Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengolahan, 5). Laporan hasil belajar dan 6). Konsep penilaian. Kurikulum 2013 yang sekarang
berlaku, dibuat lebih sederhana dan lebih terstruktur, dan beban siswa dan guru sedikit dikurangi
(Abdulah, 2016).
Kurikulum yang berlaku pasti berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di kelas.
Saat ini, guru di kelas banyak yang hanya datang ke kelas untuk memberikan tugas, ataupun
mereka mengajarkan materi dengan cara hanya membacakan materi dan hanya duduk di meja
guru. Cara yang dilakukan oleh guru tersebut akan menambah beban sebagai siswa, karena
materi yang dibacakan oleh guru belum tentu dimengerti oleh siswa, dan siswa tidak dilatih
untuk berfikir kreatif dan efisien, karena secara tidak langsung, cara mengajar tersebut membuat
siswa bosan. Perkembangan yang dilakukan oleh banyak pihak untuk membuat kegiatan belajar
mengajar lebih menarik, contohnya adalah membuat aplikasi pembelajaran, animasi, ataupun
dengan powerpoint, merupakan hal yang sangat baik dilakukan oleh guru, dengan syarat materi
yang dijelaskan mudah dimengerti oleh siswa. Namun, realita yang sekarang terjadi adalah siswa
yang malah lebih mengerti kemajuan teknologi dibandingkan gurunya. Terkadang, guru meminta
bantuan muridnya untuk membuat atau menjalankan aplikasi pembelajarannya. Dan juga, dengan
kemajuan teknologi saat ini, siswa rata-rata sudah memiliki smartphone dan mereka dapat
mencari informasi lebih luas tentang pelajarannya atau informasi.
Sistem
mengajar
guru
yang
dilakukan
terhadap
muridnya,
dapat
dikatakan
membosankan, karena guru hanya membacakan materi kepada muridnya yang ada di buku.
Padahal murid sudah membeli buku dan dapat membaca sendiri di rumah.
Dengan direvisinya Kurikulum 2013, sikap dan prilaku siswa juga masuk ke dalam
penilaian. Namun, sikap dan perilaku siswa tidaklah selalu sama setiap harinya, tergantung dari
suasana dan guru yang mengajar. Jadi, penilaian guru terhadap siswanya tentang sikap dan
perilaku berbeda-beda setiap mata pelajaran atau setiap guru. Namun, realita yang terjadi,
penilaian terhadap siswa di buku hasil pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan Rapor,
setiap siswa sama, baik yang sifatnya kurang baik, ataupun yang baik, dan nilai di luar mata
pelajaran baik ekstra atau club, juga disamakan setiap siswa. Apakah penilaian sikap dan
perilaku tersebut yang dibuat dan dilampirkan pada rapor hasil pembelajaran yang ditunjukan
kepada orang tua siswa diperlukan? Karena realita yang terjadi, guru hanya menuliskan kategori
(A, B, C, D) dengan kalimat yang hampir sama, hanya saja diganti atau ditambahkan satu dua
kata saja pada setiap murid.
Jadi, dengan direvisinya Kurikulum 2013 sebaiknya guru sudah mulai belajar dan
mengikuti perkembangan teknologi dengan ruang lingkup yang baik, dalam cara belajar
mengajar kepada siswa, karena cara yang lama dapat dikatakan membosankan bagi murid dan
cara tersebut membuat murid mengantuk, dan dalam penilaian Kurikulum 2013 dalam beberapa
aspek, sebaiknya diberikan penilaian sikap dan perilaku yang sesuai dengan kenyataannya saja.
Tidak dengan istilahnya copy-paste punya siswa lain, dengan maksud mempermudah membuat
hasil pembelajaran atau rapor. (prd)