Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
KALA 1 a/n Ny T umur 23 tahun G2P0Ab1Ah0 UK 37
+4
mg
:584518
: 20-07-2016/21.20 WIB
PASIEN
SUAMI
Nama
: Ny. T
Tn. N
Umur
: 23 tahun`
31 tahun
Jawa/Indo
Pendidikan
: SMK
SMP
Pekerjaan
: IRT
Buruh
Alamat
No
Umur
Kelahiran
Jenis
Persalinan
1.
2.
Hamil Ini
f.
No
Penolong BBL
Dokter
Nifas
BB
J. Kel
Menyusui Masalah
Mulai Menggunakan
2016/20.30 WIB
i.
j.
b. PEMERIKSAAN KHUSUS
3) Payudara
keluar
4) Perut :
a) Inspeksi
Membesar memanjang, terlihat gerakan janin, terlihat
kontraksi uterus. tidak bekas luka operasi
b) Palpasi
Leopold I: Pada fundus teraba bagian lunak, tidak
melenting kesimpulan bokong janin.
Pada fundus teraba begian bulat, keras, dapat
melenting kesimpulan kepala janin.
Leopold II: Pada perut sebelah kiri teraba bidang datar,
tahanan
Kuat, kesimpulan : Punggung Janin.
Pada perut sebelah kanan teraba bidang
datar,
tahanan kuat, kesimpulan : Punggung Janin
Leopold III : Teraba bagian lunak, tidak melenting,
kesimpulan bokong janin.
Pada SBR teraba bulat, keras, tidak dapat
digoyangkan, kesimpulan kepala janin
Leopold IV: Posisi tangan pemeriksa : divergen,
kesimpulan : kepala sudah masuk panggul
Mc Donald: TFU: 41cm, Umur Kehamilan 37+4mg,
Penurunan Kepala: 2/5
Kontraksi: durasi 10 detik, frekwensi : 1 kali/ 10 menit
c) Auskultasi :
Punctum Maksimal I: perut bagian kanan bawah pusat,
frekuensi DJJ: 138 kali/menit
Punctum maksimal II: perut bagian kiri atas pusat ibu,
frekuensi DJJ: 142 kali/menit.
5) Genetalia : Varises:
Tgl/ Jam
20-07-2016
Kegiatan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
pembukaan
lengkap
terlebih dahulu
karena
akan
E: Ibu bersedia
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik
LEMBAR OBSERVASI
Tanggal/Jam
HIS
Keterangan
20-07-2016
22.00
22.30
1x/10 10
23.00
1x/10 10
23.30
2x/10 10
00.00
2x/10 20
00.30
3x/10 25
01.00
3x/10 25
01.30
3x/10 30
1x/10 10
Puki : 143x/menit
TD: 130/80 mmHg, N: 82x/menit,
R: 21x/menit, S: 36,7oC
VT: vulva uretra tenang, dinding vagina
licin, portio tebal lunak, pembukaan 4 cm,
selket
positif,
presentasi
kepala,
air
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny. T
NO. RM : 584518
ANALISA
PENATALAKSANAAN
JAM
G2P0A1Ah0 07.15
UK
37+5
minggu
gemelli,
inpartu kala II
KEGIATAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap kan ibu siap untuk dipimpin
persalinan
2. Kolaborasi dengan dr, Sp.OG dalam memimpin dan
memberikan asuhan persalinan
3. Kolaborasi dengan perawat perinatal dalam memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir dan menyiapkan
resusitasi.
PD
=
vulva
uretra
tenang,
vagina
licin,
portio
tidak
teraba,
lengkap, kepala
Hodge II, UUK
jam 12, AK (+),
selket (-)
07.23
lengkap,
bokong , AK (+),
selket (-)
14. Setelah bahu dan lengan depan lahir, dilanjutkan langkah
yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
10
11
lahir.
07.55
pada perineum.
24. Dokter melakukan jahit dalam dan jahit luar secara jelujur
25. Melakukan observasi KU dan VS setiap 15 menit pada
12
miring
kanan-kiri,
duduk,
dan
mencoba
berjalan
perlahan.
- Ibu bersedia
30. Bidan memberikan KIE pada ibu mengenai nutrisi selama
masa nifas yaitu ibu harus memakan makanan yang
mengandung karbohidrat, protein tinggi, vitamin dan
13
09.55
34.
14
B. PEMBAHASAN
Ibu merupakan pasien dari puskesmas bantul yang dirujuk ke RSUD bantul dengan kehamilan gemelli. Ibu mengetahui jika
mengandung anak kembar sejak usia kandungan 7 bulan. Ibu mengatakan memiliki keturunan kembar dari keluarga suami.
