada anak yang mengalami migrain abdomen, sering terdapat riwayat migrain kepala dalam
keluarga yang khas terjadi, terutama pada Ibu. Gejala migrain abdomen berkurang dan pada

Tugas Stase Gastro-Hepatologi


beberapa kasus gejala menghilang seiring bertambahnya usia. Adanya gejala migrain
abdomen pada dewasa sangat jarang terjadi.
Diagnosis
Menurut The International Classification of Headache Disorders edisi ke 2 tahun 2004,
kriteria diagnostik migrain abdomen antara lain :2,3
A) Terjadi > 5 episode nyeri abdomen seperti yang digambarkan pada poin B-D
B) Nyeri abdomen terjadi dalam 1-72 jam.
C) Lokasi di tengah, periumbilikal, atau sulit ditentukan, dengan rasa nyeri tumpul
hingga intensitas nyeri sedang hingga berat.
D) Disertai setidaknya 2 gejala berikut : anoreksia, muntah, pucat, dan
E) Tidak disertai kelainan metabolik, saluran cerna dan neurologis.
Sedangkan kriteria diagnostik menurut Rome III, yaitu :3

Episode paroksismal nyeri periumbilikal akut yang terjadi selama 1 jam atau lebih.
Periode tanpa nyeri yang berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan.
Nyeri menggangu aktivitas normal
Nyeri dihubungkan dengan 2 atau lebih gejala berikut : anoreksia, muntah, nyeri

kepala, fotofobia, pucat.


Tidak terdapat proses inflamasi, anatomi, metabolik atau keganasan yang

menyebabkan terjadinya gejala


Memenuhi kriteria diatas sebanyak 2 kali atau lebih dalam waktu 12 bulan
sebelumnya.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :


a. Pemeriksaan darah : darah lengkap, Laju Endap Darah, CRP, elektrolit, ureum dan
kreatinin, glukosa darah, fungsi hati, amilase dan lipase, antibodi celiac, tes
kehamilan.
b. Pemeriksaan urin dan feses : urinalisis ( kultur dan snsitivitas, mikroskopik urin),
mikroskopik dan kultur feses, uji feses untuk Helicobacter pylori.
c. Pemeriksaan radiologis : USD abdomen dan pelvis, MRI otak, pemeriksaan saluran
pencernaan menggunakan kontras.
d. Endoskopi : esofagogastroduodenoskopi, kolonoskopi dengan ileoskopi untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit Crohns.
Dibawah ini terdapat algoritma untuk diagosis anak dengan nyeri perut berulang. 3

Tugas Stase Gastro-Hepatologi

Gambar 1.Algoritma nyeri perut berulang pada anak


Penatalaksanaan
a.Non farmakologi

Edukasi
Edukasi dilakukan terhadap keluarga dan pasien bahwa tidak adanya kelainan
abdomen serius yang terjadi pada migren abdomen dan gejala akan menghilang
seiring pertambahan usia. Pasien juga dianjurkan untuk mengurangi hal yang dapat
memicu terjadinya migren abdomen, seperti stress, perjalanan, puasa yang
berkepanjangan, paparan terhadap cahaya yang berkelap-kelip, olahraga, dan
perubahan pola tidur.Pada sebagian besar kasus, tatalaksana dilakukan dengan
istirahat di tempat yang gelap dan sepi. Tidur biasanya mengurangi gejala yang

timbul. 2.3
Modifikasi Diet
Beberapa penelitian menyebutkan anjuran untuk modifikasi diet pada anak dengan
migren abdomen, antara lain meningkatkan serat, mengurangi laktosa
Psikoterapi dan terapi perilaku kognitif (Cognitive behavioural therapy).

Tugas Stase Gastro-Hepatologi


b.Farmakologi

Propanolol
Beberapa studi menyebutkan bahwa propanolol efektif untuk profilaksis migren
abdomen , akibat kerja blokade reseptor beta, namun mekanisme pasti belum

diketahui.
Antagonis serotonin
Antagonis serotonin seperti cyproheptadin dan pizotifen menunjukkan efektifitas pada
pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap propanolol. Dosis cyproheptadin adalah
0,1 mg/kg/kali, diberikan setiap 6-8 jam, peroral. Dosis maksimal pada dewasa adalah
4 mg.

Daftar Pustaka
1. Haslam H.A. Headaches. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson
textbook of pediatric. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders; 2007:2457-70.
2. Nepor E, Buek P. Abdominal epilepsy and migraine.Folia Gastroenterol Hepatol. 2005;
3(4):117-21.
3. Scicchitani B, Humphreys G, Mitton SG, Jaiganesh T. Abdominal migraine in childhood: a
review. Pediatric health,medicine, and theurapetics. 2014;5:73-81.

EPILEPSI ABDOMEN
Definisi
Epilepsi abdomen merupakan kumpulan gejala yang jarang terjadi yang terdiri dari
keluhan pencernaan, tersering yaitu nyeri perut, akibat aktivitas kejang. Karakteristik epilepsi
abdomen antara lain : (1) keluhan pencernaan paroksismal,(2) gejala kelainan sistem saraf
pusat, (3) gambaran EEG abnormal spesifik untuk kejang, (4) adanya perbaikan dengan
pengobatan antikonvulsan.1

Tugas Stase Gastro-Hepatologi

Patofisiologi dan Manifestasi Klinis


Patofisiologi epilepsi abdomen tidak diketahui. Kejang umumnya timbul dari lobus temporal,
walaupun terdapat juga aktivitas dari lobus parietal atau frontal yang telah dilaporkan.
Manifestasi klinis epilepsi abdomen bervariasi, antara lain nyeri perut di sekitar umbilikus,
mual, muntah, kembung, diare, gejala sistem saraf, sakit kepala, bingung, penglihatan kabur
sementara, dan sinkop. Durasi nyeri perut biasanya berlangsung selama 10-15 menit disertai
flatus, salivasi, dan berkeringat. Selama serangan epilepsi abdomen didapatkan adanya
perubahan kesadaran dan gambaran EEG abnormal, yang diikuti rasa lelah setelah serangan.
Gejala neurologis, seperti kejang dan perubahan status kesadaran, yang diiuti oeh nyeri perut
merupakan petunjuk pernting epilepsi abdomen, walaupun pada beberapa kasus terkadang
tidak diikuti oleh gejala neurologis.1,2
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan epilepsi abdomen dengan menggunakan obat anti konvulsan, literatur
menyebutkan bahwa oxcarbazepin merupakan salah satu obat yang efektif digunakan pad
epilepsi abdomen.3

Daftar Pustaka
1. NT Zinkin, MA Peppercorn. Abdominal epilepsy. Best Pract Res Clin Gastroenterol.
2005;19(2):263-74.
2. Nickels KC, Wong-Kisiel LC, Moseley BD, Wirell EC. Temporal lobe epilepsy in
children. Epilepsy research and treatment. 2012:1-16.
3. Dutta SR, Hazarika I, Chakravarty BP. Abdominal epilepsy, an uncommon cause of
recurrent abdominal pain : a brief report. Gut. 2007;56(3):439-41.

Вам также может понравиться