Вы находитесь на странице: 1из 12

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I.

Identitas Kepala Keluarga


Nama
: Tn. S.
Umur
: 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan
: D I Kepolisian
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Polisi
Alamat
: Jl. Sahabat Lrg. 2 No. 15 Makassar
Komposisi Keluarga :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Umur
No

Nama

Hubungan

Pendidikan

BCG

Polio
2 3

Imunisasi
DPT
4 1 2
3

H-B
2 3

Cam
pak

1.

Ny. Tini

35 th

Istri

SLTA

2.

Olan

13 th

Anak

SD

x x

3.

Zulfan

10 bln

Anak

x x

j.

Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
k.

Tipe Keluarga

Ket

Tipe keluarga Tn S adalah Keluarga Inti (Nuclear family)


l.

Status sosial ekonomi keluarga


Tn. S berpenghasilan + 2.000.000 \ bulan. Penghasilan tambahan diperoleh dari
pekerjaan istri berupa warung makan dan sembako.

m.

Aktifitas rekreasi keluarga


Keluarga setiap dua minggu sekali jalan-lalan keliling kota, dan hampir setiap hari
nonton TV, dan kadang-kadang mendengar radio/tape.

II.

Riwayat dan tahap perkembagan keluarga


a.

Keluarga Tn. S. mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 13 tahun


dan anak kedua berumur 10 bulan, sehingga keluaraga Tn. S. berada pada tahap
perkembagan keluarga dengan usia anak sekolah dan usia todler.

b.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Keluaraga Tn. S. tidak mengalami hambatan dalam memenuhi tugas
perkembangan keluarga.

c.

Riwayat keluarga inti


Menurut Tn. S. keluarga tidak mempunyai masalah kesehatan lain. Ny.T. dan anak
pertama tidak pernah mengalami gangguan kesehatan yang berarti selain
influensa biasa. Anak ke dua saat ini sedang mengalami diare sehingga harus
dirawat di rumah sakit (hospitalisasi), imunisasi yang diberikan pada kedua anak
lengkap.Apabila mengalami gangguan kesehatan pelayanan kesehatan yang
digunakan adalah puskesmas dan rumah sakit.

d.

Riwayat keluarga sebelumya


Riwayat keluarga dari Tn. S. tidak ada yang menderita penyakit keturunan,
sedangkan pada kelurga Ny.T. terdapat riwayat penyakit hipertensi yang diderita
oleh ayahnya. Ayahnya meninggal karena stroke sedangkan ibunya meninggal
karena kanker payudara.

III.

Pengkajian lingkungan

a.

Karakteristik rumah
Rumah keluarga T. S. merupakan rumah permanen dua lantai dengan luas 12 x 6
M2, lantai satu digunakan untuk tempat jualan sembako dan warung makan, lantai
dua terdapat ruang tamu, ruang keluarga dan ruang tidur, peletakan perabotan
tertata dengan rapi, ventilasi cukup, jenis septic tank permanen dengan jarak 11 M
dengan sumur, sumber air minum yang di gunakan PAM dan sumur
Denah Rumah :
Lantai 1

Lantai 2
10
8

9
7
6
4

Keterangan :
1.

1
6

3
4

b.

Warung
Makan

2.

Ruang
Keluarga
3.
Kamar
Tidur
4.
Kamar
Mandi
5.
Gudang
6.
Tangga
7.
Ruang

Karakteristik tetangga
Karakteristik dan komunitas setempat saling mendukung dan terbina interaksi
dengan baik.

c.

Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga hidup menetap.

d.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga setiap hari dapat berkumpul dan berinteraksi. Hubungan dengan
masyarakat cukup akrab namun jarang mengikuti kegiatan di masyarakat karena
kesibukan pekerjaan sehari-ari.

e.

Sistem pendukung keluarga

Selain anak ke dua yang sedang dirawat di rumah sakit kondisi kesehatan anggota
keluarga yang lain dalam keadaan baik. Keluarga mempunyai fasilitas yang dapat
mendukung apabila mengalami masalah kesehatan berupa mobil pribadi dan
dukungan psikologis dari saudara yang tempat tinggalnya berdekatan.
IV.

