Вы находитесь на странице: 1из 39

1

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF (DENGUE


HEMORHAGIC FEVER)

PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak.
Epidemiologi :
Terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik barat disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal 2 jenis nyamuk
Aedes yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara keseluruhan tidak ada
perbedaan jenis kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih banyak pada anak
perempuan,usia antara 1- 4 tahun dan 5 10 tahun.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat.
1. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni)
serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan
dapat terjadi di semua organ yang berupa:

Uji torniquet positif

Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva

Epistaksis dan perdarahan gusi

Hematemesis, melena

Hematuri

2. Hepatomegali :

Biasanya dijumpai pada awal penyakit

Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit

Nyeri tekan pada daerah ulu hati

Tanpa diikuti dengan ikterus

Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue

3. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran
plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok
adalah:

Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki

Gelisah dan Sianosis disekitar mulut

Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba

Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau


kurang dari 80 mmHg)

Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)

4. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada
hari ke tiga sampai ke tujuh.
5. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan
terjadinya syok.
6. Gejala-gejala lain :

Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.

Penurunan kesadaran

Derajat DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :


Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
Tourniquet positif.
Derajat 2 :
Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat 3 :
Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan
penderita menjadi gelisah
Derajat 4 :
Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur

PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION
Thrombocytope
Fever

Hemorhagic

nia

Anorexia

Manifestatio

Hepatomegal

Ag Ab

fomiting

complex +
complement
Incraeased
Vascular

Grade
I

fermeability
II
Dehydration
Dengue

Leakge of

Hemokonsentra

plasma

si

fever

Hypoproteinemi
Hypopolemia

III

a Pleural
efution

shock

Ascites

IV

DIC
Anoxia
GI Bleeding
Death
Acidosis
DHF/DSS

Catatan : Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika dan biokimiawi


DBD belum diketahui secara pasti, karena kesukaran mendapatkan model binatang
percobaan yang dapat dipergunakan untuk menimbulkan gejala klinis seperti pada
manusia.
Tahap Tumbuh Kembang :
Menurut Soetjiningsih :
-

Masa pra sekolah usia 1 6 tahun.

Masa sekolah usia 6 18 / 20 tahun


- Masa pra remaja : 6 10 tahun

Menurut Donna L. Wong :


-

Masa anak-anak awal : 1 12 Tahun


- Toddler

: 1 3 tahun

- Pra sekolah

: 3 6 tahun

Masa anak-anak tengah : 6 12 Tahun (masa sekolah)


Tahap pertumbuhan cepat, masa pra-adolesen dan masa adolesen
Pertumbuhan fisik/jasmani sangat pesat, dimana anak akan menjadi cepat besar,BB
naik dengan pesat,PB bertambah dengan cepat,keadaan anak makannya banyak serta
aktivitas bertambah, mengikuti satu irama pertumbuhan tertentu dan berlangsung secara
bergantian, pertumbuhan otak mulai melambat,sangat lambat pada usia 5 tahun.
Rumus untuk menafsir pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak anak
menurut Weech :
Perhitungan Berat badan :
Umur 1 6 tahun

= Umur (tahun) X 2 - 8 : 2

Umur 6 12 tahun

= Umur (tahun) X 7 5 : 2

Perhitungan Panjang badan :


Umur 1 tahun

: 75 cm

Umur 2 12 tahun = Umur (tahun) X 6 - 77


Tahap perkembangan
Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) :
Fase anal (1 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta
terhadap diri sendiri) dan egoistik.Tugas utama anak : Latihan kebersihan,
perkembangan bicara dan bahasa meniru dan mengulang kata sederhana,hubungan
interrpersonal anak sangat terbatas,bermain sendiri,belum bisa bermain dengan
anak lain.
Fase oedipal/falik (3 5 tahun) : melakukan rangan autoerotic,bermain dengan
anak berjenis kelamin berbeda,anak pasca oedipal berkelompok dengan
sejenis.Pada fase ini anak sering mengalami oedipus komplek bagi anak lelaki dan
elektra komplek bagi anak perempuan.
Fase Laten (5 12 tahun) : Anak memasuki masa pubertas,memasuki periode
integrasi,fase tenang,dorongan libido mereda sementara,erotik zona berkurang,anak
tertarik dengan peer group (kelompok sebaya).
Tahap perkembangan Psikososial (Erikson)

Tahap ke 2 : Autonomi VS Shame and doubt, ; Toddler year/usia 1 3 tahun


Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri,jika ortu terlalu melindungi,menuntut
harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
Tahap ke 3 : Initiative VS Guilt,prescholl/usia prasekolah 4 6 ahun;Pada tahap ini
anak diperboleh kan memiliki insiatif dalam belajar mencari pengalaman baru
secara aktif,bila dilarang/diomeli serta dicela anak akan merasa bersalah dan
menjadi anak peragu dalam melakukan ketrampilan motorik dan bahasanya;
Tahap ke 4 : Industry VS Interiority,school age/usia sekolah 6 12 tahun Pada
tahap

ke-4

ini

berfokus

pada

hasil

akhir

suatu

pencapaian

(prestasi=Achievemont),memperoleh kesenangan dari penyelesaian tugasnya


/pekerjaannya dan menerima penghargaan untuk usaha atau kepandaiannya,hasil ini
adalah pengertian dari persaingan/kompetisi dan kerajinannya

Stimulasi dan perkembangan anak :

Anak umur 12 18 Bulan :

Perkembangan anak : Berjalan sendiri tidak jatuh (GK),Mengambil benda kecil


dengan jari dan telunjuk (GH),mengungkapkan keinginan scr sederhana
(BBK),minum sendiri dari gelas tidak tumpah (BM).
Stimulasi dini : Melatih anak naik turun tangga (GK),bermain dng anak
melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil(GH),melatih anak
menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh (BBK),memberi kesempatan
anak melepas pakaian sendiri.

Anak umur 18 24 Bulan :


Perkembangan anak : Berjalan mundur 5 langkah (GK),mencoret-coret dng alat
tulis (GH),menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya (BBK),meniru
melakukan pekerjaan rumah tangga (BM).
Stimulasi dini : Melatih anak berdiri dengan satu kaki(GK),mengajari anak
menggambar bulatan,garis segi tiga dan gambar wajah(GH),melatih anak
mengikuti perintah sederhana (BBK),melatih anak mau ditinggalkan ibunya
sementara waktu (BM).

Anak umur 2 3 tahun :


Perkembangan anak : berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitnya 2
hitungan (GK),meniru membuat garis lurus(GH),menyatakan keinginan
sedikitnya dengan 2 kata (BBK),melepas pakaian sendiri(BM).
Stimulasi dini : Melatih anak melompat dng satu kaki (GK),mengajak anak
bermain menyusun dan menumpuk balok(GH),melatih anak mengenal bentuk

dan warna (BBK),melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan
sendiri(BM).

Anak umur 3-4 tahun :


Perkembangan anak : berjalan jinjit(GK),Menggunting dan membuat buku
cerita dng gambar(GK),mengenal bentuk dan warna(BBK),mengenal sopan
santun,berterima kasih dan mencium tangan (BM).

Anak umur 4-5 tahun :


Perkembangan anak : Melompat dengan satu kaki(GK),dpt mengancing
baju(GH),bercerita sederhana(BBK),mencuci tangan sendiri(BM).
Stimulasi dini : Biarkan anak melakukan permainan ketangkasan dan
kelincahan(GK),bantu belajar menggambar(GH),mengerti satu dan separuh dng
cara

membagi

kue/kertas(BBK),latih

untuk

mandiri,mis.bermain

ketetangga(BM).

