Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Payudara
Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan dada.
Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau ketujuh
di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilrasis sebagai
batas lateralnya. Duapertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis major dan sebagian
M.serratus anterior. Sebagian kecil terletak di atas M.obliquus externus.
Pada 95% wanita terdapat perpanjangan dari kuadran lateral atas sampai ke aksila.
Ekor ini (tail of Spence) dari jaringan mammae memasuki suatu hiatus (dari Langer) dalam
fascia sebelah dalam dari dinding medial aksilaI. Hanya ini jaringan mammae yang
ditemukan secara normal di bawah fascia sebelah dalam.

Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus, beberapa lebih besar daripada yang
lainnya, berada dalam fascia superficial, dimana dihubungkan secara bebas dengan fascia
sebelah dalam. Lobus-lobus ini beserta duktusnya adalah kesatuan dalam anatomi, bukan

kesatuan dalam bedah. Suatu biopsy payudara bukan suatu lobektomi, dimana pada prosedur
semacam itu, sebagian dari 1 atau lebih lobus diangkat.
Antara fascia superficial dan yang sebelah dalam terdapat ruang retromammary
(submammary) yang mana kaya akan limfatik.
Lobus-lobus parenkim beserta duktusnya tersusun secara radial berkenaan dengan
posisi dari papilla mammae, sehingga duktus berjalan sentral menuju papilla seperti jari-jari
roda berakhir secara terpisah di puncak dari papilla.Segmen dari duktus dalam papilla
merupakan bagian duktus yang tersempit. Oleh karena itu, sekresi atau pergantian sel-sel
cenderung untuk terkumpul dalam bagian duktus yang berada dalam papilla, mengakibatkan
ekspansi yang jelas dari duktus dimana ketika berdilatasi akibat isinya dinamakan lactiferous
sinuse .Pada area bebas lemak di bawah areola, bagian yang dilatasi dari duktus laktiferus
(lactiferous sinuses) merupakan satu-satunya tempat untuk menyimpan susu. Intraductal
papillomas sering terjadi di sini.
Ligamentum suspensori Cooper membentuk jalinan yang kuat, pita jaringan ikat
berbentuk ireguler menghubungkan dermis dengan lapisan dalam dari fascia superfisial,
melewati lobus-lobus parenkim dan menempel ke elemen parenkim dan duktus. Kadangkadang, fascia superfisial terfiksasi ke kulit, sehingga tidak mungkin dilakukan total
mastectomy subkutan yang ideal. Dengan adanya invasi keganasan, sebagian dari ligamentum
Cooper akan mengalami kontraksi, menghasilkan retraksi dan fiksasi atau lesung dari kulit
yang khas. Ini berbeda dengan penampilan kulit yang kasar dan ireguler yang disebut peau
d'orange, dimana pada peau d'orange perlekatan subdermal dari folikel-folikel rambut dan
kulit yang bengkak menghasilkan gambaran cekungan dari kulit.

Suplai darah
Mammae diperdarahi dari 2 sumber, yaitu A. thoracica interna, cabang dari A.
axillaries, dan A. intercostal.
Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5 mengalirkan darah
dari kelenjar mamma. Vena-vena ini mengikuti arterinya. Vena aksilaris terbentuk dari
gabungan vena brachialis dan vena basilica, terletak di medial atau superficial terhadaop
arteri aksilaris, menerima juga 1 atau 2 cabang pectoral dari mammae. Setelah vena ini
melewati tepi lateral dari iga pertama, vena ini menjadi vena subclavia. Di belakang, vena
intercostalis berhubungan dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos,
hemiazygos, dan accessory hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena cava superior.
Ke depan, berhubungan dengan brachiocephalica.
Melaui jalur kedua jalur pertama, metastasis ca mammae dapat
mencapai paru-paru.Melalui jalurketiga, metastasis dapat ke tulang dan
system saraf pusat.

Aliran Limfatik
Kelenjar getah bening dari regio mammae terdapat dalam kelompok
inkonstan yang bervariasi.Seringnya pembagian menurut Haagensen.
Klasifikasi utama Haagensen adalah axillary dan internal thoracic
(mammary).
1. Drainase Aksilaris (35.3 nodes).
Group 1.External mammary nodes (1.7 nodes), juga dikenal sebagai
anterior pectoral nodes. Ini terletak sepanjang batas lateral dari M. pectoralis
minor, di bawah M. pectoralis major, sepanjang sisi medial dari aksila
mengikuti aliran lateral thoracic artery pada dinding dada, mulai dari iga 2-6.

