Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Arah pembanguanan kesehatan RPJMN III 2015-2019 adalah
akses pelayanan masyarakat yang berkualitas. Salah satu pokok
pembangunan
kesehatan
adalah
meningkatnya
akses
dan
mutu
kesehatan
tingkat
pertama
yang
telah
ditetapkan
untuk
administratif
dan
payung
Hukum
UPT
Peraturan Bupati
Kesehatan
Masyarakat
pada
Dinas
Kesehatan
kerja
unit
pelaksana
teknis
Dinas
kesehatan
Pusat
kesehatan
Kabupaten
Cirebon
Nomor
kerja
Puskesmas
Palimanan,
sebelah
barat
Gambar 1
Peta Posisi Wilayah Kerja Puskesmas Klangenan
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
3
Gambar 2
Peta Wilayah kerja UPT Puskesmas Klangenan
Kabupaten Cirebon
Keberadaan
Puskesmas
Klangenan
saat
ini
melayani
Desa
Serang
Klangenan
Danawinangun
Jemaras Kidul
Pekantingan
Jumlah
Luas
Jumlah
(Km)
80,3
136,1
282
1.86
167.3
880,5
Penduduk
4.491
7.070
10.011
3.928
5.092
30.592
KK
Kepadatan
1.748
1.363
2.727
1.280
1.040
8.138
Penduduk
0,08
0,05
0,04
0,03
0,02
0,22
5 PTT
Jenis Tenaga
Puskesmas
Wajib Ada
Jumlah
RT RW
21
24
16
14
20
95
8
7
8
8
4
33
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga kesehatan lingkungan
Ahli teknologi Laboratorium Medik
Tenaga Gizi
Tenaga Kefarmasian
Tenaga Administrasi
Tenaga Pekarya
1
1
5
4
1
1
1
1
1
2
1
2
0
11
23
1
1
1
1
2
1
4
Jumlah
19
47
Pengobatan, Bidan
di
dan Pelaksana
Puskesmas Klangenan
di
lengkapi
kendaraan
roda
tenaga yang
pelayanan
kesehatan
sarana dan
yang
memadai
masyarakat
2. Kebijakan MUTU
Pimpinan manajemen
UPT
Puskesmas
Klangenan
telah
dengan
menjelaskan
proses
pelayanan
yang
Upaya
Kesehatan
Perorangan
tingkat
pertama
serta
dalam
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
diatas
10
2014
Pedomen Pengobatan Puskesmas 2007
SOP tiap Program
Peraturan bupati tentang stuktur organisasi puskesmas
Profil Puskesmas Klangenan
Nomor
144, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Pemerintahan
Antara
Pemerintahan,
Pemerintahan
11
Pelayanan,
Minimal
Bidang
Kesehatan
di
Kabupaten/Kota);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 857
Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Sumber Daya
Manusia Kesehatan di Puskesmas);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1619
Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 122);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1118);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2013 tentang
Kriteria
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Terpencil,
Sangat
12
tentang
Standar
Tarif
Pelayanan
Kesehatan
Dalam
tahun
2007
tentang
Penataan
Wilayah
Kerja
13
dan
harus
konsisten
dengan
kebijakan
organisasi
keseluruhan.
5. Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang seseorang yang
muncul
setelah
membandingkan
antara
persepsi/kesannya
Untuk membedakannya,sarana lebih ditujukan kepada bendabenda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk
benda-benda yang tidak bergerak.
11. Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang
jelas dan dapat ditempuh berulangkali,untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten
mengarah pada hasil yang diinginkan.
12. Rekaman adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan
kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
13. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam
mencapai
maksud
atau
tujuan
pencapaian
proses
cara
mengidentifikasi
masalah,
menganalisis
akar
cara
mengidentifikasi
masalah,
menganalisis
akar
15
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Puskesmas Klangenan
memelihara
sistem
menetapkan,
manajemen
mutu
mendokumentasikan,
sesuai
dengan
standar
proses-proses
baik
penyelenggaraan
penyelenggara
upaya
pelayanan
kepada
puskesmas
maupun
16
terkendalinya
atau
unit
kerja
disampaikan ke Tim
b) Fungsi Tim Mutu di dalam penyusunan dokumen adalah :
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki
dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit
kerja baik segi bahasa maupun penulisan.
