Вы находитесь на странице: 1из 38

MENGEMBANGKAN SISTEM BISNIS/TI DENGAN METODE

SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sistem Informasi Manajemen
yang dibina oleh Bapak Drs. Mohammad Arief, M.Si.

oleh
Irma Wulandari

(130413615019)

Jazilatur Rosida

(130413604685)

Kharisma Swandana

(120412423467)

Lailatul Masruriyah

(130413611637)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Februari 2015

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengembangkan Sistem Bisnis.................................................

2.1.1 Pengembangan Sistem Informasi ....................................

2.1.2 Pendekatan Sistem ...........................................................

2.1.3 Pemikiran Sistem .............................................................

2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) ...........................

2.2.1 Pembuatan Prototipe ........................................................

2.2.2 Proses Pembuatan Prototipe ............................................

2.3 Memulai Proses Pengembangan Sistem dengan Investigasi


Sistem .......................................................................................

2.3.1 Studi Kelayakan...............................................................

2.4 Analisis Sistem .......................................................................... 11


2.5 Desain Sistem ............................................................................ 13
2.5.1 Pengembangan Pemakai Akhir........................................ 16
2.6 Mengimplementasikan Sistem Baru .......................................... 18
2.7 Mengevaluasi Hardware, Software, dan Layanan Aktivitas
Lainnya ..................................................................................... 20
2.8 Studi Kasus ................................................................................ 29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 33
3.2 Saran .......................................................................................... 34
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 35
i

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1

Siklus Pengembangan Sistem Informasi .................................................

1.2

Pengembangan Aplikasi dengan Menggunakan Prototipe ......................

1.3

Contoh Proses Pengembangan Sistem Berbasis Prototipe Untuk


Aplikasi Bisnis ........................................................................................

1.4

Faktor-faktor Kelayakan Organisasional, Ekonomi, Teknis, dan


Operasional .............................................................................................

1.5

Contoh-contoh Bagaimana Studi Kelayakan Dapat Mengukur


Kelayakan Sistem E-Commerce yang diusulkan Untuk Bisnis .............. 10

1.6

Manfaat dari SI yang Baru dengan Contoh-contohnya ........................... 11

1.7

Desain Sistem Dapat dipandang Sebagai Desain Interface Pemakai,


Data, dan Proses...................................................................................... 14

1.8

Petunjuk yang Berguna Untuk Desain Situs Web Bisnis........................ 15

1.9

Contoh Spesifikasi Sistem Untuk Sistem E-Commerce Baru Bagi


Suatu Perusahaan .................................................................................... 16

1.10 Gambaran Umum Proses Implementasi .................................................. 19


1.11 Contoh Aktivitas dan Jadwal Proses Implementasi ................................ 19
1.12 Contoh IBM Corp. Mengenai Jenis Hardware, Software, dan Layanan
SI yang dievaluasi dan dibeli Oleh Banyak Perusahaan ......................... 20
1.13 Ringkasan 10 Faktor Utama Evaluasi Hardware ................................... 22
1.14 Ringkasan Pilihan Faktor-faktor Evaluasi Software .............................. 23
1.15 Proses Implementasi Sistem Baru .......................................................... 24

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat
cepat dan menyebar dengan luas, semua masyarakat di dunia memanfaatkan
teknologi informasi untuk membantu dalam menyelesaikan persoalan. Tidak hanya
itu semua perusahaan dalam bidang apapun memerlukan TI sebagai sumber daya
pendukung yang mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan.
Dalam pengembangan sistem informasi pendekatan yang dipilih adalah
pendekatan sistem. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan solusi sistem
informasi yang bertahap yakni melalui system development life cycle (SDLC)
(OBrien, 2008). Pada era informasi global, persaingan di dunia bisnis memerlukan
kecepatan waktu. Kebutuhan pengambilan keputusan dalam bisnis memerlukan
informasi yang cepat dan akurat. Hal ini perlu didukung oleh infrastruktur yang
andal dan mudah diimplementasikan.
Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun atau
membuat suatu sistem baru untuk menggantikan atau memperbaiki sistem lama,
baik secara keseluruhan atau sebagian dari sistem yang telah ada dengan
mengintegrasikan dan memadukan prosedur, sarana dan sumber daya manusia yang
dimiliki.
Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau yang sering disebut System
Development Life Cycle (SDLC) merupakan suatu metode pengembangan sistem
yang terdiri dari tahapan-tahapan yang membentuk siklus. Disebut siklus hidup
karena sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas dari siklus
hidup ini disebut tahapan atau fase. Secara garis besar ada enam langkah yang biasa
digunakan dalam melaksanakan pengembangan sistem, yaitu investigasi sistem,
analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengembangkan sistem bisnis?
2. Bagaimana konsep siklus hidup pengembangan sistem (SDLC)?
3. Bagaimana proses memulai pengembangan sistem dengan investigasi
sistem?
4. Apa yang dimaksud dengan analisis sistem?
5. Apa yang dimaksud dengan desain sistem?
6. Bagaimana mengimplementasikan sistem baru?
7. Bagaimana mengevaluasi hardware, software, dan layanan aktivitas
implementasi lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan cara mengembangkan sistem bisnis.
2. Mengidentifikasi tentang konsep siklus hidup pengembangan sistem
(SDLC).
3. Menjelaskan proses memulai pengembangan sistem dengan investigasi
sistem.
4. Mengidentifikasi analisis sistem.
5. Mengidentifikasi desain sistem.
6. Menjelaskan implementasi sistem baru.
7. Menjelaskan proses mengevaluasi hardware, software, dan layanan
aktivitas implementasi lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengembangkan Sistem Bisnis

2.1.1 Pengembangan Sistem Informasi


Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk
pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini
disebut pengembangan sistem informasi (information systems development) atau
pengembangan aplikasi (application development). Bagian ini akan menunjukkan
bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan
sistem e-business yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahan, karyawan,
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).

2.1.2 Pendekatan Sistem


Pendekatan sistem (system approach) untuk penyelesaian masalah
menggunakan orientasi sistem untuk merumuskan masalah dan peluang serta
mengembangkan solusi. Menganalisis masalah dan memformulasikan solusi
melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini:
1. Kenali dan rumuskan masalah atau peluang dengan menggunakan pemikiran
sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.

2.1.3 Pemikiran Sistem


Menggunakan pemikiran sistem (system thinking) untuk memahami
masalah atau peluang adalah salah satu aspek paling penting dari pendekatan
sistem. Konsultan manajemen dan penulis, Peter Senge menyebut pemikiran sistem
sebagai the tifth dicipline (disiplin kelima). Senge mengungkapkan bahwa
menguasai pemikiran sistem (bersamaan dengan disiplin penguasaan diri, model

mental, visi bersama, dan pembelajaran tim) merupakan hal yang vital untuk
pemenuhan pribadi dan sukses berbisnis di dunia yang selalu berubah. Inti dari
disiplin pemikiran sistem adalah melihat hutan dan pohon-pohonnya di situasi
apa pun dengan:
Melihat hubungan internal antarsistem ketimbang mata rantai sebab akibat
ketika sesuatu terjadi.
Melihat proses perubahan antarsistem ketimbang memisahkan potret
perubahan, ketika perubahan terjadi.

