Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Aktivasi langsung channel gerbang voltase sel otot polos vaskuler oleh impuls
saraf menginisiasi potensial aksi, influks ion calcium, kontraksi myofilamen (gambar 182)(Kannegati and Halpern, 1996). Proses ini dinamakan eksitasi-kontraksi coupling.
Calcium intraseluler bergabung dengan Calmodulin, sebuah protein binding calcium,
membentuk komplek calcium-calmodulin. Komplek ini mengaktivasi myosin dan
menyebabkan formasi cross-briges dengan aktin. Cross-briges ini memulai proses
kontraksi otot.
EFEK FARMAKOLOGI
Efek farmakologi calcium-channel blocker bisa dilihat dari peran ion calcium
dalam menghasilkan potensial aksi, khususnya di sel jantung. Bisa dilihat bahwa
calcium-channel blocker akan menyebabkan (a) penurunan kontraksi otot jantung (b)
menurunkan Heart Rate (c) penurunan kontraksi otot jantung (d) penurunan konduksi
impuls jantung ke nodus AV (e) relaksasi otot polos vaskuler yang menyebabkan
vasodilatasi dan penurunan tekanan darah sistemik (Reeves dkk, 1982; Reves, 1984).
Calcium-channel blocker menghasilkan efek dalam beberapa tingkatan ( table 18-2).
Semua calcium-channel blocker efektif untuk pengobatan spasme arteri
koronaria. Calcium channel bloker menurunkan kontraksi otot polos vaskuler, sehingga
meningkatkan coronary blood flow dan menyebabkan vasodilatasi perifer dengan
penurunan tahanan vaskuler sistemik dan tekanan darah perifer. Drug induced obat ini
mempunyai peranan dalam karakteristik efek anti ischemia. Karena calcium-channel
blocker mendilatasi arteri koronaria melalui mekanisme yang berbeda dengan golongan
nitrat, kedua golongan obat ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam
mengatasi spasme arteri koronaria. Calcium-channel blocker juga efektif dalam
mengatasi kronik stable angina pectoris yang disebabkan obstruksi menetap lesi arteri
koronaria dan pengobatan unstable angina pectoris.
FENILALKIL AMIN
Fenilalkilamin terikat pada intraseluler portion dari subunit channel type L
ketika channel dalam keadaan terbuka dan menutup channel tersebut (gambar 18-3)
(Kanneganti and Halpern,1996)
VERAPAMIL
Verapamil adalah derivate sintetis papaverin. Dextroisomer Verapamil tidak
mempunyai aktivitas di slow calcium-channel tetapi di fast sodium-channel, terhitung
sama dengan efek local anestesi dari Verapamil (potensiasi 1,6 kali dibanding dengan
Prokain) (Kraynack dkk, 1982). Levoisomer Verapamil spesifik untuk slow calcium
channel dan predominan aksi ini dimasukkan klasifikasi Verapamil sebagai calcium
blocking drug.
Efek Samping
Verapamil mempunyai efek depresan mayor pada nodus AV, efek kronotropik
negative pada nodus SA, efek inotropik negative pada otot jantung dan efek vasodilatasi
sedang pada arteri koronaria dan sistemik. Efek inotropik negative Verapamil akan
berlebihan pada pasien dengan preexisting disfungsi ventrikel kiri. Sehingga Verapamil
seharusnya tidak diberikan pada pasien dengan Gagal Jantung atau pasien dengan
bradikardi berat, disfungsi nodus SA atau block nodus AV. Demikian juga efek inotropik
negative dan efek kronotropik bisa meningkat pada pemberian bersama-sama dengan
obat antagonis beta adrenergic. Isoprotenol bermanfaat untuk meningkatkan heart rate
pada kejadian drug induced heart block. Verapamil juga bisa menyebabkan ventricular
disritmia pada pasien dengan Sindroma Wolff-Parkinson-White.
Penggunaan Klinis
Verapamil efektif untuk pengobatan takidisritmia ventricular, menunjukkan
bahwa aksi utamanya di nodus AV ( lihat BAB 17). Efek vasodilatasi ringan yang
dihasilkan Verapamil membuat obat ini berguna untuk mengatasi vasospastic angina
pectoris dan hipertensi esensial. Calcium-channel blocker sama efektifnya dengan betablocker dalam menghilangkan angina pectoris. Verapamil tidak sama aktifnya dengan
Nifedipin untuk efek pada otot polos vaskuler sehingga menyebabkan penurunan sedikit
tekanan darah sistemik dan sedikit reflek aktifitas sistim saraf parasimpatis perifer.
Verapamil efektif untuk pengobatan kardiomiopati hipertropi simptomatis dengan atau
tanpa obstruksi aliran ventrikuler kiri (Spirito, 1997). Calcium-channel blocker
sebaiknya tidak diberikan secara rutin pada pasien AMI karena angka mortalitas post
infark tidak turun (Opie, 2000). Verapamil berguna juga untuk pengobatan maternal dan
fetal takidisritmia, sama dengan penggunaan pada persalinan premature (Murad dkk,
1985). Pemberian secara intravena pada ibu yang akan melahirkan menyebabkan
demethylat
verapamil
menonjol
dengan
Norverapamil
menghasilkan aktifitas yang cukup untuk memberikan efek antidisritmia pada pemberian
oral. Hampir secara sempurna dimetabolisme di hepar dan hampir tidak ada yang tidak
berubah ditemukan di urin. Dengan pemberian intravena sekitar 70% hasil
metabolismenya ditemukan kembali di urine dan sekitar 15 % diekskresi lewat empedu.
