Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Perawat adalah suatu profesi independent, dan suatu profesi memang harus
memiliki payung hukum sebagai pijakan untuk melaksanakan tindakan sesuai
dengan keilmuannya. Profesi keperawatan di negara-negara tetangga bahkan di
negara-negara maju sudah memiliki undang-undang praktek keperawatan, dari
sinilah awal mengapa perawat di seluruh indonesia ingin juga memiliki undangundang sebagai payung hukum sebagai pijakan untuk melaksanakan /
melindungi tindakannnya atau sebagai payung hukum untuk melaksanakan
praktek mandiri dan ini sebenarnya pemerintah sudah memiliki dasar untuk
merealisasikan undang-undang praktek keperawatan yaitu adanya Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik
perawat.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1.
Kondisi keperawatan di Indonesia sangat tertinggal dibandingkan negaranegara ASEAN seperti Piliphina, Thailand, Singapura dan Malaysia, apalagi bila
ingin disandingkan dengan Amerika dan Eropa. Pendidikan rendah, gaji rendah,
pekerjaan selangit inilah fenomena yang ada. Rendahnya gaji menyebabkan
tidak sedikit perawat yang bekerja di dua tempat, suatu contoh pagi hingga
siang di rumah sakit negeri, siang hingga malam di rumah sakit swasta, atau
pagi hingga malam ngajar di beberapa instansi pendidikan. Dalam kondisi yang
demikian maka sulit untuk mengharapkan kinerja seorang perawat bisa
maksimal. Apalagi bila dilihat dari rasio perawat dan pasien, dalam shift sore dan
malam hanya ada 2-3 perawat yang jaga sedangkan pasien ada 20-25 per
bangsal jelas tidak proporsional(Yusuf,2006).
1.
Perawat Klinik (PK) : yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan
langsung kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2.
Perawat Manajer (PM) : yaitu perawat yang mengelola pelayanan
keperawatan di sarana kesehatan, baik pengelola tingkat bawah (front line
manager), tingkat menengah (middle manager), tingkat atas (top manager).
3.
Perawat Pendidik (PP) : yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada
peserta didik di institusi pendidikan keperawatan.
4.
Perawat Peneliti/Riset (PR) : yaitu perawat yang bekerja dibidang penelitian
keperawatan/kesehatan
Dan untuk perawat klinik bisa sampai PK V tetapi organisasi profesi hanya
memperjuangkan hanya sampai PK II, begitu juga dengan jenjang karir perawat
pendidik.
Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal,
perawat di Indonesia juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan
bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat
terhadap tindakan yang dilakukannya. Tetapi yang terjadi di lapangan sangat
memilukan, banyak sekali Perawat yang melakukan Praktek Pelayanan
Kedokteran dan Pengobatan yang sangat tidak relevan dengan ilmu
keperawatan itu sendiri. Hal tersebut telah membuat profesi Perawat di pandang
rendah oleh profesi lain. Banyak hal yang menyebabkan hal ini berlangsung
berlarut-larut antara lain:
a.
itu sendiri.
b. Tidak jelasnya aturan yang ada serta tidak tegasnya komitmen penegakan
hukum di Negara Republik Indonesia.
c.
2.
Tantangan terberat saat ini adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) tenaga keperawatan. Secara kuantitas perawat merupakan tenaga
kesehatan dengan jumlah terbanyak dan terlama kontak dengan pasien, namun
secara kualitas masih jauh dari harapan masyarakat. Indikator makronya adalah
masih ada perawat yang bekerja di unit pelayanan kesehatan (rumah
sakit/puskesmas) hanyalah tamatan SPK (sederajat SMA/SMU).
Berangkat dari kondisi tersebut, maka dalam kurun waktu 1990-2000 dengan
bantuan dana dari World Bank, melalui program health project (HP V)
dibukalah kelas khusus D III keperawatan hampir di setiap kabupaten. Selain itu
bank dunia juga memberikan bantuan untuk peningkatan kualitas guru dan
dosen melalui program GUDOSEN. Program tersebut merupakan suatu
percepatan untuk meng-upgrade tingkat pendidikan perawat dari rata-rata
hanya berlatar belakang pendidikan SPK menjadi Diploma III (Institusi
keperawatan). Tujuan lain dari program ini diharapkan bisa memperkecil gap
antara perawat dan dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi perpanjangan
tangan dokter (Prolonged physicians arms) tapi sudah bisa menjadi mitra kerja
dalam pemberian pelayanan kesehatan(Yusuf, 2006).
