Вы находитесь на странице: 1из 8

DESIGN CONCEPT METHODOLOGY DEVELOPMENT FOR LPG CARRIER/AMMONIA

TANKER UP TO 6.000 m3
1

Hendriyadi , Wasis Dwi Aryawan , Hesty Anita Kurniawati

Student of Naval Architecture and Shipbuilding Engineering Department


Lecturer of Naval Architecture and Shipbuilding Engineering Department
Faculty of Marine Technology,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya - 60111

ABSTRACT
Recently, Liquefied Petroleum Gas (LPG) plays an important role to fulfill domestic energy needs. In order to comply it,
Small LPG Carrier that can sail on shallow water is needed for supplying LPG to entire region in Indonesia. In the last 5
years, the methodology to design Small LPG Carriers for shallow water had been conducted in Computer Aided Ship
Design Laboratory ITS. It has been identified that the methodology has some disadvantages such as Cargo Tank
determination and weight estimation. Therefore, this Final Project develops the methodology to determine Principal
Dimension using parent ship. The mathematical model has been purposed and coded into spread sheet. The main outputs
of this Final Project are the Principal Dimensions, Lines Plan, and General Arrangement which have to fulfill the
requirements both of statutory regulations and class rules. The case study has been carried out on LPG Carrier 5,000 m 3
and has resulted in Principal Dimensions with include LPP = 89.653 m, B = 20 m, H = 7.86 m, T = 6.157 m.
Keywords: LPG Carrier, Parent Ship, Cargo Tank, Weight Estimation

1. PENDAHULUAN
Konversi minyak tanah menjadi LPG perlu dipertahanan demi kelangsungan ketahanan energi di
Indonesia karena lebih menguntungkan dari segi ekonomis dan lingkungan. Namun, masih banyak
wilayah di Indonesia yang belum dapat merasakan manfaat penggunaan LPG. Oleh sebab itu,
diperlukan alat transportasi guna mendukung distribusi LPG, termasuk distribusi melalui jalur laut
yang menggunakan kapal dan mampu menjangkau daerah perairan dangkal (shallow water).
Kapal yang dimaksud adalah LPG Carrier.
Pada dasarnya, LPG Carrier dan Ammonia Tanker memiliki karakteristik yang sama kecuali desain
3
massa jenisnya. Ammonia Tanker dengan massa jenis sebesar 0,62 ton/m bisa mengangkut
semua jenis LPG pada kondisi Standard Suhu and Pressure (STP). Pendistribusian LPG dan
Ammonia menggunakan LPG Carrier/Ammonia Tanker dengan mengubah zat dari gas ke cair
selama proses pendistribusian baik dengan menaikkan tekanan atau munurunkan suhunya.
Tugas Akhir, yang dirangkum dalam makalah ini, merupakan pengembangan dari Tugas Akhir
sebelumnya yaitu Pengembangan Metodologi Pra-Perencanaan dan Konsep Awal LPG Carrier
yang telah disusun oleh Kharisma Lazuardi (2009) dan Sukma Maharani (2010). Pengembangan
tersebut meliputi metodologi menentukan ukuran utama dan perhitungan berat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Jenis Kapal Pengangkut Gas
Berikut ini jenis Kapal Pengangkut Gas dan penjelasannya.
1) Fully Pressurized (FP)
2
Dapat mengangkut muatan yang memiliki tekanan 17,5 kg/cm . Keuntungannya yaitu dapat
dibangun dengan baja grade biasa, tidak memerlukan insulasi dan reliquefaction plant.
Sedangkan, kerugiannya penggunaan space di bawah geladak tidak dapat dioptimalkan,
pressure yang tinggi mengakibatkan adanya pertimbangan ketebalan dinding tangki, akibatnya
biaya dan berat displasemen meningkat.
2) Semi-pressurized (SP/SR dan SP/FR)
2
Konstruksinya berlandaskan dalam membawa propana pada tekanan 8,5 kg/cm pada suhu
0
10 C. Kapal ini dapat didesain untuk membawa muatan penuh dalam tangki cylindrical dan
0
2
spherical dengan suhu minimum 48 C dan tekanan sekitar 5 8 kg/cm . Keuntungan dari
semipressurized diantaranya muatan yang diangkut lebih banyak pada tangki berukuran
sama, mudah dan murah untuk dibangun.
3) Ethylene and Gas/Chemical Carrier
Memiliki kemampuan mengangkut sebagian besar muatan gas yang dicairkan dan ethylene
fully refrigerated.

