Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PELATIHAN DASAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


YANG DISELENGGARAKAN OLEH
PERHIMPUNAN PENGENDALIAN INFEKSI INDONESIA CABANG JAKARTA
(PERDALIN JAYA)
DI JAKARTA
TANGGAL 28 SEPTEMBER 1 OKTOBER 2015

DISUSUN OLEH :
dr. Josepb Nugroho Halomoan Simarmat
Uray Chandra dwiza, S.Kep.,Ns

RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK


2015

A. Latar Belakang
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
merupakan

saran

kesehatan

yang

memberikan

pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran dan tanggung jawab


dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
Rumah sakit dan Pelayanan Kesehatan lainnya dituntut dapat
memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel dan transparan
kepada masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pasien yang menerima pelayanan kesehatan dan tenaga
kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan serta masyarakat
sekitar Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
dihadapkan

dengan

risiko

terjadinya

infeksi

akibat

tindakan

pelayanan kesehatan. Diperkirakan 1,4 juta setiaap saat terjadi


infeksi di seluruh dunia, yang dapat meningkatkan motalitas dan
morbiditas.
Untuk
kesehatan

mencegah
maka

terjadinya

perlu

diterapkan

infeksi

terkait

upaya

pelayanan

Pencegahan

dan

Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan


lainnya, yang diselenggarakan oleh tim ataupun komite PPI yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program PPI meliputi pengkajian,
perencanaan,

pelaksanaan,

monitoring

dan

evaluasi

serta

pembinaan.
Dalam menyelenggarkan program PPI, para anggota PPI
dituntut untuk memahami dengan baik hal-hal yang terkait dengan
PPI sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik
dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, untuk itu perlu adanya
pelatihan PPI untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit maupun
Fasilitas Kesehatan Lainnya.

B. Tujuan Kegiatan Pelatihan


Tujuan dari mengikuti pelatihan PPI ini adalah menambah
wawasan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam memahami PPI
agar dapat diimplementasikan di Rumah Sakit yang pada akhirnya
diharapkan dapat mencegah atau meminimalkan insiden rate infeksi
terkait pelayanan kesehatan pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat sekitar Rumah Sakit sehingga mutu layanan kesehatan
meningkat.
C. Laporan Hasil Kegiatan
- Hari pertama 28 September 2015
1. Konsep Dasar PPI
Resume materi :
PPI dibentuk untuk mencegah

terjadinya

infeksi

nosokomial atau yang sejak tahun 2007 telah diubah oleh


WHO menjadi Healthcare-Associated Infections (HAIs) yaitu
infeksi yang terjadi selama amasa perawatan di Rumah Sakit
atau di fasilitas kesehatan lain, dimana pasien pada saat
masuk tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi,
termasuk

infeksi

muncul

setelah

pasien

pulang

dari

perawatan, juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi


di pelayanan kesehatan. Diharapkan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi mutu pelayanan dan keselamatan pasien
meningkat.
Kegiatan yang dilakukan PPI menurut JCI 2014 adalah
Pembuatan

program,

Surveillance,

Monitoring,,

Isolation

Precaution, dan Education. Standar kewaspadaan utama


menurut JCI terdiri dari :
- Kebersihan tangan
- Alat pelindung diri

- Pengelolaan sampah dan benda tajam


- Prosedur isolaasi
- Pengendalian lingkungan
- Pengelolaan linen/laundry
- Desinfeksi dan sterilisasi
- Keselamatan petugas kesehatan
- Prosedur pungsi lumbal
- Etika Batuk
-Penyuntikan yang aman
2. Infection Control Risk Assesement (ICRA)
Merupakan bagian dari proses penyusunan rencana strategis
(Renstra) program pencegahan dan pengendalian infeksi
rumah sakit.
Tiap organisasi harus melakukan pengkajian risiko infeksi yang
spesifik. Penilaian ini disusun untuk merancang prioritas
program

PPIRS,

proses

penilaian

risiko

dilakukan

terus

menerus dengan perubahan focus setiap tahun, laporan


perkembangannya dapat melacak
PPIRS
3. Peran

dan

Fungsi

Infection

keberhasilan program
Prevention

Control

Nurse(IPCN)& IPCN Link


IPCN adalah perawat bagian dari komite atau tim PPI yang
bekerja purna waktu untuk bekerjasama dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan perbandingan 1 IPCN dengan
100 tempat tidur.
Peran dan fungsi IPCN :
o Mengunjungi area klinik
o Surveilor
o Investigator
o Manajer
o Edukator
o Konsultan
o Auditor
o Advokator
o Koordinator
o Komunikator
o Motivator
o Evaluator
Tugas dan fungsi IPCLN :
- Melengkapi pengisian & mengumpulkan formulir surveilans
di unit masing-masing

