Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

DAUN
Dosen Pembimbing :
Evika Sandi Savitri, MP

Disusun Oleh :
Indah Setyo Rini
08620047

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup
membutuhkan tumbuh-tumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai
penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuh-tumbuhan bumi ini akan sangat
panas. Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun, dimana daun mampu
berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi tumbuhan
tersebut. Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam membantu
proses fotosintesis. Selain itu diperlukan juga adanya klorofil, karbondioksida
dan juga air (Iserep, 1993).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan,
sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi
tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan
karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan
klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun
mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan
juga berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang
amat beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun
utama biasanya mirip dengan dalam batang. Ciri paling penting dalam daun
adalah bahwa pertumbuhan apeksnya segera terhenti (Hidayat, 1995).
Dalam praktikum ini kita akan mengamati berbagai macam daun sehingga
kita mampu mengamati dan mengidentifikasi tentang macam jaringan
penyusun daun monokotil dan dikotil, membandingkan ciri-ciri khusus yang
terdapat pada jaringan penyusun baik pada daun monokotil maupun pada daun
dikotil, serta mengamati anatomi jaringan penyusun daun yang dihubungkan
dengan adaptasi lingkungan tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :

1. Bagaimana mengamati dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun


daun monokotil?
2. Bagaimana mengamati dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun
daun dikotil?
3. Bagaimana membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan
penyusun daun monokotil dan dikotil?
4. Bagaimana mengamati anatomi jaringan

penyusun

daun

yang

dihubungkan dengan adaptasi lingkungan tumbuhan?


1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengamati dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun daun
monokotil.
2. Mengamati dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun daun dikotil.
3. Membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan penyusun
daun monokotil dan dikotil.
4. Mengamati anatomi jaringan penyusun daun yang dihubungkan dengan
adaptasi lingkungan tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Daun
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom. Namun, dikenal
juga istilah daun hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lainlain. Daun hijau berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk
pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas CO 2.
katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang dibawah tanah dan berfungsi
sebagai pelindung atau tempat penyimpan cadangan makanan. Daun pertama
pada cabang lateral disebut prophyll, pada monokotil hanya ada satu helai
prophyll, pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte
yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang
hipsofil berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga.
Kotiledon merupakan daun pertama pada tumbuhan (Hidayat, 1995).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan,
sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi
tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan
karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan
klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun
mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan
juga berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun
majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai dun atau
panjangannya. Sumbu bersama itu disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi
lateral dari rakis, daun disebut majemuk bersirip, dan kalau semua anak daun
muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga dapat dikatakan melekat di
ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun majemuk
menjari (Tjitrosoepomo, 1993).

(Fahn, 1991)
Gambar : a)

sistem jaringan pada sayatan melintang daun tumbuhan dikotil.

b) sayatan

membujur yang memperlihatkan

epidermis

bawah

dengan

stomatanya.

2.2 Histologi Daun


Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), dan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun berbiji sangat
bervariasi. Seperti halnya batang dan akar, daun juga tersusun atas beberapa
sistem jaringan yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar yang menyusun
mesofil daun, jaringan pengangkut (Savitri, 2008).
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari sistem jaringan dermal,
yakni jaringan epidermis, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang disebut
mesofil. Karena daun biasanya tidak mengalami penebalan sekunder,
epidermis bertahan sebagai sistem dermal, namun pada sisik tunas yang
bertahan lama ada kemungkinan dibentuk periderm (Hidayat, 1995: 198).
2.2.1

Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan
adanya kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun
(daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi yakni disebelah atas atau
adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah atau sisi
abaksial (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di
kelompok dikotil, letak stomata tersebar. Pada monokotil dan
Gymnospermae, stomata sering tersusun dalam deretan memanjang
yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat berada

ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari
epidermis (Hidayat, 1995).

(Fahn, 1991)
Gambar anatomi daun

Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata.


Dinding sel yang menghadap keluar umumnya berdinding lebih tebal,
dapat terdiri dari lignin, tetapi penebalan itu umumnya terdiri dari kutin.
Penebalan kutin ini membentuk lapisan kutikula yang tipis atau tebal.
Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel
penutup dan epidermis daun tumbuhan yang hidup tenggelam dalam air.
Stomata berguna sebagai jalan pertukaran gas pada tumbuhan dan
sebagai pengatur besarnya transpirasi (Savitri, 2008).
Epidermis daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas
(epidermis adaksial atau epidermis ventral) maupun dipermukaan bawah
disebut epidermis bawah (epidermis abaksial atau epidermis dorsal).
Umumnya epidermis terdiri dari 1 lapis sel tetapi adapula yang terdiri
dari beberapa lapis sel (epidermis ganda, multiple epidermis). Jumlah
lapisan sel epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada
permukaan bawah. Jumlah epidermis bawah berlapis banyak maka akan
terdapat ruang substomata yang besar antara sel penutup dengan
jaringan mesofil (Iserep, 1993).
2.2.2

Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara
epidermis atas dan epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut.
Mesofil dapat tersusun atas parenkim yang relatif homogen atau
berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang), jaringan
pagar dan parenkim sponsa (jaringan bunga karang). Sesuai dengan
fungsinya parenkim mesofil merupakan daerah fotosintesis terutama
karena mengandung kloroplas (Savitri, 2008).

Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung


kloroplas dan ruang antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen atau
terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (jaringan
bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons
yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari
sejumlah sel yang memanjang tegak lurus terhadap pemukaan helai
daun. Meskipun jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya
saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi
panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien
(Hidayat, 1995).
Parenkim palisade merupakan sel-sel yang bentuknya silindris,
tersusun rapat berjajar seperti pagar. Daun yang memiliki parenkim
palisade di lapisan atas atau parenkim spongiosa di lapisan bawahnya
disebut daun dosiventral atau bifasial. Apabila parenkim palisade
terdapat di kedua sisi atau tidak dijumpai parenkim palisade pada kedua
sisinya disebut daun isobilateral atau isolateral atau unifasial. Parenkim
sponsa tersusun atas sel-sel yang bentuknya bervariasi, umumnya tidak
teratur, bercabang-cabang, berisi kloroplas dan tersusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jaringan seperti bunga karang (sponsa) (Sutrian,
2004).

Gambar jaringan palisade


(fahn, 1991)

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang teratur bentuknya.


Hubungan antara sel dan sel lainnya terbatas pada ujung cabang itu.
Dilihat dari hubungan antara sel-sel yang berdampingan maka jaringan
spons memiliki kesinambungan horizontal yang sejajar dengan
permukaan daun, sedangkan jaringan tiang sinambung hanya dalam arah
tegak lurus terhadap permukaan (Fahn, 1991).

Menurut bentuknya parenkim dapat dibedakan sebagai berikut


(Iserep, 1993) :
a) Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang,
tegak dan mangandung kloroplas. Contoh : mesofil daun.
b) Parenkim bunga karang adalah parenkim dengan bentuk dan
susunan selnya tidak teratur dan ruang antarsel relatif besar.
Contoh : mesofil daun.
c) Parenkim bintang adalah parenkim yang bentuknya seperti bintang,
saling berhubungan di ujungnya sehingga banyak mempunyai ruang
antarsel.
d) Parenkim lipatan adalah parenkim yang dinding selnya mengalami
pelipatan kearah dalam serta banyak mengandung kloroplas.
2.2.3

Sistem Jaringan Pengangkut


Pada daun terletak di dalam tulang daun beserta vena-venanya. Pada
penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan
pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun
dan floemnya ke permukaan bawah daun. Pada tulang daun yang lebih
kecil atau vena daun, berkas pengangkutnya dapat lebih sederhana dan
kadang-kadang tidak sempurna terdiri atas xylem saja atau floem saja
(Loveless, 1987).
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan
demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan
mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan,
dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun.
Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun (Hidayat, 1995).
Istilah sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam sistem tulang
sejajar hanyalah cara pendekatan saja, oleh karena itu di ujung dan
pangkal daun semua berkas itu akan bertemu. Di antara berkas sejajar
itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua
berkas sejajar itu. Pola jala umumnya terdapat pada daun dikotil,
sedangkan pola sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam pola

berkas pembuluh percabangan akhir yang paling halus akan membatasi


daerah mesofil kecil yang dinamakan areolus (Kimball, 1994).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 24 Mei 2010 jam
15.00-17.00 WIB Di Laboratorium Pendidikan Biologi B Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2

Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Mikroskop majemuk

1 buah

2. Gelas benda dan penutup

5 buah

3. Kaca penutup

5 buah

4. Silet

1 buah

5. Pipet tetes

1 buah

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Daun kacang (Arachis hypogea)

1 buah

2. Daun jagung (Zea mays)

1 buah

3. Daun talas (Colocasia)

1 buah

3.3 Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali ini adalah :
1. Di ambil preparat awetan irisan melintang daun kacang (Arachis
hypogea).