4) Fully Refrigerated (FR)


Keuntungannya jumlah muatan yang diangkut lebih besar. Tangki didesain bertekanan 0.28
2
0
kg/cm pada suhu 50 C membuatnya applicable untuk butana, butadiana, VCM, amonia,
propana, dan propilena.
5) Liquefied Natural Gas (LNG) Carrier
0
LNG Carrier kapal pengangkut LNG pada boil point -162 C. LNG Carrier juga mampu
mengangkut muatan LPG, sistem pencairan diinstal untuk meng-handle penguapan muatan
LPG yang mendidih. LNG dicairkan oleh Liquefaction Plant di Terminal LNG.
b. Jenis Cargo Tank
IGC Code memberikan klasifikasi dari tangki untuk mengangkut gas cair, antara lain :
1) Integral Tank
Terbentuk sepanjang lambung dalam, sekat, dan geladak yang terintegrasi dengan hull.
2) Membrane Tank
Tangki non-self-supporting berupa lembaran tipis yang didukung penyekatan. Membran
dirancang agar termal dan kontraksi dikompensasikan tanpa berlebihan menekan membran.
3) Semi-membrane Tank
Pembatas utama lebih tebal dan memiliki sisi datar sertaradius yang besar di sudutnya.
4) Independent Tank
Independent Tank tidak membentuk bagian dari lambung kapal dan tidak berpengaruh pada
kekuatan lambung kapal. Terdapat 3 sub - kategori untuk Independent Tank, antara lain :
2
a) Independent Tank Type A, design pressure tidak lebih dari 0.7 kP/cm .
2
b) Independent Tanks Type B, design pressure 0,7 kP/cm .
c) Independent Tanks Type C,(disebut juga pressure tank) untuk kriteria kapal bertekanan
dan memiliki desain tekanan minimum.
c. Kategori Cargo Tank
Kategori Cargo Tank dibedakan berdasarkan bentuk Cargo Tank tersebut. Terdapat 4 bentuk
utama tangki pada Gas Carrier yaitu spherical, cylindrical, bi-lobe, dan prismatic. Berikut ini
penjelasannya.
1) Spherical Tank
Keuntungannya yaitu tegangan dalam kulit tangki tersebar merata, sehingga cukup untuk
melawan tekanan, tangki yang ringan dan murah. Kerugian penggunaan jenis tangki ini adalah
Cargo Hold tidak dapat dioptimalkan dan kapasitas terbatas pada diameternya.
2) Cylindrical Tank
Keuntungannya adalah bentuk badan kapal lebih ideal, menghasilkan stabilitas kapal yang
baik, tidak memerlukan secondary barrier, biaya dan konsumsi bahan bakar lebih rendah.
Kekurangannya kapasitas muatan dibatasi oleh tebal maksimum kulit tangki.
3) Bilobe Tank
Bilobe Tank terdiri atas 2 lingkaran pararel yang sama. Keuntungannya adalah bentuk dari
tangki mirip dengan bentuk hull. Di tengah tangki di antara 2 potongan lingkaran, terdapat
sekat memanjang yang diletakkan di tengah tangki untuk mengurangi pengaruh permukaan
bebas muatan cair. Kekurangannya adalah pembuatan rumit sehingga biaya pembangunan
mahal.
4) Prismatic Tank
Dengan menggunakan tangki ini, ruang muat dapat dimanfaatkan secara optimal. Namun,
ruang muat harus berada pada tekanan atmosfer, tidak boleh melebihi 0.25 kP/cm, karena
bentuk tangki tidak dapat melawan tekanan tinggi. Tangki ini membutuhkan secondary barrier.
d. Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker ukuran kecil
Mendesain Kapal Pengangkut Gas (Gas Carrier) berbeda dengan mendesain kapal niaga lain,
semisal Bulk Carrier, General Cargo, atau Tanker. Hal ini dikarenakan penentuan ukuran utama
Gas Carrier dipengaruhi oleh ukuran Cargo Tank.
Pengembangan Konsep Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker ukuran kecil dengan sarat rendah
yang mampu menjangkau perairan dangkal (shallow water) telah dikembangkan oleh 2 mahasiswa
Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS, yaitu Kharisma Lazuardi (2009) dan Sukma Maharani (2010).
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dikembangkan oleh penulis, yaitu metodologi penentuan
ukuran utama dan perhitungan berat dengan menggunakan Metode Pos per Pos. Dalam
pengerjaannya, penulis menggunakan kapal pembanding yang telah beroperasi di Indonesia yaitu
3
LPG Carrier Gas Khao Bo Ya 5.000 m milik PT Berlian Laju Tanker Tbk.