Di bawah areola terdapat perluasan jaringan pembuluh-pembuluh limfatik,


dinamakan subareolar plexus of Sappey.
Group 2.Scapular nodes (5.8 nodes). Terletak di atas pembuluhpembuluh darah subsakapular.Limfatik dari KGB ini salng berhubungan
dengan pembuluh limfe intercistal.
Group 3.Central nodes (12.1 nodes). Merupakan kelompok kelenjar
getah bening yang terbesar; merupakan KGB yang paling mudah dipalpasi di
aksila karena ukurannya yang besar. Ketika KGB ini membesar, dapat
menekan intercostobrachial nerve, cabang kutaneus lateral dari second atau
third thoracic nerve, dapat timbul nyeri.

Group 4.Interpectoral nodes (Rotter's nodes) (1.4 nodes). Terletak


antara otot pektoralis mayor dan minor, sering terdapat tunggal. Merupakan
kelompok KGB terkecil dari KGB aksila dan tidak dapat ditemukan walaupun
M. pectoralis major diangkat.
Group 5.Axillary vein nodes (10.7 nodes).Merupakan kelompok KGB
terbesar kedua di aksila.Terletak di permukaan ventral dan kaudal dari bagian
lateral vena aksilaris.
Group 6.Subclavicular nodes (3.5 nodes).Terletak pada permukaan
ventral dan kaudal dari bagian medial vena aksilaris.

2. Drainase Internal Thoracic (Mammary)(8.5 Nodes)


Pembuluh-pembuluh limfatik timbul dari tepi medial mammae pada
fascia pectoralis. KGB ini juga menerima trunkus limfatikus dari kulit
mammae kontralateral, hati, diafragma, rectus sheath, bagian atas rectus
abdominis. KGB sekitar 4-5 setiap sisinya, kecil, dan biasanya dalam lemak
dan jaringan ikat dari ruang interkosta.Saluran ini bermuara ke ductus
thoracicus atau ductus limfatikus dextra.Rute ke vena aksilaris lebih pendek
daripada rute aksila.
Dalam staging, bila ditemukan metastasis ke KGB supraclavicular,
cervical, atau contralateral internal mammary dianggap telah mengadakan
metastasis jauh (M1). Yang termasuk KGB regional :
1. KGB aksila (ipsilateral) : interpectoral (Rotter's) nodes dan KGB
sepanjang vena aksilaris dan bagian-bagiannya yang dapat dibagi ke dalam
beberapa tingkat :
a. Level I (low axilla): KGB lateral dari tepi lateral M pectoralis minor
b. Level II (midaxilla): KGB antara tepi medial dan lateral M pectoralis
minor dan KGB interpectoral (Rotter's)
c. Level III (apical axillary): KGB medial dari tepi medial M pectoralis
minor termasuk subclavicular, infraclavicular, atau apical.
2. Internal mammary (ipsilateral): KGB di ruang intercosta sepanjang
tepi sternum dalam fascia endothoracica.
Persarafan

Mammae dipersarafi oleh nervus intercosta 2-6, dengan cabangcabangnya melewati permukaan kelenjar. 2 cabang mammae dari nervus
kutaneus lateral keempat juga mempersarafi papilla mammae.

Defenisi
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal
diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk
klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengakibatkan sinyal
mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar
payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
yang tumbuh infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase.
Etiologi ( Faktor Resiko )
Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih
sering untuk berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak
memiliki beberapa faktor risiko tersebut.2 Beberapa faktor risiko tersebut :
Umur :
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat
seiring bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara
ratarata pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum
menopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita premenopause atau
sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif, derajat
tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival ratesnya lebih rendah.
Riwayat kanker payudara :

Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara


mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yang
lainnya.
Riwayat Keluarga :
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau
saudara perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih
tinggi jika anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40
tahun. Risiko juga meningkat bila terdapat kerabat/saudara (baik dari
keluarga ayah atau ibu) yang menderita kanker payudara.
Perubahan payudara tertentu :
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang
terlihat abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan
meningkat bila memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical
hyperplasia dan lobular carcinoma in situ [LCIS].
Perubahan Genetik :
Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen
lainnya. BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen
BRCA-1
beruhubungan
dengan
invasive
ductal
carcinoma,poorly
differentiated, dan tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2
berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated
dan mengekspresikan reseptor hormon.Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan
BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen
BRCA1 yang abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker
payudara pada usia yang lebih dini.
Riwayat reproduksi dan menstruasi :
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan
risiko untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya
paparan justru memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang
meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia
12 tahun), nuliparitas, dan menopause yang terlambat (di atas 55 tahun)
berhubungan juga dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari
epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek
protektif, sehingga semakin tua umur seorang wanita melahirkan anak
pertamanya, risiko kanker meningkat. Wanita yang mendapatkan
menopausal hormone therapy memakai estrogen, atau mengkonsumsi
estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan risiko
kanker.
Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah dada :
Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk
payudara) sebelum usia 30 tahun, risiko untuk berkembangnya kanker
payudara akan meningkat di kemudian hari.
Kepadatan jaringan payudara :

Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak. Wanita yang


pemeriksaan mammogramnya menunjukkan jaringan payudara yang lebih
padat, risiko untuk menjadi kanker payudaranya meningkat.
Overweight atau Obese setelah menopause:
Kemungkinan
untuk
mendapatkan
kanker
payudara
setelah
menopause meningkat pada wanita yang overweight atau obese, karena
sumber estrogen utama pada wanita postmenopause berasal dari konversi
androstenedione menjadi estrone yang berasal dari jaringan lemak, dengan
kata lain obesitas berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen
jangka panjang.

Kurangnya aktivitas fisik :


Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnyakurang, risiko untuk
menjadi kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantu
mengurangi peningkatan berat badan dan obesitas.
Diet :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum
alkohol mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alcohol
akan meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak
makan berlemak dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen
serum, sehingga akan meningkatkan risiko kanker.
Klasifikasi
1. Non invasive carcinoma
a) Ductal carcinoma in situ
Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk pada
sel kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan belum menyebar.Saluran
menjadi tersumbat dan membesar seiring bertambahnya sel kanker di
dalamnya.Kalsium cenderung terkumpul dalam saluran yang tersumbat dan
terlihat dalam mamografi sebagai kalsifikasi terkluster atau tak beraturan
(clustered or irregular calcifications) atau disebut kalsifikasi mikro
(microcalcifications) pada hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala
kanker.
DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya
massa yang secara jelas terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada
mammografi. DCIS kadang ditemukan dengan tidak sengaja saat dokter
melakukan biopsy tumor jinak.Sekitar 20%-30% kejadian kanker payudara
ditemukan saat dilakukan mamografi.Jika diabaikan dan tidak ditangani, DCIS
dapat menjadi kanker invasif dengan potensi penyebaran ke seluruh tubuh.
b) Lobular carcinoma in situ
Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan
sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang

memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus.


Mengacu pada National Cancer Institute, Amerika Serikat, seorang wanita
dengan LCIS memiliki peluang 25% munculnya kanker invasive (lobular atau
lebih umum sebagai infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.
2. Invasive carcinoma
I. Pagets disease dari papilla mammae
Pagets disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada
tahun 1974. Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla
mammae, dapat berupa lesi bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease
biasanya berhubungan dengan DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan
mungkin berhubungan dengan kanker invasif. Biopsi papilla mammae akan
menunjukkan suatu populasi sel yang identik (gambaran atau perubahan
pagetoid). Patognomonis dari kanker ini adalah terdapatnya sel besar pucat
dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi pembedahan
untuk Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau modified
radical mastectomy, tergantung penyebaran tumor dan adanya kanker
invasif.
II. Invasive ductal carcinoma
a. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST)
(80%) Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60%
kasus kanker ini mengadakan metastasis (baik mikro maupun makroskopik)
ke KGB aksila. Kanker ini biasanya terdapat pada wanita perimenopause or
postmenopause dekade kelima sampai keenam, sebagai massa soliter dan
keras. Batasnya kurang tegas dan pada potongan meilntang, tampak
permukaannya membentuk konfigurasi bintang di bagian tengah dengan
garis berwarna putih kapur atau kuning menyebar ke sekeliling jaringan
payudara. Sel-sel kanker sering berkumpul dalam kelompok kecil, dengan
gambaran histologi yang bervariasi.
b. Medullary carcinoma (4%) adalah tipe khusus dari kanker payudara,
berkisar 4% dari seluruh kanker payudara yang invasif dan merupakan
kanker payudara herediter yang berhubungan dengan BRCA-1. Peningkatan
ukuran yang cepat dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis dan perdarahan.
20% kasus ditemukan bilateral. Karakterisitik mikroskopik dari medullary
carcinoma berupa (1) infiltrat limforetikular yang padat terutama terdiri dari
sel limfosit dan plasma; (2) inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi buruk
dan mitosis aktif; (3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal atau
tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar. Sekitar 50% kanker ini
berhubungan dengan DCIS dengan karakteristik terdapatnya kanker perifer,
dan kurang dari 10% menunjukkan reseptor hormon. Wanita dengan kanker
ini mempunyai 5- year survival rate yang lebih baik dibandingkan NST atau
invasive lobular carcinoma.
c. Mucinous (colloid) carcinoma (2%) merupakan tipe khusus lain dari
kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif,
biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan ditemukan pada
wanita yang lebih tua. Karena komponen musinnya, sel-sel kanker ini dapat
tidak terlihat pada pemeriksaan mikroskopik.