(2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga
tidak terjadi duplikasi / tumpang tindih dokumen antar unit
(3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala Puskesmas
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu
dilakukan sosialisasi dokumen, khusus bagi SOP yang rumit maka
perlu
melaksanakan
SOP
pelatihan.
17
tersebut
perlu
untuk
dilakukan
batas
dokumen.
18
kewenangan
dalam
membuka
19
a. Dilakukan
setelah
proses
pengkajian
serta
mendapat
bukti
pelaksanaan
terdokumentasi
perlindungan,
untuk
pengambilan,
identifikasi,
lama
penyimpanan,
penyimpanan,
dan
Dokumen terkait :
-
20
BAB III
TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas,
penanggung
jawab
manajemen
mutu,
21
ditetapkan
berdasarkan
standar
kinerja/standar
d.
e.
f.
g.
h.
dan
keselamatan pasien
E. Tanggung jawab dan Wewenang
Tanggung jawab dan wewenang dari Kepala Puskesmas, wakil
manajemen Mutu/penanggung jawab mutu, penanggung jawab UKM
dan tanggung jawab pelayanan klinis dan seluruh karyawan dalam
peningkatan mutu ada dalam lampiran pedoman ini.
strategis
pada
puskesmas
2. Mengesahkan Pedoman dan Standar Prosedur Operasional
mutu,
3. Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran
Mutu kinerja,
4. Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala
5. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam
penerapan Sistem Manajemen Mutu.
6. Memastikan setiap peraturan yang
berkaitan
dengan
Mutu
23
11. Menetapkan,
mengembangkan
dan
menganalsis
yang
berhubungan
perbaikan
dengan Sistem
menjamin
implementasi
sesuai
persyaratan standar.
2.
3.
peningkatan
kesadaran
dan
program
pendukung
untuk
10. Memastikan
efektifitas
pengendalian
system
sosialisasi
tentang
kebijakan
mutu
Puskesmas
13. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam
masalah yang berkaitan dengan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas.
14. Melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaan
Rapat Tinjauan Manajemen.
15. Melaksanakan sosialisasi kebijakan mutu sumber daya
manusia pada seluruh pegawai Puskesmas.
16. Mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem
Manajemen Mutu melalui Audit Mutu Internal.
17. Merencanakan, menetapkan dan melaksanakan proses
pengukuran kepuasan pelanggan.
18. Memantau efektivitas penerapan Sistem Manajemen
Mutu.
19. Mengkoordinir untuk melakukan analisis data dan hasil
audit mutu internal, kinerja Puskesmas dan hasil
pengukuran kepuasan pelanggan.
20. Mengkoordinir melakukan pengumpulan, pengukuran dan
analisis data serta melaporkan kepada kepala
Puskesmas.
21. Memastikan proses manajemen mutu dilaksanakan
sesuai dengan fungsi oleh
25
22. Melaporkan
kepada
kepala
puskesmas
tentang
jawab
dalam
penerapan
dan
pemeliharaan
berkaitan dengan
Sistem
Manajemen
26
bahwa
Sistem
Manajemen
Mutu
Puskesmas
Komunikasi
internal
ini
dilakukan
dengan
cara
workshop
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Pertemuan tinjauan manajemen merupakan proses evaluasi terhadap
kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang
28
operasional
kegiatan
organisasi.
Pertemuan
tinjauan
waktu
yang
agenda
dan
tujuan,
penjadwalan.
c. Didokumentasikan dengan baik
d. Mengevaluasi efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan
dampaknyapada mutu dan kinerja.
e. Hasil pertemuan ditindak lanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan
korektif, tindkan preventif
sistem
manajemen
mutu,
dan
sistem
pelayanan.
29
daya yang perlu dilakukan agar sistem manajemen mutu dan sistem
pelayanan efektif.