3. METODE DESAIN LPG CARRIER/AMMONIA TANKER DI BAWAH 6.000 m


3
Berikut ini dijelaskan Metode Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker di bawah 6.000 m beserta
pengaplikasiannya dalam program komputer.
3
a. Konsep Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker di bawah 6.000 m
1) Penentuan Dimensi Cargo Tank
Jenis Cargo Tank yang akan ditentukan baik ukuran, luas permukaan maupun volume yaitu
Longitudinal Cylindrical Tank. Hal ini dikarenakan tangki kapal pembanding LPG Carrier Gas
3
Khao Bo Ya 5.000 m yang menjadi acuan adalah jenis Longitudinal Cylindrical Tank.
2) Penentuan Dimensi Cargo Hold
Panjang Cargo Hold tiap 1 tangki merupakan penjumlahan antara panjang Cargo Tank,
stiffener, void space, dan insulation.
3) Penentuan Ukuran Utama Kapal
a. Panjang Kapal (LPP)
Terdiri atas Panjang Ceruk Buritan dan Ceruk Haluan, Panjang Kamar Mesin, dan Panjang
Ruang Muat, Panjang Ceruk Buritan dan Kamar Mesin dipengaruhi oleh daya mesin induk
yang terpasang, sedangkan Panjang Ruang Muat dipengaruhi oleh Panjang Cargo Tank.
b. Lebar Kapal (Bmld)
Didapatkan dari fungsi diameter Cargo Tank kapal pembanding mengacu pada IGC Code.
c. Tinggi Kapal (Hmld)
Didapatkan dari metode regresi kapal pembanding LPG Carrier.
d. Sarat Kapal (T)
Didapatkan dari pembagian antara displacement design (DWT + LWT) dan perkalian
panjang, lebar, koefisien blok kapal, dan massa jenis air.
4) Perhitungan Berat Kapal
Berat kapal terdiri atas Deadweight (DWT) dan Lightweight (LWT). Berikut ini penjelasan lebih
detail mengenai metode penentuan DWT dan LWT.
a. Deadweight (DWT)
Terdiri dari Berat Muatan, Berat Consummable, Berat Provision dan Store. Berat Crew,
3
dan Berat Tambahan. Berat muatan didapat dari hasil perkalian antara volume m , massa
3
jenis LPG/Ammonia sebesar 0,9 ton/m , dan batas maksimum pengisian muatan di dalam
Cargo Tank yaitu sebesar 98 % dari kapasitas maksimum Cargo Tank.
b. Lightweight (LWT)
Perhitungan berat di lambung kapal dilakukan lebih detail dengan menggunakan metode
pos per pos. Sebelum menghitung total berat lambung kapal, ditentukan terlebih dahulu
3
Midship Section Layout yang mana LPG Carrier Gas Khao Bo Ya 5.000 m sebagai acuan.
Layout Midship Section dipengaruhi oleh diameter Cargo Tank dan lebar kapal (Bmld).
Midship Section Layout mencakup jarak antar stiffener dan konstruksi lain baik di bagian
alas, lambung, maupun geladak kapal. Metode ini dinamakan Metode Predefined Midship
Section. Setelah Midship Section Layout ditentukan, dilakukan pengecekan modulus
penampang pendukung kekuatan memanjang dan melintang kapal. Pengecekan modulus
penampang berdasarkan peraturan klasifikasi kapal Biro Klasifikasi Indonesia. Setelah
mendapatkan rekapitulasi modulus di Midship Section, perhitungan berat total di Midship
Section dapat dilakukan. Sedangkan perhitungan berat total di station lain menggunakan
bantuan Diagram NSP yang bertujuan mendapatkan perbandingan luas antara Midship
Section dan station lain. Untuk penentuan berat pendukung kekuatan memanjang, jarak
antar station dikalikan berat per satuan panjang (ton/m) q. Sedangkan penentuan berat
pendukung kekuatan melintang dengan cara menghitung volume konstruksi pendukung
3
kekuatan melintang lalu dikalikan massa jenis baja sebesar 7,85 ton/m . Untuk Berat
Permesinan, daya mesin merupakan komponen utama dalam perhitungan berat mesin ini.
Untuk Berat Cargo Tank dihitung berdasarkan perkalian antara Luas Permukaan Cargo
Tank, tebal tangki, dan massa jenis Cargo Tank. Karena material Cargo Tank adalah Low
3
Carbon Steel ,massa jenis sebesar 0.787 hingga 0.8 ton/m . Dan, untuk Berat Peralatan
dan Perlengkapan menggunakan metode pendekatan.
5) Perhitungan Daya Mesin Induk Kapal
Perhitungan daya mesin induk kapal menggunakan Metode Holtrop dan Mennen. Hasil
perhitungan adalah Break Horse Power (BHP), yang kemudian dapat ditentukan spesifikasi
teknis Main Engine dan Generator Set berdasarkan Engine Catalogue.
6) Perhitungan Stabilitas
Stabilitas kapal dihitung dengan menggunakan Metode Manning. Komponen yang penting
dalam perhitungan stabilitas diantaranya KG, GM, dan GZ.

