Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SISTEM
PENCERNAAN
GASTROENTERITIS
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan
Disusun oleh:
Herman Gozali, AMK
NIM: 14.01.A.289
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas pertolonganNya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan Sistem
Pencernaan ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya dan khususnya bagi penulis.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
manusia
memerlukan
makanan
untuk
pertumbuhan
dan
dua,
yaitu
pencernaan
mekanik
dan
pencernaan
kimiawi.
penyakit dengan segala penyebab .untuk itu disini kita juga akan membahas
itu serta hubngan pencernaan makanan dengan pencernaannya yang akan
mengakibatkan
kegemukan
atau
hal-hal
yang
dapat
mengakibatkan
yang akan
5.
C. TUJUAN
Dengan rumusan masalah diatas, kami mempunyai tujuan, yaitu antara
lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
1.4 MANFAAT
Tercapainya pemahaman dan dapat diterapkannya dalam bidang Anatomi
Fisiologi.
Dengan
mempelajari
sistem
pencernaan,
kita
dapat
memahami
menerima makanan,
organ-organ
yang
terletak
diluar
saluran
pencernaan,
yaitu
A.Pengertian
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ
yang
berkaitan.Saluran
pencernaan
adalah
sebuah
tabung
berlekuk
pencernaan
terdiri
dari
mulut,
kerongkongan
(pharynx),
kemudian
bercampur
dengan
saliva
sebelum
ditelan
(menelan).
c.
Peristalsis
adalah
gelombang
kontaksi
otot
polos
involunter
yang
f. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna,
juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
C.Gambaran garis besar saluran pencernaan
a. Dinding saluran
Tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah
luar. Komponen lapisan pada setiap regia bervariasi sesuai fungsi regia.
1) Mukosa
Membran mukosa terdiri dari tiga lapisan :
a) Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi dan absorpsi.
Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epitelum
skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. Lapisan ini
terdiri dari epitelium kolumnar sampel dengan sel goblet di area tersebut
yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
b) Lamina propria adalah jaringan ikat areolat yang menopang epitelium.
Lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus limfe dan
beberapa jenis kelenjar.
c) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan
otot polos longitudinal luar.
2) Submukosa
Terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal dan pleksus serabut saraf,
serta
sel-sel
ganglion
yang
disebut
pleksus
Meissner
(Pleksus
Lapisan ke empat dan paling luar juga disebut peritoneum viseral. Lapisan ini
terdiri dari membran serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epitelium
skuamosa simpel.
b. Peritoneum, mesenterium dan omentum abdominopelvis adalah membran
serosa terlebar dalam tubuh.
1) Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis
2) Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubungkan ke peritoneum
parietal oleh berbagai lipatan.
3) Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara viseral dan peritoneum
parietal.
4) Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis
ganda yang merefleks balik dari peritoneum viseral. Lipatan ini berfungsi
untuk mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya
ke dinding abdominal belakang.Pembuluh darah, limfatik dan saraf terletak
dalam lipatan peritoneal.
c. Kendali saraf pada saluran pencernaan
Susunan saraf otonom menginervasi keseluruhan saluran pencernaan,
kecuali ujung atas dan ujung bawah yang dikendalikan secara volunter.
1) Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf vagus (CN
X),
mengeluarkan efek stimulasi konstan pada tonus otot polos dan bertanggung
jawab untuk peningkatan keseluruhan aktivitas. Efek ini meliputi motilitas
dan sekresi cairan pencernaan.
2) Impuls simpatis yang dibawa medula spinalis dalam saraf splanknik,
menghambat kontraksi otot polos saluran, mengurangi motalitas dan
menghambat sekresi cairan pencernaan.
3) Pleksus Meissner dan Auerbach merupakan sisi sinaps untuk serabut
raganglionik parasimpatis.Pleksus ini juga berfungsi untuk pengaturan
kontraktil lokal dan aktivitas sekretori saluran.