Salah satu cara mempraktikkan pemikiran sistem adalah dengan mencoba


mencari sistem, subsistem dan komponen sistem dalam setiap situasi. Hal ini juga
dikenal dengan istilah menggunakan konteks sistem (system context), atau memiliki
pandangan sistemik (systemic view) dari situasi. Sebagai contoh, organisasi bisnis
atau proses bisnis di mana peningkatan masalah atau peluang dapat dilihat sebagai
sistem input, pemrosesan, output, tanggapan, dan komponen pengendalian.
Kemudian untuk memahami masalah dan menyelesaikannya perlu menentukan
apakah fungsi sistem dasar bekerja dengan baik.

2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)


Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem
informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus
pengembangan sistem informasi (Information Systems Development Cycle), yang
juga dikenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life
Cycle-SDLC). Gambar 1.1 mengilustrasikan apa yang terjadi pada tiap langkah dari
proses ini, yang mencakup langkah (1) investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4)
implementasi, dan (5) pemeliharaan.
Akan tetapi, yang harus disadari bahwa semua aktivitas yang terlibat sangat
berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada prakteknya,
beberapa akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang bersamaan. Jadi
bagian yang berbeda dari proyek pengembangan bisa jadi berada pada tingkat yang
berbeda pada siklus pengembangan. Selain itu, pemakai dan ahli SI bisa kembali

kapan pun untuk mengulang aktivitas sebelumnya jika perlu memodifikasi dan
memperbaiki sistem yang sedang dikembangkan.

Gambar

1.1

Siklus Pengembangan Sistem Informasi

2.2.1 Pembuatan Prototipe


Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup
pendekatan pembuatan prototipe. pembuatan prototipe (prototyping) adalah
pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja, atau prototipe, dari
aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan
oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe membuat proses

pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk proyek di mana
persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe terkadang
disebut juga desain aplikasi cepat (Rapid Application Design-RAD). Pembuatan
prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena
pembuatan prototipe menyederhanakan dan memepercepat desain sistem. Jadi,
pembuatan prototipe telah memperluas peran pemilik kepentingan bisnis yang
dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat
proses pengembangan yang lebih tanggap atau disebut juga pengembangan sistem
yang lincah (Agile Systems Development-ASD).

2.2.2 Proses Pembuatan Prototipe


Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi
kecil. Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan
pengembangan sistem tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali dapat
dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh pemakai
akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai alat software
pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki berkali-kali
hingga dapat diterima.
Sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.2, pembuatan prototipe
merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang, yang menggabungkan
langkah-langkah siklus pengembangan sistem tradisional. Pemakai akhir yang
cukup berpengalaman dengan alat pengembangan aplikasi dapat membuat prototipe
sendiri. Atau bekerja sama dengan ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe
dalam rangkaian sesi interaktif. Sebagai contoh, dapat mengembangkan, menguji
dan memperbaiki prototipe laporan manajemen, layar entri data, atau tampilan
output.
Biasanya sebuah prototipe dimodifikasi beberapa kali sebelum pemakai
akhir menyatakan bahwa prototipe tersebut dapat diterima. Modul program yang
tidak dihasilkan oleh software pengembangan aplikasi bisa dikodekan oleh
programer dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional. Versi akhir
sistem aplikasi kemudian diserahkan kepada pemakai akhir untuk keperluan

operasional. Gambar 1.3 menyebutkan proses pengembangan sistem berbasis


prototipe untuk aplikasi bisnis.

Gambar 1.2 Pengembangan Aplikasi dengan Menggunakan Prototipe


Contoh Pengembangan Prototipe
Tim. Beberapa pemakai akhir dan pengembang SI membentuk tim untuk
mengembangkan aplikasi bisnis.
Skematis. Desain skematis prototipe awal dikembangkan.
Protoripe. Skematis diubah menjadi prototipe tunjuk-dan-klik sederhana dengan
menggunakan alat pembuat prototipe.
Presentasi. Beberapa koneksi rutin dan layar disajikan ke pemakai.

Tanggapan (feedback). Setelah tim menerima tanggapan dari pemakai, prototipe


diulangi.
Konsultasi. Konsultasi dilakukan dengan konsultan TI untuk mengidentifikasi
perbaikan potensial dan kesesuaian dengan standar yang ada.
Penyelesaian. Prototipe dikonversi menjadi aplikasi akhir.
Penerimaan. Para pemakai meninjau dan menerima sistem bisnis yang baru.
Instalasi. Software bisnis yang baru diinstal pada server jaringan.

Gambar 1.3 Contoh Proses Pengembangan Sistem Berbasis Prototipe untuk


Aplikasi Bisnis

2.3 Memulai Proses Pengembangan Sistem dengan Investigasi Sistem

2.3.1 Studi Kelayakan


Karena proses pengembangan bisa memakan biaya besar, tahap investigasi
sistem biasanya membutuhkan studi awal terlebih dahulu yang disebut studi
kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan adalah studi awal untuk merumuskan
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya,
manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi bisnis dan
ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini dalam laporan tertulis yang mencakup
spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk aplikasi bisnis yang diusulkan.
Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui rekomendasi studi kelayakan ini,
maka proses pengembangan bisa dilanjutkan.
Jadi, tujuan diadakan studi kelayakn adalah untuk mengevaluasi solusi
sistem alternatif dan untuk mengusulkan aplikasi bisnis yang paling layak dan
paling diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis dapat
dievaluasi dalam empat kategori besar, seperti diilustrasikan pada Gambar 1.4.
Perhatikan bahwa kelayakan lebih dari sekedar penghematan biaya atau kesediaan
hardware dan software.
Kelayakan organisasional berfokus pada sebaik apakah dukungan sistem
yang diusulkan terhadap prioritas bisnis strategi organisasi. Kelayakan ekonomi
berhubungan dengan apakah penghematan biaya, peningkatan pendapat,
peningkatan keuntungan, pengurangan investasi yang diperlukan, dan manfaat lain
yang diharapkan akan melebihi biaya pengambangan dan biaya operasional sistem
8

yang diusulkan.sebagai contoh, jika usulan sistem sumber daya manusia tidak bisa
menutupi biaya pengembangannya, maka usulan itu tidak akan disetujui, kecuali
dimandatkan oleh peraturan pemerintah atau pertimbangan bisnis strategi.

Kelayakan Organisasional

Kelayakan Ekonomi

Seberapa baik sistem yang

Penghematan biaya

diusulkan mendukung prioritas

Peningkatan pendapat

bisnis perusahaan

Pengurangan investasi yang


diperlukan
Peningkatan keuntungan

Kelayakan Teknis

Kelayakan Operasional

Kemampuan, keandalan, dan

Penerimaan karyawan, pelanggan ,

ketersediaan hardware, software,

dan pemasok
Dukungan manajemen

dan jaringan

Persyaratan pemerintah dan


persyaratan lainnya.
Gambar 1.4 Faktor-faktor Kelayakan Organisasional, Ekonomi, Teknis,
dan Operasional

Kelayakan teknis dapat didemonstrasikan jika hardware dan software yang


dapat diandalkan dan mampu memenuhi kebutuhan sistem yang diusulkan, bisa
diperoleh atau dikembngkan oleh bisnis dalam waktu yang dibutuhkan. Yang
terakhir, kelayakan operasional adalah kemauan dan kemampuan manajemen,
karyawan, pelanggan, pemasok, dan pihak lain yang mengoperasikan,
menggunakan, dan mendukung sistem yang diusulkan. Sebagai contoh, jika
software yang digunakan untuk sistem bisnis baru terlalu sulit digunakan,
pelanggan dan karyawan mungkin sesekali melakukan banyak kesalahan dan tidak
mau menggunakannya lagi. Jika hal ini terjadi artinya gagal memenuhikelayakan
operasional. Perhatikan Gambar 1.5.