Memberi

motivasi

dan

teguran

tentang

pelaksanaan

kepatuhan terhadap pengendalian infeksi pada setiap personil


ruangan
- Memberitahu kepada IPCN apabila ada kecurigaan infeksi
pada pasien
Memberitahu hal-hal baru tentang PPI ke unit masing-masing
4. PPI Tuberkulosa
4 Pilar PPI TB yaitu :
o Dukungan manajerial

Komitmen

manajer

untuk

mendukung program dengan menggunakan anggaran,


fasilitas, sosialisasi
o Administratif : Menurunkan risiko ekspose dengan TemPO
(temukan, pisahkan, obati)
o Pengendalian lingkungan : dirawat di ruangan terpisah,
mencegah penyebaran dan menurunkan konsentrasi dari
droplet nuclei, mengontrol sumber infeksi, mendilusi dan
mengeluarkan udara yang terkontaminasi serta mengontrol
aliran udara
o Perlindungan diri : Menurunkan risiko saat ekspose dengan
menggunakan APD
5. Hand Hygiene
Handa hygiene atau kebersihan tangan merupakan suatu
prosedur utama dan sangat penting dalam mencegah HAIs,
yang wajib dilakukan oleh semua petugas di Rumah Sakit.
Untuk mengetahui derajat kepatuhan petugas kesehatan
terhadap

hand

hygiene

harus

dilakukan

audit

secara

terjadwal, dan untuk meningkatkan kepatuhan Hand Hygiene


diperlukan fasilitas, edukasi dan pemantauan serta hasil audit
kepatuhan di feedbackkan ke unit kerja
-

Hari Kedua 29 September 2015


1. Program
pengendalian
resistensi
Penggunaan antibiotic secara rasional

antimikroba&

- Dilakukan oleh komite farmasi dan terapi : Pengedalian


pedoman penggunaan antibiotic & surveillance penggunaan
antibiotic.
Dilakukan oleh komite PPI : Pengendalian penyebaran
mikroba resiten
- Dilakukan oleh Pelayanan Mikrobiologi Klinik : Laboratorium
mikrobiologi, Kosnsultasi/ Visitasi/ Patient Care, Infomasi Pola
kuman
- Dilakukan oleh Pelayanan farmasi klinik : Pengelolaan dan
penggunaan

antibiotik,

konsultasi

dan

konseling

obat

antibiotic
Penggunaan antibiotik secara rasional dilakukan dengan :
a. Apakah pasien benar-benar membutuhkan antibiotik
b. Membuat daftar antibiotic yang potensial
c. Cocokkan
dengan
antibiotic
yang
sebelumnya
digunakan, apakah pathogen sudah resisten dengan
antibiotic sebelumnya
d. Memastikan antibiotic benar-benar masuk tepat pada
lokasi infeksi
e. Memastikan ada tidaknya kontraindikasi antibiotic
f. Menentukan dosis & cara pemberian antibiotic yang
tepat
g. Memilih antibiotic yang pasling efektif biaya
2. Dekontaminasi

(Pembersihan,

sterilisasi)
Dekontaminasi
menghilangkan

atau

adalah

disinfeksi,

suatu

memusnahkan

proses

mikroorganisme

dan
untuk
dan

kotoran yang melekat pada peralatan medis bekas pakai


sehingga aman untuk pemakaian berikutnya.
Proses dekontaminasi terdiri dari :
- Pembersihan (Menggunakan sabun atau detergen
enzymatic, bilas, tiriskan, dan keringkan)
- Disinfeksi :
a. Disinfeksi tingkat rendah untuk peralatan non
kritikal
b. Disinfeksi tingkat tinggi untuk peralatan semi kritikal
- Sterilisasi untuk peralatan kritikal (masuk jaringan
tubuh atau system vascular), dalam sterilisasi perlua

adanya SPO, pemeliharaan atau kalibrasi alat secara


rutin serta adanya dokumentasi, monitoring serta
evaluasi.
3. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
APD adalah pakaian khusus atau perlatan yang dipakai
petugas

untuk

memproteksi

diri

dari

bahaya

phisikal,

chemical, dan biologis atau bahan infeksius.