D.Pergerakan saluran Cerna
1.Mulut / Oris
Gigi
Gigi
tersusun
dalam
kantong-kantong
(elveoli)
pada
mandibula
dan
Kelenjar ludah
Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
Faring
Merupakan
organ
yang
menghubungkan
rongga
mulut
dengan
1) Fase volunter
Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus
ke arah orofaring.
2) Fase faring
Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim
impuls
ke
pusat
menelan
dalam
medula
dan
batang
otak
bagian
3) Fase esofagus
Sfingter esofagus bawah, suatu area sempit otot polos pada ujung bawah
esofagus
dalam
kontraksi
tonus
yang
konstan,
berelaksasi
setelah
Esofagus
Merupakan
saluran
yang
menghubungkan
tekak
dengan
lambung,
panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah
lambung.Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa),
lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot
memanjang longitudinal.
Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah
diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus
uteri.
a)
Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum
kardium dan biasanya penuh berisi gas.
Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk sfingter pilorus.
Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium
kardiak sampai ke pilorus.
Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi
kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke
5.
Pankreas
sendiri
yang
langsung
dialirkan
ke
dalam
peredaraan
Hasil sekresi
getah
perut
yang
mengalir
ke
dalam
pembuluh-pembuluh
Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot,
letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm
Kantung empedu (berwarna hijau) dalam sistem pencernaan manusia
a)
Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan
senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
8.
a)
Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi
kepala pankreas.Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam
duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika,
ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.
Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus
halus yang selebihnya.
a)
Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada
awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki
fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ
Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu.Umbai cacing
terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai
cacing berukuran 10 cm tetapi bisa bervariasi 2 sampai 20 cm.walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi umbai cacing bisa berbeda-beda bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
12.
Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini
Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
B. Pemeriksaan Fisik
Temuan fisik kemudian dikaji untuk memastikan data subyektif yang didapat
Auskultasi
Bising usus bunyi klik lembut yang terdengar setiap 5-10 detik di setiap
kwdran abdomen, bising usus normal terdengar 5-12 kali/menit
Bising usus tidak ada (-) : dijumpai setelah tindakan pembedahan, peritonitis,
ileus paralitik
Bising usus meningkat disebabkan hipermotilitas usus pada diare atau gastro
enteritis, obstruksiusus
Bising abdomen (bruit) merupakan bunyi dari pembuluh darah (artery
narrowing)
Perkusi
Menentukan ukuran dan lokasi organ abdomen
Menentukan akumulasi berlebihan dari cairan dan udara dalam abdomen
Dilakukan disemua kwadran
Bunyi perkusi normal : Timpani pada 4 kwadran , timpani diatas hepar dan
limpa
Palpasi
Karakter dinding abdomen, ukuran, kondisi dan konsistensi organ, lokasi
nyeri
Palpasi ringan : tekan ujung-ujung jari sedalam 1-2 cm, palpasi dalam
dilakukan penekanan sedalam 4 cm
Lakukan palpasi secara sistematis pada ke empat kwadran
kwadran-kwadran abdomen
Kwadran kanan atas :
Sebagian besar hati
Kandung empedu
Duodenum
Bagian kepala pancreas
Fleksur hepatikus colon
Sebagian kolon asenden dan tranversum
>Kwadran kiri atas :
Lobus kiri hati
Lambung
Lien
Badan dan ekor pancreas
Pleksur splenikus colon
Sebagian kolon tranversum dan asenden
>Kwadran kanan bawah :
Sekum
Apendiks
Ureter kanan
Ovarium kanan dan tuba fallopi
Korda spermatikus kanan
>Kwadran kiri bawah :
Sebagian kolon desenden
Kolon sigmoid
Ureter kiri
Ovarium kiri dan tuba fallopi
Korda spermatikus kiri
. Pemeriksaan Kerongkongan
1. Pemeriksaan barium.
Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan
dipantau melalui fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang
memungkinkan barium diamati atau difilmkan).
Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi
kerongkongan (misalnya penyumbatan atau ulkus).Gambaran ini seringkali
direkam pada sebuah film atau kaset video.
Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang dilapisi oleh
barium, sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau bagian
kerongkongan yang tidak berkontraksi secara normal.
Cairan barium yang ditelan bersamaan dengan makanan yang dilapisi oleh
barium bisa menunjukkan kelainan seperti:
- selaput kerongkongan (dimana sebagian kerongkongan tersumbat oleh
jaringan fibrosa)
Sebuah selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya bisa
digunakan untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk
diperiksa secara mikroskopik atau untuk analisa aktivitas enzim).
Lambung dan usus halus tidak dapat merasakan nyeri, sehingga kedua
prosedur diatas tidak menimbulkan nyeri.
3. Endoskopi
Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan
selang/tabung serat optik yang disebut endoskop.
Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
- kerongkongan (esofagoskopi)
- lambung (gastroskopi)
- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk
memeriksa:
- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).
Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya
berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.
Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel
menjalankan fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.
Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk
mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk
menghancurkan jaringan yang abnormal.
Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan,
daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan
yang abnormal.Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan
pemeriksaan lainnya.
Endoskop juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang
berbeda bisa dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:
Elektrokauter bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan atau untuk mengangkat suatu pertumbuhan yang
kecil
- Sebuah jarum bisa digunakan untuk menyuntikkan obat ke dalam varises
kerongkongan dan menghentikan perdarahannya.
Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya
dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa jam.Makanan di dalam
lambung bisa menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama
pemeriksaan dilakukan.
Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita
biasanya menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus
besar.
Komplikasi dari penggunaan endoskopi relatif jarang.
Endoskopi dapat mencederai atau bahkan menembus saluran pencernaan,
tetapi biasanya endoskopi hanya menyebabkan iritasi pada lapisan usus dan
perdarahan ringan.
4. Laparoskopi
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan
endoskop
Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total.
Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di
dekat pusar.Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke
5. Rontgen
1. Foto polos perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak
memerlukan persiapan khusus dari penderita.
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
- suatu penyumbatan
- kelumpuhan saluran pencernaan
- pola udara abnormal di dalam rongga perut
- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
2. Pemeriksaan barium.
Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada
foto rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan
lapisan dari kerongkongan, lambung dan usus halus.
Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus,
erosi, tumor dan varises kerongkongan.
Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan
keberadaan barium.Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk mengamati
pergerakan barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga bisa
direkam.
Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan,
6. Parasentesis
Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan
mengambil cairannya.
Dalam keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya
mengandung sejumlah kecil cairan.Cairan bisa terkumpul dalam keadaankeadaan tertentu, seperti perforasi lambung atau usus, penyakit hati, kanker
atau pecahnya limpa.
Parasentesis digunakan untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan
pemeriksaan atau untuk membuang cairan yang berlebihan.
Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum
7. USG Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari
organ-organ dalam.
USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati
dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya.
USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.
Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran
pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab
perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar.
USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki
resiko.
Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan
gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat
tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan
bisa dicetak atau direkam dalam filem video.
A.
Latar Belakang
maka banyak penderita batu kandung empedu yang ditemukan secara dini
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin
canggihnya peralatan dan semakin kurang invasifnya tindakan pengobatan
sangat mengurangi morbiditas dan moralitas. Batu kandung empedu
biasanya baru menimbulkan gejala dan keluhan bila batu menyumbat duktus
sistikus atau duktus koledokus. Oleh karena itu gambaran klinis penderita
batu kandung empedu bervariasi dari yang berat atau jelas sampai yang
ringan atau samar bahkan seringkali tanpa gejala (silent stone).
A.
Pengertian :
Kolelitiasis (batu empedu) terbentuk dalam kandung empedu dari
unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu, batu empedu memiliki
ukuran, bentuk dan komposisi yang bervariasi. Batu empedu tidak lazim
dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin
sering pada individu berusia diatas 40 tahun, semakin meningkat pada usia
75 tahun.