Kelayakan organisasional

Kelayakan Ekonomi

Seberapa baik sistem e-commerce

Penghematan biaya tenaga kerja

yang diusulkan sesua dengan

Peningkatan pendapatan penjualan

rencana perusahaan untuk

Pengurangan investasi persediaan

mengembangkan sistem keuangan,

Peningkatan keuntungan

pemasaran, dan penjualan berbasis


Web
Kelayakan Teknis

Kelayakan Operasional

Kemampuan, keandalan, dan

Penerimaan karyawan

ketersediaan hardware, software,

Dukungan manajemen

dan layanan manajemen

Penerimaan pelanggan dan


pemasok

Gambar 1.5 Contoh-contoh Bagaimana Studi Kelayakan Dapat Mengukur


Kelayakan Sistem E-Commerce yang diusulkan Untuk Bisnis

Analisis biaya/manfaat. Analisis biaya/manfaat biasanya termasuk dalam


studi kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut berwujud; jika
tidak bisa dihitung, hal ini disebut berwujud. Contoh biaya yang terwujud adalah
biaya hardware dan software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung
yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menerapkan solusi SI. Biaya tak
terwujud adalah biaya yang dulit diukur; biaya itu termasuk hilangnya niat baik
pelanggan atau moral karyawan yang disebabkan oleh kekeliruan dan gangguan
instalasi sistem baru.
Manfaat berwujud adalah hasil yang diharapkan; seperti penurunan biaya
gaji yang disebabkan oleh berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan
yang disebabkan oleh berkurangnya persediaan. Manfaat tak berwujud lebih sulit
diperkirakan. Manfaat tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang lebih baik
atau lebih cepat serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen. Gambar 1.6
mendaftar beberapa manfaat berwujud dan tak berwujud beserta contohnya. Biaya
berwujud dan tak berwujud merupakan lawan dari setiap manfaat yang ditunjukkan.

10

Manfaat Berwujud

Contoh

Peningkatan penjualan dan laba

Pengambangan produk berbasis TI

pemrosesan

Penghapusan dokumentasi yang

Pengurangan

biaya

informasi

tidak perlu

Pengurangan biaya operasional

Pengurangan biaya penyimpanan


persediaan

Pengurangan

investasi

yang

dibutuhkan

Pengurangan

investasi

yang

dibutuhkan untuk persediaan

Peningkatan efesiensi operasional

Lebih sedikit barang yang cacat,


teruang, dan waktu menganggur

Manfaat Tak Berwujud

Contoh

Persediaan ketersediaan informasi

Informasi lebih akurat dan tepat

Perbaikan kemampuan analisis


Perbakan layanan pelanggan

waktu
OLAP dan pengembangan data
Tanggapan layanan yang lebih tepat

Perbaikan moral karyawan

waktu
Penghapusan tugas kerja

Perbaikan pengambilan keputusan


manajemen

merepotkan
Analisis keputusan dan informasi

Perbaikan posisi kompetitif


Perbaikan citra bisnis

yang

yang lebih baik


Sistem yang mengunci pelanggan
Pelanggan, pemasok , dan investor
memiliki

citra

yang

progresif

terhadap perusahaan.
Gambar 1.6 Manfaat dari SI yang Baru dengan Contoh-contohnya

2.4 Analisis Sistem


Analis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional yang
digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem secara
tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai:

11

Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti Anda
sendiri.

Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi
yang saat ini digunakan

Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan


informasi anda, dan pemilik kepentingan bisnis lannya yang mungkin
menggunakan sistem ini.

1) Analisis Organisasional
Analisis organisasional merupakan langkah pertama yang penting
dilakukan dalam analisis sistem. Bagaimana orang bisa memperbaiki sistem
informasi jika pengetahuan mereka tentang lingkungan organisasional sangat
sedikit? Mereka tidak bisa melakukannya. Karena itulah anggota tim
pengembangan harus mengetahui tentang organisasinya, struktur manajemennya,
orang-orangnya, aktivitas bisnisnya, sistem lingkungan yang terkait, dan sistem
informasi terbaru. Anggota tim harus mengetahui informasi ini secara lebih rinci
untuk unit bisnis tertentu atau kelompok kerja pemakai akhir yang akan terpengaruh
oleh sistem informasi baru atau yang lebih baik yang diusulkana. Sebagai contoh,
sistem pengendalian persediaan yang baru untuk jaringan pertokoan tidak bisa
didesain kecuali jika seseorang dalam tim pengembangan tahu banyak tentang
perusahaan dan jenis aktivitas bisnis yang mempengaruhi persediaannya. Karena
itulah pemakai akhir bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim pengembangan
sistem.

2) Analisis Sistem yang Ada


Sebelum anda mendesain sistem yang baru, anda perlu mempelajari sistem
yang akan ditingkatkan atau diganti (jika ada). Anda perlu menganalisis bagaimana
sistem ini menggunakan hardware, software, jaringan, dan sumber daya manusia
untuk mengubah sumber data, seperti data transaksi ke produk informasi, seperti
laporan dan tampila. Kemudian anda harus mendokumentasikan bagaimana
aktivitas sistem informasi input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan
pengendalian dilaksanakan. Misalnya anda mungkin mengevaluasi format, waktu,

12

volume, dan kualitas aktivitas input dan output. Aktivitas interface pemakai sangat
vital untuk mengefektifkan interaksi antara pemakai akhir dan sistem berbasis
komputer. Kemudian, pada tahap desain sistem, anda bisa menspesifikasikan
sumber daya, produk, dan aktivitas apa yang harus mendukung interface pemakai
di dalam sistem yang sedang anda desain.

3) Analisis Persyaratan Fungsional


Langkah analisis sistem ini adalah salah satu dari yang paling sulit. Anda
mungkin perlu bekerja sebagai tim dengan analis SI dan pemakai akhir lainnya
untuk menentukan kebutuhan informasi apa yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas
bisnis; bagaimana formatnya, volummenya, dan frekuensinya; serta waktu
responsnya. Kedua, anda harus mencoba menentukan kemampuan pemrosesan
informasi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas sistem (input, pemrosesan, output,
penyimpanan, pengendalian) untuk memenuhi kebutuhan informasi ini. Yang
terakhir, anda harus mencoba mengembangkan persyaratan fungsional. Persyaratan
fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang tidak berkaitan
dengan hardware, software, jaringan, data, dan sumber daya manusia yang saat ini
digunakan oleh pemakai akhir atau akan digunkan dalam sistem yang baru. Hal ini
harus di tentukan dalam tahap desain.

2.5 Desain Sistem


Analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem
untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem menentukan
bagaimana kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem menentukan bagaimana
sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem yang memenuhi persyaratan
fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
Cara yang berguna untuk melihat desain sistem diilustrasikan dalam
Gambar 1.7 konsep ini berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang
harus dihasilkan dari tahap desain. Dalam kerangka kerja ini, desain terdiri dari tiga
aktivitas: interface pemakai, data, dan desain proses. Hal ini menghasilkan
spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur
database, serta pemrosesan dan pengendalian.