Konsep utama penggunaan APD yaitu :
- Alat pelindung diri merupakan bagian dari kewaspadaan
standar
- Penggunaan APD bertujuan untuk memutus mata rantai
infeksi
- Penggunaan APD harus sesuai indikasidan segera dilepas jika
telah selesai digunakan/tindakan
4. PPI Daerah Operasi
Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi akibat
prosedur pembedahan.
Dalam pencegahan IDO perlu diterapkan sistem BUNDLES
yaitu kumpulan intervensi konsep ilmiah yang dapat dipercaya
dan

implementatif

mencegah

HAIs.

Beberapa

langkah

terobosan perubahan untuk pencegahan mencegah IDO :


o Tingkatkan disiplin tim bedah
o Tingkatkan tekhnik asepsis
o Perbaikan perawatan luka operasi di bangsal
o Stop pencukuran, gunakan clipper
o Berikan antimikroba profilaksis
o Control kadar gula darah
o Kolaborasi multi disiplin
5. PPI pada Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih sering dikaitkan dengan pemasangan
kateter urine, strategi pencegahan utama infeksi terdiri dari :
a. Pasang kateter hanya atas indikasi
b. Lama pemasangan hanya selama diperlukan
c. Hanya boleh dilakukan oleh orang terlatih
d. Pemasangan kateter dengan tekhnik aseptic menggunakan
peralatan steril
e. Pertahankan drainase dengan sistem tertutup
f. Pertahan aliran urine selalu lancaar

g. Lakukan

selalu

hand

hygiene

sebelum

dan

sesudah

tindakan
6. PPI Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Tujuannya adalah mengurangi / meminimalkan

tingkat

kejadian infeksi aliran darah primer di semua ruang perawatan


pasien dengan penerapan BUNDLES.
BUNDLES dalam pencegahan IADP terdiri dari :
a. Kebersihan tangan
b. Pencegahan dan perlindungan secara maksimal (sterilitas)
c. Pemakaian antiseptic Chlorhexidin
d. Pemilihan lokasi insersi secara optimal
e. Review harian
Dengan implementasi bundles diayakini dapat menurunkan
angka kesakitan, kematian, lama rawat di ICU maupun RS
dan menghemat biaya.
7. Kesehatan dan keselamatan petugas
Program Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
yaitu :
- Perencanaan yang dibuat oleh pimpinan RS
- Program ini mengacu pada kebutuhan staf
- Terkait dengan program mutu dan keselamatan RS
- Kebijakan pencegahan penularan infeksi terhadap petugas
kesehatan, misalnya pemberian imunisasi
- Kebijakan tentang evaluasi, konseling, dan tindak lanjut
terhadap staf yang terpapar penyakit infeksius
8. Pencegahan dan pengendalian infeksi di ICU
Strategi PPI di ICU yaitu :
- Pengendalian lingkungan : jarak minimal tempat tidur 1,8 2
meter, memiliki ruang isolasi, fasilitas hand hygiene dan
pengering tangan yang memadai, jika memungkinkan ada
cairan hand rubs di setiap tempat tidur.
- Pengendalian administrative : Mengidentifikasi kondisi pasien
- Surveilans
- Kewaspadaan isolasi : Hand hygiene, penggunaan APD
- Pengendalian antibiotic : batasi penggunaan antibiotic, terapi
-

berdasarkan kultur, penggunaan secara rasional


Hari Ketiga, 30 September 2015
1. Manajemen lingkungan rumah sakit
Ruang lingkup manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit
yaitu :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Penyehatan ruang bangunan & halaman rumah sakit


