Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tugas Mandiri 1:
Bab 1 MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
Setiap kelompok membuat program kerja untuk membangun budaya
keselamatan pasien pada sebuah Rumah Sakit:
Kasus 1:
Rumah
Sakit
belum
memiliki
sistem
yang
mendukung
budaya
keselamatan pasien, lantai kamar mandi licin, bukaan pintu kamar mandi
mengarah ke dalam, tidak ada kebijakan tentang penulisan identitas
pasien. Bila terjadi insiden dalam pelayanan maka petugas yang terkait
mendapatkan sangsi. Informasi disembunyikan, pelapor (Messengers)
dibunuh,
pertanggung
jawaban
dielakkan,
koordinasi
dilarang,
dalam
penyerahan
obat
pasien
rawat
inap,
kesalahan
Kasus 2:
Rumah Sakit B, sudah memiliki tim Keselamatan Pasien. Kegiatan aktif
selama
proses
penilaian/Akreditasi
Rumah
Sakit.
Setelah
penilaian
kegiatan tidak berjalan. Tim keselamatan pasien hanya aktif bila terjadi
kasus yang perlu di RCA.
Tugas:
enam
sasaran
keselamatan
pasien
(Ketepatan
identifikasi
pasien,
tepat-pasien
operasi,
Pengurangan
risiko
infeksi
terkait
Kasus 3:
Rumah Sakit C, telah memiliki tim keselamatan pasien dengan struktur
dan
program
implementasinya
kerja
yang
masih
jelas.
bersifat
Sistem
segmental.
tertata
Tidak
baik,
semua
namun
manajer
Kasus 4:
Sistem bersifat komprehensif, berskala luas, dan melibatkan stakeholder,
pendekatan yang berbasis pada bukti (evidence based) sudah diterapkan
dalam kegiatan organisasi. Rumah Sakit sudah sangat terbuka, budaya
keselamatan pasien semakin berkembang.
Tugas:Buat program menggunakan pendekatan sistem untuk kegiatan
rutin evaluasi hasil telusur 6 sasaran keselamatan pasien.
Kasus 5:
Rumah Sakit E, telah berkembang pesat, pelayanan meningkat, mutu
pelayanan meningkat. Budaya keselamatan pasien menjadi misi sentral
dalam organisasi, organisasi selalu mengevaluasi efektivitas intervensi
dan selalu belajar dari kegagalan dan kesuksesan. Informasi secara aktif
dicari, pelapor (Messengers) dilatih, berbagi pertanggung jawaban,
RINCIAN KEGIATAN
Input
Proses
Out put
TUJUAN/SASARAN
METODE/
MEDIA
WAKTU
PENANGGUN
G JAWAB
KRITERIA HASIL
Tugas Mandiri 2:
BAB II PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KESELAMATAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT
TUGAS 1:
Diskusikan dan presentasikan usulan contoh proses deklarasi gerakan moral
keselamatan pasien.
TUGAS 2:
Diskusikan dan Role playkan ronde keselamatan pasien
TUGAS 3:
Diskusikan dan Role playkan brifing-debrifing
TUGAS 4:
Diskusikan dan Role playkan penangan kasus insiden yang terjadi terhadap
seorang pasien ruang rawat yang terkena sengatan listrik saat dilaksanakan
perekaman EKG, pasien tidak mengalami cedera serius, pasien mengalami
nyeri hebat dan shock dengan kejadian tsb. Hal ini terjadi karena ada kabel
listrik yang terkelupas
tindakan yang dilakukan oleh kepala ruang terhadap perawat tsb, melalui
pendekatan kepemimpinan dan sistem, serta prinsip No Blame.
TUGAS 5:
Diskusikan dan Role playkan pendekatan kepemimpinan dan sistem, serta
prinsip No Blame oleh kepala instalasi terhadap petugas cleaning service
yang lebih dari 50% setelah mengepel lantai koridor Rumah Sakit segera
meninggalkan lantai yang masih basah.
Tugas Mandiri 3:
BAB
III
INTEGRASI
MANAJEMEN
RISIKO
DALAM
PENGELOLAAN
Kasus 1:
Di Rumah Sakit Satu dalam satu tahun terjadi beberapa kali pasien
tergelincir di kamar mandi, karena lantai kamar mandi licin, rata-rata pasien
mengalami luka robek. Jumlah petugas cleaning service terbatas.
Tugas: Tentukan risk grading (tingkat risiko) kasus tsb, tentukan tindakan
selanjutnya.
Kasus 2:
Di sebuah ruang rawat terjadi kasus pasien kanker meninggal bunuh diri, hal
ini baru terjadi 1x dalam 10 tahun terakhir.
Tugas: Tentukan risk grading (tingkat risiko) kasus tsb, tentukan tindakan
selanjutnya.
Kasus 3:
Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan seorang pasien,
tetapi karena namanya sama dan no RM yang berbeda, terjadi kesalahan
penyerahan hasil. Hal ini terjadi karena pada hari tsb, petugas bekerja
sendiri, teman kerja nya sedang sakit. Sehingga lupa memberi no RM pasien
tsb. Tetapi segera diketahui oleh perawat di ruang rawat. Hal ini sering
terjadi (beberapa kali dalam setahun)
Tugas: Tentukan risk grading (tingkat risiko) kasus tsb, tentukan tindakan
selanjutnya.
Kasus 4:
Petugas farmasi menyerahkan obat Ethambutol padahal yang diminta
Ethmozine (jenis NORUM), karena resep sulit dibaca. Tetapi segera diketahui
oleh perawat di ruang rawat, karena berbeda dengan instruksi dokter pada
rekam medik. Kasus seperti ini sangat sering terjadi nyaris dalam setiap
minggu.
Tugas: Tentukan risk grading (tingkat risiko) kasus tsb, tentukan tindakan
selanjutnya.
Kasus 5:
Di ruang perawatan nifas tersedia pelayanan rawat gabung (ibu dan bbl),
tetapi kebijakan menetapkan gelang identitas bayi dan ibu no. RM nya
berbeda, sehingga terjadi kekeliruan menyerahkan bayi kepada ibu setelah
bayi dimandikan, tetapi selalu dapat diketahui karena orang tua bayi segera
menyampaikan bahwa itu bukan bayinya. Kasus ini telah terjadi beberapa
kali dalam setahun.
Tugas: Tentukan risk grading (tingkat risiko) kasus tsb, tentukan tindakan
selanjutnya.