Anak umur 5 6 tahun :


Perkembangan

anak

menangkap

bola

kasti

pada

jarak

satu

meter(GK),membuat gambar segi empat(GH),mengenal angka dan huruf


Serta berhitung(BBK),berpakaian sendiri tanpa dibantu(BM).
Stimulasi dini : melakukan permainan,mis.kasti (GK),membuat

sesuatu dari

lilin/tanah liat(GH),melatih untuk mengenal waktu,hari,minggu dan bulan


(BBK),bercakap-cakap bergaul dengan teman sebaya.
PENGKAJIAN
I. Identitas
Umur, sering terjadi pada anak-anak umur 1 4 tahun dan 5 10 tahun, tidak terrdapat
perbedaan jenis kelamin tetapi kematian lebih sering terjadi pada anak perempuan,
lingkungan tempat tinggal pasien merupakan endemic DHF dan sering terjadi pada
musin hujan
II.Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama : demam tinggi dan mendadak, perdarahan (bintik-bintik merah pada
ekstremitas atas, dada dan mimisan/perdarahan gusi), kadang-kadang disertai dengan
penurunan kesadaran serta kejang.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Badan panas tinggi secara mendadak dalam waktu 2 7 hari, terdapat bintik merah
pada ektremitas,dada,selaput mukosa mulut kering,mimisan,gusi ber darah,berak
darah, pembesaran hepar, kadang disertai kejang dan penurunanan kesadaran
3. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita DHF untuk pertama kali pada usia lebih dari 1 tahun merupakan

faktor utama patogenesis penyakit ini,malnutrisi.


4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang terserang DHF
5. Riwayat kesehatan lingkungan
Apakah lingkungan tempat tinggal sedang terserang wabah DHF.
III.Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital : Adanya penurunan kesadaran, kejang dan
kelemahan; suhu tinggi; nadi cepat,lemah,kecil sampai tidak teraba;tekanan darah
menurun (sistolok menurunb sampai 80 mmHg atau kurang.
2. Body system :
Pernapasan (B1 : Breathing)
Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada sistem
pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering disertai keluhan sesak napas
sehingga memerlukan pemasangan O2.
Pemeriksaan fisik : Pada derajat 1 dan 2 kadang terdapat batuk dan pharingitis
karena demam yang tinggi,suara napas tambahan (ronchi; wheezing), pada
derajat 3 dan 4 napas dangkal dan cepat disertai penurunan kesadaran.
Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)
Anamnesa
Pada derajat 1dan 2 keluhan memdadak demam tinggi 2 7 hari

:
badan

lemah,pusing,mual muntah,derajat 3 dan 4 orang tua/keluarga melaporkan


pasien mengalami penurunan kesadaran gelisah dan kejang.
Pemeriksaan fisik :
Derajat 1 Uji torniquet positif,merupakan satu-satunya manifestasi
perdarahan.
Derajat 2 ptekie,purpura,echymosis dan perdarahan konjungtiva Derajat 3 kulit
dingin pada daerah akral,nadi cepat,hipotensi,sakit kepala ,menurunnya
volome

plasma,meningginya

permeabilitas

dinding

pembuluh

darah,trombositopenia dan diatesis hemoragic.


Derajat 4 nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
Persarafan (B3: Brain)
Anamnesa :Pasien gelisah, cengeng dan rewel karena demam tinggi derajat
1dan 2 serta penurunan tingkat kesadaran pada derajat 3 dan 4.
Pemeriksaan fisik :
Pada derajat 2 konjungtiva mengalami perdarahan, sedang penurun-anTingkat
kesadaran (composmentis, ke-apatis, ke-somnolent,kesopor kekoma )atau
gelisah,GCS menurun,pupil miosis atau midriasis,reflek fisiologis atau

patologis sering terjadi pada derajat 3 dan 4.


2.4.Perkemihan Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Anamnesa : Derajat 3 dan 4 kencing sedikit bahkan tidak ada kencing.
Pemeriksaan fisik :
Produksi urin menurun(oliguria sampai anuria),warna berubah pakat dan
berwana coklat tua pada derajat 3 dan 4.
2.5.Pencernaan Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Anamnesa : pada derajat 1 dan 2 mual dan muntah/tidak ada nafsu
makan,haus,sakit menelan,derajat 3 terdapat nyeri tekan pada ulu hati.
Pemeriksaan fisik :
Derajat 1 dan 2 Mukosa mulut kering,hiperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4
terdapat

pembesaran

hati

dan

Nyeri

tekan,sakitmenelan,

pembesaran

limfe,nyeri tekan epigastrik, hematemisis dan melena.


2.6.Tulang otot integumen (B6: Bone)
Anamnesa : pasien mengeluh otot,persendian dan punggung,kepanas-an,wajah
tampak merah

pada derajat 1 dan 2,derajat 3 dan 4 terdapat kekakuan

otot/kelemahan otot dan tulang akibat kejang atau tirah baring lama.
Pemeriksaan fisik :
Nyeri pada sendi, otot,punggung dan kepala;kulit terasa panas, wajah
tampak merah dapat disertai tanda kesakitan,pegal seluruh tubuh derajat 1 dan
2 sedangkan derajat 3 dan 4 pasien mengalami parese atau kekakuan bahkan
kelumpuhan.
.IV. Data Penunjang

Hematokrit
Normal :PCV/Hm= 3 X Hb

Trombositopenia menurun atau kurang dari 100.000/mm3

Masa perdarahan dan protombin memanjang

Lekopeni kadang-kadang lekositosis ringan

Prioritas masalah Keperawatan :


1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok
1. Intik nutrisi yang adekuat.
2. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.
3. Imformasi tentang proses penyakit
4. Cemas
Penatalaksanaan

Pengobatan DHF hanya bersifat simtomatis dan suportif, yaitu :


1. Pemberian cairan yang cukup, diberikan untuk mengurangi rasa haus dan

dehidrasi

akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah,pasien perlu diberikan minum sebanyak
mungkin (1 2 liter dalam 24 jam) berupa air teh dengan gula,sirup atau susu dapat
pula diberi oralit.
2. Antipiretik, seperti golongan acetaminofen (paracetamol),jangan berikan sembarang
golongan salisilat karena dapat menyebabkan perdarahan.
3. Surface cooling
4. Antikonvulsan, bila pasien kejang dapat diberikan :
Diazepam (Valium)
Fenobarbital (luminal)

Diagnosa Keperawatan :
NO
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) sehubungan dengan proses penyakit (viremia).

HASIL YANG
DIHARAPKAN
-Suhu tubuh normal (36- 37 oC).
-Pasien bebas dari demam.

RENCANA
TINDAKAN
1.Mengkaji saat timbulnya demam
2.Mengobservasi tanda-tanda vi-tal:
suhu, nadi, tensi, pernapasan setiap 3 jam atau lebih sering.
3.Memberikan penjelasan tentang
penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
4.Memberikan penjelasan pada pasien/keluarga tentang hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasi
demam & menganjurkan pasien
/keluarga untuk kooperatif.
5.Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien & akibatnya jika
hal tersebut tidak dilakukan.
6.Menganjurkan pasien untuk banyak minum 2,5 l/24 jam &
jelaskan manfaatnya bagi pasi-en.
7.Memberikan kompres dingin (pada
daerah axila & lipat paha).
8.Menganjurkan untuk tidak memakai selimut & pakaian yang tebal.
9. Mencatat asupan & keluaran.
10. Memberikan terapi cairan in-

RASIONAL
Untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
Tanda-tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
Penjelasan tentang kondisi yang
dialami pasiendapat membantu pasien/keluarga mengurangi kecemasan yang timbul.
Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan
pasien di rumah sakit.

