Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dosen Pembimbing :
Ibu Lina Asyifaah, SST
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Citra yulianti
Heni puspitasari
Rofiul aini
Siti ika wahyuni
Sulis kiswati
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ASKEB NEONATUS ini dengan judul PERKEMBANGAN PADA BAYI
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah ASKEB
NEONATUS progam studi D-III Kebidanan Rajekwesi Bojonegoro.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya bagi pembaca
umumnya.
PENULIS
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.....................................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian perkembangan...................................................................................
B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada bayi.......................................
C. Ciri-ciri perkembangan.......................................................................................
D. Prinsip-prinsip perkembangan............................................................................
E. Perkembangan selama masa bayi........................................................................
F. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus................................................
G. Perkembangan bahasa pada bayi........................................................................
H. Perkembangan kognitif bayi................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan dan perkembaga bayi merupakan suatu hal yang penuh teka-teki dan
pertanyaan karena bayi terlihat bagae mahlik yag perilaku umumnya tampak tidak
terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan tidak aman. Serta
hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orag bertanya-tanya
sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukan apakah dengan terdiamnya serta
kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam perhari bayi juga bias melihat,
mendengar dan merasakan rangsangan dari sekitarnya.
Sang ibu biasanya memliki permasalaha komunikasi degan bayinya. Ibu ingin
memenuhi kenyamanan dan keiginan bayi sepenuhnya namun kadang kita tidak tau
apa maksud dari tangisan bayi. Dalam makalah ini akan membahas mengenai
bagaemana sebenarya pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Sehingga kita
dapat memahami bagaemana dunia sang bayi tersebut dimana hal tersebut akan
mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi secara optimal.
B. TUJUAN
1. Menjelaskan definisi perkembangan pada bayi
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan pada bayi
3. Menjelaskan ciri-ciri perkembangan
4. Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan
5. Menjelaskan perkembangan selama masa bayi
6. Menjelaskan perkembangan bahasa pada bayi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perkembangan
perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, kuliahbidan.wordpress.com)
C. Ciri-ciri perkembangan
1. Perkembangan adalah prose yang kontinu sejak dari konsepai sampai maturitas
atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Pola perkembangan bayi adalah sama pada semua bayi, tetapi kecepatannya
3.
4.
5.
6.
pada
waktu
yang
berbeda,
menciptakan
periode
dari
Motorik kasar
Motorik halus
)
1
ke sisi lain.
menggenggam
dengan mainan.
menggenggam menghilang
Refleks menggenggam tidak ada.
menunduk ke depan.
4
duduk n\baik.
tangan.
dengan tegap.
Dapat membalik dari posisi
6
telungkup ke telentang
Bila akan menarik untuk posisi
Memegang botol.
mulut
Memindahkan objek dari satu tangan
ke tangan lain
sokongan
tungai bawah
Menggunakan ibu jari dan jari
10
perabot
Saat berdiri, mengangkat salah
11
12
meraih objek
Berjalan dengan satu tangan
dipegang
b.Perkembangan bahasa
Bahasa (language) ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah
habis dan adanya sebuah sistem aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis (invinite
generativity) ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat
bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan
aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif.
Sistem aturan bahasa mencakup :
a. Fonologi (phonologi) ialah study tentang bunyi-bunyian bahasa
b. Morfologi
(morphologi)
mengacu
pada
ketentuan-ketentuan
pengkobinasian morfem; morfem ialah rangkaian bunyi-bunyian terkecil
yang memberi makna kepada penggalan suku kata yang kita ucapkan dan
dengar.
c. Sintaksis (syntax) melibatkan bagaimana kata-kata dikombinasikan untuj
membentuk ungkapan dan kalimat yang dapat diterima
d. Semantik (semantics) mengacu kepada makna kata dan kalimat. Girl dan
woman misalnya, berbeda dalam hubungan usia.
e. Pragmatik (pragmatics)-kemampuan untuk melibatkan
diri
dalam
Bayi semakin sering mengulangi suara yang sama berulang-ulang, contohnya suku kata yang
sering didengar (mulai usia 8 bulan).
Bayi mulai menggumam dengan irama tertentu.
Mulai mengenali nama mereka (panggilan mereka).
Bayi sudah mulai dapat mengucapkan satu kata tertentu, meskipun masih belum terlalu jelas.
Bayi mulai meniru suara tertentu (bukan meniru pembicaraan), seperti mengecap-ecap bibir
atau mencoba membunyikan lidah (tongue clicking).
Usia 8-12 bulan
Bayi mulai meniru apa yang diucapkan ibu atau pengasuhnya
Bayi mengucapkan kata pertamanya (biasanya sekitar usia 9 bulan).