Struktur Keluarga
a.

Pola komunikasi keluarga


Bahasa sehari-hari yang digunakan di rumah maupun di masyarakat sekitarnya
adalah bahasa Indonesia, namun kadang-kadang bahasa jawa.

b.

Struktur kekuatan keluarga


Tn. S merupakan anggota kepolisian yang terbiasa menerapkan kedisiplinan
kepada anggota keluarganya sehingga dapat mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.

c.

Struktur peran
Tn. S selain sebagai kepala keluarga berperan juga sebagai anggota polisi, Ny. T
selain sebagai ibu rumah tangga berperan membantu penghasilan keluarga sebagai
penjual makanan dan sembako. Anak pertama selain sebagai pelajar SD berperan
embantu ibunya menjaga adiknya.

d.

Nilai atau norma keluarga


Keluarga terkadang masih menganut / menggunakan nilai dan norma suku jawa,
termasuk juga dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesehatan.

V.

Fungsi keluarga
a.

Fungsi afektif
Dalam keluarga Tn. S. antara ayah dan ibu serta anak dan kedua orang tua saling
menghargai, saling mendukung dan saling berinteraksi (harmonis)

b.

Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. S membina hubungan sosial yang baik dengan anggota keluarga dan
masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Keluarga Tn. S selalu mengajarkan disiplin
dalam lingkungan keluarganya.

c.

Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga Tn. S sudah mampu mengenalmasalah yang dapat menimbulkan


gangguan kesehatan tapi belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
d.

Fungsi reproduksi
Keluarga mempunyai 2 orang anak dan sudah mengikuti program Keluarga
Berencana.

e.

Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S tergolong keluarga sejahtera

VI.

Stres dan koping keluarga


a.

Stressor jangka pendek dan panjang


Saat ini keluarga Tn. S. mengalami stressor jangka pendek berupa anak keduanya
yang sedang dirawat di rumah sakit. Stressor jangka panjang yang dirasakan
adalah mendidik kedua anaknya.

b.

Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


Dalam mengatasi masalah, keluarga Tn. S berusaha meghadapinya dengan tenang
dengan mengutamakan komunikasi yang baik.

c.

Strategi koping yang digunakan


Keluarga menggonakan strategi koping beupa pendekatan spiritual dan
berkonsultasi dengan orang lain.

VII.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
KEPALA
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Gigi-mulut
LEHER
Tonsil
Kelenjar
DADA
Bentuk dada
Jantung
Paru

Tn. S

Ny. T

Olan

Zulfan

Hitam, ikal
TAK
TAK
TAK
Bersih

Hitam, ikal
TAK
TAK
TAK
Bersih

Hitam, ikal
TAK
TAK
TAK
Bersih

Hitam, ikal
TAK
TAK
TAK
Bersih

TAK
TAK

TAK
TAK

TAK
TAK

TAK
TAK

Simetris
S1/S2
TAK

Simetris
S1/S2
TAK

Simetris
S1/S2
TAK

Simetris
S1/S2
TAK

Gerakan
PERUT
Bising usus
Nyeri tekan
KULIT
Turgor
EKSTREMITAS
Gerakan
Kelainan
LAIN-LAIN
Tekanan darah
Denyut Nadi
Respirasi
Berat Badan

Simetris

Simetris

Simetris

Simetris

(+)
(-)

(+)
(-)

(+)
(-)

(++)
(+)

Baik

Baik

Baik

Menurun

TAK
TAK

TAK
TAK

TAK
TAK

TAK
TAK

130/80 mmHg
80 x/mnt
20x/mnt
70 Kg

110/80 mmHg

100/80 mmHg
80 x/mnt
20x/mnt
40 Kg

100 x/mnt
24 x/mnt
9,5 Kg

84 x/mnt
20x/mnt
57 Kg

ANALISA DATA
DATA
-

Ny. T mengatakan anak


keduanya (An. Z) mengalami
diare selama 3 hari sehingga harus
dirawat di rumah sakit.

Ny. T mengatakan botol


susu biasanya dicuci dengan air
panas, tapi kadang-kadang dicuci
dgn air dingin saja.