Penjelasan yang diberikan pada


pasien/keluarga akan memotivasi
pasien untuk kooperatif.
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan
asupan cairan yang banyak.
Kompres dingin akan membantu
menurunkan suhu tubuh.
Pakaian yang tipis akan membantu
mengurangi penguapan tubuh.
Untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan tubuh.
Pemberian cairan sangat penting

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan


nutrisi; kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual, muntah,
anoreksia & sakit saat menelan.

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi; pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan/dibutuhkan.

travena & obat-obatan sesuai


dengan program dokter (masalah
kolaborasi).

bagi pasien dengan suhu tinggi.


Pemberian cairan merupakan wewenang dokter sehingga perawat
perlu berkolaborasi dalam hal ini.

1. Mengkaji keluhan mual, sakit menelan & muntah yang dialami oleh
pasien.
2.Mengkaji cara/bagaimana makanan
dihidangkan.

Untuk menetapkan cara mengatasinya.

3.Memberikan makanan yang mudah


ditelan seperti: bubur, tim & dihidangkan saat masih hangat.
4.Memberikan makanan dalam porsi
kecil & frekuensi sering.
5. Menjelaskan manfaat makanan/
nutrisi bagi pasien terutama saat
pasien sakit.
6. Memberikan umpan balik positif
saat pasien mau berusaha menghabiskan makanannya.
7.Mencatat jumlah/porsi makanan
yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
7. Memberikan nutrisi parenteral
(kolaborasi dengan dokter).

Cara menghidangkan makanan dpat mempengaruhi nafsu makan


pasien.
Membantu mengurangi kelelahan
pasien & meningkatkan asupan
makanan karena mudah ditelan.
Untuk menghindari mual &
muntah.
Meningkatkan pengetahuan pasien
tentang nutrisi sehingga motivasi
untuk makan meningkat.
Memotivasi & meningkatkan semangat pasien.
Untuk mengetahui
nutrisi pasien.

pemenuhan

Nutrisi parenteral sangat bermanfaat/dibutuhkan pasien terutama jika


intake per oral sangat kurang. Jenis & jumlah pemberian nutrisi
parenteral merupakan wewenang
dokter.

8. Memberikan obat-obat antasida Obat antasida (anti emetik) mem(anti emetik) sesuai program
dokter.

9. Mengukur berat badan pasien setiap hari (bila mungkin).


3.

Kurangnya pengetahuan tentang


proses penyakit, diet, perawatan &
obat-obatan pasien sehubungan dengan kurangnya informasi.

Pengetahuan
pasien/keluarga
tentang proses penyakit, diet,
perawatan & obat-obatan bagi
penderita DHF meningkat serta
pasien/keluarga mampu menceritakannya kembali.

1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit


DHF.

2.Mengkaji
latar
belakang
pendidikan pasien/keluarga.

3. Menjelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan & obat-obatan


pada pasien dengan bahasa & kata-kata yang mudah dimengerti/
dipahami.
4. Menjelaskan semua prosedur yang
akan dilakukan & manfaat nya
bagi pasien.
5.Memberikan kesempatan pada paien/keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang ingin diketahui sehuungan dengan penyakit yang di-

bantu pasien mengurangi rasa mual


& muntah. Dengan pemberian
obat tersebut diharapkan intake
nutrisi pasien meningkat.
Untuk mengetahui status gizi pasien.
Untuk memberikan informasi pada
pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi
atau pengetahuan tentang penyakit
yang diketahui pasien serta kebenaran in-formasi yang telah didapatkan sebelumnya.
Agar perawat dapat memberikan
penjelasan sesuai dengan tingkat
pendidikan mereka sehingga penjelasan dapat dipahami & tujuan
yang direncanakan tercapai.
Agar informasi dapat diterima dengan mudah & tepat sehingga tidak
menimbulkan kesalah pahaman.

Dengan mengetahui prosedur atau


tindakan yang akan dialami, pasien
akan lebih kooperatif & kecemaannya menurun.
Mengurangi kecemasan & memotivasi pasien untuk kooperatif selama masa perawatan atau penyembuhan.

alami pasien.
6. Menggunakan leaflet atau gambar
dalam memberikan penjelasan
(jika ada/memungkinkan).

4.

Potensial terjadinya perdarahan


lebih lanjut sehubungan dengan
trombositopenia.

-Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut (secara klinis).


-Jumlah trombosit meningkat.

1. Memonitor tanda-tanda penurunan


trombosit yang disertai dengan
tanda-tanda klinis.

2.Memberikan penjelasan tentang


pengaruh trombositopenia pada
pasien.

3. Memonitor jumlah trombosit setiap hari.

4.Menganjurkan pasien untuk banyak


istirahat.
5.Memberikanpenjelasan pada pasien
/keluarga untuk segera melapor
jika ada tanda-tanda perdarahan
lebih lanjut seperti: hematemesis,
melena, epistaksis.
6. Menjelaskan obat-obat yang dibe-

Gambar-gambar atau media cetak


seperti leaflet dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan karena dapat dilihat atau di
baca berulang kali.
Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan
tanda-tanda klinis berupa perdarahan (nyata) seperti epistaksis, petikiae, dll.
Agar pasien/keluarga mengetahui
hal-hal yang mungkin terjadi pada
pasien & dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopenia.
Dengan jumlah trombosit yang di
pantau setiap hari, dapat di ketahui
tingkat kebocoran pembuluh darah
& kemungkinan perdarahan yang
dapat dialami pasien.
Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
Keterlibatan keluarga dengan segera melaporkan terjadinya perdarahan (nyata) akan membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Dengan mengetahui obat-obatan
yang diminum & manfaatnya, ma-

rikan & manfaatnya serta akibatnya bagi pasien.

5.

Gangguan aktifitas sehari-hari sehubungan dengan kondisi tubuh yang


lemah.

-Kebutuhan aktifitas sehari-hari


terpenuhi.
-Pasien mampu mandiri sete-lah
bebas demam.

7.Mengantisipasi/mencegah terjadinya perlukaan atau perdarahan:


- menggunakan sikat gigi lunak.
- memelihara kebersihan mulut.
- menghindari tindakan invasif
melalui
rektum
seperti:
pemberian obat suppositoria,
enema, rektal termometer.
- menggunakan pencukur lis-trik
(jika pasien butuh bercu-kur).
- memberikan tekanan 5-10 menit setiap kali selesai mengambil
darah.
1. Mengkaji keluhan pasien.
2. Mengkaji hal-hal yang mampu/
tidak mampu dilakukan oleh pasien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.
3. Membantu pasien memenuhi
kebutuhan aktifitasnya sehari-hari
sesuai
dengan
tingkat
keterbatasan pasien seperti mandi,
makan, eliminasi.

4. Membantu pasien untukk mandiri


sesuai dengan perkembangan kemajuan fisiknya.

ka pasien akan termotivasi untuk


mau minum obat sesuai dosis atau
jumlah yang diberikan.

Untuk mengidentifikasi masa-lahmasalah pasien.


Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi
kebutuhannya.
Pemberian bantuan sangat di perlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah & perawat mempunyai
tanggung jawab dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari pasien tanpa
mem-buat pasien mengalami ketergantungan pada perawat.
Dengan
melatih
kemandirian
pasien maka pasien tidak mengalami
ketergantungan
pada
perawat.

5. Memberi penjelasan tentang halhal yang dapat membantu & meningkatkan kekuatan fisik pasien.

6. Meletakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh


pasien.
7. Menyiapkan bel di dekat pasien.

6.

Gangguan rasa nyaman: nyeri sehubungan dengan mekanisme patologis (proses penyakit).

-Rasa nyaman pasien terpenuhi.


-Nyeri berkurang atau hilang.

1. Mengkaji tingkat nyeri yang di alami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-10), biarkan pasien
menentukan tingkat nyeri yang di
alaminya, tetapkan tipe nyeri yang
dialami pasien, respons pasien
terhadap nyeri yang dialami.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap
nyeri (budaya, pendidikan, dll).