13

Desain Sistem

Desain Interface
Pemakai

Desain Layar,
Bentuk, Laporan,
dan Dialog

Desain Proses

Desain Data

Desain Struktur
Elemen Data

Desain Program
dan Prosedur

Gambar 1.7 Desain Sistem Dapat dipandang Sebagai Desain Interface


Pemakai, Data, dan Proses

1) Desain Interface Pemakai


Mari kita lihat lebih dekat tentang desain interface pemakai, karena hal ini
merupakan komponen sistem yang terdekat dengan pemakain akhir bisnis, dan hal
yang paling dapat membantu desain. Aktivitas desan interface pemakai berfokus
pada dukungan interaksi antara pemakai akhir dan aplikasi berbasis komputer, para
perancang memfokuskan pada bentuk desain yang menarik dan efisien dari input
dan output pemakai, seperti halaman web intranet dan internet yang mudah
digunakan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, desain interface pemakai sering
kali merupakan proses pembuatan prototipe, dimana model kerja atau prototipe
metode interface pemakai didesain dan dimodifikasi beberapa kali dengan
tanggapan dari pemakai akhir. Proses desain interface pemakai menghasilkan
spesifikasi desain yang rinci untuk produk informasi seperti layar tampilan,
pemakai interaktif/dialog komputer (termasuk juga urutan atau aliran dialognya),
respon audio, formulir, dokumen, dan laporan. Gambar 1.8 memberikan contoh
elemen desain interface pemakai dan petunjuk lainnya untuk halaman web
multimedia dan situs web e-commerce.

14

Checklist untuk Situs Web Korporat


Ingatlah akan pelanggan: situs web

Kemudahan pencarian: banyak

yang sukses dibangun untuk

situs yang memiliki mesin pencari

pelanggan, bukan untuk

sendiri; namun sangat sedikit yang

menyenangkan wakil direktur

berguna. Pastikan bahwa mesin

perusahaan.

pencari anda berguna.

Estetika: desain yang sukses

Tidak kompatibel: suatu situs yang

menggabungkan grafis yang

kelihatan hebat dikomputer yang

ditampilkan dengan cepat dan

menggunakan internet explorer

pilihan warna yang sederhana

dapat terlihat buruk pada iBook

sehingga mudah dibaca.

yang dijalankan dengan Netscape.

Isi broadbrand: hal-hal yang paling

Formulir registrasi: formulir

bagus dalam web tidak dapat

registrasi adalah cara yang

diakses oleh kebanyakan

berguna untuk mengumpulkan

peselancar web. Penambahan video

data pelanggan. Namun jika anda

singkat bukanlah hal yang buruk,

meminta pelanggan untuk mengisi

namun jangan jadikan hal tersebut

formulir sebanyak tiga halaman,

sebagai fokus situs anda.

pasti dia akan pergi.

Kemudian navigasi: pastikan

Link yang mati: link yang mati

kemudahan untuk berpindah dari

sangat dibenci oleh peselancar

satu bagian ke bagian yang lain.

web-pastikan link anda selalu

Menyediakan peta situs yang dapat

diperbarui. Saat ini, banyak alat

di akses dari setiap halaman akan

software desain web yang dapat

membantu.

melakukan hal ini secara otomatis.

Gambar 1.8 Petunjuk yang Berguna Untuk Desain Situs Web Bisnis

2) Spesifikasi Sistem
Spesifikasi sistem memformlasikan desain interface pemakai dan prodk
aplikasi, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian. Oleh
karena itu, perancang sistem akan sering mengembangkan hardware, software,
jaringan, data, spesifikasi personel untuk sistem yang diusulkan. Gambar 1.9

15

menunjukkan contoh spesifikasi sistem yang bisa dikembangkan untuk sistem ecommerce perusahaan.

Contoh Spesifikasi Sistem


Spesifikasi Interface Pemakai
Gunakan layar yang di personalisasi untuk menyambut pelanggan web yang
kembali dan buat rekomendasi produk.
Spesifikasi Database
Kembangkan database yang menggunakan software manajemen database
objek/relasional untuk mengelola akses ke semua pelanggan dan data
persediaan, serta informasi produk multimedia
Spesifikasi Software
Dapatkan mesin software e-commerce untuk memproses semua transaksi ecommerce dengan respons yang cepat, yaitu: telusuri data produk yang
diperlukan, dan hitung semua jumlah penjualan dalam waktu kurang dari satu
menit.
Spesifikasi Hardware dan Jaringan
Instal server web berjaringan yang berlewa dan jalur telekomunikasi
denganbandwith yang cukup tinggi untuk menjadi tuan rumah situs web ecommerce perusahaan.
Spesifikasi Personel
Pekerjaan manajer e-commerce, ahli e-commerce, serta webmaster dan
perancang web untuk merencanakan, mengembangkan, dan mengelola
operasional e-commerce.
Gambar 1.9 Contoh Spesifikasi Sistem Untuk Sistem E-Commerce Baru
Bagi Suatu Perusahaan

2.5.1 Pengembangan Pemakai Akhir


Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, anda berperan sebagai
pemakai akhir bisnis, mirip seperti pelanggan atau klien. Biasanya, anda meminta
sistem baru atau sistem yang lebih baik, menjawab pertanyaan tentang kebutuhan
informasi spesifik Anda dan masalah pemrosesan informasi, dan menyediakan

16

informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat ini. Praktisi SI bekerja dengan
anda untuk menganalisis masalah anda dan menyarankan solusi alternatif. Saat anda
menyetujui elternatif terbaik, maka alternatif, maka alternatif itu didesain dan
duterapkan. Di sini anda mungkin terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau
menjadi tim pengimplentasikan bersama dengan para ahli SI.
Akan tetapi, pada End User Development (pengembangan pemakai akhir),
praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementar anda melakukan
pengembangan aplikasi anda sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan pemakai
siap membantu Anda dan pemakai akhir lainnya dalam usaha pengembangan
aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan penggunaan paket aplikasi;
pemilihan hardware dan softare; dampingan untuk mendapat akses ke database
organisasi; dan, tentu saja, dampingan dalam menganalisis, mendesain, dan
mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang anda butuhkan.

1) Fokus Aktivitas SI
Perlu diingat bahwa pengembangan pemakai terakhir harus berfokus pada
pemakai terakhir harus berfokus pada aktivitas dasar dari sistem informasi, yaitu:
input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian. Dalam menganalisis
aplikasi potensial, Anda pertama-tama harus berfokus pada output yang akan
dihasilkan oleh aplikasi. Informasi apakah yang diperlukan dan bagaimana
menyajikannya? Berikut, lihat data input yang akan dimasukkan ke aplikasi. Data
apa yang tersedia? Dari sumber apa? Dalam bentuk apa? Kemudian Anda harus
memeriksa persyaratan processing. Proses operasi atau transaksi apa yang akan
diperlukan untuk mengubah input yang ada menjadi output yang diinginkan? Di
antara pket software yang bisa digunakan oleh pengembang, paket manakah yang
paling baik dalam melakukan operasi yang dibutuhkan? Penyesuaian pada output
yang diinginkn atau mencari sumber tambahan data input, termasuk data yang
disimpan dalam file dan database dari sumber eksternal. Komponen Storage akan
bervariasi sesuai kepentingan aplikasi pemakai akhir. Misalnya, beberapa aplikasi
memerlukan penggunaan penyimpanan data yang sangat luas atau pembuatan data
yang harus disimpan untuk digunakan di masa yang akan datang. Hal ini lebih

17

cocok untuk proyek pengembangan manajemen database daripada aplikasi


spreasheet.
Fungsi pengukuran kontrol untuk aplikasi pemakai akhir sangat bervariasi
bergantung pada ruang lingkup dan durasi aplikasi, jumlah dan sifat alami pemakai
aplikasi, dan sifat alami dari data yang terlibat. Sebagai contoh, pengukuran
pengendalian diperlukan agar terlindung dari hilangnya data secara mendadak atau
kerusakan file pemakai akhir. Perlindungan yang paling dasar untuk menjaga dari
hilangnya data ialah dengan embuat salinan dari file aplikasi secara berturut-turut
dan sistematis. Contoh lainnya ialah fitur perlindungan sel spreasheet yang
melindungi sel utama jika pemakai secara tidak sengaja menghapusnya.

