Вы находитесь на странице: 1из 21

ASKEP DEFICIT PERAWATAN DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN
DEFICIT PERAWATAN DIRI
A.

PENGERTIAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai


dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Jadi,
1.

Defisit/kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas


perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

2. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
3.

Kurang perawatan diri : higiene adalah keadaan dimana individu mengalami kegagalan
kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri (Carpenito,
1977).
JenisJenis Perawatan Diri

A. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan


Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
B. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
C. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas
makan.
D. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

B.

ETIOLOGI

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

C.

MANIFESTASI KLINIS

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

d. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
D.

MEKANISME KOPING
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi diri, menarik diri
4. Intelektualisasi

E.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perawatan diri kurang: higiene berhubungan dengan menurunnya motivasi perawatan diri
2. Menurunnya motivasi perawatan diri berhubungan dengan menarik diri

E.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

I.

A. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.
B. Tujuan Khusus
a. TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
1) Kriteria evaluasi
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:
a). Wajah cerah, tersenyum
b). Mau berkenalan
c). Ada kontak mata
d). Menerima kehadiran perawat
e). Bersedia menceritakan perasaannya
2) Intervensi
a) Berikan salam setiap berinteraksi.
b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c) Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f) Buat kontrak interaksi yang jelas.
g) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h) Penuhi kebutuhan dasar klien.


b. TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
1) Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan
kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat
meningkatkan cara merawat diri.
2) Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
a) Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian
tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
b) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
c) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri.
d) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.
e) Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.
f) Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi
minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut,
gunting kuku jika panjang.
TUK III : klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
1) Kriteria evaluasi
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram
pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih seharihari, dan merapikan penampilan.
2) Intervensi
a) Motivasi klien untuk mandi.
b) Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar.
c) Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d) Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e) Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri,
seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f) Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat
gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

. TUK IV : klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.


1) Kriteria evaluasi

Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur
tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
2) Intervensi
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci
rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
e. TUK V : klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
1) Kriteria evaluasi
Klien selalu tampak bersih dan rapi.
2) Intervensi
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
TUK VI : klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
1) Kriteria evaluasi
Keluarga selalu mengingatkan halhal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga
menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga
membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
2) Intervensi
a) Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
b) Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam
menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
c) Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah
dialami di RS.
d) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri
klien.
e) Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
f) Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.
g) Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada
waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
II.

A. Tujuan Umum :
Klien mampu melakukan perawatan diri: higioene.
B.
1)

Tujuan khusus:

Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda kebersihan diri

Tindakan :
1.1.

Diskusikan bersama klien tentang pengertian bersih dan tanda-tanda bersih

1.2.

Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan hal yang positif.

2)

Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri

Tindakan :
2.1.

Bicarakan dengan klien penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri

2.2.

Diskusikan akibat dari tidak mau menjaga kebersihan diri

3)

Klien dapat menyebut higiene

Tindakan:
3. 1. Diskusikan bersama klien tentang manfaat higiene
3.2.

Bantu klien mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga kebersihan diri

4)

Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

Tindakan:
4. 1.

Diskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri: andi 2x sehari (pagi dansore)

dengan memakai sabun mandi, gosok gigi minimal 2x sehari dengan pasta gigi, mncuci
rambut minimal 2x seminggu dengan sampo, memotong kuku minimal 1x semnggu,
memotong rambut minimal 1 x sebulan
4.2. Beri reinforcement positif bila klin berhasil
5)

Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal


Tindakan:

5. 1.

Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri


5.2.

Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal

6)

Klien dapat melakukan perawatan diri higiene secara mandiri


Tindakan:

6. 1.
6.2.

Beri kesempatan klien untuk membersihkan diri secara bertahap

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah membersihkan diri


6.3

Bersama klien membuat jadwal menjaga kebersihan diri

6.4.

Bimbing klien untuk melakukan aktivitas higiene secara teratur

7)

Klien mendapat dukungan keluarga


Tindakan:

7. 1.

Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan diri melaluipertemuan
keluarga
7.2.

Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3.
Jakarta. EGC

WordPress.com weblog

Diposkan 1st December 2011 oleh Tio D' vertigo


0

Tambahkan komentar

T-you

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

LK Askeo dengan Masalah Waham Curiga


Askep Keracunan Makanan
Analisa Sintesa Pemasangan Kateter
February 1st, 2013
Sofware Penambah Saldo Rekening
T-you: PULSA SYARIAH
PULSA SYARIAH
TOKO HERBAL
WAZZUB
UNFORGETTABLE EXPERIENCE IN DIENG WONOSOBO
Keajaiban Dunia Sedekah, Aksara
ASKEP POST PARTUM
WAGNER SCALE
PENGAMBILAN DARAH ARTERI dan TOOLS
PENGAMBILAN DARAH ARTERI dan TOOLS