Bayi mendengarkan dengan seksama ketika Anda berbicara, dan sudah mulai mengerti arti
perintah sederhana seperti ayo kesini.
Bayi dapat mengucapkan satu atau dua kata secara konsisten (meskipun belum terlalu jelas).
Bayi dapat menunjuk satu gambar dalam buku.
Bayi dapat mengungkapkan setuju atau tidak dengan menganggukkan atau menggelengkan
kepala mereka.
Bayi mulai menyadari nama pengasuhnya dan akan bereaksi ketika nama pengasuhnya
disebut atau dipanggil.
Bayi mulai dapat berinteraksi secara verbal dengan pengasuhnya.
Bayi dapat menggunakan tiga atau empat kata untuk menamai benda yang sudah dikenalnya,
misalnya guguk untuk anjing.
Tahapan perkembangan di atas hanyalah tahapan tumbuh kembang bahasa bayi pada
umumnya. Bagaimanapun, karena setiap manusia termasuk bayi adalah unik, maka tahapan
perkembangan bahasanya bisa lebih cepat atau lebih lambat dari tahapan yang disebutkan di
atas. Ok moms and dads, semoga bermanfaat untuk anda dan untuk si buah hati.
c.PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kemampuan kognitif pada bayi mencakup kemampuan mental yang meliputi
berpikir, belajar, dan proses pemecahan masalah. Sama seperti kemampuan
yang lain, kemampuan kognitif pada bayi juga mengalami perkembangan dari
bulan ke bulan. Berikut adalah perkembangan kemampuan kognitif pada bayi
dari usia 1 bulan sampai dengan 12 bulan.
Usia 1 Bulan:
Tetap terbangun dari tidurnya untuk waktu yang cukup lama, artinya
jam tidur si kecil sekarang sudah mulai berkurang.
kain.
Dapat memproduksi suara sendiri untuk menarik perhatian dari
lingkungan sosialnya.
melihatnya isembunyikan.
Melihat-lihat gambar yang ada di buku, jadi sekarang anda mulai bisa
membelikan si kecil buku-buku bergambar.
d. PERKEMBANGAN SOSIAL
Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilajirkan dengan sifat social dan sebagian
tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang
lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar
dirinya, secara alamiah memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga
orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.
1). Mulainya Perilaku Sosial
Pada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik mereka
terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada bulan pertama atau
kedua sejak bayi dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan
mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda, sebagai contoh,
mereka tidak dapat membedakan dengan jelas antara suara manusia dan suara
lainnya.
Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala
bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi
secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi
sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang
ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka juga cukup
berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal suara. Akibat dari perkembangan ini,
ditinjau dari sudut kematangan, mereka telah siap untuk belajar bermasyarakat.
2). Reaksi Terhadap Orang Deewasa
Reaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang
dewasa merupakan hubungan social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan,
mereka memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas senyuman atau
berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan
tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman
sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan
pada pipi atau bibir bayi, dipandang sebagai awal perkembangan social.
Pada bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan sendiriran dan mereka berhenti
menangis jika diajak berbicara atau dialihkan perhatiannya dengan suara gemerincing atau
bunyi alat lainnya. Bayi mengenal ibunya dan orang-orang dekat lainnya dan menunjukkan
rasa takut terhadap orang dewasa yang dikenal dengan menangis atau memalingkan muka.
Pada bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan diangkat,
memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat ke arah orang yang
meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara dengannya, memperlihatkan
kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa bila diajak bermain,
Dari umur lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan
omelan, dan dapat membedakan antara suara yang ramah dan suara yang bernada marah.
Bayi mmengenal orang yang sudah akrab dengan tersenyum, daakutan memperlihatkan
ekspresi ketakutan yang jelas terhdap kehadiran orang yang tidak dikenal. Padausia enam
bulan, gerak social mereka semakin agresif. Sebagai contoh, bayi menarik rambut orang yang
membopongnya, mencekau hidung dan kacamatanya, dan meraba wajah orang tersebut.
Pada umur tujuh ata Sembilan bulan, bayi berusaha menirukan suara pembicaraan dan juga
menirukan perbuatan dan isyarat yang sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat menahan
diri untuk melakukan sesuatu sebagai reaksi atas kata-kata, jangan-jangan!. Mereka
memperlihatkan ketakutan dan ketidaksukaan kepada orang yang tidak dikenal dengan
menghindar dan menangis jika ada orang yang tidak dikenal mendekati mereka. Dari umur
15bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa dan
keinginan yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur dua tahun,
merekadapaat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti
membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.