KOLELITIASIS
Infeksi pada kandung empedu ada yang akut dan kronis. Kolesistitis akut
biasanya disertai nyeri tekan dan kekakuan pada abdomen kuadran kanan
atas, mual muntah dan tanda tanda yang umum dijumpai pada inflamasi
akut.
Kolesistitis kalkulus terdapat pada > 90% pasien kolesistitis akut. Pada
kolesistitis kalkulus , batu kandung empedu menyumbat saluran keluar
empedu. Getah empedu yang tetap berada dalam kandung empedu akan
menimbulkan reaksi kimia, edema dan pembuluh darah dalam kandung
empedu akan terkompresi sehingga suplai vaskulernya terganggu.
Kolesistitis akalkulus merupakan inflamasi kandung empedu tanpa
sumbatan oleh batu empedu, tetapi timbul setelah tindakan bedah mayor,
trauma berat, atau luka bakar.
B.
Patofisiologi :
Ada dua tipe utama batu empedu yaitu: batu yang terutama tersusun dari
pigmen dan tersusun dari kolesterol
Batu pigmen : akan terbentuk bila pigmen yang terkonjugasi dalam
empedu mengalami presipitasi / pengendapan, sehingga terjadi batu. Risiko
terbentuknya batu
hemolisis dan infeksi percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan
hanya dikeluarkan dengan jalan operasi.
Batu kolesterol : merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat
tidak larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam empedu dan
lesitin (fosfo lipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita
batu
empedu
akan
terjadi
penurunan
sintesis
asam
empedu
dan
multipara,
pengguna
obesitas.
kontrasepsi
meningkatkan
saturasi
pil,
Penderita
batu
empedu
estrogen
dan
klofibrat
kolesterol
bilier.
Insiden
meningkat
yang
pada
diketahui
pembentukan
batu
Manifestasi Klinik
Gejalanya bersifat akut dan kronis, Gangguan epigastrium : rasa penuh,
distensi abdomen, nyeri samar pada perut kanan atas, terutama setelah
klien konsumsi makanan berlemak / yang digoreng.
Nyeri dan kolik bilier, jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu,
kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akan
menderita panas, teraba massa padat pada abdomen, pasien dapat
mengalami kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kanan atas yang
menjalar kepunggung atau bahu kanan , rasa nyeri disertai mual dan muntah
akan bertambah hebat dalam waktu beberapa jam sesudah makan dalam
porsi besar. Pasien akan gelisah dan membalik-balikkan badan, merasa tidak
nyaman, nyerinya bukan kolik tetapi persisten. Seorang kolik bilier semacam
ini
disebabkan
oleh
kontraksi
kandung
empedu
yang
tidak
dapat
3.
Perubahan warna urine tampak gelap dan feses warna abu-abu serta
pekat karena ekskresi pigmen empedu oleh ginjal.
4.
akan
mengakibatkan
abses,
nekrosis
dan
perforasi
disertai
peritonitis generalisata.
D.
Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
Kolesterol.
6.
Lisolesitin.
7.
E.
1.
Pemeriksaan Penunjang
laboratorium : lekositosis, blirubinemia ringan, peningkatan alkali
posfatase.
2.
3.
CT Scan Abdomen :
4.
MRI.
5.
Sinar X abdomen
6.
7.
Kolesistografi: alat ini digunakan jika USG tidak ada / hasil USG
meragukan.
F.
Penatalaksanaan
1.
a.
b.
Untuk makanan yang perlu dihindari sayur mengandung gas, telur, krim,
daging babi, gorengan, keju, bumbu masak berlemak, alkohol.
c.
sampingnya dan dapat diberikan dengan dosis kecil untuk mendapatkan efek
yang sama. Mekanisme kerjanya menghambat sintesis kolesterol dalam hati
dan sekresinya sehingga terjadi disaturasi getah empedu. Batu yang sudah
ada dikurangi besarnya, yang kecil akan larut dan batu yang baru dicegah
pembentukannya. Diperlukan waktu terapi 6 12 bulan untuk melarutkan
batu.
d.
untuk
melarutkan
batu
yang
belum
dikeluarkan
pada
saat
spontan
dari
kandung
empedu
atau
duktus
koledokus
dan
d. Kolesistektomi laparaskopi
e. Kolesistektomi endoskopi: dilakukan lewat luka insisi kecil atau luka tusukan
melalui dinding abdomen pada umbilikus
Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
komplikasi intra abdomen yang harus dilaporkan : penurunan selera makan,
muntah, rasa nyeri, distensi abdomen dan kenaikan suhu tubuh.
b.
c.