Dengan penjelasan yang diberikan


kepada pasien, maka pasien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan
yang dapat meningkatkan kekuatan
fisiknya seperti pasien mau menghabiskan porsi makan-nya.
Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa
orang lain.
Agar pasien dapat segera meminta
bantuan perawat saat membutuhkannya.

Untuk mengetahui berapa berat


nyeri yang dialami pasien.

Reaksi pasien terhadap nyeri dapat


dipengaruhi oleh berba-gai faktor,
dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien. Respon individu ter-hadap nyeri sangat berbeda atau bervariasi, sehingga perawat perlu mengkaji lebih lanjut
menghindari kesalahan persepsi

3. Memberikan posisi yang nyaman,


usahakan situasi ruangan yang
tenang.
4. Memberikan suasana gembira bagi
pasien, alihkan perhatian pasien
dari rasa nyeri (libatkan keluarga).
Menganjurkan pasien untuk membaca buku, mendengar musik,
nonton
TV
(mengalihkan
perhatian).
5. Memberikan kesempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan
teman-temannya/orang terdekat.

5. Memberikan obat-obat analgetik


(kolaborasi dokter).

7.

Potensial terjadi syok hipovolemik


sehubungan dengan perdarahan
hebat.

-Tidak terjadi syok hipovolemik.


-Tanda-tanda vital dalam ba-tas
normal.
-Keadaan umum baik.

1. Monitor keadaan umum pasien.

terhadap kondisi yang dialami pasien. Misalnya pasien yang berteriak karena nyeri belum tentu mengalami nyeri yang lebih hebat dari
pasien lain yang menutup mata,
menggigit bibir atau berpegangan
erat.
Untuk mengurangi rasa nyeri.

Dengan melakukan aktifitas lain,


pasien dapat sedikit melupakan
perhatiannya terhadap nyeri yang
dialami.

Tetap berhubungan dengan orangorang terdekat/teman membuat pasien gembira/bahagia & dapat mengalihkan perhatiannya terhadap
nyeri.
Obat-obatan analgetik dapat menekan/mengurangi nyeri pasien. Perlu adanya kolaborasi dengan dokter
karena pemberian obat merupakan
wewenang dokter.
Untuk memantau kondisi pasien
selama masa perawatan teruta-ma
saat terjadi perdarahan.
Dengan memonitor keadaan umum
pasien, perawat dapat segera mengetahui jika terjadi tanda-tanda
pre syok/syok sehingga dapat se-

2. Observasi tanda-tanda vital tiap


2-3 jam.

3. Monitor tanda-tanda perdarahan

4. Jelaskan pada pasien/keluarga


tentang tanda-tanda perdarahan
yang mungkin dialami pasien.

5.Anjurkan pasien/keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda


perdarahan.

6. Pasang infus, beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan


(kolaborasi dengan dokter).

7. Segera puasakan jika terjadi perda-

gera di tangani.
Tanda vital dalam batas normal
menandakan keadaan umum pasien
baik, perawat perlu terus mengobservasi tanda-tanda vital selama
pasien mengalami perdarahan untuk memastikan tidak terjadi pre
syok/syok.
Perdarahan yang cepat diketahui
dapat segera diatasi, sehingga pasien tidak sampai ke tahap syok hipovolemik akibat perdarahan hebat.
Dengan memberi penjelasan & melibatkan keluarga diharapkan tanda-tanda perdarahan dapat diketahui lebih cepat & pasien/ keluarga
menjadi kooperatif se-lama pasien
di rawat.
Keterlibatan keluarga untuk segera
melaporkan jika terjadi perdarahan
terhadap pasien sangat membantu
tim perawatan untuk segera melakukan tindakan yang tepat.
Pemberian cairan intravena sangat
diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh yang hebat
yai-tu untuk mengatasi syok
hipovo-lemik.
Pemberian infus
dilakukan
dengan
kolaborasi
dokter.
Puasa membantu mengistirahatkan
saluran pencernaan untuk sementara selama perdarahan berasal dari

rahan saluran pencernaan.

8. Cek Hb, Ht, trombosit (sito).

9. Perhatikan keluhan pasien seperti


mata berkunang-kunang, pusing,
lemah, ekstremitas dingin, sesak
nafas.
10. Berikan tranfusi sesuai dengan
program dokter.
10. Monitor masukan & keluaran,
catat & ukur perdarahan yang
terjadi, produksi urin.

saluran cerna.
Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang di
alami pasien & untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut
terhadap perdarahan tersebut.
Untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh perdarahan tersebut pada
pasien sehingga tim kesehatan lebih waspada.
Untuk menggantikan volume darah
serta komponen darah yang hilang.
Pengukuran & pencatatan sangat
penting untuk mengetahui jumlah
perdarahan yang dialami pasien.
Untuk mengetahui keseimbangan
cairan tubuh. Produksi urin yang
lebih pekat & lebih sedikit dari
normal
(sangat
sedikit)
menunjukkan pasien kekurangan
cairan & mengalami syok. Hatihati terha-dap perdarahan di dalam.
Untuk membantu menghentikan
perdarahan.

11. Berikan obat-obatan untuk me- Untuk menghindari kondisi yang


ngatasi perdarahan sesuai dengan
program dokter.
12. Bila terjadi tanda-tanda syok
hipovolemik, baringkan pasien
terlentang atau posisi datar.
13. Berikan terapi oksigen sesuai
dengan kebutuhan.

lebih buruk.

Pemberian O2 akan membantu oksigenasi jaringan, karena dengan


terjadinya perdarahan hebat maka
suplai
oksigen
ke
jaringan
terganggu.
Untuk mendapatkan penanganan

lebih lanjut sesegera mungkin.


15. Segera lapor dokter jika tam-pak
tanda-tanda syok hipovolemik &
observasi ketat pasien serta percepat tetesan infus sambil menunggu
program dokter selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; FKUI.
Jakarta
Nancy and Beckle. 1987. NCP for Pediatric Patient ; p. 230-233. The C.V. Mosby
Company, St. Laouis, Washington, Toronto.
Nelson . 2000. Ilmu Kesehatan Anak,volome I ,Edisi 15.EGC. Jakarta
RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF.
Rampengan,T.H dan Laurentz,I.R. 1997. Penyakit infeksi tropik pada anak; EGC.Jakarta
Soedarmo, SP. 1995. Demam Berdarah Dengue.

Medika No. 10 Tahun XXI, Oktober

1995.
Soetjiningsih.1998 Tumbuh Kembang Anak,EGC. Jakarta
. . . . . 2000. Diktat kuliah PSIK.FK.UNAIR,TA: 2000/2001. Surabaya.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S DENGAN DHF DIRUANG


MENULAR ANAK RSUD.Dr.SOETOMO, SURABAYA
Nama Mahasiswa
NIM

: Subhan Ruang : Anak Menular


: 010030170B

Pengkajian diambil tgl : 6 Agustus 2001

No. Reg.: 10071939


Jam

: 09.20 wib

I. IDENTITAS KLIEN
Nama

: An. S

Jenis kelamin

: Perempuan

Tgl. Lahir

: 02 Mei 1997

Umur

: 5 Tahun

Anak ke

: III (tiga)

Nama Ayah

: Alh.Tn. A.H

Nama Ibu

: Ny. S

Pendidikan ayah : SLTA


Pendidikan Ibu

: SLTA

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Banjar/Indonesia

Alamat

: Jl. Gundi II,No.33 Surabaya

Diagnosa Medis

: DHF Grade III

Tgl. MRS

: 6 Agustus 2001, Jam 03.00 Wib

Sumber Informasi

: Ibu klien dan status rekam medik

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Keluhan utama : Panas tinggi secara mendadak disertai mimisan
2. Riwayat penyakit sekarang : Panas tinggi disertai mimisan
2x,jumlah sedikit,nyeri kepala dan perut sejak 2 hari yang lalu,mualmuntah menurut ibu klien 2 x 100 cc warna kemerahan,makan
minum sulit Cengeng dan rewel.
3. Riwayat penyakit dahulu : 3 hari sebelum MRS klien panas dan
dibawa kedokter praktek turun sebentar kemudian panas lagi. Klien
tidak ada riwayat penyakit panas,kejang,jantung/HT,paru atau DM,
Hanya sakit batuk pilek biasa .
4. Riwayat penyakit keluarga : Kakak tertua sewaktu berumur 5
tahun pernah terkena DHF.Beberapa minggu yang lalu kakak nomor
dua menderita sakit typhus abdominalis dan dirawat dirumah sakit,
ke-luarga tidak ada yang menderita penyakit jantung/HT,paru atau
DM.