Ny. T mengatakan langsung


membawa anaknya ke RS karena
diare tidak berhenti selama 3 hari.

Anak kedua (An. Z) umur


10 bln, masih minum ASI dan
susu formula.

Saat ini An. Z masih diare,


terpasang infus RL

Tn. S. mengatakan bahwa


perawatan anaknya di RS saat ini
merupakan pengalaman pertama
dalam keluarganya

Tn. S mengatakan sejak


anak keduanya dirawat di rumah
sakit
tidak
dapat
bekerja
sebagaimana biasanya.

Ny. T tidak dapat berjualan


dan tidak dapat mengurus
keperluan
sehari-hari
anak
pertamanya.

Ny.
T.
Setiap
hari
mendampingi anaknya (An. Z) di
rumah sakit.

Tn. S mengatakan merasa


kasihan melihat anaknya dipasang
infus.

Ny. T menanyakan sampai


berapa lama anaknya harus
dirawat di RS

Ekspresi wajah
tampak tidak tenang.

Ny.

MASALAH KESEHATAN

MASALAH KEPERAWATAN

Anak kedua (An. Z)


menderita diare sehingga
harus hospitalisasi.

Gangguan keseimbangan cairan


dan elektrolit pada anak kedua
(an. Z) pada keluarga Tn S.
berhubungan dengan :
1.
Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota
keluarga / balita yang sakit.
2.
Ketidakmampuan
keluarga
memelihara
lingkungan rumah yang sehat.

Peran masing-masing
anggota keluarga terganggu

Perubahan peran dalam keluarga


Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga
mengenal peran.

Kecemasan

Kecemasan pada keluarga Tn. S


berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
mengenal prosedur tindakan dan
pengobatan penyakit pada An. Z.

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN


1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak kedua (an. Z)
Kriteria
Sifat3Masalah
Tidak/kurang
1
sehat
3
(3)
Kemungkinan
masalah dapat
2
diubah 2
2
Mudah (2)
Potensi
masalah
untuk
3

1
dicegah
3
Tinggi (3)
Menonjolnya
masalah
2
Harus
1
segera
2
ditangani (2)

Perhitungan

Skor
1
2
1
1

Jumlah

Pembenaran
An. Z menderita diare dan
keluarga menyadari masalah
kesehatan tersebut
An. Z telah mendapatkan terapi.
Status sosial ekonomi keluarga
dapat mendukung.
Keluarga
telah
mampu
mengenal masalah kesehatan
dan mengambil keputusan.
Keluarga tidak mampu merawat
anggota keluarganya yang sakit.

2. Kecemasan pada keluarga Tn. S


Kriteria
Sifat2Masalah
2
Ancaman
1
kesehatan
3
3 (2)
Kemungkinan
masalah dapat
2
diubah 2
2
Mudah (2)
Potensi
masalah
untuk
2 2

1
dicegah
3 3
Cukup (2)

Perhitungan

Skor

Menonjolnya
masalah
2
Harus
1
segera
2
ditangani (2)

Jumlah

4,3

Pembenaran
Keluarga
mampunyai
koping yang baik.

pola

Keluarga
dapat
menerima
penjelasan perawat tentang
prosedur tindakan/pengobatan.
Kondisi saat ini (hospitalisasi)
belum
pernah
dialami
sebelumnya.
Kecemasan dapat menimbulkan
gangguan dalam pemecahan
masalah.

3. Perubahan peran dalam keluarga Tn. S


Kriteria
Sifat2Masalah
2
Ancaman
1
kesehatan
3
3 (2)

Perhitungan

Skor

Kemungkinan
masalah dapat
1

2
diubah
2
Sebagian (1)
Potensi
masalah
untuk
2 2
1
dicegah
3 3
Cukup (2)
Menonjolnya
masalah
2

1
Harus
segera
2
ditangani (2)

Jumlah

Pembenaran
Perubahan
peran
dapat
mempengaruhi status kesehatan
anggota keluarga yang lain.
Keluarga belum pernah mengalami kondisi (hospitalisasi)
sebelumnya.
Keluarga mempunyai saudara
yang
tempat
tinggalnya
berdekatan.
Perubahan
peran
dapat
mengganggu ekonomi keluarga.

