Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I pasal 1, menyatakan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan

proses

pembelajaran

agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual


keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah
satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana
pendidikan lainnya. Oleh karena itu kurikulum digunakan sebagai acuan
dalam penyelengaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu
indikator mutu pendidikan. Di Indonesia tercatat lima kali revisi
kurikulum pendididkan dasar dan menengah, yaitu pada tahun 1968,
tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994 dan uji coba kurikulum tahun
2004, Revisi Kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum
yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna
mengantisipasi

perkembangan

zaman,

serta

untuk

memberikan

guideline atau acuan bagi penyelenggara pembelajaran di satuan


pendidikan.
Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pengembangan
kurikulum

dilakukan

dengan

mengacu

pada

Standar

Pendidikan

Nasional, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan


dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Selanjutnya dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa standar
yang terkait langsung dengan kurikulum adalah Standar Isi dan Standar
Kompetensi

Lulusan,

dan

telah

diatur

dalam

Peraturan

mentri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Mentri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahuin 2006 tentang Pelaksanaan


Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP),
maka Satuan Pendidian Dasar dan Menengah diharapkan dapat
mengembangkan Kurikulum Tingakat Satuan

Pendidikan

(KTSP)

sesuai

dengan

satuan

pendidikan,

potensi

daerah/karakter daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan


peserta didik.
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sudah dilaksanakan
pada tahun pelajaran 2009/2010 oleh semua satuan pendidikan dasar
dan menengah, dan secara bertahap akan mengacu kepada kedelapan
standar nasional pendidikan.
Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang
komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur
pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai
dengan karakteristik dan kekuasaan programnya, ruang lingkup standar
nasional pendidikan meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar

isi
proses
kompetensi lulusan
pendidik dan tenaga kependidikan
sarana dan prasarana
pengelolaan
pembiayaan
penilaian pendidikan

Kedelapan standar tersebut harus dipahami dan dikuasai oleh guru


(pendidik)

dan

kepala

sekolah

(tenaga

kependidikan)

agar

terwujudnya pendidikan nasional yang bermutu.


Namun kenyataan dilapangan belum semua satuan pendidikan
memahami apa yang dituntut dan dituntun oleh Standar Nasional
Pendidikan, sehingga dalam penyusunan kurikulum satuan pendidikan
terkesan asal jadi. Walaupun dalam sistem pelaksanaanya secara
bertahap yang dimulai dari tahap sosialisasi, adopsi dan mengadaptasi

kurikulum satuan pendidikan yang dianggap betul, namun sampai tahun


2010 masih banyak satuan pendidikan yang mengadopsi kurikulum yang
disusun oleh Badan Standar nasional Pendidikan (BNSP). Hal ini juga
dialami oleh SD Negeri 20 Talawi. Dengan segala keterbatasan yang ada
baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta daya dukung dari
lingkungan sekitar, maka SD Negeri 20 Talawi belum mampu menyusun
Kurikulum sendiri secara sempurna sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk mengatasi hal ini maka kepala sekolah
bersama majelis guru beserta Komite sekolah dan Stake Holders
melakukan :
1. Melengkapi peraturan perundang-undangan yang menyangkut
dengan pendidikan.
2. Memahami peraturan perundang-undangan yang menyangkut
dengan pendidikan.
3. Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang menyangkut
dengan pendidikan.
4. Melakukan Analisis Konteks sebagai dasar berpijak penyusunan
Kurikulum.
5. Menyusun Kurikulum sesuai dengan panduan dan tuntutan
Standar Nasional Pendidikan.
6. Melaksanakan
Kurikulum
tersebut

dalam

dalam

proses

pembelajaran.
B. Dasar Kebijakan
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan
nasional
2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan
3. Peraturan mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor
22 tahun 2006 tentang standar isi
4. Peraturan mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor
23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan
5. Peraturan mentri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2006
tentang pelaksanaan standar isi standar kompetensi lulusan.
6. Peraturan mentri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007
tentang standar pengawas sekolah,
7. Peraturan mentri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007
tentang standar Kepala Sekolah,