5. Kesehatan lingkungan : Menurut ibu klien kondisi lingkungan


bersih kebersihan kamar mandi,bak mandi dikuras minimal 1
x/seminggu-,-tinggal

diperkampungan

yang

cukup

padat,ibu/keluarga tidak mengetahui apakah disekitar lingkungan


ada yang menderita penyakit demam berdarah.
6. Riwayat kehamilan :
Pre-natal :
Tidak ada kelainan /penyakit pada ibu saat

hamil,usia

kehamilan 9 bulan
Natal

:
Bayi lahir spontan dirumah sakit ditolong oleh dokter, langsung
menangis,tidak ada kebiruan BB= 2500 gram panjang ibu klien
lupa.

Post-natal

:
pertumbuhan dan perkembangan dalam batas nor- mal,ASI
diberikan sampai usia 6 bulan setelah itu diberikan susu buatan
dan makanan tambahan bubur nestle. Imunisasi lengkap tidak
ada alergi terhadap makanan ,klien agak sulit makan.

7. Tumbuh kembang Klien : membalik badan usia 4 bulan,duduk usia


6 bulan,berdiri usia 10 bulan berjalan usia 1 tahun,mengoceh usia 6
bulan,berbicara usia 1,5 tahun. Saat ini BB= 16 kg, TB= 102
cm,LK=51 cm,LD= 72 cm, LLA= 16 cm, Usia 5 tahun.
8. Psikososial : Klien cengeng dan rewel tidak mau berpisah dengan
ibu,keras hati semua kemauan harus dituruti bila tidak akan menangis,setiap dilakukan prosedur tindakan klien berontak bahkan
merenggut/melepas sonde dan infus yg dipasang.
III. PENGKAJIAN PERSISTEM
a. Sistem

pernapasan

RR=

40

x/mnt;ada

retraksi

otot

bantu

napas,gerakan dada simetris,suara napas vesikuler,terdapat perdarahan


hidung 2x tidak banyak,batuk,ronkhi -/+,wheezing -/b. Sistem kardiovaskuler : TD= 90/60 mmHg,nadi= 108 x/mnt,S1 dan
S2 tunggal, murmur tidak terdengar, akral hangat,test RL + , > 20 %
pada ekstrimitas atas kanan,edema tidak ada.
c. Sistem persarafan : kesadaran compos mentis, Klien gelisah dan
cengeng serta rewel, GCS= 456 total = 15.
d. Sistem perkemihan eliminasi uri : BAK= 1 x saat pengkajian 300
cc, warna coklat tua dan pekat.
e. Sistem pencernaan-Eliminasi alvi : Nafsu makan tidak ada,menolak
setiap kali disuruh/disuapi makan, mengeluh sakit menelan, mukosa
mulut kering, nyeri tekan pada ulu hati/perut bagian atas mual dan

muntah 1 x sedikit 30 cc hepatomegali 2 3 cm,bising usus 17


x/mnt,Umbilikus menonjol,BAB= 1x agak encer warna coklat tua,bau
menusuk.
f.

Sistem tulang-otot-integumen : Klien merintih badannya sakit,badan


panas,wajah

kemerahan,pergerakan

baik

dapat

menggerakan

ekstrimitas atas dan bawah sendiri tanpa bantuan,masih lemah.


g. Sistem

reproduksi : saat ini klien berada pada fase oedipal/falik

dimana klien dekat dengan ibu dan kakak tertuanya,tidak mau


mengalah dengan adiknya,vagina labia mayora menutupi labia minora,
infeksi pada saluran kemih menunggu hasil laboratorium,klinis belum
nampak.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium,tgl. 6 8 2001
Hb

: 14,8 g/dl
9

Tgl. 7 8 - 2001
15,8 g/dl

Leukosit

: 4,7 x 10 /L

4,1 x 109/L

Trombosit

: 108 x 109/L

155 x 109/L

Hematokrit : 0,44 %
Elektrolit

: Kalium= 3,85 meq/L


Natrium= 132 meq/L

Urine : sedimen :
Leucosit : + 0 -1
epitel

: + 1 -2

Calsium= 110 meq/L


Eo/Baso/Batang/leg/lim
-/

- /

1 /

41

/ 58

Radiologi, tgl. 6 8 2001


Co

: Ukuran dan bentuk normal

Pulmo: Tak tampak infiltra,tak tampak kelainan kedua sinus phrenicocostalis


tajam.
V. Terapi/pengobatan :
Tgl. 6 8 2001 :
RLD5 48 cc/jam
Minum manis cukup
Vitamin BC/C 3 x 1 bungkus/hari
Antasida syrup 3 x 1 cth
Diit TKTP 1300 Kcal + 35 gram protein
Nasi 3 x 1/hari
Susu 3 x 200 cc

ANALISA DATA
KELOMPOK DATA
Tgl. 6 8 - 2001

KEMUNGKINAN

MASALAH

PENYEBAB
Proses penyakitnya

Nyeri

S: Klien mengatakan sakit

perut bagian atas,juga saat

Infeksi dengue

menelan
O:

anak

cengeng-

Nyeri

berkeringat,gelisah nyeri
tekan

pada

epigastrium,TD=90/60
mmHg,Nadi= 108 x/mnt
Tgl. 6 8 - 2001

Proses penyakit

S: Ibu mengeluh badan

anak panas & tidak mau

Infeksi dengue

turun

O: Panas tinggi, ba-dan


teraba

panas,

Ibu

anaknya

Demam

wajah

merah, Suhu= 39,20c


Tgl. 6 8 - 2001
S:

Hiperthermia

Proses penyakit

mengatakan

berkeringat

Infeksi dengue

dingin.
O:Panas

Resiko

tejadi

syok

hipovolemik

sejak

hari

Trombositopeni & vaskulitis

sebelum MRS kemu-dian

mendadak tinggi disertai


mimis-an

dan

muntah,

warna muntah kemerahan,akral

hangat,-

Trombosit=

108

Permiabilitas pembuluh darah


meningkat

Perdarahan

109/L,Hematokrit= 0,44 %
Tgl. 6 - 8 - 2001

Nafsu ,akan menurun

S: Ibu mengatakan klien

tidak mau makan dan

Nyeri menelan,Mual-muntah

minum bila sedang sakit.