2) Melakukan Pengembangan Pemakai Akhir


Dalam pengembangan pemakai akhir, anda dan praktisi bisnis lainnya daat
mengembangkan cara baru atau cara yang lebih baik untuk melakukan tugas anda
tanpa keterlibatan langsung dari ahli SI. Kemampuan pengembangan aplikasi yang
dibangun ada berbagai paket software pemakai akhir telah menjadikannya lebih
mudah digunakan bagi banyak pemakai untuk mengembangkan solusi berbasis
komputer. Gambar berikut mengilustrasikan alat pengembang situs Web yang bisa
digunakan untuk membantu anda mengembangkan, memperbarui, dan mengelola
situs Web intranet untuk unit bisnis Anda. Atau anda bisa menggunakan paket
spreasheet elektronik sebagai alat untuk mengembangkan cara mempermudah
analisis hasil penjualan mingguan untuk manajer penjualan di perusahaan. Atau
anda bisa menggunakan paket pengembangan situs Web untuk mendesain halaman
Web untuk toko Web bisnis kecil atau situs Web intranet departemen.

2.6 Mengimplementasikan Sistem Baru


Tahap

System

Implementation

(implementasi

sistem)

melibatkan

pemerolehan hardware, dan software, pengembangan softare, pengujian program


dan prosedur, konversi sumber data, dan ebrbagai alternatif konversi. Hal ini juga
melibatkan pendidikan dan pelatihan pemakai akhir dan para ahli yang akan
menjalankan sistem yang baru tersebut.

18

Implementasi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak


waktu. Akan tetapi, hal ini vital dalam memastikan kesuksesan sistem yang baru
dikembangkan, karena meskipun sistem tersebut didesain dengan baik, sistem
tersebut akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu,
proses implementasi biasanya memerlukan usaha manajemen proyek (project
management) dari para manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung rencana
proyek yang mencakup tanggungjawab kerja. Gambar 1.11 mengilustrasikan
aktivitas dan jadwal proses implementasi di suatu perusahaan yang menginstal
sistem tunjangan karyawan berbasis intranet di departemen manajemen sumber
daya manusia.

Aktivitas
Implementasi

Pembelian
Hardware,
Software,
dan Layanan

Pengembang
an atau
Modifikasi
Software

Pelatihan
Pemakai
Akhir

Konversi
Data

Konversi :
Pararel
Percontohan
Bertahap
Langsung

Gambar 1.10 Gambaran Umum Proses Implementasi

Aktivitas Implementasi Intranet

Dapatkan dan
hardware server

install

software

dan

Latih administrator
Dapatkan dan instal software browser
Dapatkan dan instal software publikasi
Konversi manual tunjangan dan tambahan
revisi

19

Bulan

Bulan

Bulan

Bulan

Buat tutorial berbasis Web untuk Intranet


Adakan pertemuan
Gambar 1.11 Contoh Aktivitas dan Jadwal Proses Implementasi

2.7 Mengevaluasi Hardware, Software, dan Layanan Aktivitas Lainnya


Perusahaan besar dapat meminta pemasok untuk menyajikan tawaran dan
proposal berdasarkan spesifikasi sistem yang dikembangkan pada saat tahap desain
pengembangan sistem. Karakteristik minimum untuk kinerja dan fisik semua
hardware dan software ditentukan dengan membuat daftarnya dalam dokumen
pemintasan proposal (request for proposal-RFP).
Kemudian mereka mengirim RFP atau RFQ ke pemasok yang sesuai, yang
menggunakannya sebagai dasar untuk menyiapkan usulan persetujuan pembelian.
Perusahaan dapat menggunakan sistem evaluasi skor jika ada beberapa proposal
yang bersaing untuk akuisisi hardware dan software. Hal ini juga memperlihatkan
kekuatan dan kelemahan setiap proposal.

Hardware
Berbagai penawaran, termasuk xSeries, server skala menengah iSeries untuk
bisnis skala menengah dan kecil, server RS6000 untuk pelanggan UNIX dan
mainframe z900 untuk perusahaan besar. Juga memiliki berbagai pilihan
penyimpanan.

Software
Server Web: Server Web Lotus DominoGo
Strorefront: WebSphere Commerce Suite
Layanan transaksi/skala menengah: Server Aplikasi WebSphere untuk
mengelola transaksi
Database: DB2 Universal Database
Alat-alat: WebSphere studio mencakup satu set template

20

Aplikasi lainnya mencakup: IBM Payment Suite untuk mengurus kartu kredit dan
mengelola sertifikat digital.

Layanan
IBM global service, yang mencakup kelompok-kelompok yang diatur oleh
industri, termasuk intel dan keuangan. Dapat mendesain, membangun, dan
menjadi tuan rumah aplikasi e-commerce.
Gambar 1.12 Contoh IBM Corp. Mengenai Jenis Hardware, Software, dan
Layanan SI yang dievaluasi dan dibeli Oleh Banyak Perusahaan

1) Faktor-faktor Evaluasi Hardware


Ketika anda mengevaluasi hardware yang dibutuhkan oleh aplikasi bisnis
yang baru, anda harus meneliti karakteristik kinerja dan fisik tertentu untuk setiap
sistem computer atau komponen pariferal yang dibutuhkan.
Banyak hal alin yang harus dievaluasi, misalnya, keusangan harus diajukan
dengan membuat evaluasi teknologi, factor orgonomi juga sangat penting, factor
orgonomi memastikan bahwa software dan hardware computer ramah pakai.

2) Faktor-faktor Evaluasi Software


Anda harus mengevaluasi software menurut factor kinerja, biaya,
keandalan, ketersediaan, kompatibilitas, modularitas, teknologi, ergonomic, dan
pendukung harus digunakan untuk mengevaluasi akuisisi software yang diusulkan.

3) Evaluasi Layanan SI
Kebanyakan pemasok produk hardware dan software dan banyak
perusahaan lainnya menawarkan berbagai layanan SI (IS services) ke pemakai akhir
dan organisasi.
Jenis-jenis lain lain dari layanan SI yang dibutuhkan oleh bisnis dapat
melakukan outsourcing ke perusahaan luar dengan harga yang dinegosisasi. Mereka
juga

dapat

memiliki

tanggungjawab

untuk

mengembangkan

dan

mengimplementasikan proyek pengembangan sistem yang besar yang melibatkan


banyak pemasok dan sub kontraktor.