8. Peraturan mentri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007


tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru,
9. Peraturan mentri Pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007
tentang standar sarana dan prasarana,
10.
Peraturan mentri Pendidikan Nasioanal nomor 19 tahun 2007
tentang standar pengelolaan pendidikan,
11.
Peraturan mentri pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2007
tentang standar penilaian pendidikan
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan
mengetahui

sejauh

mana

analisis

kontek

pelaksanaan

adalah

Standar

untuk

Nasional

Pendidikan pada satuan pendidikan dengan mengkaji kondisi riil


satuan pendidikan bersangkutan.
2. Manfaat
2.1.Bagi guru
2.1.1. Guru memahami kriteria minimal yang harus dicapai
sesuai Standar Nasional Pendidikan.
2.1.2. Guru lebih memahami kondisi rill satuan pendidikannya,
sehingga

dalam

pelaksanaan

kegiatan

di

satuan

pendidikan akan lebih baik dari sebelumnya.


2.2.Bagi Kepala sekolah
2.2.1. Kepala sekolah lebih memahami kriteria minimal yang
akan dicapai dengan kondisi nyata satuan pendidikan
yang dipimpinnya
2.2.2. Dengan dilakukannya analisis konteks oleh satuan
pendidikan sesuai dengan tuntutan Standar Nasional
Pendidikan, maka akan memudahkan dalam akreditasi
sekolah.

BAB II
HASIL ANALISIS KONTEKS
A. Analisis Standar Nasional Pendidikan
1. Analisis Standar isi
a. Kerangka Dasar Kurikulum

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun oleh


sekolah dan komite sekolah, dikembangkan dengan berpedoman
pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan

(BSNP)

perkembangan

dengan

kebutuhan

prinsip
dan

berpusat

kepentingan

pada

potensi

peserta

didik,

beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan IPTEK,


relevan

dengan

kebutuhan

kehidupan,

menyeluruh

dan

berkesinambungan, belajar sepanjang hayat dan seimbang antara


kepentingan

nasional

dan

daerah.

Pelaksanaan

kurikulum

didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik


untuk menguasai potensi yang berguna bagi dirinya, maka Kepala
sekolah dan guru SD Negeri 20 Talawi berusaha meningkatkan
pelaksanaan kurikulum dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum.
b. Struktur Kurikulum
Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada
SD/MI merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu pembelajaran
pada kelas Is/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan
mata pelajaran. Di SD Negeri 20 Talawi pembelajaran kelas I S/D
III belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tematik dan
masih dominan pendekatan mata pelajaran, hal ini disebabkan
oleh

kurangnya

pemahaman

guru

terhadap

pembelajaran

tematik. Untuk itu Kepala Sekolah mengadakan pelatihan bagi


guru kelas rendah tentang pembelajaran tematik.
Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 35 menit dan minggu efektif
dalam satu tahun pembelajaran adalah 34-38 minggu. SD Negeri 20
Talawi sudah
melaksanakan sesuai dengan standar isi, tentang alokasi
pembelajaran dan minggu efektif dalam satu tahun (2 semester).

c. Beban Belajar
Satuan Pendidikan pada semua jenis jenjang pendidkan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan
sistem paket atau sistem kredit semester. satuan pendidikan
SD/MI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan
sistem paket.
Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk
setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum ynag berlaku pada
satuan pendidikan. beban belajar dirumuskan dalam bentuk
satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti
program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan struktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Beban belajar kegiatan
tatap muka per jam pembelajaran pada SD/MI/SDLB berlangsung
selama 35 menit. jumlah jam pembelajaran tatap muka per
minggu untuk SD/MI/SDLB kelas I s.d kelas III adalah 30 s/d 32
jam pembelajaran, kelas IV s/d VI adalah 36 jam pembelajaran.
SD Negeri 20 Talawi sudah melaksanakan beban belajar yang
sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada
setiap tahun pelajaran . Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Kalender Pendidikan SD Negeri 20 Talawi sudah mengacu kepada
Kalender

Pendidikan

yang

ditetapkan

Dinas

Pendidikan

Kabupaten Pesisir Selatan.