O:Klien

rewel

&

cengeng,

nafsu

makan

Asupan nutrisi inadekuat

Perubahan nutrisi : Kurang


dari kebutuhan

menurun, menolak setiap


kali

disu-ruh/disuap

makan,-mengeluh

sakit

me-nelan,mukosa

mulut

kering,Mual-muntah saat
peng-kajian 1 x 30 cc
Tgl. 8 8 - 2001
S:

Ibu

Infeksi dengue

mengatakan

anaknya terlihat se-sak &

Vaskulitis + Reaksi imunologik

napasnya cepat
O:

Pernapasan

cuping

Permeabilitas vaskuler

hidung,retraksi
intercostalis
ronkhi

-/+

Ketidak efektifan pola napas.

meningkat
servikal-

kering

ha-

Kebocoran plasma

lus,RR= 64 x/mnt

Efusi serosa
Cairan menumpuk dirongga
pleural pa-ru,terjadi penurunan
ekspansi paru

Sesak

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat/ekstravasasi.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan mekanisme patologis (proses
penya-kit)
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia & sakit saat menelan.
5. Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO &
TGL
1
6/8/01

2
6/8/01

DIAGNOSA

TUJUAN &

INTERVENSI
RASIONAL
KRITERIA HASIL
Resiko terjadi
Tidak terjadi syok 1.
Memantau kondisi,perubahan TTV,serta
Monitor keadaan umum,tanda-tanda vital & 1.
syok
hipovole- hipovolemik.
perdarahan sedini mungkin shg dpt sege-ra
perdarahan tiap 2 3 jam.
mik berhubungdiatasi & klien tdk jatuh pada keadaan
an dengan per- Kriteria hasil :
presyok/syok.
darahan
hebat/2.
Keterlibatan
klg & klien sgt membantu peTanda-tanda 2.
Jelaskan pada keluarga ttg tanda-tanda
ekstravasasi.
nangan
sedini
mungkin serta diharapkan
vital dalam batas
perdarahan yg mungkin dialami klien,serta anjurkan u/
klien
&
klg
lebih
kooperatif.
normal.
segera melapor-kannya.
3.
Dengan
trombosit
yg
terpantau setiap hari dpt
Keadaan 3.
Monitor trombosit dan penurunan yg di sertai
diketahui
tingkat
kebocoran pembu-luh
umum ba-ik.
tanda kli-nis setiap hari.
darah & dpt menjadi acuan dalam
melakukan tindakan.
4. Mencegah tjdnya perdarahan lebih lanjut.
4.
Mengantisipasi tanda terjadinya perdarahan.
5. Aktivitas klien yg tdk terkontrol dpt me5.
Menganjurkan klien u/banyak istirahat/Bedrest.
nyebabkan tjdnya perdarahan.
Hipertermia
berhubungandengan
proses
penyakit
(viremia)

Hipertermia
menu- 1.
Anjurkan klg u/ memberikan klien kompres dingin pd
run/tidak terjadi lagi.
ketiak, kepala/dahi & lipat paha.
2.
Mengobservasi TTV tiap 3 jam lebih sering.
Kriteria hasil :
-Suhu tubuh normal 3.
Menjelaskan ttg penyebab peni-ngkatan suhu tubuh
(360c 370c).
pada klg.
-Pasien bebas de-mam
kurang dari 7 hari
4.
Anjurkan klien u/ banyak minum terutama yg manismanis 1 2 liter/24 jam.

1.

Kompres dingin diharapkan membantu


menurunkan suhu tubuh
2.
TTV merupakan acuan u/ mengetahui
KU klien .
3.
Keterlibatan klg sgt berarti dlm proses
ke sembuhan klien

4.

Peningkatan
suhu
tubuh
mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
shg perlu diimbangi dengan asupan cairan
yg ba-nyak

3
Gangguan rasa nya- Nyeri berkurang dlm
6/8/01 man : Nyeri berhu- waktu 4 x 24 jam.
bungan dengan mekanisme
patologis Kriteria hasil :
(proses penyakit). Klien tdk lagi
me-ngeluh kesakitan.
Klien rileks &
te-nang, tidur 8 10
jam.
4
6/8/01

5
8/8/01

5.

Berikan terapi cairan & pengobatan sesuai program

5.

1.

Berikan terapi pengobatan sesuai program.

1.

2.

Kaji tingkat nyeri yg dialami klien dengan skala 0 2.


10,intensitas,respon klien dan lamanya serta lokasi nyeri
3.

3.

Berikan suasana gembira, alihkan perhatian klien


4.
deng-an melihat buku/majalah anak-anak.
4.
Berikan kesempatan pd. Klien u/ berkomunikasi dng
org terdekat

Gangguan pemenuhan kebutuhan


nutrisi : kurang
dari
kebutuhan
berhubungan dengan mual, muntah,anoreksia
&
sakit saat menelan.

Nutrisi terpenuhi dlm 1.


4 X 24 jam

Pasang sonde u/ memberikan nutrisi parenteral.

1.

Kriteria hasil :
2.
-Nafsu makan kx.
meningkat, diit di
3.
habiskan.
-Kx.tdk lemah.

Bujuk klien agar mau makan & minum.

2.

Kaji keluhan mual,muntah, sakit saat menelan.

3.

Ketidak efektifan
pola pernapasan
berhubungan dengan
penurunan
ekspansi paru.

Pola napas efek-tif 1.


dalam 2 X 24 jam.

Berikan makanan yg mudah ditelan seperti bubur,tim 4.


dan susu.
5.
Memberikan makan porsi kecil dan sering.

4.

Berikan O2 2 4 liter/mnt.

5.
1.

Kriteria hasil :
2.
Obsevasi terhadap pernapasan cuping hidung, retraksi 2.
- Kx.memperlihat- kan
atau sianosis.
frekuensi perna-pasan
yg
efektip
& 3.
Tetap bersama klien & latih u/ bernapas perlahan- 3.
mengalami pertukalahan berna pas lebih efektif.
ran gas pada paru.

Pemberian terapi cairan sgt penting


bagi klien dng peningkatan suhu tubuhn yg
tinggi
Obat analgesik dpt menghentikan nyeri dng
segera.
U/ mengetahui seberapa berat keluhan klien
& efek terapi yg di berikan sebe-lumnya.
Dng memberikan aktivitas lain klien dpt
melupakan sakit/nyeri yg dialaminya.
Dpt berhubungan dng org yg terdekat bisa
membuat klien merasa aman, gembira &
bahagia shg dpt melupakan sakit/ nyeri yg
dialaminya.
Nutrisi parenteral sgt bermanfaat/dibutuhkan klien ter utama jika intake peroralnya sgt kurang.
Akan sgt membantu bila klien mau
ma-kan/minum tanpa menggunakan sonde.
U/menetapkan
cara
mengatasi
kebutuhan nutrisi.
Membantu mengurangi kelelahan
klien & membantu meningkatkan asupan
maka-nan.
U/menghindari mual & muntah.
Oksigen
yg
diberikan
sebagai
maintenan-ce sebelum penyebab sesak
napas diketa-hui scr pasti.
U/mengetahui sedini mungkin adanya
sesak napas shg dpt dilakukan tin-dak
secepat mungkin
Memberikan rasa aman kepada klg &
klien serta mengajarkan klien untuk bernapas scr efektif.

- Diketahuinya fak-tor 4.
penyebab
ketidakefektifan
pola
napas.
5.

Lakukan pemeriksaan GDA & lainnya.

4.

U/mengetahui penyebab sesak napas


shg dpt dilakukan tindakan yg tepat.

Berikan terapi sesuai program.

5.

Terapi pengobatan diperlukan/diindikasikan bila terjadi bronko spasme.

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

DIAGNOSA
1

TGL/JAM
7/8/01
07. 15

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Mengobsevasi TTV : suhu= 38,50c, TD= S: Ibu mengatakan kondisi anaknya masih lemah.
90/70 mmHg,Nadi = 100 x/mnt,-RR= 44 O: Mimisan tdk lagi,Trombosit = 155.000,Nadi= 102
x/mnt; TD= 100/70 mmHg,RR =44 x/mnt, akral hangat.

x/mnt

Meraba ekstrimitas klien sambil mejelas- A: Masalah belum teratasi


kan tanda-tanda per-darahan & tindak yg P: Lanjutkan ren-cana intervesi 1,3, 4
07.45

harus dilakukan pd ibu klien.