Persyaratan gygiene dan sanitasi makanan dan minuman
Penyehatan Air
Pengelolaan limbah
Pengelolaan tempat pencucian linen
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
Persyaratan pengamanan radiasi
Upaya promosi kesehatan lingkungan
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat

diminimalkandengan :
o Melakukan pembersihan rutin sesuai SPO sevara rutin dan
memilih bahan pembersih yang tepat serta berkualitas baik
o Melakukan pemeliharaan peralatan medis dengan tepat
o Mutu air bersih selalu terkontrol serta mempertahankan
ventilasi udara dalam keadaan baik
2. PPI dalam pengelolaan laundry
a. Unit laundry harus mempunyai SPO yang jelas dan
dipahami oleh semua petugas
b. Tersedia APD yang sesuai
c. Petugas unit laundy harus mendapat pelatihan dan secara
rutin dilakukan pengawasan
d. Petugas laundry wajib menggunakan APD pada saat bekerja
e. Petugas laundry harus mendapatkan vaksinasi
f. Penggelolaan linen yang benar, baik di ruangan maupun di
unit laundry dapat memutus mata rantai transmisikuman dan
menghasilkan linen yang higienis dan siap pakai.
g. Linen yang bersih dapat memuaskan dan memberi rasa
aman kepada petugas, pasien sehingga meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.
3. Manajemen PPI dalam akreditasi versi 2012
Fokus area PPI dalam akreditasi yaitu :
o Program kepemimpinan dan koordinasi
o Fokus dari program
o Prosedur isolasi
o Teknik pengamanan dan hand hygiene
o Integrasi program dengan peningkatan mutu
keselamatan pasien
o Pendidikan staf tentang program PPI

dan

4. Dasar-dasar desain dan ventilasi rumah sakit


Yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem ventilasi :
o Mempertahankan kualitas udara dalam ruangan/

IAQ

(indoor air quality)


o Memastikan pelaksanaan PPI untuk melindungi pasien dari
kemungkinan terkena infeksi lain selama di RS
o Mengatur temperature, kelembaban, arah dan kecepatan
aliran udara
o Mencegah polusi
o Memanfaatkan udara dan cahaya alamiah semaksimal
mungkin
o Mengupayakan pasien segera pulih dan bias dipulangkan
5. Dasar surveilans HAIs
Surveilans adalah pengumpulan data kesehatan yang penting
secara terus menerus sistematis, analisis dan interpretasi
serta didesiminasikan kepada pihak yang berkepentingan
secara

berkala

pelaksanaan

dan

untuk

digunakan

evaluasi

suatu

dalam

perencanaan,

tindakan

pelayanan

kesehatan.
Tujuan dilakukan surveilans adalah :
o
o
o
o
o
o
o

Memperoleh data dasar


Kewaspadaan dini KLB
Menilai standar mutu pelayanan
Sebagai sarana mengidentifikasi malpraktek
Menilai suatu keberhasilan program PPI
Meyakinkan para klinisi
Sebagai suatu tolak ukur akreditasi

6. Manajemen limbah medis dan benda tajam


- Pengelolaan limbah medis dan benda tajam merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan
layanan kesehatan lainnya dalam pencegahan penularan
infeksi
- Limbah benda tajam dapat mengakibatkan luka tusuk yang
akan mengakibatkan penularan penyakit dan harus menjadi
perhatian khusus dari manajemen
- Pengelolaan limbah yang baik harus sesuai SPO

- Training untuk pengelola limbah secara berkesinambungan


merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan limbah.
-

Hari Keempat, 1 Oktober 2015


1. PPI pada Pelayanan kesehatan GIGI dan Mulut
Ruang klinik yang dianjurkan :
o Ruangan cukup luas
o Mudah dibersihkan
o Pembagian daerah kerja
o Permukaan halus dan tahan terhadap desinfektan
o Ventilasi baik
o Cahaya cukup
2. Higiene sanitasi makanan di rumah sakit
Merupakan upaya agar makanan yang dikonsumsi aman
untuk dimakan
Lima prinsip hygiene sanitasi :
o Cara penyimpanan bahan makanan
o Cara pengelolaan : tempat, tenaga, dan proses
o Trasnportasi
o Cara penyajian
o Kebersihan peralatan
3. Kunjungan lapangan
Kunjungan lapangan dilakukan di RSUP Persahabatan Jakarta,
dibagi

dalam

kelompok

kecil

untuk

masing-masing

mengidentifikasi penyelenggaraan PPI di RS tersebut.

D. Saran untuk Rumah Sakit


- Perlu adanya sosialisai

tentang

PPI

pada

seluruh

tenaga

kesehatan yang ada di rumah sakit Sultan Syarif Mohamad


-

Alkadrie
Perlu segera dibentuk Tim/Komite PPI RS Sultan Syarif Mohamad

Alkadrie
Perlu segera dilakukan sosialisasi tentang hand hygiene di setiap
unit di RS Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

Вам также может понравиться