7) Perhitungan Lambung Timbul


Lambung timbul (freeboard) dihitung dalam nilai actual dan standard yang ditetapkan dalam
konvensi garis muat (International Load Lines Convention, 1966). Batasan freeboard
memenuhi apabila nilai Freeboard Actual lebih besar daripada nilai Freeboard Standard.
8) Pemeriksaan Hukum Archimedes
Dilakukan dengan membandingkan antara displacement awal kapal dengan displacement hasil
perhitungan DWT + LWT dengan margin error 1% awal.
9) Perhitungan Kapasitas Ruang Muat
START

Owner Requirement

Payload

Gas Khao Bo
Ya 5,000 m3

Gas Khao Bo
Ya 5,000 m3

Predefined
Midship
Section

Midship Section
Layout

Predefined
Cargo
Tank

Cargo Tank
Configuration

L Cargo Hold

Lpp

Bmld

L Aft Peak
L Engine Room
L Fore Peak
IGC Code

LPG Carrier
Parentship

Hmld

Main Dimension
L, B, H

Weight Calculation
(Metode Pendekatan)

NO

Tdesign

Main Dimension
L, B, H, T
NO
Modulus Calculation
BKI vol. II:
Rules for Hull

Accepted?

YES
Weight Calculation
= DWT + LWT

Acceptance Criteria:
Stability
Freeboard
Archimedess Law
Hold Capacity

1. IMO Regulation A.749 (18)


2. ILLC 1966 amendment 2002
3. Lecture of Ship Design and
Ship Theory
4. Practical Ship Design

Accepted?

YES
Lines Plan

General
Arrangement

FINISH

Gambar 1. Diagram Alir Metode Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker di bawah 6.000 m

b. Program Komputer
Model matematis yang telah dibuat akan diselesaikan melalui proses perhitungan dengan
pembuatan program komputer. Program komputer yang dibuat menggunakan bantuan Microsoft
Excel. Input program komputer ini adalah volume muatan yang diangkut LPG Carrier/Ammonia
Tanker. Sedangkan output berupa Principal Dimensions, Weight Estimaton Pos per Pos, dan
Acceptance Criteria yang terdiri dari Stability, Freeboard, dan Hold Capacity. Program komputer ini
3
berlaku untuk LPG Carrier/Ammonia Tanker berkapasitas muatan di bawah 6.000 m .