Dengan demikian, jelas bahwa dalam jangka waktu yang relative pendek bayi berubah dari
anggota kelompok yang pasif, yang menerima perhatian lebih banyak dan memberikan
sedikit sebagai balasannya,menjadi anggota ynag aktif yang memprakarsai hubungan social
dan berpartisipasi dalam aktivitas keluarga. Mereka telah melewati masa tidak suka bergaul
dan tahap social dalam pola perkembangan.
3). Reaksi Terhadap Bayi Lain
Petunjuk pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi lain terjadi antara umur empat
dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada bayi lain atau memperlihatkan perhatian
pada tangis bayi lain. Hubungan yang ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam
bulan dan delapan bulan yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang
seringkali menimbulkan perkelahian. Antara umur Sembilan dan 13 bulan, bayi menyelidiki
bayi lain dengan cara menarik rambut atau bajunya, menirukan perilaku dan suara bayi lain,
dan untuk pertama alinya memperlihatkan kerja sama dalam penggunaan mainan. Jika sebuah
mainandiambil oleh bayi lain, biasanya bayi menjadi marah, berkelahi, dan menangis.
Reaksi social terhadap bayi lain dan anakanak berkembang pesatpada umur dua tahun. Pada
umur 12 dan 13 bulan, bayi tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau anak-anak.
Minat mereka berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan
pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir tahun kedua,
bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan social. Mereka bekerjasama
dengan teman bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas ke
teman bermain, dan melibatkan diri dalam permainan yang sederhana dengan anak-anak kecil
atau anak-anak yang lebih tua.
e. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pola Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala
pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat.
Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi
yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi
yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.
Seringkali sebelum lewatnya periode neonate, keterangsangan umum pada bayi yang baru
lahir dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan tentang kesenangan
dan ketidaksenangan. Reaksi yang tidak menyenangkan dapat diperoleh dengan cara
mengubah posisi secara tiba-tiba, sekonyong-konyong membuat suara keras, merintangi
gerakan bayi, membiarkan bayi mengenakan popok yang basah, dan menempelkan sesuatu
yang dingin pada kulitnya. Rangsangan semacam itu menyebabkan timbulnya tangisan dan
aktivitas besar. Sebaliknya, reaksi yang menyenangkan tampak jelas tatkala bayi menetek.
Reaksi semacam itu juga dapat diperoleh dengan cara mengayun-ayunkannya, menepuknepuknya, memberikan kehangatan, dan membopongnya dengan mesra. Rasa senang pada
bayi dapat terlihat dari relaksasi yang menyeluruh pada tubuhnya, dan dari suara yang
menyenangkan berupa mendekut dan mendeguk.
Bahkan sebelum bayi berusia satu tahun, ekspresi emosional diketahui serupa dengan
ekspresi pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, bayi menunjukkan berbagai macam reaksi
emosional yang semakin banyak, antara lain kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan
kebahagiaan. Reaksi ini dapat ditimbulkan dengan cara memberikan berbagai macam
rangsangan yang meliputi manusia serta objek dan situasi yang tidak efektif bagi bayi ynag
lebih muda.
Bukan hanya pola emosi umum yang mengikuti alur yang dapat diramalkan, tetapi pola dari
berbagai macam emosi juga dapat diramalkan. Sebagai contoh, reaksi ledakan marah (temper
tantrums) mencapai puncaknya pada usia antara dua dan empat tahun, dan kemudian diganti
dengan pola ekspresi yang lebih matang, seperti cemberut dan sikap Bengal.
2. Variasi dalam Pola Perkembangan Emosi
Terdapat variasi dari segi frekuensi, intesitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi,
dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir
dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia kanak-kanak.
Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena
mereka harus mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlenihan,
sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu,
karena anak-anak mengekang sebagian emosi mereka, emosi cenderung bertahan lebih
lamadaipada dengan jika emosi itu diekspresikan secara lebih kuat.
Variasi itu disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf intelektualnya, dan
sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang
emosional, dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Sedangkan ditinjau sebagai suatu
kelompok, anak-anak yang pandai bereaksi lebih emosional terhadap berbagai rangsangan
dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai. Mereka juga cenderung lebih mampu
mengendalikan ekspresi emosi.
Variasi dipengaruhi oleh reaksi social terhadap perilaku emosional. Apabila reaksi social ini
tidak menyenangkan, misalnya pada rasa takut atau cemburu, emosi tersebut akan jarang
tampak dan terwujud dalam bentuk yang lebih terkendali dibandingkan dengan apabila reaksi
social yang mereka terima menyenangkan.