Logo BEM STIKES Karya Husada SMG


PERSONAL HYGIENE
Anfis SALURAN PENCERNAAN
ASKEP DEFICIT PERAWATAN DIRI
ASKEP STROKE
PERBEDAAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
ANEMIA IBU HAMIL
Sindrome Steven - Johnson (SSJ)
PEMPHIGUS VULGARIS
ASUHAN KEPERAWATAN UROLITHIASIS ( BATU GINJAL)
1

Askep BURSITIS
Askep Mastoiditis

Foto Talkshow HKN BEM KH SMG

Kegiatan BEM STIKES karya Husada (Sumpah Pemuda)

Kegitan BEM STIKES karya Husada (LDK)


Askep Sindrome Chusing

Foto Kegiatan BEM STIKES Karya Husada SMG

Asuhan Keperawatan pada Klien AMI (Acut Miocard Infark)


Asuhan Keperawatan Perdarahan saluran Cerna
1

LK Askeo dengan Masalah Waham Curiga


LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Nn.R
DENGAN MASALAH UTAMA WAHAM CURIGA

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Inisial klien
Umur

: Nn R

: 18 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SMA

Status Perkawinan

: Belum Kawin

Alamat

: Sambiroto No.1 Semarang

No. RM : 1166778
Tanggal masuk

: 27 Juni 2013

Diagnosa Medik

: Shizofrenia Paranoid

Penanggung jawab klien


Nama

: Tn. S

Alamat

: Sambiroto No.1 Semarang

Hubungan : Ayah
2. Alasan Masuk
3 minggu sebelum masuk RSJ, klien sulit tidur, tidak mau melakukan aktivitas, dan klien
sealu curiga terhadap orang yang ada di sekelilingnya. Nn R ada peningkatan gejala seperti
itu sejak di hianati oleh pasangannya.

3. Faktor Predisposisi
Klien sering menyendiri,
Klien merasa takut dan khawatir bila ada orang yang mencoba mendekati dirinya dan
berpura-pura baik pada dirinya sehingga klien menjauh dan menghindar.
Masalah keperawatan : Perubahan isi pikir : waham

4. Fisik
a.

Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

b. Tidak ada masalah yang dirasakan oleh klien.


Masalah keperawatan : -

5. Psikososial

S : 36,6o C

Keterangan :

= Wanita
= Laki-laki
=

Tinggal dalam satu rumah

= Klien
= Ayah (pernah mengalami gangguan jiwa)
= Meninggal

Di dalam keluarga klien ditemukan riwayat penyakit keturunan dengan gangguan jiwa.
Menurut keluarga klien, klien tidak pernah cerita tentang masalahnya, keluarga tidak pernah
berbincang-bincang serius dengan klien. Tetapi akhir-akhir ini klien ada masalah dan tidak
mau cerita dengan keluarga
Masalah keperawatan : koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
untuk berkomunikasi.

ambaran diri
Klien mengatakan bersyukur dengan kondisi tubuhnya.
Masalah Keperawatan : 2. Identitas diri
Klien merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara. Klien menyadari dirinya perempuan, masih
sekolah SMA.
Masalah keperawatan : 3. Peran diri

Klien merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara. Setelah pulang dari rumah sakit, klien ingin
melanjutkan sekolahnya lagi
Masalah keperawatan : 4. Ideal diri
Klien mengatakan selalu curiga terhadap orang lain dan menjauh serta menghindar ketika
ada orang mendekat ke dirinya yang berpura-pura baik
Masalah keperawatan : Ideal diri yang tidak realistis
5. Harga diri
Klien mengatakan semenjak di tinggal kekasihnya, klien sering menyendiri dan sedi, serta
merasa takut, khawatir.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : HDR
Klien mengatakan oang yang terdekat dengan klien adalah keluarganya. Sejak di khianati
kekasihnya, klien sering menyendiri, curiga dan menjauh serta menghindar ketika di dekati
orang yang berpura-pura baik kepadanya.
Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
Klien berpendapat sakitnya merupakan takdir dari tuhan.
Selama sakit klien tetap melakukan shalat 5 waktu.
Masalah Keperawatan : -

6. Status Mental

pilan
Penampilan klien agak rapi, bersih, berpakaian dengan tepat, berganti pakaian 2 kali sehari,
cara berjalan lambat, kontak mata kurang, pandangan mata sering tampak kosong, ekspresi
wajah gelisah.
Masalah Keparawatan : -

araan

as motorik

Saat dilakukan pengkajian klien dapat menjawab pertanyaan perawat, cara bicara klien
lambat, kadang berhenti sebentar di tengah kalimat untuk memikirkan jawaban.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal

Klien gelisah, bingung, pandangan mata tidak focus, sering


menoleh ke kanan/kekiri, terfokus pada satu tempat.
Masalah keperawatan :

erasaan
Klien mengatakan Sedih, ketakutan, khawatir dan putus asa.
Masalah keperawatan :

Afek klien sesuai dengan stimulus yang diberikan, saat bercerita tentang penyakit serta
masalah yang dipikirkan klien menunjukkan ekspresi wajah sedih.
Masalah Keperawatan : -

si selama wawancara
Klien kooperatif, kontak mata kurang, curiga, sering mengalihkan pandangan memandang
sekeliling/terfokus pada satu tempat, membicarakan hal yang tidak dapat dipahami oleh
perawat.
Masalah keperawatan

: Ganngguan komunikasi verbal

si
Klien mengatakan , klien sering mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya melakukan
sesuatu yang tidak baik (memecah kaca dan mengikuti suara sehingga klien keluyuran).
Halusinasi didengarnya saat klien melamun, saat mengalami halusinasi klien merespon
halusinasi tersebut dengan berbicara sendiri. Saat dilakukan pengkajian klien sudah tidak
pernah mendengar halusinasi akuistik lagi.
Masalah keperawatan :

Gangguan sensori persepsi : halusinasi


pendengaran

pikir
Pembicaraan klien dapat dimengerti perawat. Selama berinteraksi dengan perawat klien
sering mengalami Bloking.
Masalah keperawatan

: kerusakan komunikasi verbal

r
Isi pikir pasien selalu curiga kepada orang lain yang merasa baik kepadanya
Masalah keperawatan : Perubahan isi pikir : waham curiga

t kesadaran
Klien tampak bingung, pandangan mata tidak focus, sering menoleh ke kanan/kekiri.
Orientasi tempat, waktu dan orang cukup baik.
Masalah keperawatan : -

i
Daya ingat jangka panjang klien baik, klien dapat mengingat tahun lahir, umur saat adiknya
lahir.
Data ingat jangka pendek klien cukup baik, Klien dapat mengingat terakhir kali pergi ke
rumah kakak sepupunya sekitar 1 minggu yang lalu.
Daya ingat saat ini klien jelek, klien tidak dapat mengingat nama perawat, karena klien selalu
curiga terhadap orang lain.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir : daya ingat saat ini

t konsentrasi & berhitung


Konsentrasi klien mudah teralih, jika terdapat hal yang menurut klien menarik, klien
mengalihkan perhatiannya, klien sering tampak bingung memandang sekeliling.
Klien dapat mengitung umur klien (mengurangi tahun sekarang dengan tahun lahir klien).
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir : ketidakmampuan
berkonsentrasi.

mpuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana, saat diberikan pilihan mau istirahat atau
tetap ngobrol klien memilih untuk mengobrol.
Masalah keperawatan :

lik diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, tetapi Klien tidak tahu kenapa dibawa ke
Rumah Sakit.
Masalah keperawatan : -

7. Kebutuhan Persiapan Pulang

Bantuan minimal, Klien makan 3 kali sehari dengan menu yang di sediakan dari Rumah
Sakit, saat makan klien habis 1 porsi, klien makan dengan menggunakan sendok. Klien
mampu menyiapkan dan membersihkan peralatan makan sendiri.
Masalah Keperawatan : -

AK
Klien tidak membutuhkan bantuan untuk BAB/BAK.
Masalah keperawatan : -

Tubuh klien cukup bersih, tidak bau. Selama di Rumah Sakit, klien mandi 2 kali sehari tanpa
bantuan, ganti baju 1 kali sehari, mengosok gigi 2 kali sehari, selama di Rumah Sakit klien
sudah mencuci rambut 2 kali.
Masalah Keperawatan : -

aian/berhias
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri secara tepat, pakaian sesuai dengan pasangannya.
Setiap klien mandi klien mengganti bajunya. Klien menggunakan alas kaki (sandal).
Dandanan klien cukup rapi.
Masalah Keperawatan : -

t dan Tidur
Menurut klien, selama di Rumah Sakit sehari klien tidur selama + 8 jam, tidur malam mulai
jam 20.00 04.00 WIB. klien akan tidur jika merasa ngantuk, klien tidak pernah tidur siang
dengan alasan biar dapat tidur malam dengan nyenyak. Aktivitas pasien setelah bangun tidur,
sholat dan mandi.
Masalah Keperawatan : -

naan obat
Selama di Rumah Sakit klien mendapat obat oral stelanin 3 x 5 mg diminum 3 kali sehari,
THP 2 x 2 mg, minum obat 2 kali sehari pagi dan sore setelah makan. Obat yang didapatkan
oleh klien merupakan obat penenang, efek dari obat tersebut adalah berpikir tenang, bisa
tidur tidak gelasah. Efek samping lidah dan badan kaku, ngiler.
Setelah diberi obat oleh perawat Klien dapat meminum obat sendiri.
Masalah Keperawatan : -

araan kesehatan
Klien memerlukan perawatan lanjutan, dan system kesehatan pendukung.
Klien mengatakan nanti setelah pulang insyaAllah rajin kontrol
Masalah keperawatan : -

n di dalam rumah
Menurut klien, mencuci pakaian sendiri, menjaga kebersihan rumah.
Masalah keperawatan : n diluar rumah
Klien mengatakan biasanya dirumah klien akan membantu keluarga untuk bersih bersih
rumah.
Masalah keperawatan : -