Mengambil

specimen

da-

rahu/pemeriksaan:

DL,

trombosit,hema-tokrit elektrolit. Menekan luka bekas tusu -kan 5 10 mnt.


Menganjurkan
08.55

keber-

sihan

ibu

kli-en

mulut

u/menjaga

klien

dng

menggunakan sikat gi-gi lunak


Menganjurkan klien u/ istirahat/bedrest
ma-kan,minum,BAB/BAK dibantu.

09.05

09.15
7/8/01
07.30

S: Ibu klien menga takan tubuh anak nya panas sudah


Memberikan

kompres

dingin

pada turun.
O: Suhu= 37,20c, mukosa mulut ke-ring,klien kehaus-an.

dahi,axilla & lipat paha.


Memberikan
07.35

paraceta-mol

160

mg A: Masalah belum teratasi seluruhnya

(puyer)
Menganjurkan ibu klien u/ banyak min-

07.55

um terutama yg manis manis.


Memberikan penjelas an pd ibu klien
penye-bab panas yg tdk sege ra turun
Mengoff infus karena sudah dipasang

08.00

sonde.

P: Terukan renca-na intervensi 1,2,4 5

10.05

7/8/01
08.20

S: Klien masih merintih kesakitan & tdk bisa tidur.


Memberikan penjelas-an

pada ibu ttg O: Klien gelisah,cengeng,nyeri tekan epigastrium.


A: Masalah belum teratasi

penye-bab nyeri

P Teruskan rencana intervensi 1,2,3,4.

Memberikan antasida 1 cth


08.25

Mengalihkan
melihat

09.20
4

08.10

gambar

buku

klien

dng

cerita

dan

mengajak bicara.
Membantu memasang sonde lambung

S: Ibu klien mengatakan bila sakit klien memang sulit

Memberikan bubur 100 cc

makan

08.45

Membujuk klien agar mau makan & O: Diit diberikan tiap 2 jam,makan peroral belum mau
BB=6 kg,muntah 1x sedikit
minum

08.50

Menimbang BB= 16 Kg
Meng-observasi

09.10

8/8/01

A: Masalah belum teratasi selu-ruhnya


TTV

P: Teruskan rencana intervensi 1,2,4

Suhu=37,20c,TD=100/70 mmHg,Nadi=
102

13.45
1

perhati-an

x/mnt,

perdarahan

ti-dak

ada,akral,hangat, muntah 1 x sedikit


S: -

07.10

Mengobservasi TTV :

O: Perdarah tdk ada,akral hangat, TD= 110/70 mm-

Suhu : 390c, TD= 110/70 mmHg,Nadi= Hg,Nadi= 132 x/ mnt,RR=64 x/mnt pernapasan cu-ping
124 x/mnt, RR= 44 x/mnt,perdarahan ti- hidung,retraksi intercostalis servical
A: Masalah teratasi sebagian timbul masalah pola napas.

dak ada,akral hangat.

Mengambil specimen urine u/ periksaan P: Teruskan renca na intervensi


UL & kultur
08.05

Menjelaskan

prosedur

pemeriksaan

radiologi thorak foto

09.35
8/8/01
07.20

S: Ibu mengatakan badan anaknya ma sih panas


Mengingat

07.30

O:Suhu= 380c,mukosa mulut ke-ring, badan panas

Memberikan kompres dingin.


ibu

mem-berikan

klien A: Masalah belum teratasi seluruhnya

minum yg manis bila tdk mau air putih


Memberikan puyer pa-racetamol 160 mg.

08.00
8/8/01
08.15

S: Klien masih merintih kesakitan & memegang perut


Mengalihkan perhati-an klien terhadap bagian atas.
nyeri dng mengajak melihat gambar di O: Klien masih cengeng,gelisah,-nyeri tekan epigastrium.
buku cerita.

A: Masalah belum teratasi selu-ruhnya.

Mengkaji tingkat nyeri klien dng skala 4, P: Teruskan rencana interrvensi 1,2,3
08.45

mun cul kadang 2 3 me nit diperut


bagian atas /epigastrium.
Menganjurkan ibu sela lu berada dekat
dng klien

08.20
8/8/01
07.40

S: Ibu klien mengatakan klien be lum mau makan tapi diit


Memberikan susu per-sonde 100 cc.

personde dihabiskan/diberikan.

Menanyakan apakah klien masih mual O: Diit diberikan tiap 2 jam, habis masih menolak bila
07.55

diberikan

mun tah & sakit menelan.

makan/minumperoral,mukosa

mu-lut

Menanyakan apakah klien masih tdk mau kering,mual ada,muntah tdk ada.
A: Masalah teratasi sebagian
makan & minum ? masih tdk mau.
08.30

Membujuk klien u/ makan & minum yg P: Tetap teruskan rencana inter-vensi 1,2,3,4.
manis serta mendo-rong

ibu u/ terus

men-cobanya.
09.18

8/8/01
09.55

S: Ibu mengatakan anaknya masih terlihat sesak.


Memberikan O2 2 liter/mnt

O:RR= 64 x/mnt,Nadi= 132 x/mnt pernapasan cuping

Menganjurkan klien u/bernapas scr perla- hidung,retraksi intercostalis servikal.


10.10

han-lahan

A: Masalah belum teratasi

Terus mengobservasi adanya pernapasan P: Teruskan rencana intervensi 1 s/d 5


cu-ping hidung,retraksi dada & sianosis
10.20

Mengobservasi TTV : Suhu= 380c,TD=


110/ 70 mmHg,Nadi=132 x/mnt,akral
hangat,-perdarahan tdk ada.

13.30
1

9/9/01
07.15

S: Mengobservasi TTV :

O:

Perdarahan

tdk

ada,muntah

tdk

ada,

akral

Suhu : 370c, TD= 110/70 mmHg,Nadi= hangat,keringat dingin, TD= 110/70 mmHg,Nadi= 128 x/
124 x/mnt, RR= 56 x/mnt,perdarahan mnt,RR= 48 x/mnt.
tidak ada,akral hangat.

A: Masalah teratasi

Mengambil specimen darah u/ periksaan P: Tetap teruskan rencana inter-vensi,klien tetap perlu
DL, widal & gaal kultur
09.20

Menjelaskan penyebab terjadinya sesak


napas pada klien.

08.15

observasi ketat.

9/9/01
07.30

S: Ibu mengatakan suhu tubuh anak normal.


Mengingat

ibu

mem-berikan

klien O: Suhu=36,80c,badan hangat,keri ngatan,demam hari ke

minum yg manis bila tdk mau air putih

8.

Menganti pakaian,alas tempat tidur klien A: Masalah belum teratasi semua


P: Tetap teruskan rencana inter-vensi

yg basah o/ keringat.
08.00

Mengingatkan

ibu

ag-ar

tetap

memperhati-kan peningkatan suhu tubuh


anaknya
08.40

9/9/01
08.25

S: Klien tdk mengeluh kesakitan


Mengalihkan perhati-an klien terhadap O: Klien diam,cengeng kurang, nyeri tekan epigastrium
nyeri dng mengajak melihat gambar di tdk ada
buku cerita.

A: Masalah teratasi

Mengkaji tingkat nyeri klien dng skala 4, P: Rencana intervensi tdk lanjut-kan tetapi tetap awasi &
09.30

mun cul kadang 2 3 me nit diperut per-hatikan keluhan klien


bagian atas /epigastrium.
Menganjurkan ibu sela lu berada dekat

dng
10.20

kli

en

bila

pergi

hendak-nya

dititipkan.
Memberikan sirop an-tasida 1 cth

11.15
9/9/01
11.30

S; Ibu mengatakan anak masih belum mau makan


Memberikan susu per-sonde 100 cc.

minum,lewat sonde diberikan.