3,3

Berdasarkan hasil perhitungan bobot masalah di atas, maka urutan prioritas masalah
kesehatan keluarga Tn. S adalah sebagai berikut :
1.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak kedua (an. Z)

2.

Kecemasan pada keluarga Tn. S

3.

Perubahan peran dalam keluarga Tn. S = 3,3

= 4,3

=5

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


N
O
1

DIAGNOSA
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit pada anak kedua
(an. Z) pada keluarga Tn S.
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga
merawat
anggota keluarga / balita yang
sakit.

TUJUAN
TUPAN

TUPEN

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
cairan & elektrolit
terpenuhi

Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga (balita) yang
diare.

KRITERIA EVALUASI
KRITERIA
STANDARD
An. Z dapat
minum ASI dan
susu formula.
Tn. S & Ny. T
menunjukkan
perilaku untuk
memenuhi
kebutuhan cairan
dan elektrolit
pada anak yang
sakit.
Tn. S. & Ny. T
berpartisipasi
dalam program
perawatan sesuai
kondisi anak
yang sakit

Kecemasan keluarga berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal prosedur tindakan dan
pengobatan penyakit pada an. Z.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
maka keluarga
tidak mengalami
kecemasan

Diharapkan keluarga
dapat mengenal
tentang prosedur
tindakan dan
pengobatan pada
an. Z

Keluarga Tn. S
tidak
menunjukkan
kecemasan

An. Z
minum ASI setiap
2 jam dan minum
susu formula 2 x/
hari
Ny. S
memenuhi
kebutuhan cairan
an. Z dengan
pemberian ASI &
susu formula
dengan cara yang
benar.
-

Tn. S &
Ny. T selalu
memper- hatikan
dan melaporkan
kondisi anaknya

Keluarga
Tn S.
menunjukkan
ekspresi wajah
tenang
Keluarga
mengerti tentang
prosedur tindakan
dan pengobatan

INTERVENSI
1.

Kaji
pengetahuan keluarga tentang
pemenuhan kebutuhan cairan pada
anak yang diare.

2.

Diskusikan
tentang pentingnya pemberian ASI
dan susu formula pada anak yang
diare.

3.

Demonstrasik
an cara pemberian ASI dan susu
formula yang benar.

4.

Jelaskan pada
keluarga akibat yang dapat
ditimbulkan
apabila
anak
kekurangan cairan.

5.

Bimbing
keluarga untuk mengatasi diare
pada anaknya

6.

Berikan
pujian atas pendapat dan perilaku
yang benar.

1.

Kaji
pengetahuan keluarga tentang
faktor-faktor
yang
dapat
menimbulkan kecemasan.

2.

Jelaskan
kepada keluarga tentang manfaat
prosedur tindakan dan pengobatan
penyakit terhadap an. Z.

3.

Anjurkan

diare padan an. Z


-

Perubahan peran dalam keluarga


Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
mengenal peran.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
keluarga
tidak
mengalami
perubahan peran.

Diharapkan keluarga
mampu dalam
menjalankan
perannya masingmasing

Keluarga tetap
menjalankan
perannya
masing-masing

keluarga untuk menggunakan


mekanisme koping yang biasa
dilakukan.

Keluarga
dapat
berkomunikasi
efektif

Tn. S dapat tetap


menjalankan
tugasnya sebagai
polisi
Usaha warung
makan dan
sembako tetap
berjalan
sebagaimana
biasanya

1.
krisis peran
keluarga.

Kaji tentang
yang dihadapi

2.

Diskusikan
tentang kejadian, perasaan dan
situasi dengan keluarga.

3.

Memberikan
klarifikasi tentang ide-ide dan
kemampuan dalam menjalankan
peran

4.

Memberikan
motivasi dan antisipasi pada
keluarga dalam menjalankan
perannya masing-masing

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S


DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
MENGALAMI HOSPITALISASI

OLEH KELOMPOK II :
SYAIFUDIN
ARIF MULYADI
NASIR MUNA
M. ALI MAKAMINAN
ROSMIANI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2005

Вам также может понравиться