Dokumen terkait : Prosedur tinjauan Manajemen
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
A. Penyediaan Sumber Daya
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan
untuk
penyelenggaraan
pelayanan
di
puskesmas.
30
dan
proses
dipastikan terpenuhi.
c. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat alat
maupun fasilitas
dan
pimpinan
berkewajiban
untuk
31
32
proses pelayanan
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM):
1. Perencanaan Upaya Kesehatan
Masyarakat,
askes,
dan
pengukuran kinerja.
Perencanaan pada tingkat Puskesmas adalah suatu proses
kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan
kegiatan yang akan dilaksanakan kegiatan pada tahun berikutnya.
Langkah pertama dalam mekanisme perencanaan upaya
kesehatan masyarakat adalah menyusun RUK dengan tahapan :
a. Tahap persiapan
Memepersiapkan petugas dengan pembentukan tim
perencana tingkat Puskesmas agar memperoleh persamaan
pandangan dan pengetahuan dalam proses perencanaan.
b. Tahap analisa situasi
Diperlukan data dan informasi untuk mengetahui dan
memahami
keadaan
dan
permasalahan
operasinal
perumusan
penyebab
33
trjadinya
masalah
dan
tentang
ususlan
kegiatannya
dalam
rangka
yang
mengidentifikas
persyaratan
manajemen
untuk
dan
masyarakat,
masyarakat
dilakukan
saat
proses
monitoring
34
pertemuan
dan
evaluasi
dengan
tentang
upaya
upaya penyelenggaraan
kesehatan masyarakat.
2. Ketersediaan instruksi kerja dari pimpinan puskesmas
3. Pemakaian peralatan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan Masyarakat
4. Ketersediaan dan pemakaian sarana dan pengukuran
untuk memantau hasil upaya kesehatan masyarakat
5. Implementasi pemantauan dan pengukuran hasil kegiatan
upaya kesehatan masyarakat.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
1. Puskesmas menetapkan beberapa
indicator
yang
yang
melakukan proses
c) Menetapkan spesifik
d) Menetapkan rekaman yang dibutuhkan
e) Melakukan validasi ulang
c. Identifikasi dan mampu telusur
1. Seluruh pelayanan puskesmas yang telah dilaksanakan
harus diindentifikasi sehingga mampu ditelusuri
2. Umummnya proses identifikasi melalui laporan W2KPU,
Bimtek P2P, kohort ibu, bayi dan balita, sistem informasi
posyandu, F1, F2, kohort balita gizi buruk, kohort ASI,
daftar hadir kelas ibu hamil dan ibu balita.
d. Hak dan kewajiban sasaran
1. Hak sasaran
a) Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan
dalam memperoleh layanan UKM
35
pembinaan
atas
dalam
penyelengaraan UKM
e) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar,
jujur, dan serta tidak diskriminatif.
2. Kewajiban sasaran
a) Membaca atau mengikuti informasi dan prosedur
pemanfaatan pelayanan UKM demi keamanan dan
keselamatan
b) Beritikad
baik
dalam
menunjang
program
penyelenggaraan UKM
(Undang-undang konsumen no.8 tahun 1999)
c) Berdasarkan UU no 29 tahun 2004 pasal 53 tentang
kewajiban sasaran adalah :
1) Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang
kesehatannya
2) Mematuhi nasehat dan petunjuk.
3) Mematuhi ketentuan yang berlaku
pelayanan kesehatan
4) Memberi imbalan jasa
atas
di
pelayanan
diterima.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
1) Manajemen resiko
a) Definisi
Adalah
proses
untuk
menciptakan
sarana
yang
dan
akibat
terjadinya
insiden,
pelayanan
pasien
Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai
sesuai
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan
serangan
Pasien diberitahu tentang resiko
Pelayanan non diskriminatif
Perlindungan barang berharga
informasi
pasien
yang
dari
kerusakan, kerugian.