Pemberian jangka panjang akan menyebabkan disfungsi renal, mengakibatkan akumulasi
Verapamil.
Waktu paruh Verapamil adalah 6-12 jam, mungkin memanjang pada pasien
dengan gangguan hepar. Dalam hal ini pemberian jangka panjang Verapamil jarang
menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma enzyme transaminase. Seperti Nifedipine,
Verapamil terikat kuat pada protein(90%), dan pemberian dengan obat lain (lidokain,
diazepam, propanolol) dapat meningkatkan aktif farmakologi, bagian obat yang tidak
terikat.
DIHIDROPIRIMIDIN
Farmakokinetik
Absorbsi peroral dan sublingual sekitar 90% dengan onset setelah 20 menit
pemberian (lihat table 18-3). Ini menunjukkan bahwa hampir semua absorbsi Nifedipin
sublingual adalah melalui traktus gastrointestinal melalui bercampurnya dengan saliva.
Protein binding hampir 90%. Metabolisme hati hampir sempurna, eliminasi metabolit
inaktif sebagian besar lewat urin(80%) dan sebagian kecil melewati empedu. Waktu
paruh sekitar 3-7 jam.
Efek Samping
Efek samping Nifedipin diantaranya flushing, vertigo dan nyeri kepala. Efek
samping yang lain yang jarang seperti oedem perifer (venodilatasi), hipotensi, parestesia,
dan kelemahan otot skeletal. Kadang-kadang terjadi glukosa intoleran dan disfungsi
hepar.
NICARDIPIN
Nikardipin kurang berpengaruh di nodus SA dan nodus AV dan efek minimal
terhadap myocardial. Obat ini mempunyai efek vasodilatasi terkuat dari semua golongan
calcium entry blocker. Efek vasodilatasi paling menonjol di arteri coronaria. Kombinasi
dengan antagonis beta adrenergic untuk pengobatan angina dipertimbangkan, karena
seperti Dihidropiridine yang efek depresi terhadap nodus SA minimal. Dari semua obat
angina, Dihidropiridin merupakan vasodilatator arteriole terkuat, sehingga baik Nifedipin
maupun Nicardipin kadang berguna untuk pasien dengan residual hipertensi.
Nicardipin tersedia dalam sediaan intravena maupun oral (golongan
Dihidropiridin calcium channel bloker hanya tersedia dalam sediaan oral). Waktu paruh
yang lama menjadi dasar rekomendasi setelah 72 jam harus lewat sebelum dosis awal
ditingkatkan. Nicardipin dimetabolisme di hepar dan terikat protein (sekitar 95%). Efek
samping sama dengan nifedipin
Penggunaan Klinis
Nicardipin digunankan sebagai obat Tokolitik yang sama efeknya dengan
Salbutamol tetapi efek sampingnya menyebabkan febris. Sebagai tokolitik, Nicardipin di
sisi channel ion calcium tipe L dependent voltage miometrium, menyebabkakn
penutupan channel tersebut dan menginhibisi kontraksi uterus. Pemberian salbutamol
bersama-sama dengan Nicardipin sebagai tokolitik kadang bisa menyebabkan edema
pulmo (Bal dkk, 2004). Pemberian 40 g/ka iv sebelum terapi elektrokonfulsi dapat
mengurangi respon akut hemodinamik.
NIMODIPIN
Nimodipin sangat larut dalam lemak seperti Nifedipin. Ini membantu untuk
masuk ke dalam sistim saraf pusat, akan memblok influk calcium ekstraseluler yang
digunakan untuk kontraksi arteri besar di cerebri.
Penggunaan Klinis
Kelarutan dalam lemak seperti nifedipin memungkinkan Nimodipin untuk
melewati Blood Brain Barier sehingga bisa digunakan untuk pengobatan pasien dengan
subarachnoid hemorrhagi.
Vasospasme Cerebri
BENZOTHIAZEPIN
Benzodiazepine bekerja pada subunit channel alfa tipe L walaupun
mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui (lihat gambar 18-3)(Kanneganti and
Halpern, 1996). Diltiazem mempunyai 2 efek tambahan, mungkin karena kerjanya di
pompa Na+K+ , menurunkan ion natrium intraseluler untuk bertukaran dengan calcium
ektraseluler. Ini akan menginhibisi Calcium-Calmodulin Binding.
DILTIAZEM
Seperti Verapamil, Diltiazem dominant dalam memblok channel calcium dari
nodus SA, sehingga digunakan sebagai first line untuk pengobatan takidisritmia
supraventrikuler (lihat BAB 17). Ini juga digunakan untuk mengontrol hipertensi esensial
jangka panjang. Efek Diltiazem terhadap nodus SA dan AV dan pengaruh vasodilatasi
berada diantara Verapamil dan Dihidropiridin. Diltiazem mempunyai efek minimal
kardiodepresan dan tidak berinteraksi dengan obat
10
11
Sitoproteksi
Blok kanal kalsium membuat sitoproteksi untuk menanggulangi iskemik
reperfusi injury dengan menurunkan masuknya ion kalsium ke dalam sel dan konversi
xanthine oxidase (bebas dari komplek calcium-calmodulin) Ca++ channel blocker bisa
mengurangi akumulasi radikal bebas oksigen. Ca++ channel blocker bisa mengurangi
renal injury akibat obat yang nefrotoksik seperti Cisplatinum dan Radiokontras. Efek
vasodilatator Ca++ channel blocker dan control terhadap hipertensi menghasilkan
peningkatan renal blood flow dan glomerular fitration rate jadi menyokong natriuresis.
12