Di

amati

dibawah

mikroskop,

diperhatikan

sel-sel

epidermisnya, ada berapa lapiskah? Di amati lapisan yang tebal. Di


perhatikan stomatanya, ditunjukkan berkas pengangkut yang terletak di
bagian pusat, disebutkan tipenya. Diperhatikan juga jaringan endodermis
yang membatasi korteks dan stele. Dihitung berapa lapis endodermisnya?
Digambar sebagian secara rinci dengan melibatkan berkas pengangkutnya
yang lengkap.
2. Di ambil preparat awetan irisan melintang daun jagung (Zea mays). Di
amati dibawah mikroskop, diperhatikan sel-sel epidermisnya, ada berapa
lapiskah? Di amati lapisan yang tebal. Di perhatikan stomatanya,
ditunjukkan berkas pengangkut yang terletak di bagian pusat, disebutkan
tipenya. Diperhatikan juga jaringan endodermis yang membatasi korteks
dan stele. Dihitung berapa lapis endodermisnya? Digambar sebagian
secara rinci dengan melibatkan berkas pengangkutnya yang lengkap.

3. Di ambil preparat awetan irisan melintang daun talas (Colocasia). Di


amati dibawah mikroskop, diperhatikan sel-sel epidermisnya, ada berapa
lapiskah? Di amati lapisan yang tebal. Di perhatikan stomatanya,
ditunjukkan berkas pengangkut yang terletak di bagian pusat, disebutkan
tipenya. Diperhatikan juga jaringan endodermis yang membatasi korteks
dan stele. Dihitung berapa lapis endodermisnya? Digambar sebagian
secara rinci dengan melibatkan berkas pengangkutnya yang lengkap

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Pengamata

Hasil pengamatan
Daun kacang (Arachis
hypogea)

a.
b.
c.
d.
e.

Keterangan
Epidermis atas
Epidermis bawah
Klorofil
Stomata
Trikoma
berbentuk bintang

Gambar literatur

f.
g.

Mesofil daun
Jaringan spons

(bunga karang)
h.
Jaringan palisade
(tiang)

(Fahn, 1991)
Daun jagung (Zea mays) a.
b.
c.
d.

Epidermis atas
Epidermis bawah
Mesofil daun
Jaringan palisade

(tiang) tidak tampak


e.
Jaringan spons
(bunga karang) tidak
tampak
f.
Jaringan
pembuluh (tidak
tampak)
g.
Stomata (tidak

Daun talas (Colocasia)

h.
i.
a.
b.
c.
d.

tampak)
Klorofil
Sel kipas
Epidermis atas
Epidermis bawah
Mesofil daun
Jaringan palisade

e.

(tiang)
Jaringan spons

f.

(bunga karang)
Jaringan

pembuluh
g.
Stomata
h.
Klorofil
i.
Trikoma
4.2

Pembahasan

(Fahn, 1991)

(Fahn, 1991)

Praktikum kali ini adalah tentang daun dan jaringan penyusunnya baik
pada daun monokotil dan daun dikotil. Sebelum kita melakukan praktikum ini
kita harus mengetahui alat dan bahan yang akan di gunakan, bahan-bahan
yang digunakan adalah daun kacang (Arachis hypogea), daun jagung (Zea
mays), dan daun talas (Colocasia).
4.2.1 Daun kacang (Arachis hypogea)
Pada pengamatan daun kacang (Arachis hypogea) dapat terlihat
epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, trikoma berbentuk
bintang, mesofil daun, jaringan spons (bunga karang) dan jaringan palisade
(tiang).
Di bawah epidermis terdapat jaringan palisade, pada jaringan
palisade tampak warna hijau karena pada jaringan ini terdapat banyak
klorofil. Di bawah jaringan palisade terdapat jaringan pengangkut yang akan
membawa hasil fotosintesis dari daun menuju keseluruh tubuh tumbuhan.
Jaringan spons terdapat di bawah jaringan pengangkut dan di bawahnya
terdapat epidermis bawah (Sutrian, 2004).
Jaringan epidermis pada daun mempunyai derivat berupa stomata.
Stomata adalah berupa suatu pintu yang mempunyai dua sel penutup di
kedua samping kanan dan kirinya. Stomata biasa berada pada bagian atas
atau bawah daun. Stomata dapat berfungsi sebagai pintu masuk udara yang
digunakan untuk fotosintesis dan udara yang dikeluarkan dari hasil
fotosintesis. Stomata juga berfungsi dalam evaporasi untuk menjaga
kestabilan air dalam tubuh tumbuhan (Hidayat, 1995).
Pada sekitar tulang daunnya, terdapat bagian yang menonjol, bagian
yang menonjol ini adalah tulang daun yang berfungsi sebagai penopang
helaian daun dan sebagai tempat jaringan angkut. Susunan anatomi jaringan
daun setelah epidermis terdapat jaringan mesofil daun yang tersusun atas
jaringan palisade, jaringan spons dan jaringan pembuluh. Jaringan pembuluh
tersusun atas floem dalam, xylem, kambium dan floem luar (Fahn, 1991).
4.2.2

Daun jagung (Zea mays)


Pada pengamatan daun jagung (Zea mays) dapat terlihat epidermis
atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, sel kipas, mesofil daun, jaringan

spons (bunga karang), jaringan pembuluh dan jaringan palisade (tiang).