21

Faktor Evaluasi Handware

Nilai

Kinerja
Berapa kecepatannya, kapasitas, dan outputnya?
Biaya
Berapa harga sewa atau belinya? Berapa biaya operasional dan
pemeliharaannya?
Keandalan
Apa resiko kesalahan fungsi dan persyaratan pemeliharaannya?
Apa fitur diagnostic dan pengendali kesalahannya?
Kompatibilitas
Apakah kompatibel dengan software dan hardware yang ada?
Apakah kompatibel dengan software dan hardware yang
disediakan oleh pemasok lainnya?
Teknologi
Berapa tahun siklus hidup produk tersebut? apakah menggunakan
teknologi yang belum diuji atau apakah memiliki resiko
keusangan?
Ergonomi
Apakah telah direkayasa sesuai factor manusia dengan
pandangan pemakai? Apakah ramah pemakai (user-friendly),
dirancang dengan aman, nyaman, dan mudah digunakan?
Konektivitas
Apakah mudah dihubungakan dengan WAN dan LAN yang
menggunakan jenis teknologi jaringan yang berbeda dan
alternative bandwith?
Keluasan (scalability)
Dapatkah menyelesaikan permintaan pemrosesan dari banyak
pemakai akhir, transaksi, pertanyaan, dan persyaratan pemrosesan
informasi lainnya?
Softwere
Apakah softwere dan aplikasi software tersedia sehingga pemakai
dapat menggunakan hardware dengan optimal?

22

Dukungan
Apakah layanan yang dibutuhkan untuk dukungan dan
pemeliharaan tersedia?
Nilai Keseluruhan
Gambar 1.13 Ringkasan 10 Faktor Utama Evaluasi Hardware

Faktor Evaluasi Software

Nilai

Kualitas
Apakah bebas kecacatan (bug), atau apakah banyak kesalahan
dalam kode program?
Efisiensi
Apakah software tersebut memiliki sistem kode program yang
dikembangkan dengan baik yang tidak menggunakan banyak
waktu CPU, kapasitas, memori, atau disk space?
Fleksibilitas
Apakah dapat melakukan proses bisnis kita dengan mudah, tanpa
banyak modifikasi?
Keamanan
Apakah ada prosedur pengendalian kesalahan, kerusakan fungsi,
dan penggunaan yang tidak tepat?
Konektivitas
Apakah Web-enabled sehingga dapat dengan mudah mengakses
Internet, intraner, dan ekstranet dengan sendirinya, atau dengan
bekerja sama dengan browser Web atau software jaringan lainnya.
Pemeliharaan
Apakah fitur-fitur baru dan perbaikan kecacatan (bug) dapat
dengan mudah diimplementasikan oleh pengembang software kita
sendiri?
Dokumentasi
Apakah software didokumentasi dengan baik? Apakah mencakup
layar batuan dan agen software yang membantu?
Hardware

23

Apakah hardware yang ada memiliki fitur yang dibutuhkan agar


software ini dapat berfungsi dengan baik?
Faktor-faktor lainnya
Apakah karakteristik kinerja, biaya, keandalan, ketersediaan,
kompatibilitas, modularitas, teknologi, ergonomic, keluasan
(scalability), dan pendukung software tersebut?
Nilai Keseluruhan
Gambar 1.14 Ringkasan Pilihan Faktor-faktor Evaluasi Software

Faktor-faktor Evaluasi untuk Layanan SI

Nilai

Kinerja
Bagaimana kinerja mereka di waktu lampau jika dilihat dari janjijanji mereka di waktu lampau?
Pengembangan Sistem
Apakah ada situs Web dan pengembang e-business lainnya?
Bagaimana kualitas dan biayanya?
Pemeliharaan
Apakah peralatan pemeliharaan tersedia? Bagaimana kualitas dan
biayanya?
Konversi
Apa pengembangan sistem dan layanan instalasi yang kan
merekan sediakan selama periode konversi?
Pelatihan
Apakah tersedia pelatihan yang dibutuhkan oleh para personel?
Bagaimana kualitas dan biayanya?
Cadangan (backup)
Apakah tersedia fasilitas computer yang serupa dalam jarak yang
dekat untuk tujuan cadangan darurat?
Kemampuan Akses
Apakah pemasok menyediakan tempat local atau regional yang
menawarkan penjualan, pengembangan sistem, dan layanan
pemeliharaan

hardware?

Apakah

24

tersedia

pusat

pendukungapelanggan di situs Web pemasok? Apakah telepon


khusus pelanggan (customer hot line) tersedia?
Posisi Bisnis
Apakah pemasok kuat secara keuangan dan memiliki prospek
pasar industry yang baik?
Hardware
Apakah mereka menyediakan banyak pilihan aksesories dan
peralatan hardware yang kompatibel?
Software
Apakah mereka menawarkan berbagai paket aplikasi dan software
e-business yang berguna?
Nilai Keseluruhan
Gambar 1.15 Faktor-faktor Evaluasi Untuk Layanan SI

Aktivitas Implementasi Lainnya


Yaitu meliputi pengujian, konversi data, dokumentasi, dan pelatihan adalah
kunci utama agar implementasi sistem bisnis yang baru dapat berhasil.
1) Pengujian
Pengujian sistem (system testing) dapat melibatkan pengujian dan
debugging software, pengujian situs Web, dan pengujian hardware baru. Bagian
penting dalam pengujian adalah peninjauan tampilan, laporan dan output lainnya
dari prototype. Prototype harus ditinjau oleh pemakai akhir dari sistem tersebut
untuk mengetahui kemungkinan kesalahan. Pengujian pemakai akhir dengan segera
merupakan salah satu manfaat dari proses pembuatan prototype.

2) Konversi Data
Saat ini, implementasi sistem informasi baru bagi banyak organisasi sering
melibatkan penggantian software, database, dan sistem yang lama. Salah satu
aktivitas implementasi yang penting yang dibutuhkan ketika menginstal software
baru dalam kasus ini disebut Konversi Data. Aktivitas konversi data lainnya yang
biasanya dibutuhkan mencakup koreksi data yang tidak tepat, penyaringan data
yang tidak diinginkan, konsolodasi data dari beberapa database, dan pengaturan

25

data ke dalam format data yang baru, seperti database, data-mart, dan gudang data.
Proses konversi data yang baik merupakan hal yang penting karena data yang
diformat atau disusun dengantidak tepat sering dilaporkan sebagai salah satu
penyebab utama dari kegagalan dalam implementasi sistem baru.

3) Dokumentasi
Pengembangan dokumentasi pemakai merupakan bagian yang penting
dalam proses implementasi. Layar tampilan entri data, formulir, dan laporan adalah
contoh dokumentasi. Ketika metode rekayasa sistem berbantuan computer
digunakan, dokumentasi dapat diciptakan dan diubah dengan mudah karena
disimpan dan dapat diakses dengan menggunakan disket di tempat penyimpanan
sistem. Dokumentasi merupakan media komunikasi antara orang-orang yang
bertanggung

jawab

untuk

mengembangkan,

mengimplementasikan,

dan

memelihara sistem berbasis computer. Dokumentasi sangat penting dalam


mengdiagnosis kesalahan dan membuat perubahan, khususnya jika pemakai akhir
atau analis sistem yang mengembangkan suatu sistem tidak lagi bekerja di
organisasi tersebut.

4) Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan aktivitas implementasi yang vital. Personel
SI, seperti konsultan pemakai, harus memastikan bahwa para pemakai akhir terlatih
untuk menjalankan sistem bisnis yang baru atau implementasinya akan gagal.
Pelatihan dapat melibatkan banyak entri data, atau dapat juga melibatkan semua
aspek dari penggunaan sistem yang baru. Selain itu, manajer dan pemakai akhir
harus dididik mengenai dampak teknologi yang baru terhadap manajemen dan
operasional bisnis perusahaan.