Luka tidak boleh terkena air dan anjurkan untuk menjaga kebersihan luka
operasi dan sekitarnya
d.
e.
G.
1.
2.
Ketidakseimbangan
Nutrisi
Kurang
dari
kebutuhan
tubuh
b/d
4.
5.
1.
2.
3.
Diagnosa
Nyeri
Tujuan
memini
Intervensi
Rasional
a. Observasi dan membantu
membedakan
akut
malkan/
catat
lokasi, penyebaab
nyeri
dan
informasi
gan
ngkan
dengan
nyeri
nyeri
agen
kolik,
injuri fisik
timbul)
(menetep, penyakit,
terjadinya
(obstruks
i,
proses
nyeri
pembeda
hilang
han)
rutin
berat
yang
dengan
dapat
tidak
tindakan
menunjukkan
terjadinya
b.
Catat
respon komplikasi/kebutuhan
terhadap
dan
obat, terhadap
intervensi
lebih
laporkan lanjut
kepada
dokter
tiarh
baring
pada
posisi
intra
abdomen;
pasien
melakukan
akan
posisi
yang
Tingkatkan
tirah
baring, menurunkan
iritasi/kulit
biarkan
melakukan posisi
yang nyaman
meminimalkan
ketidaknyamanan kulit
d. Gunakan sprei meningkatkan
halus/katun;
cairan
memusatkan
kalamin; perhatian,
istirahat,
kembali
dapat
IMPLEMENTASI
no No Diagnosa Implementasi
Evaluasi Tindakan
a.Mengobservasi
Dapat membedakan
dan catat lokasi, penyebab nyeri
beratnya (skala 010) dan karakter
nyeri
(menetep,
kolik, hilang timbul)
Nyeri berat belum
b. Mencatat respon hilang
terhadap obat, dan
laporkan
kepada
dokter jika nyeri
hilang
Pasien merasa
c.
Meningkatkan nyaman dengan
tirah
baring, posisi semi powler
biarkan
pasien
melakukan
posisi
yang nyaman
Sensasi gatal pada
kulit pasien
d.
menggunakan berkurang
sprei
halus/katun;
cairan
kalamin;
minyak
mandi
(alpha
keri);
kompres
dingin/lembab
sesuai indikasi
Suhu dingin dapat
mengurangi
e. Mengontrol suhu ketidaknyamanan
lingkungan
kulit pasien
f.
Mendorong
menggunakan
.teknik
relaksasi,
contoh
bimbing
imajinasi,
visualisasi, latihan
jalan napas dalam.
Berikan
aktivitas
senggang.
Mengurangi
kepanikan pasien
Paraf
mendengar
dan
mempertahankan
Secret gester pasien
kontak
dengan dapat dibuang
pasien sering
h. Mempertahankan
status
puasa,
masukan/pertahank
an penghisapan NG
sesuai indikasi.
a. Memperhatikan
masukan
dan
haluaran
akurat,
pertahankan
haluaran kuran dari
masukan,
peningkatan berat
jenis
urine.
Kaji
memberan
mukosa/kulit, nadi
perifer,
dan
pengisian kapiler.
Mengetahui
informasi tentang
volume cairan
pasien
defisit
natrium,
kalium, dan klorida
b.
Mengawasi pasien bertambah
tanda/gejala
peningkatan/berlanj
utnya
mual/muntah, kram
abdomen,
kelemahan kejang,
kejang
ringan,
kecepatan denyut
jantung tak teratur,
parestesia,
Muntah
pasien
hipoaktif atau tak berkurang
adanya bising usus,
depresi pernapasan
c.