Disini stomata, jaringan spons (bunga karang), jaringan palisade (tiang) dan
jaringan pembuluh tidak tampak karena preparat yang di amati terlalu kecil.
Sistem jaringan pengangkut pada daun terletak didalam tulang daun
beserta vena-venanya, pada penampang melintang daun, berkas pengangkut
ini terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke
permukaan atas daun dan floemnya ke permukaaan bawah daun (Savitri,
2008).
Jaringan setelah epidermis terdapat jaringan mesofil daun yang
tersusun atas jaringan palisade (tiang), jaringan spons (bunga karang) dan
jaringan pembuluh (xylem dan floem). Pada epidermis bawah daun terdapat
sel-sel kipas. Sel-sel kipas terletak sejajar dengan permukaan epidermis luar,
ukuran sel-sel kipas tidak sama panjangnya, karena itulah sel-sel ini disebut
sel kipas seperti bentuknya yang menyerupai kipas. Jaringan epidermis pada
daun monokotil sel-sel epidermis di lindungi oleh lapisan kutikula yang
menyebabkan daun menjadi kaku, stomata sering tersusun dalam deretan
memanjang yang sejajar dengan sumbu daun (Hidayat, 1995).)
Fungsi jaringan penyusun mesofil tidak lain secara besar untuk
membantu proses fotosintesis. Sel-sel jaringan palisade terdapat banyak
sekali kloroplas yang disebut sebagai warna fotosintesis. Rongga-rongga
antara sel-sel jaringan palisade dan spons juga membantu memperlancar
proses pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida. Hasil fotosintesis
akan diedarkan oleh jaringan pengangkut yaitu floem sedangkan zat hara
mineral untuk bahan fotosintesis dibawa oleh xylem dan semua saling
bekerja sama (Loveless, 1987).
4.2.3

Daun talas (Colocasia)


Pada pengamatan daun talas (Colocasia) dapat terlihat epidermis
atas, epidermis bawah, mesofil daun, jaringan palisade (tiang), jaringan
spons (bunga karang), jaringan pembuluh, stomata, klorofil, dan
trikoma.
Daun terdiri dari sistem jaringan dermal, yaitu diantaranya mesofil
yang banyak mengandung kloroplas. Mesofil dapat bersifat homogen
atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga

karang). Jaringan tiang lebih kompak dari pada jaringan spons yang
memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah
sel yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun
(Hidayat, 1995).
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar dari daun dan
berfungsi untuk pelindung jaringan dibawahnya juga sebagai tempat
keluar masuknya udara dan evaporasi, karena pada epidermis
mempunyai stomata yang merupakan derivat epidermis. Epidermis
terlapisi oleh lapisan yang tipis dan bening. Lapisan ini adalah lapisan
lilin yang menyebabkan epidermis tidak mudah kemasukan air. Dari
fenomena ini sering kita lihat bahwa jika air mengenai daun talas maka
air itu akan tetap

menggumpal dan tidak terserap oleh daun dan

akhirnya akan jatuh. Lapisan lilin inilah yang menyebabkan daun talas
seolah-olah anti air (Loveless, 1987).
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum tentang daun kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Pada daun kacang (Arachis hypogea) dapat terlihat epidermis atas, epidermis
bawah, klorofil, stomata, trikoma berbentuk bintang, mesofil daun, jaringan
spons (bunga karang) dan jaringan palisade (tiang).
2. Pada daun jagung (Zea mays) dapat terlihat epidermis atas, epidermis
bawah, klorofil, stomata, sel kipas, mesofil daun, jaringan spons (bunga
karang), jaringan pembuluh dan jaringan palisade (tiang). Disini stomata,
jaringan spons (bunga karang), jaringan palisade (tiang) dan jaringan
3.

pembuluh tidak tampak karena preparat yang di amati terlalu kecil.


Pada daun talas (Colocasia) dapat terlihat epidermis atas, epidermis bawah,
mesofil daun, jaringan palisade (tiang), jaringan spons (bunga karang),
jaringan pembuluh, stomata, klorofil, dan trikoma.

DAFTAR PUSTAKA
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB
Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. jakarta : Erlangga
Loveless A. R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik
Jilid I. Jakarta : PT Gramedia Utama
Savitri, sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan
Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang : UIN Press
Sutrian, Yayan Drs. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel
dan Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press

Вам также может понравиться