Keberhasilan emosi yang memenuhi kebutuhan anak mempengaruhi variasi pola emosi. Jika
ledakan marah berhasil memenuhi kebutuhan anak akan perhatian dan memberikanapa yang
mereka inginkan. Mereka tidak hanya akan terus menggunakan perilaku tersebut untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Ditinjau sebagai suatu kelompok, anak laki-laki lebih sering dan lebih kuat mengekspresikan
emosi yang sesuai dengan jenis kelamin mereka, misalnya marah, dibandingkan dengan
emosi yang dianggap lebih sesuai bagi perempuan, misalnya takut, cemas, dan kasihsayang.
Rasa cemburu dan marah lebih umum terdapat dikalangan keluarga besar sedangkan rasa iri
lebih umum terdapat dikalangan keluarga kecil. Rasa cemburu dan ledakan marah juga lebih
umum dan lebih kuat dikalangan anak pertama dibandingkan dengan anak yang lahir
kemudian dalam keluarga yang sama.
Cara mendidik anak yang otoriter mendorong perkembangan rasa cemas dan takut sedangkan
cara mendidik yang (serba membolehkan) permisif atau demokratis mendorong
berkembangnya semangat dan rasa kasih saying. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang
berstatus social rendah cenderung lebih mengembangkan rasa takut dan cemas
dibandingkandengan mereka yang berasal dari keluarga yang berstatus social tinggi.
Ciri Khas Penampilan Emosi Anak
Rasa Takut
Rangsangan yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah suara yang keras,
binatang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri, rasa sakit, orangyang
tak dikenal, tempat dan obyek yang tidak dikenal.
Anak kecil lebih takut kepada benda-benda dibandingkan dengan bayi atau anak yang lebih
tua. Usia antara dua sampai enam tahun merupakan masa puncak bagi rasa takut yang khas
didalam pola perkembangan yang normal. Alasannya karena anak kecil lebih mampu
mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi, tetapi kurangnya pengalaman menyebabkan
mereka kurang mampu mengenal apakah suatu bahay merupakan ancaman pribadi atau tidak.
Dikalangan anak-anak yang lebih tua, rasa takut terpusat pada bahaya yang fantastis,
adikodrati (supernatural), dan samara-samar pada gelap dan mahluk imajinatif yang
diasosiasikan dengan gelap, pada kematian atau luka, pada berbagai elemen terutama guntur
dan kilat, serta karakter dalam dongeng, film, buku, komik, dan televisi. Anak yang lebih tua
mempunyai berbagai ketakutan yang berhubungan dengan diri atau status, mereka takut
gagal, takut dicemoohkan, dan takut berbeda dari anak lain.
Rasa Malu
Merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari hubungan dengan orang
lain yang tidak dikenal atau tidak sering berjumpa. Rasa malu selalu ditimbulkan oleh
manusia, bukan oleh binatangatau situasi. Studi terhadap bayi telah menunjukkan bahwa
selama pertengahan tahun pertama kehidupan, rasa malu merupakan reaksi yang hamper
universal terhadap orang yang tidak dikenalatau orang yang sudah dikenal tetapi memakai
baju atau tata rambut yang tidak seperti biasanya. Ketakutan terhadap orang yang tidak
dikenal yang menimbulkan rasa malu tampak pada perubahan sikap bayi setelah mereka
menjadi terbiasa mengenal kembali orang yang tadinya sudah dikenal. Kemudian, umumnya
bayi berhenti menangis dan bereaksi dengan ramah. Rasa malu dengan kehadiran orang yang
tidak dikenal sangat umum pada tingkat usia ini sehingga tingkat usia ini sering disebut
sebagai usia yang tidak dikenal (the strange age) atau periode ketakutan yang infantile.
Pada bayi, reaksi yang umum terhadap rasa malu ialah menangis, memalingkan muka, dari
orang yang tidak dikenal, dan bergayut pada orang yang sudah akrab untuk berlindung.
Hanya apabila mereka telah yakin bahwa tidak ada bahaya yang nyata barulah mereka mau
mendekati orang yang tidak dikenal itu.
Anak yang lebih tua menunjukkan rasa malu dengan muka memerah, dengan menggagap,
dengan berbicara sesedikit mungkin, dengan tingkah yang gugup sperti menarik-narik telinga
atau baju, dengan menolehkan wajah kearah lain dan kemudian mengangkatnya dengan
tersipu-sipu untuk menatap orag yang tidak dikenal itu. Mereka berusaha membuat diri
mereka sesedikit mungkin menarik perhatian dengan cara berpakaian seperti orang lainnya
dan berbicara sesedikt mungkin.
f. PERKEMBANGAN AGAMA
Pada fase ini juga belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang anak. Namun
isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan dalam hadis, seperti memperdengarkan
adzan dan iqamah saat kelahiran anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebenarya
membutuhkan
beberapa
rangsangan
tertentu
utuk
kembang
harus
menjadi
perhatian
bagi
pemerintah,
tenaga