4. APLIKASI DESAIN LPG CARRIER/AMMONIA TANKER KAPASITAS 5.000 m


LPG Carrier/Ammonia Tanker yang diaplikasikan pada program komputer ini dinamakan LPG
3
Carrier MV. Spirit-Struggle dengan kapasitas 5.000 m . Dalam merancang kapal, hal yang harus
ditentukan terlebih dahulu adalah Owner Requirement. Owner Requirement adalah permintaan
dari pemilik kapal yang terdiri dari jenis kapal, jenis muatan, volume muatan, payload, dan
kecepatan dinas. Payload merupakan input yang dibutuhkan untuk menjalankan program komputer
3
yang telah dibuat untuk LPG Carrier/Ammonia Tanker dengan kapasitas di bawah 6.000 m .
3
Penulis mengaplikasikan pada salah satu payload, yaitu 5.000 m . Berikut ini Tabel 1. merupakan
3
output pengaplikasian program komputer untuk LPG Carrier/Ammonia Tanker 5.000 m .
Tabel 1. Output Aplikasi Program Komputer untuk LPG Carrier/Ammonia Tanker 5.000 m
OUTPUT
Simbol

Pengertian

Nilai

Satuan

PRINCIPAL DIMENSIONS
Loa

panjang seluruh kapal

94.135

Lwl

panjang garis air kapal

91.087

Lpp

panjang perpendicular kapal

89.653

Bmld

lebar kapal

20.000

Hmld

tinggi kapal

7.860

sarat kapal

6.157

CB

koefisien blok

0.699

berat buoyancy

7837

ton

Vdisp.

volume displasemen

7714

DWT

deadweight

4782

ton

1. Payload

berat muatan

4500

ton

2. Fuel Oil

berat bahan bakar

54

ton

3. Rest Weight

berat lain-lain

228

ton

LWT

lightweight

3125

ton

1. Hull

baja lambung (pendekatan)

936

ton

baja lambung (pos per pos)

894

ton

2.Superstructure,Wheelhouse

bangunan atas, rumah geladak

195

ton

3. Cargo Tank

tangki ruang muat

1602

ton

4. Machinery

permesinan

118

ton

5. Equipment and Outfitting

peralatan dan perlengkapan

273

ton

berat gravity

7906

ton

selisih antara B dan G (ton)

69

ton

selisih antara B dan G (%)

0.886%

kategori tangki ruang muat

Independent C

jenis tangki ruang muat

Long. Cylindrical

DISPLACEMENT
3

DEADWEIGHT (DWT)

LIGHTWEIGHT (LWT)

DESIGN DISPLACEMENT
G
ERROR MARGIN
B - G
CARGO TANK PROPERTIES
Category

Material

material tangki ruang muat

Low Carbon Steel

Total Capacity

kapasitas total Cargo Tank

5102

vs

kecepatan

13

m/s

BHP

Break Horse Power

1103

kW

Radius pelayaran

1494

mile

POWERING

MAIN ENGINE AND GENSET


Wartsila

Merek
Tipe
Daya Main Engine
Daya Genset

6L20
1200

kW

1140

kW

PROPULSOR
Single Screw Propeller 4-blade
D

diameter propeller

3.387

efisiensi propeller

0.642

Stability

cek stabilitas

YES

Freeboard

cek freeboard

Accepted

Archimedes's Law Check

cek hukum archimedes

Accepted

jumlah ABK

22

Total Cost

biaya pembangunan

26,374,256

US$

Operational Cost

biaya operasional

192,502

US$

ACCEPTANCE CRITERIA

COMPLEMENT
Crew

persons

CLASSIFICATION
Biro Klasifikasi Indonesia
COST

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa Berat Lambung menggunakan metode pendekatan sebesar
936 ton, sedangkan menggunakan Metode Pos per Pos sebesar 894 ton. Dengan demikian,
Metode Pos per Pos Predefined Midship Section yang digunakan merupakan salah satu metode
yang cukup tepat untuk menentukan Berat Lambung LPG Carrier/Ammonia Tanker di bawah 6.000
3
3
m , termasuk untuk ukuran 5.000 m ini.