Resiko terkait staf medis
Kredensial terhadap staf medis
Tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi
dan prosedur baku
Pasien dikelola dengan benar
Pelatihan staf medis
Resiko terkait pegawai
Menjaga lingkungan yang aman
Kebijakan kesehatan pegawai
Resiko terkait proferti
Melindungi asset kerugian akibat bencana
Catatan rekam medik non elektronik dan catatan
keuangan
dan
dilindungi
dari
kerusakan
dan
perusakan
Ikatan kerjasama dan asuransi untuk melindungi
37
pasien
(patient
safety)
adalah
Patient
pasien
Safety
di
terciptanya
Puskesmas.,
budaya
meningkatnya
Assesment Resiko
38
(KPP-RS).
KTD
yang
tidak
dapat
dicegah
seharusnya
dapat
39
2.
3.
4.
Penggunaan
metoda-metoda
peningkatan
kinerja
dan
mengevaluasi
kinerja
melalui
melakukan
perubahan
untuk
meningkatkan
Peran
kepemimpinan
keselamatan
pasien:
dalam
Pimpinan
meningkatkan
mendorong
dan
mendorong
dan
menumbuhkan
pasien. Pimpinan
mengalokasikan
meningkatkan
meningkatkan
kinerja
keselamatan
Puskesmas
serta
pasien. Pimpinan
40
dalam
meningkatkan
kinerja
Puskesmas
dan
keselamatan pasien.
6.
pendidikan
dan
pelatihan
staf
serta
mendukung
pendekatan
Komunikasi
merupakan
kunci
mencapai
keselamatan
bagi
pasien:
staf
untuk
Puskesmas
keselamatan
pasien
untuk
memenuhi
unit
upaya
pelayanan
kesehatan
masyarakat
41
/analisa /perbaikan
apakah
persyaratan
pelanggan
telah
dipenuhi.
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan
informasi yang diperoleh dipastikan tertuang dalam
prosedur.
Dokumen Terkait :
1. Prosedur Penanganan Keluhan Pelanggan
2. Prosedur Survei Kepuasan Pelanggan
2. Audit Internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan system
manajemen mutu diimplementasikan secara efektif dan
hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan
b) Tim audit dibentuk oleh Manajemen Representatif dan
disahkan
oleh
Kepala
Puskesmas
dan
dibekali
yang
koreksi
dan
pencegahannya
harus
pengukuran
program
berdasarkan
43
kriteria
yang
telah
yang
prosedur.
d) Konsesi adalah kesepakatan untuk memberi persetujuan
terhadap program Puskesmas tidak sesuai. Di Puskesmas
dinamakan Persetujuan Hasil Pelayanan.
e) Konsesi hanya boleh dilakukan dalam kondisi sangat
khusus dan setelah mendapat persetujuan, minimal dari
yang mewakili
f) Bila Pelayanan Puskesmas tidak sesuai tidak di-konsesi
maka harus ditangani secara tuntas dan efektif dengan
salah satu atau beberapa cara berikut ini:
Diperbaiki untuk menghilangkan ketidak-sesuaian
Mengubah kegunaan dan diproses ulang
Mengizinkan
penggunaan/pengiriman
atas
persetujuan
g) Ketidak-sesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat.
h) Bilamana program Puskesmas tidak sesuai diperbaiki
maka harus dilakukan verifikasi ulang.
i) Bilamana program Puskesmas tidak sesuai telah terlanjur
diterima pelanggan, maka puskesmas harus mengambil
44
Prosedur
Pengendalian
hasil
harus
mengarah
pada
Pelayanan
Puskesmas
Karakteristik dan kecenderungan proses,Pelayanan
Puskesmas
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan.
Dokumen Terkait : Prosedur Analisis Data
e. Peningkatan berkelanjutan
a) Seluruh karyawan dan koordinator wajib melakukan
peningkatan secara terus menerus terhadap efektivitas
sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya.
b) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang
dalam kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa
data tindakan koreksi dan prevensi serta tinjauan
manajemen.
f. Tindakan korektif
45
a) Penyebab-penyebab
dipastikan
terjadinya
ketidak-sesuaian
dari
terjadi lagi.
b) Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan prevensi
adalah mencegah terulangnya masalah yang sama dan
untuk
meningkatkan
kinerja
puskesmas
secara
keseluruhan.
c) Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya
efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi disediakan
yang mencakup:
1. Meninjau
ketidak-sesuaian
termasuk
keluhan
pelanggan.
