Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan
lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan
atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab
lainnya(Sarwono, 2006: 22).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada
kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak
langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian
obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau
penanganannya. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab
ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan
oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau
persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia,
malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum. (Sarwono, 2006: 22)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahanperubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada
primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan
kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga,
kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi
pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya terjadi
pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan
dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih
mengalaminya hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009) .
B. Tujuan Masalah
1
Untuk mengetahui :
A. Pengertian Hiperemesis gravidarum
B. Etiologi Hiperemesis gravidarum
C. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
D. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum
E. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil, sampai mengganggu kegiatan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, sebagai akibatnya terjadi dehidrasi.
Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia gravidarum
yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-12) dapat mengakibatkan
gangguan tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2007).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes normal
yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal
dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan. (Varney, 2007)
Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus dan
muntah sering, cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik. (Llwellyn, 2011)
B. Etiologi
Penyebab pasti keluhan mual dan muntah selama kehamilan masih belum
jelas. Sebagian besar bukti memperlihatakan bahwa keadaan ini disebabkan oleh
perubahan kadar hormone yang sangat cepat. Fluktuasi ini mengakibatkan
perubahan pada pola konstraksi dan relaksasi otot polos lambung dan usus
sehingga menyebabkan keluhan mual dan muntah.
Hormone yang berperan dalam kejadian ini adalah human chorionic
gonadotropin (hCG), estrogen, dan progesterone. Kadar abnormal dari hormone
tiroid di jumpai pada hiperemesis gravidarum, meskipun hubungan sebab akibat
dalam hal ini tidak jelas. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa keluhan
mual muntah ini semakin hebat bila kadar gula darah rendah peneliti juga
menemukan kenyataan bahwa wanita yang mengalami komplikasi mual akibat
pemakaian pil kontrasepsi oral, migraines, atau mabuk kendaraan memiliki resiko
tinggi untuk mengalami keluhan hiperemesis gravidarum.
oksidasi lemak tidak sempurna, dan terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.
Mual dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darahturun. Dehidrasi juga menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang.
Selain terjadi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, terjadi pula
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) yang
berakibat perdarahangastrointestinal (Mansjoer,2000).
D. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum tingkat I
a. Termasuk tingkat ringan
b. Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau
makan, berat badan turun dan nyeri pada epigastrium, denyut nadi
meningkat, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering serta
mata cekung.
Hiperemesis Gravidarum tingkat II
a. Termasuk tingkat sedang
b. Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita
lebih parah, apatis, turgor kulit mulai buruk, lidah kering dan kotor. Nadi
teraba lemah dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat
badan turun, mata cekung tekanan darah menurun, hemikonsentrasi,
oliguri dan konstipasi, dapat juga terjadi aseton uria, serta nafas bau
aseton.
Hiperemesis Gravidarum tingkat III
a. Termasuk tingkat berat
b. Keadaan umum buruk, kesadaran angat menurun, samnolen sampai
koma, nadi teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik dan
tekanan darah turun, serta terjadi ikterus. Jika sampai timbul komplikasi
dapat berakibat fatal, berupa: mempengaruhi susunan saraf pusat,
ensefalopati wernicke, dengan adanya nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental.
E. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DGN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengkajian
1. Pengkajian Data Subjektif
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ;
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah
makan, nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat
pemeriksaan antenatal, dan komplikasi
d. Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya
mual dan muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya.
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan I
Kriteria Hasil:
Intervensi:
a. Kaji status intake dan output cairan
R/ Pengkajian tersebut menjadi dasar rencana askep dan evaluasi
intervensi
b. Timbang BB setiap hari
R/ Penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan
c. Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamin
R/ mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan
asam basa
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan
perlahan
R/ Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan toleransi klien
2. Diagnosa Keperawatan II
Kriteria Hasil:
Intervensi:
a. Batasi intake oral selama 24 48 jam
10
Mengurangi
muntah
dan
membuat
tenang
sehingga
mengurangi nyeri
4. Diagnosa Keperawatan IV
Kriteria Hasil
Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai
kemampuan
Intervensi:
a. Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat yang cukup
R/ Menghemat energy dan meminimalkan kelelahan uterus
b. Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang
R/ Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma dan
meringankan klien dalam memenuhi kebutuhannya
c. Bantu Klien dalam memenuhi kebersihan diri
R/ Kebersihan diri dapat meningkatkan kenyamanan dan
menumbuhkan kondisi sehat serta sejahtera
5. Diagnosa Keperawatan V
Kriteria Hasil:
11
klien
untuk
mengungkapkan
perasaaan
dan
kekhawatirannya
R/ Ditakutkan akan berdampak buruk terhadap kondisi janin
c. Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya dan
mekanisme koping
R/ Dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi
penyakit dan efek-efeknya
d. Beri klien informasi tentang risiko potensial yang dapat terjadi
pada janinnya
R/ Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat
membantunya menghilangkan rasa takut.
D. Evaluasi Keperawatan
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Frekuensi dan beratnya muntah
3. Intake oral
4. Pengetahuan dan kesanggupan klien untuk mengikuti diet yang telah
5.
6.
7.
8.
9.
diprogramkan
Tingkat nyeri epigastrium
Kemampuan dalam beraktivitas
Kebersihan membrane mukosa oral
Mekanisme koping dalam penerimaan kehamilan
Perasaan dan kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin meliputi
TFU dan DJJ
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil, sampai mengganggu kegiatan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, sebagai akibatnya terjadi dehidrasi.
Penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya factor hormonal,
gastrointestinal dan psikososial.
Hiperemesis terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu :
Hiperemesis Tipe I
Hiperemeis Tipe II
Hiperemesis Tipe III
B. Saran
1. Untuk mencegah supaya tidak terjadi hiperemesis gravidarum, maka ibu
bisa
melakukan
di
antaranya
banyak
memakan
makanan
yang
13
DAFTAR PUSTAKA
Medford Janet. 2011. Kebidanan Oxford
14