5) Metode Konversi
Operasi awal dari sistem bisnis yang baru, dapat menjadi tugas yang sulit.
Hal ini biasanya memerlukan proses konversi (conversion) dari penggunaan sistem
yang ada saat ini karena operasi aplikasi yang baru atau yang lebih baik. Metode

26

konversi dapat mempermudah pengenalan teknologi informasi yang baru kedalam


organisasi. Empat bentuk utama dari konversi sistem, yang mencakup:
a) Konversi paralel
b) Konversi bertahap (phased)
c) Konversi percontohan (pilot)
d) Konversi langsung

6) Pemeliharaan SI
Pemeliharaan sistem (system maintance) asalah pengawasan, evaluasi, dan
modifikasi sistem bisnis operasional untuk menghasilkan perbaikan yang lebih
diinginkan. Pemeliharaan juga perlu untuk kegagalan dan masalah lainya yang
muncul selama operasional sistem. Pemakai akhir dan personel sistem informasi
kemudian melakukan fungsi pemecahan masalah untuk menentukan penyebab dan
solusi atas masalah-masalah tersebut.
Aktivitas pemeliharaan mencakup proses tinjauan pasca implementasi
untuk memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan memenuhi tujuan
bisnis yang diterapkan. Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap sistem
yang telah dibentuk karena perubahan dalam organisasi bisnis atau lingkungan
bisnis.

Mengelola Perubahan Organisasional


Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan
pengaruh perubahan utama dalam dimensi organisasi kunsi seperti proses
bisnis,struktur organisasi, peran manajerial, penugasan kerja karyawan, dan
hubungan diantara pemilik kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem
informasi bisnis yang baru.

Keterlibatan dan Resistensi Pemakai Akhir


Implementasi teknologi pendukung kerja yang baru dapat membuat para
karyawan ketakutan dan resisten terhadap perubahan tersebut. Salah satu kunci
untuk mengatasi masalah ini adalah pendidikan dan pelatihan yang memadai.
Bahkan, yang lebih penting lagi adalah keterlibatan pemakai akhir dalam perubahan

27

organisasi, dan dalam pengembangan sistem informasi yang baru. Hal ini akan
membantu memastikan bahwa pemakai akhir merasa memiliki sistem tersebut, dan
bahwa desainnya memenuhi kebutuhan mereka.

Manajemen Perubahan
Orang adalah fokus utama dari manajemen perubahan organisasi. Ini
mencakup aktivitas seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur,
memotivasi, dan memberi penghargaan atas kinerja. Manajemen perubahan juga
melibatkan analisis, dan definisi semua perubahan yang dihadapi oleh organisasi,
dan mengembangkan program untuk mengurangi resiko dan biaya, serta
memaksimalkan manfaat perubahan.
Berikut beberapa taktik utama yang direkomendasikan oleh para ahli
perubahan:
1. Libatkan sebanyak mungkin orang dalam perencanaan bisnis/TI dan
pengembangan aplikasi
2. Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkab dari budaya.
3. Beritahukan ke setiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu
sesering mungkin, sebaiknya secra pribadi.
4. Berikan insetif keuangan, dan pengakuan.
5. Bekerjalah di dalam budaya perusahaan, bukan disekitarnya.

Implementasi Sistem Baru


Akuisi
Evaluasi dan dapatkan sumber daya software dan hardware serta layanan
sistem informasi yang dibutuhkan.
Pengembangan Software
Kembangkan software yang tidak akan diperoleh dari pihak luar sebagai paket
software. Lakukan modifikasi yang diperlukan terhadap paket software yang
dibeli.
Konversi Data
Konversi data di database perusahaan ke format data yang baru dan
pengelompokan yang diisyaratkan oleh software yang baru di-instal.
Pelatihan
Didik dan lihat manajemen, pemakai akhir, pelanggan, dan pemilik
kepentingan bisnis lainnya. Gunakan konsultan atau program pelatihan untuk
mengembangkan kompetensi pemakai.
Pengujian
28

Uji dan buat perubahan yang dibutuhkan terhadap program, prosedur, dan
hardware yang digunakan oleh sistem yang baru.
Dokumentasi
Catat dan komunikasikan spesifikasi sistem secara rinci, termasuk prosedur
untuk pemakai akhir dan personel SI serta contoh-contoh layar input dan
tampilan output dan laporan.
Konversi
Konversi penggunaan sistem saat ini ke operasional sistem yang baru atau
yang diperbaiki. Hal ini dapat melibatkan sistem yang lama dan yang baru
secara paralel selama periode percobaan, pelaksanaan sistem percontohan
untuk percobaan di satu lokasi, menempatkan sistem yang baru dari satu
lokasi ke lokasi lainnya secara bertahap, atau langsung menerapkan sistem
yang baru.
Gambar 1.15 Proses Implementasi Sistem Baru

2.8 Studi Kasus


Pengembangan Sistem Tracking Kargo Udara Berbasis Web
Pada PT. Garuda Indonesia

Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi & pasar bebas
akan semakin meningkat karena wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen
akan barang dan produk yang bermutu dan bersaing sudah tanpa batas. Bagi
perusahaan jasa angkutan internasional, keadaan itu merupakan suatu peluang besar
yang tak terbatas. Perkembangan yang cepat dalam dunia kargo udara ini akan
melahirkan banyak perusahaan baru yang saling bersaing untuk memperebutkan
pangsa pasar yang semakin meningkat. Dengan semakin banyaknya perusahaan
yang terjun dalam bidang kargo udara, persaingan akan semakin ketat karena lahan
yang ada terbatas jumlahnya. Yang akan terjadi kemudian, cepat atau lambat
keadaan akan menuju suatu ke suatu kompetisi yang semakin ketat sperti halnya
sektor usaha lain, dimana dalam suatu lingkup usaha yang telah mengalami saturai
dalam siklus hidup sektor tersebut akan mengarah pada persaingan harga, promosi
besar-besaran dan diskon volume. Pada akhirnya persaingan akan terhenti setelah
masing-masing mencapai marginal cost dan tingkat efisiensi yang berimbang.
Sementara, perusahaan dengan marginal cost yang tinggi akan tersingkir dari dunia
usaha ini. Menyusul akhirnya persaingan harga diantara perusahaan yang bertahan
akan terjadi persaingan dalam perbaikan pelayanan (service refinements) yang

29

digunakan sebagai alat kompetisi untuk menempatkan perusahaan di atas


perusahaan lainnya.
Agar dapat memenangkan kompetisi perlu adanya sistem informasi yang
akan memberi kemudahan kepada pelanggan untuk mengetahui keberadaan barang
yang dikirimnya. Sistem ini disebut sistem tracking kargo. PT. Garuda Indonesia,
sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia mempunyai unit yang
mengurusi angkutan kargo udara. Sistem tracking kargo udara ini sebenarnya sudah
diterapkan. Sistem ini bisa diakses melalui website. Hanya saja yang menjadi
kendala adalah sistem tersebut hanya dapat untuk melakukan pelacakan kargo
internasional saja. Sedangkan pelacakan kargo domestik belum dapat dilakukan.
kelemahan yang kedua adalah sistem ini diakses bukan melalui website milik SITA,
yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi penerbangan,
sehingga secara branding tidak akan menguntungkan bagi Garuda. Sementara itu
Garuda mempunyai website yang diharapkan dapat menjadi portal bagi Garuda
Indonesia Group. Untuk itu diperlukan sistem pelacakan kargo domestik dan
internasional yang terintegrasi dengan website Garuda sehingga segala informasi
mengenai pelacakan kargo ini dapat terintegrasi dengan sistem reservasi dan
informasi yang lain mengenai PT. Garuda Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Investigasi sistem informasi yang digunakan PT. Garuda Indonesia untuk
mendukung sistem tracking kargo udara.
2) Melakukan analisa kebutuhan untuk sistem tracking kargo.
3) Membuat prototipe aplikasi sistem tracking kargo berbasis web.
Adapun manfaat yang didapat dengan diterapkannya sistem ini adalah:
1) Sistem akan memberikan informasi kepada pelanggan bahwa barang yang
dikirimnya sudah sampai pada tujuan yang benar dan tepat waktu baik itu untuk
penerbangan domestik maupun internasional.
2) Akan menambah fasilitas yang sudah ada pada corporate website milik PT.
Garuda Indonesia disamping fasilitas yang sudah ada misalnya, melihat time
table, informasi kedatangan dan keberangkatan, melihat adanya seat atau tidak
dalam suatu penerbangan dan informasi mengenai Garuda Indonesia yang
lainnya.