2. Menentukan penyebab-penyebab masalah
3. Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
4. Menyimpan Rekaman Mutu tindakan koreksi
5. Meninjau efektivitas tindakan koreksi
d) Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari
masalah
e) Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat
g. Tindakan preventif
a) Tujuan dari tindakan tindakan preventif adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan
kinerja puskesmas secara keseluruhan
b) Upaya tindakan preventif dipastikan sesuai dengan skala
dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
c) Koordinator Unit
bertanggung-jawab
memastikan
tindakan koreksi/ prevensi yang telah dilaksanakan efektif
d) Prosedur tindakan preventif dipastikan dibuat
Dokumen terkait:
Prosedur Pengendalian Program
Prosedur tindakan korektief dan preventif
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
a. Perencanaan pelayanan Klinis
Puskesmas Klangenan menetapkan dan merencanakan agar
realisasi pelayanan konsisten dengan persyaratan-persyaratan
dari sistem manajemen mutu, serta telah didokumentasikan dalam
46
yang
dari
diperlukan
proses-proses
dan
agar
memberikan
pelayanan
yang
dihasilkan.
Dokumen Terkait
1. Prosedur Pengendalian Pelayanan Rawat Jalan
2. Prosedur Pengendalian Pelayanan Penunjang
b. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
1. Penetapan Persyaratan pelanggan
Kepala Puskesmas memastikan proses yang berhubungan
dengan pelanggan untuk memenuhi kepuasan pelanggan
sesuai Sistem Manajemen Mutu.
Wakil
Manajemen
mengidentifikasi
dan
memastikan
47
lain
yang
diperlukan
untuk
pelanggan
tertentu.
3. Komunikasi dengan pelanggan
Puskesmas menetapkan dan menerapkan proses komunikasi
yang efektif dengan pelanggan mengenai ;
a) Informasi pelayanan
b) Umpan balik pelanggan,
termasuk
keluhan-keluhan
pelanggan.
Dokumen Terkait :
1. Pengendalian Pelayanan Rawat Jalan
2. Pengendalian Pelayanan Penunjang
3. Inform concent
c. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis :
1. Proses pembeliaan
Puskesmas Klangenan menjamin bahwa setiap barang yang
dibeli
sesuai
dengan
persyaratan
persyaratan
yang
ditetapkan.
Kepala Puskesmas menetapkan prosedur pengadaan barang
di Puskesmas
Tim pengadaan dan pengelolaan Barang
Menerapkan,memelihara dan mengembangkan prosedur
pengadaan barang di semua unit pelayanan.
Menentukan pengadaan barang yang sesuai dan
memenuhi kebutuhan yang diperlukan Koordinator Unit
Pelayanan Terkait
Mengidentifikasi kebutuhan barang yang akan dibutuhkan
di unit pelayanan masing-masing
48
Puskesmas
Klangenan
dapat
memenuhi
kebutuhan
prosedur
pengadaan
barang
untuk
pengadaan
barang
harus
terlebih
49
Puskesmas
Klangenan
menetapkan
dan
melaksanakan
dilakukan
50
takan
memberikan
peninjauan-ulang
dan
adanya
kriteria
51
kesehatan
yang
mengenai
penyakit
keselamatan
52
atas
yang
berlaku
di
Puskesmas
4) Pasien member imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima
5. Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen, rekam
medis,dsb)
a. Puskesmas merawat dan menjaga dari kerusakan dan
kehilangan barang milik pelanggan selama berada di
bawah kendali Puskesmas atau digunakan dalam proses
pemberian pelayanan kepada pelanggan ybs.
b. Bila barang milik pelanggan digunakan atau digabungkan
dalam pemberian pelayanan (seperti: Data Rekam medik
pasien, spesimen laboratorium, obat yang dibawa sendiri,
alat kesehatan milik sendiri), maka barang tersebut harus
diidentifikasi, diverifikasi, dilindungi dan dijaga.
c. Bila ada barang milik pelanggan yang hilang, rusak atau
tidak
sesuai
maka
53
hal
tersebut
harus
dilakukan
penanganan
sesuai
prosedur
pengendalian
ketidaksesuaian pelayanan.
6. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
a. Manajemen risiko
d) Depinisi
adalah
proses
untuk
menciptakan
dan
akibat
terjadinya
insiden,
dan
pasien
Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak
sesuai
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan
serangan
Pasien diberitahu tentang resiko
Pelayanan non diskriminatif
Perlindungan barang berharga pasien dari
kerusakan, kerugian.
54
dan perusakan
Ikatan kerjasama
dan
asuransi
untuk
b. Keselamatan pasien
Keselamatan
pasien
(patient
safety)
adalah
Patient
pasien
Safety
di
terciptanya
Puskesmas.,
budaya
meningkatnya
55
Assesment Resiko
Kemampuan
belajar
dari
insiden
dan
tindak
lanjutnya
pada
pasien
karena
suatu
tindakan
(KPP-RS).
KTD
yang
tidak
dapat
dicegah
seharusnya
56
dpt
dan
keluarga
mempunyai
hak
untuk
mendapat informasi
Ttg
rencana
dan
hasil
pelayanan
termasuk
kemungkinan KTD,
2. Mendidik pasien dan keluarga:Puskesmas harus
mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tangung jawab pasien dalam asuhan pasien,
3. Keselamatan
pasien
dan
kesinambungan
dan
mengevaluasi
kinerja
melalui
57
KTD,
dan
melakukan
perubahan
untuk
kepemimpinan
keselamatan
menjamin
dalam
pasien:Pimpinan
implementasi
meningkatkan
mendorong
program
dan
keselamatan
menuju
KPRS. Pimpinan
menjamim
KTD. Pimpinan
mendorong
dan
individu
berkaitan
dengan
pengambilan
serta
meningkatkan
keselamatan
dalam
meningkatkan
kinerja
staf
tentang
keselamatan
pasien
jelasPuskesmas
dan
pelatihan
menyelenggarakan
berkelanjutan
untuk
keselamatan
pasien:Puskesmas
58
melakukan
kegiatan
antara
lain
:personel,
barang.
Kenyamanan, pelanggan dalam memperoleh pelayanan
meliputi : ruangan, bebas kebisingan, tersedianya sarana
sanitasi di wilayah pelayanan, dan menunggu proses
pelayanan.
59
c. Keselamatan,
pelayanan
tersedianya
standar
keselamatan
60
kinerja masing-masing
61
b) Hasil
analisa
data
pengidentifikasian
harus
mengarah
ketidak-sesuaian
pada
ketidak-efektifan
Kepuasan pelanggan
Kesesuaian terhadap
Puskesmas
Karakteristik dan kecenderungan proses,Pelayanan
Puskesmas
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah
persyaratan
Pelayanan
yang diperlukan.
b.Tindak lanjut
1. Membuat tempat parkir tempat kendaraan pasien
2. Membuat alur pelayanan pasien
3. Menyiapkan tempat tunggu pelayanan yang nyaman
dan tersedianya tempat sanitasi pelanggan
4. Membuat identifikasi pasien secara terukur
dan
terencana
5. Menginformasikan kepada pasien mengenai proses
pelayanan
6. Mengarahkan pelanggan agar tertib dalam proses
pelayanan dan menunjukkan unit pelayanan yang
dibutuhkan
7. Memberikan pelayanan sesuai dengan SOP kasus
klinis masing-masing
8. Memberikan obat sesuai dengan iidentifikasi pelanggan
dan ketepatan obat sesuai dengan SOP
9. Mengarahkan pelanggan untuk tertib keluar dari unit
pelayanan.