Selama trimester III ibu memperiksakan kehamilannya di RSUD bantul. Dari kasus diatas tindakan yang dilakukan oleh
puskesmas untuk merujuk ibu dengan kehamilan gemelli ke rsud adalah benar karena persalinan dengan kehamilan gemelli
ditanganin oleh nakes terampil seperti dokter spesialis obsgyn.
Dokter melakukan USG untuk memastikan persentasi kepala dan bokong. Menghitung taksiran berat janin dengan ukuran
lingkar kelapa, ukuran lingkat perut, dan panjang tulang paha. Taksiran berat janin yang didapat adalah janin I 2200 sedangkan
janin II adalah 1900.
Berdasarkan kasus diatas asuhan persalinan pada kehamilan gemelli secara garis besar sudah sesuai dengan teori
menurut Myles (2009). Secara teori disebutkan bahwa salah satu syarat dapat dilakukannya persalinan normal/pervaginam
dalam kehamilan gemelli adalah janin pertama dengan presentasi kepala. Pada kasus ini janin pertama dengan presentasi
kepala dan janin kedua presentasi bokong sehingga pasien diberi motivasi untuk melahirkan secara pervaginam. Tindakan
persalinan dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG, janin pertama dilahirkan secara normal dan janin kedua dilahirkan
dengan tindakan muller maneuver atas indikasi presentasi bokong.
Jarak kelahiran antara bayi pertama dengan kedua sekitar 20 menit, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak melewati batas
waktu dalam teori. Secara teori menurut Myles (2009) juga menyebutkan bahwa setelah kelahiran bayi pertama, palpasi
abdomen harus dilakukan untuk memastikan letak, presentasi, dan posisi janin yang kedua, serta untuk mengauskultasi jantung
15
janin. Jika letak janin tidak longitudinal, dapat dilakukan upaya memperbaikinya dengan versi sefalik eksternal. Jika bagian
presentasi belum turun, bayi harus didorong masuk ke dalam pelvis dengan tekanan fundus sebelum sakus membrane kedua
rupture. Jika aktivitas uterus tidak terjadi kembali, oksitosin intravena dapat diberikan untuk menstimulasi aktivitas tersebut.
Pada kasus juga dilakukan tindakan yang sama sesuai dengan teori.
Kasus ini termasuk dalam dikorionik yaitu terdapat 2 plasenta yang menempel dan dilahirkan secara bersamaan setelah
bayi kedua lahir.
Secara teori menurut Myles (2009) risiko asfiksia lebih besar terjadi pada bayi kedua dan tim pediatrik mungkin perlu
meresusitasi bayi ini secara aktif dan pada kasus ini bayi kedua mengalami asfiksia dengan apgar score 1/3 dan pada saat itu
juga langsung dilakukan kolaborasi dengan petugas perinatal untuk dilakukan asuhan pada bayi asfiksia.
Petugas perinatal melakukan resusitasi segera, lalu memberikan oksigen bebas sebanyak 2 liter. Sambil terus melakukan
rangsangan taktil, memantau kadar saturasi melalui alat, memasang infus pada bayi. Memasang oksigen dengan kanul, dan
membawa bayi ke ruang perawatan perinatal untuk dilakukan tindakan asuhan selanjutnya dengan kolaborasi dengan dokter
spesialis anak.
Setelah plasenta lahir dokter melakukan penjahitan pada perlukaan perineum derajat III. Bidan melakukan observasi 2 jan
pertama pada ibu post partum. Satu jam pertama dilakukan setiap 15 menit sekali dan satu jam berikutnya setiap 30 menit
sekali. Selama observasi bidan memberikan KIE kebpada ibu tentang perawatan perineum, nutrisi ibu nifas, mobilisasi dini, ASI
Ekslusif, dan tanda bahaya pada masa nifas.
Setelah 2 jam post partum dan keadaan ibu stabil, bidan mengantar ibu untuk pindah ke bangsal nifas, sedangkan bayinya
dirawat di ruang perinatal untuk dilakukan asuhan selanjutnya dengan kolaborasi dokter spesialis anak dan perawat perinatal.
Hasil penelitian Mercer menyebutkan bahwa ada manfaat dalam penundaan pemotongan tali pusat pada bayi aterm
maupun preterm khususnya pada bayi asfiksia yaitu dapat membuat kadar hematokrit yang lebih tinggi, transportasi oksigen
lebih optimal dan aliran sel darah merah yang lebih tinggi ke organ vital, anemia bayi berkurang dan meningkatkan durasi
menyusu, tetapi dalam kasus ini tidak dilakukan penundaan pemotongan tali pusat dan hanya langsung ditangani oleh petugas
perinatal.
16