Menanyakan apakah klien masih mual O: Diit sonde habis,makan/minim peroral masih tdk
11.45

mau/menolak,-mual-muntah tdk ada.

mun tah & sakit menelan.


Menanyakan apakah

klien masih

A: Masalah teratasi sebagian

tdk mau makan & minum ? masih tdk P: Tetap teruskan rencana inter-vensi
12.10

mau.
Membujuk klien u/ makan & minum yg
manis

12.40
9/9/01
08.10

S: Ibu mengatakan anaknya masih terlihat sesak.


Memberikan O2 2 liter/mnt

O:RR= 54 x/mnt,Nadi= 132 x/mnt pernapasan cuping

Menganjurkan klien u/bernapas scr perla- hidung,retraksi intercostalis servikal.


09.35

han-lahan

A: Masalah belum teratasi


P: Teruskan rencana intervensi 1 s/d 5

Terus mengobservasi adanya pernapasan


12.55

cu-ping hidung,retraksi dada & sianosis


Mengobservasi TTV : Suhu= 380c,TD=
110/ 70 mmHg,Nadi=132 x/mnt,RR= 54
x/mnt akral hangat,perdarah-an tdk ada

13.20
10/8/01

S: Ibu mengatakan suhu tubuh anak normal.


O: Suhu=36,40c,badan hangat,keri ngatan,demam hari ke

07.20

Mengingat

ibu

mem-berikan

klien 9.

minum yg manis bila tdk mau air putih.

A: Masalah teratasi

Mengobservasi TTV : suhu: 370c,TD= P: Tetap teruskan rencana inter-vensi 4 & 5 walaupun
100/ 70 mmHg,Nadi= 120 x/mnt,RR=48 masalah su-dah teratasi.
07.55

x/mnt. Akral hangat,perdara han tdk ada


Menganti pakaian,alas tempat tidur klien
yg basah o/ keringat.
Mengingatkan

ibu

ag-ar

tetap

memperhati-kan peningkatan suhu tubuh


anaknya
08.00

08.15
10/8/01
08.20

S; Ibu mengatakan anak masih belum mau makan


Memberikan susu per-sonde 200 cc.

minum,lewat sonde diberikan.

Menanyakan apakah klien masih mual O: Diit sonde habis,makan/minim peroral masih tdk
08.45

mau/menolak,-mual-muntah tdk ada.

mun tah & sakit menelan.


Menanyakan apakah

klien masih

tdk mau makan & minum ? mau sedikit.


09.50

A: Masalah teratasi sebagian


P: Tetap teruskan rencana inter-vensi

Membujuk klien u/ makan & minum yg


manis

10.45

10/8/01
09.00

S: Ibu mengatakan anaknya masih terlihat sesak.


Memberikan O2 2 liter/mnt K/P

O:RR= 44 x/mnt,Nadi= 120 x/mnt pernapasan cuping

Menganjurkan klien u/bernapas scr perla- hidung tdk tam pak,retraksi intercostalis servikal.
09.10

han-lahan

A: Masalah belum teratasi

Terus mengobservasi adanya pernapasan P: Teruskan rencana intervensi 1 s/d 5


cu-ping hidung,retraksi dada & sianosis
11.30

Mengobservasi TTV : Suhu= 36,40c,TD=

110/ 70 mmHg, Nadi= 132 x/mnt,RR= 54


x/mnt akral hangat,per darahan tdk ada
13.20

EVALUASI AKHIR
Diagnosa keperawatan No.1,2 dan 3 teratasi walau masih perlu observasi karena ada komplikasi Bronkho pneumoni dan efusi pleural,klien masih dirawat

Вам также может понравиться

  • Halaman Pernyataan Orisinalitas
    Halaman Pernyataan Orisinalitas
    Документ5 страниц
    Halaman Pernyataan Orisinalitas
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Power Point Batra
    Power Point Batra
    Документ15 страниц
    Power Point Batra
    Abib Sultan
    100% (3)
  • SAP Sambiloto
    SAP Sambiloto
    Документ7 страниц
    SAP Sambiloto
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • LP Gadar
    LP Gadar
    Документ14 страниц
    LP Gadar
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    smp1mojoagung
    100% (2)
  • Askep DM
    Askep DM
    Документ70 страниц
    Askep DM
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Sap TBC
    Sap TBC
    Документ6 страниц
    Sap TBC
    Anne Nurfitriani
    Оценок пока нет
  • Sap TBC
    Sap TBC
    Документ6 страниц
    Sap TBC
    Anne Nurfitriani
    Оценок пока нет
  • Pengertian Sanitasi
    Pengertian Sanitasi
    Документ3 страницы
    Pengertian Sanitasi
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • PPT DHF
    PPT DHF
    Документ19 страниц
    PPT DHF
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Undangan Penyuluhan DBD
    Undangan Penyuluhan DBD
    Документ3 страницы
    Undangan Penyuluhan DBD
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Askep Anak DG DHF
    Askep Anak DG DHF
    Документ22 страницы
    Askep Anak DG DHF
    Adinia Nugrahini
    Оценок пока нет
  • Belkaga 2016
    Belkaga 2016
    Документ2 страницы
    Belkaga 2016
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Diit Hipertensi Leaflet
    Diit Hipertensi Leaflet
    Документ2 страницы
    Diit Hipertensi Leaflet
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Askep Vertigo PDF
    Askep Vertigo PDF
    Документ40 страниц
    Askep Vertigo PDF
    Ola Mjn
    71% (14)
  • Dokumen - Tips Hiperbilirubin 558c835d4d0d3
    Dokumen - Tips Hiperbilirubin 558c835d4d0d3
    Документ10 страниц
    Dokumen - Tips Hiperbilirubin 558c835d4d0d3
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • SOP Batuk Efektif
    SOP Batuk Efektif
    Документ2 страницы
    SOP Batuk Efektif
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • SOP Batuk Efektif
    SOP Batuk Efektif
    Документ2 страницы
    SOP Batuk Efektif
    Abib Sultan
    71% (7)
  • Kumpulan LP
    Kumpulan LP
    Документ90 страниц
    Kumpulan LP
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Diit Hipertensi Leaflet
    Diit Hipertensi Leaflet
    Документ2 страницы
    Diit Hipertensi Leaflet
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Leaflet Teknik Batuk Efektif
    Leaflet Teknik Batuk Efektif
    Документ3 страницы
    Leaflet Teknik Batuk Efektif
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • HT Nic Noc
    HT Nic Noc
    Документ7 страниц
    HT Nic Noc
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Kepmenkes 523-2015 Formularium Nasional
    Kepmenkes 523-2015 Formularium Nasional
    Документ100 страниц
    Kepmenkes 523-2015 Formularium Nasional
    sukiman
    Оценок пока нет
  • Diit Hipertensi Leaflet
    Diit Hipertensi Leaflet
    Документ2 страницы
    Diit Hipertensi Leaflet
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • LP Perilaku Kekerasan 2
    LP Perilaku Kekerasan 2
    Документ9 страниц
    LP Perilaku Kekerasan 2
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • LP Waham 2
    LP Waham 2
    Документ11 страниц
    LP Waham 2
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Kak Obat
    Kak Obat
    Документ6 страниц
    Kak Obat
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Документ9 страниц
    Jurnal Reading
    Abib Sultan
    Оценок пока нет
  • Ijin Klinik
    Ijin Klinik
    Документ1 страница
    Ijin Klinik
    Abib Sultan
    Оценок пока нет