3.
I.
Pasal 1 Ayat 7
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
II.
BAB 3
PEMBAHASAN
1.
A.
Organisasi Profesi
Pemberlakuan Standart Profesi Keperawatan
Memantau dan menilai hasil memnuhi standar, tidak memenuhi standar atau
melampaui standar, (4). Merupakan petunjuk bagi organisasi/manajemen, profesi
dan pasien dalam organisasi tatanan pelayanan untuk memperoleh hasil optimal.
B.
Pada dasarnya setiap profesi bertanggung jawab terhadap kinerjanya dan harus
dapat mempertanggung jawabkan pelayanan yang diberikan. Untuk itu perlu
adanya undang-aundang atau peraturan yang mengaturnya sehingga lingkup
prakter keperawatan dan bats kewenangan menjdi jelas.
2.
Otonomi perawat
Globalisasi
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C.
2.
A.
Institusi Pendidikan
Penerapan Bahasa Asing
Kemampuan bersaing perawat Indonesia bila di bandingkan dengan negaranegara lain seperti Philipines dan India masih kalah . Pemicu yang paling nyata
adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih menggunakan
Bahasa Indonesiasebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut
yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global. Salah satu tolak
ukur kualitas dari Perawat di percaturan internasional adalah kemampuan untuk
bias lulus dalam Uji Kompetensi keperawatan seperti ujian NCLEX-RN dan EILTS
sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat bekerja di USA. Dalam
B.
Untuk institusi pendidikan cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan model
praktek keperawatan mandiri adalah (1). Dengan tetap menyelenggarakan
pendidikan keperawatan program khusus baik tingkat D3 maupun S1
keperawatan, (2). Pengelola / pengambil kebijakan di insititusi pendidikan
keperawatan harus seorang perawat, (3). Institusi pendidikan keperawatan tidak
hanya berorientasi bisnis saja tetapi juga harus berorientasi kualitas dari produk
yag dihasilkan dalam hal ini lulusan yang siap berkompetisi di tingkat nasional
maupun internasional.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Praktek Nursing At Home atau praktek mandiri perawat ini menjadi peluang
bidang garap yang akan menambah tegas betapa perawat memiliki peran yang
tidak identik dan tidak tergantikan, sehingga PPNI harus memberikan respon,
sensitive serta peduli untuk mengembangkan standar praktek keperawatan.
Diharapkan dengan pemberlakuan standar praktek keperawatan di Indonesia
akan menjadi titik inovasi baru yang dapat digunakan sebagai : pertama falsafah
dasar pengembangan aspek aspek keperawatan di Indonesia, kedua salah satu
tolak ukur efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan dan ketiga
perwujudan diri keperawatan professional. Praktik keperawatan perlu diatur
dengan seperangkat undang-undang/peraturan yang mengatur praktik yang
bermutu.
Institusi pendidikan harus menerapkan bahasa asing sebagai bagian dari
kompetensi mahasiswa dalam pendidikan keperawatan, baik dengan melakukan
kerjasama dengan institusi lokal maupun asing. Serta penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas sesuai standart.
2.
Saran
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melaksanakan praktek mandiri
perawat , antara lain :
1.
Bagi organisasi profesi yaitu dengan pemberlakuan standart profesi
keperawatan, pengaturan praktik keperawatan melalui piranti hokum,
mengembangkan praktik mandiri keperawatan secara berkelompok maupun
individu untuk konsultasi, melakukan kunjungan rumah, hospice care untuk
pasien terminal
2.
Bagi institusi Pendidikan dengan menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas, mengacu pada standart kompetensi dan peningkatan kemampuan
berbahasa asing bagi mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas. (2001). Diskusi Era Baru Profesi Keperawatan : Perawat Menjadi Mitra
Sejajar Dokter. dari http://www.kompas.com/kompas