30

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dalam pembuatan prototipe pelacakan


kargo udara berbasis web. Sedangkan metodologi yang dipergunakan adalah
System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototyping. Tahapan
yang dipergunakan dalam pengembangan prototipe ini sebagai berikut:
1) Investigasi Sistem
Dalam tahapan ini akan diketahui bagaimana sistem angkutan kargo udara mulai
dari pelanggan melakukan reservasi, barang diangkut dengan pesawat dan
barang sampai ke tempat tujuan, serta bagaimana pelanggan bisa mengetahui
posisi barang yang dikirimkannya. Termasuk didalamnya investigasi teknologi
yang digunakan dalam sistem tersebut. Hal yang harus dikerjakan pada tahapan
ini adalah:
a) Merumuskan tujuan serta ruang lingkup yang akan dikembangkan dalam
sistem tracking kargo udara.
b) Identifikasi permasalahan serta kendala-kendala yang ada.
2) Pengembangan Prototipe
Aktivitas dimulai dengan dibuatnya model yang aktivitasnya meliputi:
a) User interface
b) Penentuan kebutuhan untuk software, hardware dan database
Dari data di atas akan dibuat pengembangan prototipe sistem tersebut.
Desain yang dihasilkan dari bagian ini meliputi desain user interface, desain basis
data dan desain proses.
Dari pengembangan prototipe ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1) Awalnya PT. Garuda Indonesia sudah memiliki sistem reservasi kargo
(CAREGA) dan website Garuda Indonesia, namun diantara keduanya belum
terintegrasi dengan baik. Sementara website PT. Garuda Indonesia baru
terintegrasi dengan sistem reservasi penumpang saja, sehingga untuk dapat
memberikan pelayanan yang lebih bagi pelanggan sistem tersebut perlu untuk
dikembangkan.
2) Basis data dari sistem reservasi kargo sudah tersedia dan website juga sudah
tersedia, sehingga yang diperlukan untuk pengembangan sistem tracking kargo
ini hanyalah pembuatan interface untuk menjembatani sistem tersebut. Oleh
karena itu sistem ini bisa cepat untuk diimplementasikan mengingat biaya yang

31

diperlukan relatif terjangkau dan perusahaan akan mendapatkan manfaat yang


besar.
3) Dikembangkannya sistem ini akan memberikan kemudahan bagi pelanggan
untuk senantiasa memantau kargo yang akan dikirimkannya. Secara tidak
langsung layanan ini akan memberikan rasa aman.
4) Keberhasilan dari sistem tracking ini sangat bergantung pada kedisiplinan
petugas lini depan dalam mencatat kargo yang akan dikirimkan ke dalam sistem
CAREGA.
5) Dalam pengembangannya sistem ini juga dapat dikembangkan untuk sistem
akuntansi kargo yang awalnya masih dilakukan secara manual. Pengembangan
sistem untuk sistem akuntansi ini juga hanya merupakan pembuatan interface
antara CAREGA dengan sistem akuntansi yang sudah ada.
6) Keberhasilan sistem ini juga sangat bergantung pada kehandalan sistem, yang
merupakan tanggung jawab dari Garuda Information System sebagai unit yang
melakukan pemeliharaan sistem tersebut.
Hal lain yang harus juga diperhatikan adalah unit kargo hendaknya
berkomunikasi dengan unit komunikasi perusahaan untuk mengkomunikasikan
pelayanan ini, sehingga peningkatan pelayanan ini bisa terkomunikasikan dengan
baik kepada pelanggan serta unit kargo bisa mendapat inputan dari pelanggan untuk
dapat lebih memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan masukan dari pihak luar
sangatlah penting untuk kesempurnaan sistem ini.

32

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk
pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini
disebut pengembangan sistem informasi (information systems development) atau
pengembangan aplikasi (application development).
Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem
informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus
pengembangan sistem informasi (Information Systems Development Cycle), yang
juga dikenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life
Cycle-SDLC). Siklus pengembangan sistem informasi memiliki beberapa langkah
dalam proses ini, yang mencakup investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem,
implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem.
Investigasi sistem merupakan tahap pertama dalam proses pengembangan
sistem. Tahap ini bertujuan menghasilkan proposal untuk perencanaan proses
pengembangan sistem. Dari tahap ini akan diperoleh informasi mengenai apa saja
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Analisis sistem merupakan sebuah studi mendalam mengenai kebutuhan
informasi pengguna. Tahapan ini menghasilkan kebutuhan fungsional sebagai dasar
atasi desain sistem informasi. Analisis sistem melibatkan studi mendetail atas
kebutuhan informasi perusahaan dan pengguna, aktivitas, sumber daya, dan produk
dari sistem informasi yang sedang digunakan.
Desain sistem berfokus pada tiga area, yaitu desain User Interface, desain
data, serta desain proses. Proses implementasi sistem mencakup perolehan
hardware, software, dan service, pengembangan atau modifikasi software,
melakukan pelatihan kepada end user. Mengenai metode konversi, pengembang
dapat memilih salah satu di antara metode paralel, metode pilot, metode phased,
serta metode langsung.
Pemeliharaan sistem dilakukan setelah tahap implementasi berhasil.
Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa sistem yang baru diterapkan dapat

33

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pemeliharaan
memperbaiki segala macam error yang mungkin timbul. Dalam tahap ini juga
dilakukan pemantauan dan review secara periodik atas sistem baru yang telah
berjalan.

3.2 Saran
Penulis sadar bahwa dalam tulisan ini, masih banyak yang perlu diperdalam
terutama dalam unsur pendalaman teori dan tinjauan rujukan. Oleh karena itu, perlu
adanya saran yang bisa membantu tulisan ini untuk mencapai tujuannya dalam
pengembangan sistem bisnis/TI dengan metode System Development Life Cycle
(SDLC). Saran tersebut bisa berupa tambahan teori yang lebih kuat, bukti yang lebih
konkrit mengenai peran pengembangan sistem.

34

DAFTAR RUJUKAN
OBrien, James A., Marakas, George M. 2014. Sistem Informasi Manajemen
(Management System). Jakarta: Salemba Empat.
Hestiadi, Ajar Purnawan. 2002. Pengembangan Sistem Tracking Kargo Udara
Berbasis

Web

Pada

PT.

Garuda

Indonesia,

(Online),

(http://www.elibrary.mb.ipb.ac.id/files/disk1/11/mbipb12312421421421412-anjarpurna-548-3-e6b-03-a-f.pdf),
Februari 2015

35

diakses

10

Вам также может понравиться