8. Mekanisme Koping

Menurut klien, sejak dulu pasien pendiam tidak pernah menceritakan masalah yang
dialaminya.
Jika ada yang berpura-pura baik kepadanya, klien selalu menghindar.
Masalah keperawatan : mekanisme koping Maladaptif
9. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Menurut klien, keluarganya sangat harmonis hubungan dengan lingkungan tetangga baik.
Menurut klien, dia selalu rajin mengerjakan tugas tugas dari sekolah.
Masalah keperawatan : 10. Pengetahuan
Klien tidak mengetahui sakit apa yang sebenarnya dialami oleh klien, bagaimana cara
mengatasinya.
Masalah keperawatan
: Kurang pengetahuan tentang penyakit dan
Cara mengatasi.
11. Aspek Medik
a. Diagnosa Medik
b. Terapi medik

: Skizofrenia paranoid
: Stelazin
3 x 5 mg
Thrihexipenydil

2 x 2 mg

Program ECT Konfensional 3 kali

12. Analisa Data


Tanggal/
Jam
27/06/13

Data Focus
S:

Masalah
Perubahan

isi

pikir

Jam 08.30

Menurut keluarga, klien tidak mau Waham Curiga


melakukan aktivitas
Klien selalu curiga kepada orang
sekelilingnya
O:
Klien menyendiri, merasa takut dan
khawatir

bila

orang

mencoba

mendekati dirinya.
Klien tampak bingung, curiga dan
sedih
27/06/13

O:

Kerusakan

Jam 08.30

Klien kooperatif, kontak mata kurang, verbal.

komunikasi

curiga, sering mengalihkan pandangan


memandang sekeliling/terfokus pada
satu tempat, membicarakan hal yang
tidak dapat dipahami oleh perawat

12.07.05

S:

Perubahan persepsi sensori

Jam 08.30

Klien mengatakan , klien sering : halusinasi pendengaran


mendengar

bisikan-bisikan

yang

menyuruhnya melakukan sesuatu yang


tidak

baik

mengikuti

(memecah
suara

kaca

sehingga

dan
klien

keluyuran). Halusinasi didengarnya


saat klien melamun, saat mengalami
halusinasi klien merespon halusinasi
tersebut dengan berbicara sendiri. Saat
dilakukan pengkajian klien sudah
tidak pernah mendengar halusinasi
akuistik lagi.
O:
Klien sering memandang terfokus
pada satu tempat/benda.

12.07.05

S:

Isolasi sosial : menarik

Jam 08.30

Keluarga klien mengatakan sejak di diri.


khianati

pasangannya,

selalu

menyendiri.
O:
Klien sering tampak diam, menjauh
danmenghindar bila di dekati dengan
orang lain, memandang terfokus pada
satu tempat.
12.07.05

S:

Jam 08.30

Klien

Perubahan konsep diri :


mengatakan

tinggal

kekasihnya,

semenjak
klien

di

sering

menyendiri dan sedi, serta merasa


takut, khawatir.
O:
Kontak mata kurang

Klien gelisah, bingung, kontak mata


kurang.

13. Masalah Keperawatan


1. Perubahan isi pikir : Waham Curiga
2. Perubahan konsep diri : HDR
3. Ideal diri yang tidak realistis
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
5. Isolasi sosial : menarik diri
6. Kerusakan komunikasi verbal
7. Perubahan proses pikir : ketidakmampuan berkonsentrasi.
8. Mekanisme koping : Maladaptif
9. Perubahan proses pikir : Blocking

HDR.

10. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan Cara mengatasi.


11. Perubahan proses pikir : daya ingat saat ini.
14. Pohon Masalah

15.

Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi social : Menarik diri b.d waham curiga


2. Perubahan isi pikir : waham curiga b.d gangguan konsep diri : HDR
3. Halusinasi pendengaran b.d gangguan konsep diri : HDR
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d Isolasi sosial : menarik diri
5. Kerusakan komunikasi verbal b.d halusinasi pendengaran
Diposkan 1st September 2013 oleh Tio D' vertigo
0

Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Вам также может понравиться