2. Analisis Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan terdiri dari standar kompetensi lulusan
satuan pelajaran (SKL-SP), standar kompetensi lulusan kelompok
mata pelajaran (SKL-KMD). Standar Kompetensi Lulusan(SKL) satuan

pendidikan

mengacu

kepada

kecerdasan

peserta

didik,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk


hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. sedangkan SKL
Mata pelajaran dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan
muatan atau kegiatan setiap mata pelajaran.
SD Negeri 20 Talawi sudah melaksanakan analisis Standar
Kompetensi Lulusan dengan mengacu kepada potensi peserta didik
dan Standar Nasional Pendidikan. Namun perlu pengkajian lebih
dalam untuk masa yang akan datang demi kesempurnaannya.
3. Analisis Standar Proses
Amanat Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berlaku untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal baik pada sistem

I.

paket maupun pada sistem kredit semester.


Standar Proses meliputi :
a. Perencanaan proses pembelajaran
b. Pelaksanaan proses pembelajaran
c. Penilaian hasil pembelajaran
d.
dan pengawasan proses pembelajaran

untuk

proses pembelajaran yang efektif


Perencanaan proses pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran

meliputi

terlaksananya

silabus

dan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas


mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD)
Indikator pencapaian kompetensi tujuan pembelajaran, penilaian
hasil belajar dan sumber belajar. silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan berdasarkan standar isi (SI) dan standar
kompetensi lulusan (SKL) serta panduan penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam pengembangan silabus guru SD Negeri 20 Talawi telah
menyusun dan mengembangkan silabus berdasarkan analisis SK/KD
setiap mata pelajaran,tetapi masih ada guru yang masih kesulitan
dalam

memilih

KKO

dalam

menjabarkan

KD

menjadi

indikator,sehingga masih ada guru yang mengadopsi indikator yang


sudah ada.untuk mengatasi masaalah tersebut merencanakan
program bimbingan teknis,KKG mandiri /mini disekolah .
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya

mencapai

KD

setiap

guru

pada

satuan

pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar


pembelajaran

berlangsung

secara

interaktif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi

peserta

inspiratif,
didik

untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi


prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikolog peserta didik.
Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru
SD Negeri 20 Talawi sudah mengacu kepada hal-hal tersebut tetapi
perlu ditinjau karena masih ada guru yang masih kesulitan dalam
menyusun kegiatan inti yang meliputi tahap eksporasi,elaborasi,
dan konfirmasi . Perlu

disempurnakan lagi dengan diberikan

bimbingan dan pembinaan agar semua guru bisa menyusun RPP


berdasarkan prinsip penyusunan KTSP .
II. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
Isyarat yang diberikan oleh Standar Nasional Pendidikan agar
pelaksanaan proses pembelajaran berjalan efektif, maka jumlah
peserta didik dalam satu rombongan belajar maksimal 28 orang.
SD Negeri 20 Talawi dengan jumlah peserta didik 102 orang, maka
setiap rombongan belajar rata-rata 20 peserta didik. Kondisi seperti
ini memungkinkan untuk menerapkan pembelajaran PAIKEM dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan

guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk


mengikuti proses pembelajaran menjelaskan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan dicapai
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,

menantang

memotivasi

peserta

didik

untuk

berpartisipasi aktif. kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai


dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
Kegiatan
pembelajaran

penutup
antara

lain

merupakan
membuat

kegiatan
rangkuman,

akhir

dari

melakukan

penilaian, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil


pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru SD Negeri 20
Talawi sudah berusaha melaksanakan sesuai dengan rencana yang
dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, namun pada
pengelolaan kelas masih perlu ditingkatkan dengan merancang
program supervisi PBM dan program pembinaant , untuk itu kami
akan berusaha meningkatkan pelaksanaan proses pembelajaran
dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
III.

Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta


digunakan sebagai bahan penyusunan laporan hasil belajar dan
memperbaiki

proses

pembelajaran

penilaian

dilakukan

secara

konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes


dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan. pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas proyek atau
produk, portofolio, dan penilaian diri.Penilaian hasil pembelajaran
menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian
kelompok mata pelajaran.

Di SD Negeri 20 Talawi belum sepenuhnya terlaksana penilaian yang


sesuai dengan apa yang dituntut Standar Nasional Pendidikan .
Penyebabnya

adalah

sebagian

besar

guru

belum

memahami

komponen komponen penilaian hasil belajar. Tindak lanjut atau


upaya yang dilakukan ialah dengan merancang program supervisi
PBM dan program pembinaan untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam menganalisis penilaian hasil belajar siswa .
IV.Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan

proses

pembelajaran

meliputi

pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut pengawasan oleh


Kepala Sekolah dan Pengawas satuan pendidikan.Pemantauan
proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok,
pengamatan,

pencatatan,

perekaman,

wawancara,

dan

dokumentasi.Supervisi proses pembelajaran dapat dilakukan dengan


cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi.Evaluasi
proses

pembelajaran

dilakukan

untuk

menentukan

kualitas

pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan


proses

pembelajaran,

penilaian

hasil

pelaksanaan

belajar.

Evaluasi

proses
proses

pembelajaran,
pembelajaran

dan
dapat

dilakukan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang


dilaksanakan guru dengan standar proses mengidentifikasi kinerja
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru,
evaluasi

proses

pembelajaran

memusatkan

pada

keseluruhan

kinerja guru dalam proses pembelajaran


Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran di laporkan kepada satuan pendidikan atau pemangku
kepentingan.Selanjutnya Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
melakukan tindak lanjut yang merupakan tahap akhir dari kegiatan
pengawasan

proses

pembelajaran

dengan

cara

memberikan

penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah memenuhi


standar untuk memotifasi guru serta memberikan teguran yang
bersifat mendidik kepada guru yang belum memenuhi standar dan

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan


/penataran.
Di

SD

Negeri

20

Talawi

pengawasan

proses

pembelajaran belum berjalan secara optimal, baik oleh Kepala Sekolah


maupun oleh Pengawas Sekolah. Hal

disebabkan beban kerja kepala sekolah yang begitu padat.Pada


tindak lanjut sebagian besar guru SD Negeri 20 Talawi mengikuti
pelatihan dan penataran untuk meningkatkan kompetensinya belum
terlaksana.
4. Analisis Standar Pengelolaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan
pendidikan bahwa satuan pendidikan wajib memenuhi standar
pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional, standar
pengelolaan tersebut meliputi :
1. Perencanaan Program
- Visi dan misi sekolah
- Tujuan sekolah
- Rencana kerja sekolah
Visi sekolah harus dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan, pada masa yang
akan datang, dan mampu memberikan inspirasi, motivasi dan
kekuatan pada warga sekolah /madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan

dan

begitu

juga

dengan

misi

sekolah

harus

memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah madrasah sesuai


dengan tujuan pendidikan nasional selain visi dan misi, sekolah
/madrasah

juga

merumuskan

dan

menetapkan

tujuan

serta

mengembangkannya. salah satu tujuan sekolah /madrasah adalah


menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahun) dan mengacu pada visi, misi dan tujuan

pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat.


Sekolah/ madrasah juga membuat rencana sekolah yang terdiri dari
rencana kerja jangka menengah dan rencana kerja tahunan. rencana
kerja jangka menengah menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun, rencana kerja tahunan dijadikan
dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Вам также может понравиться