5. RENCANA GARIS DAN RENCANA UMUM


a.
Rencana Garis
Pembuatan Lines Plan menggunakan bantuan software desain kapal, Maxsurf, yang kemudian
di-export ke software desain lain, AutoCAD. Berikut ini Gambar 1. Rencana Garis LPG
3
Carrier/Ammonia Tanker 5.000 m .

Gambar 2. Rencana Garis LPG Carrier/Ammonia Tanker 5.000 m

b.
Rencana Umum
Pembuatan General Arrangement menggunakan bantuan software desain, AutoCAD. Rencana
Umum yang dihasilkan sesuai dengan aturan-aturan yang disyaratkan, baik peraturan statutori
maupun peraturan klasifikasi yang dipilih, yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Berikut ini
3
Gambar 2. Rencana Umum LPG Carrier/Ammonia Tanker 5.000 m .

Gambar 3. Rencana Umum LPG Carrier/Ammonia Tanker 5.000 m

6. KESIMPULAN DAN SARAN


c.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Telah dikembangkan Metodologi Konsep Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker untuk
3
kapasitas di bawah 6.000 m . Pengembangan metodologi tersebut menitik-beratkan pada
prosedur penentuan ukuran utama kapal, yang dipengaruhi dimensi Cargo Tank dan
perhitungan berat kapal, khususnya berat bagian lambung, yang tidak menggunakan
metode pendekatan tetapi menggunakan metode pos per pos dengan menggunakan studi
kasus kapal pembanding yang telah beroperasi di Indonesia yaitu LPG Carrier Gas Khao
3
Bo Ya 5.000 m milik PT Berlian Laju Tanker Tbk.
2. Telah dibuat program komputer untuk Prosedur Pengembangan Metodologi Konsep
3
Desain LPG Carrier/Ammonia Tanker di bawah 6.000 m .
3. Telah diaplikasikan program komputer tersebut pada LPG Carrier/Ammonia Tanker untuk
3
kapasitas 5.000 m .
3
4. Telah dibuat Rencana Garis LPG Carrier 5.000 m menggunakan bantuan software
Maxsurf dan AutoCad.
3
5. Telah dibuat Rencana Umum LPG Carrier 5.000 m menggunakan bantuan software
AutoCad.
d.
Saran
Terdapat beberapa saran untuk mengembangkan kembali Konsep Desain pada LPG
Carrier/Ammonia Tanker yaitu sebagai berikut.
1. Diperlukan pre-defined tambahan terutama di Engine Room Section, agar perhitungan
berat lambung metode pos per pos lebih detail dan presisi,
2. Diperlukan perhitungan dan pengecekan Longitudinal Strength,
3. Diperlukan pehitungan pembebanan pada Cargo Tank, baik Cargo Tank maupun muatan
yang diangkut di dalam Cargo Tank tersebut, misalnya akibat sloshing.
DAFTAR PUSTAKA
International Maritime Organization. 2009. International Code for the Construction and Equipment
of Ships Carrying Liquefied Gases In Bulk, IMO: London
International Maritime Organization. 2009. International Convention on Load Lines 1966
amendment 1988, IMO: London
Lazuardi, Kharisma. 2009. Pengembangan Metodologi Praperencanaan Kapal LPG/Amonia
3
Tanker Dibawah 10.000 m . Tugas Akhir Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS: Surabaya
Maharani, Sukma. 2010. Studi Pengembangan Konsep Desain Kapal LPG/Amoniak Tanker untuk
Perairan Nusantara. Tugas Akhir Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS: Surabaya
Wijnolst, N, 1995, Design Innovation in Shipping, Delft University Press: Stevinweg
Liquefied Gas Carrier:Safety and Operasional Matters.http://www.liquefiedgascarrier.com/ diakses
10 Juni 2011
Maritime
News:
Hellenic
Shipping
Portal.
Shipping
Business
News.
http://www.maritimesun.com/downloads/inspection/1_GasTankersAdvanceCourse.pdf. diakses 20
Oktober 2011

Вам также может понравиться