Dokumen Terkait :
sesuai
dengan
kebutuhan
4. Tersedianya tempat cuci tangan dan dekontaminasi
alat serta tempat pembuangan limbah medis
5. Menjalankan SOP yang telah dibuat
c. Resiko terhadap karyawan
1. Mengetahui alur pelayanan
2. Membuat aturan kepegawaian
3. Mengedukasi karyawan tentang sanitasi
dan
kebersihan lingkungan
4. Memahami dan menjalankan tupoksi masing-masing
d. Resiko terhadap Proferti
1. Membuat daftar inventaris barang setiap unit/ruangan
2. Menjauhkan barang-barang dari hal yang dapat
merusak baik zat korusif maupun bukan
3. Adanya prosedur pemeliharaan dan kebersihan.
4. Adanya perlindungan keamanan
e. Resiko terhadap hukum dan peraturan
1. Menginformasikan kepada karyawan
mengenai
telah dipenuhi.
Metode untuk
memperoleh
informasi
dan
serta
64
yang
akan
digunakan
dipastikan
ketidak-sesuaian
yang
telah
ditemukan.
k) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi
terhadap tindakan tindakan yang telah diambil.
l) Ketua tim audit bertanggung jawab dan melapor
kepada Wakil Manajemen
Dokumen Terkait : Prosedur Audit Internal
3) Pemantaun dan pengukuran proses, kinerja
a. Metode pemantauan dan pengukuran
yang
koreksi
dan
pencegahannya
harus
program
pelayanan
dan
pengukuran
pelayanan.
2. Hasil pelayanan yang tidak sesuai dikendalikan serta
dicegah agar tidak digunakan dan tidak dikirim ke
proses selanjutnya.
3. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang
untuk menangani yang tidak sesuai harus ditetapkan
dalam prosedur.
4. Konsesi adalah
kesepakatan
untuk
memberi
66
Mengubah kegunaan
Mengizinkan
penggunaan/pengiriman
atas
persetujuan
Diproses ulang
langkah-langkah
sesuai
untuk
hasil
yang
implementasi
sistem
kegiatannya
kinerja masing-masing
proses/melihat kesenjangan-
mengarah
pada
67
Kepuasan pelanggan
Kesesuaian terhadap
Puskesmas
Karakteristik dan kecenderungan proses,Pelayanan
Puskesmas
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah
persyaratan
Pelayanan
yang diperlukan.
Dokumen Terkait : Prosedur Analisis Data
e) Peningkatan berkelanjutan
a. Seluruh karyawan dan koordinator wajib melakukan
peningkatan
secara
terus
menerus
terhadap
terjadinya
ketidak-sesuaian
terjadi lagi.
2. Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan prevensi
adalah mencegah terulangnya masalah yang sama
dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara
keseluruhan.
3. Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan
hasilnya efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi
disediakan yang mencakup:
4. Meninjau
ketidak-sesuaian
5.
6.
7.
8.
termasuk
keluhan
pelanggan.
Menentukan penyebab-penyebab masalah
Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
Menyimpan Rekaman Mutu tindakan koreksi
Meninjau efektivitas tindakan koreksi
68
adalah
bertanggung-jawab
memastikan
efektif
4. Prosedur tindakan preventif dipastikan dibuat
Dokumen terkait:
Prosedur Pengendalian Pelayanan rawat Jalan
Prosedur Pengendalian Pelayanan Penunjang
Prosedur Pengendalian Program
Inform Concent
Prosedur analisa data
Prosedur tindakan korektief dan preventif
BAB VII
69
PENUTUP
Manual mutu merupakan dokumen yang memberikan informasi
yang konsisten tentang sistem manajemen mutu. Sehingga Manual Mutu
ini disusun untuk menjelaskan sistem Manajemen Mutu yang diterapkan
pada UPT Puskesmas Klangenan yang mencakup Kebijakan, Sasaran
Mutu, komitmen dan Manajemen Puskesmas. Oleh karena itu dalam
penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Klangenan
kegiatan
yang
dilakukan
diantaranya
yaitu
peningkatan
akses,
ini
merupakan
pengakuan
terhadap
Puskesmas
yang
kejelasan
penanggung
jawab,
penyediaan
sumber daya,
70