Menghindarkan
dari
lingkungan kekeringan
yang berbau
memberan mukosa
dan
resiko
perdarahan
oral
pada pasien dapat
d.
Melakukan menurun
kebersihan
oral
dengan
pencuci trauma,
resiko
mulut;
berikan perdarahan/pemben
minyak
tukan
hematoma
pada pasien tidak
terlihat
e.
Menggunakan
jarum kecil untuk
injeksi
dan
melakukan tekanan protrombin darah
pada
bekas menurun.
suntikan lebih lama
dari biasanya
f.
Mengkaji
perdarahan
yang
tidak
biasanya,
contoh perdarahan
terus menerus pada
sisi
injeksi,
mimisan,
seksresi
perdarahan
gusi, motalitas
ekimosis, petekie, menurun
hematemesis/mele
na.
traktus GI
beristirahat
g. Mempertahankan
pasien puasa sesuai
keperluan
dan
gaster
dapat
h.
Memasukkan
selang
NG,
hubungkan
ke
penghisap
dan
pertahankan
patensi
sesuai
indikasi
a. Mengkaji distensi Kebutuhan nutrisi
abdomen, bertahak, terpenuhi
berhati-hati
b.
Memperkirakan/hitu
ng
pemasukan Pemenuhan kalori
kalori.
Jaga tercukupi
komentar tentang
napsu
makan
sampai minimal.
c.
Menimbang Rencana diet pasien
sesuai indikasi
lebih efektif
d. Konsul tentang Nafsu makan pasien
kesukaan/ketidaksu bertambah
kaan
pasien,
makanan
yang
menyebabkan
distress, dan jadwal
makan
yang
disukai.
Nafsu makan pasien
.e.
Memberikan meningkat dan rasa
suasana
mual berkurang
menyenangkan
pada saat makan,
hilangkan
Kebutuhan higine
rangsangan berbau. terpenuhi
f.
Memberikan
kebersihan
oral
sebelum makan
Menurunkan resiko
mual
g.
Menawarkan
minuman seduhan
saat makan, bila
toleran
Flatus dapat keluar
h. Ambulasi dan dan kurangnya
tingkatkan aktivitas distensi abdomen
sesuai toleransi
EVALUASI
Pukul
No Diagnosa
1
Evaluasi
S : Pasien
mengatakan nyeri
Paraf
yang di rasakan
berkurang
O : Wajah pasien
terlihat lebih
tenang
A : Masalah teratasi
sebagian
P :n dilanjutkan
dengan intervensi
1.
Kaji ulang skala
nyeri
2.
Penuhi kebutuhan
nutrisi
3.
Berikan posisi
semi poeler
2
S :pasien
mengatakan rasa
mual sudah tidak
di alami lagi
O:
A : masalah teratasi
P : intervensi di
hentikan
S : pasien
mengatakan nafsu
makan sudah mulai
bertambah
O : pasien sudah
mau makan
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saluran pencernaan adalah sebuah tabung berlekuk melintang
sepanjang sekitar 7 m, tempat lewat makanan saat makanan terurai.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/yudhasetya01/kolelitiasiskolestasiskolesistitis
http://rianurse.blogspot.com/2012/06/askep-gi-kolelitiasis.html
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditionsdiseases/kolelitiasis-_-951000103304
http://perawatsoppeng.blogspot.com/2011/07/asuhan-keperawatankolelitiasis.html
http://medlinux.blogspot.com/2008/12/kolelitiasis.html
http://apakataloeajah.blogspot.com/2011/01/askep-kolelitiasis.html
Pengkajian kep krtis,edisi 2,laura atalbot,rnbsn,ccrn
(http://radenbeletz.com/sistem-pencernaan-pada-manusia.html).
(http://radenbeletz.com/sistem-pencernaan-pada-manusia.html).