d. Papillary carcinoma (2%)


Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara
sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan
pada wanita dekade ketujuh dan sering menyerang wanita non kulit putih.
Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm. McDivitt dan kawankawan menunjukkan frekuensi metastasis ke KGB aksila yang rendah dan 5and 10-year survival rate mirip mucinous dan tubular carcinoma.
e. Tubular carcinoma (2%)
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara
sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan
pada wanita perimenopause dan pada periode awal menopause. Long-term
survival mendekati 100%.
III. Invasive lobular carcinoma (10%)
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara.
Gambaran histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli
tidak jelas, dan sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi
adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring
cell carcinoma). Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena
pertumbuhannya yang tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.
IV. Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)
Stadium
Penentuan stadium tumor berdasarkan 3 kategori yaitu tumor size (T),
regional limpho nodus (N) dan metastase jauh (M).
1. Tumor Size (T)
TX
T0

: Tumor primer tidak dapat dinilai


: Tidak ada bukti terdapat tumor primer

Tis Carcinoma in situ :


Tis(DCIS) Ductal carcinoma in situ
Tis(LCIS) Lobular carcinoma in situ
Tis(Paget's) Paget's disease dari papilla mammae tanpa tumor (Catatan
: Paget's disease yang berhubungan dengan tumor diklasifikasikan
menurut ukuran tumor)
T1

: Tumor 2 cm
T1mic Microinvasion < 0.1 cm
T1a Tumor > 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm
T1b Tumor > 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm
T1c Tumor > 1 tetapi tidak lebih dari 2 cm

T2

: Tumor > 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm

T3

: Tumor > 5 cm

T4 Tumor ukuran berapapun dengan perluasan langsung ke dinding dada


atau kulit
T4a Perluasan ke dinding dada, tidak melibatkan otot pectoralis
T4b Edema (termasuk peau d'orange), atau ulserasi kulit [ayudara,
atau ada nodul satelit terbatas di kulit payudara yang sama
T4c Kriteria T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma

2. regional limpho nodus (N)


NX
: KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya sebelumnya telah
diangkat)
N0

: Tidak ada metastasis ke KGB regional

N1

: Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral tetapi dapat digerakkan

N2
: Metastasis KGB aksilla ipsilateral tetapi tidak dapat digerakkan atau
terfiksasi, atau tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral
tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla
ipsilateral
N2a : Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral dengan KGB saling melekat
atau melekat ke struktur lain sekitarnya.
N2b : Metastasis hanya tampak secara klinis ke KGB internal mammary
ipsilateral dan tidak terbukti secara klinis terdapat metastasis ke KGB
aksilla ipsilateral
N3
:Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
keterlibatan KGB aksilla, atau secara klinis ke KGB internal mammary
ipsilateral tetapi secara klinis terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla
ipsilateral; atau metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau
tanpa keterlibatan KGB infraklavikula atau aksilla ipsilateral
N3a: Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
N3b Metastasis ke KGB internal mammary dan aksilla
N3c Metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral

3. Metastase jauh (M)


MX

: Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0

: Tidak terdapat metastasis jauh

M1

: Terdapat metastasis jauh

Stadium

Stadium 0
Stadium I
Stadium IIA

TiS
T1
T0
T1
T2
T2
T3
T0
T1
T2
T3
T3
T4
T4
T4
T apapun
T apapun

N0
N0
N1
N1
N0
N1
N0
N2
N2
N2
N1
N2
N0
N1
N2
N3
N apapun

M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1

Stadium IIB
Stadium IIIA

Stadium IIIB

Stadium IIIC
Stadium IV

Persentase
harapan
hidup dalam
5 tahun
100%
100%
92%

81%
67%

54%

?
20%

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Inspkesi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara, apakah terdapat
edema (peau dorange), retraksi kulit atau puting susu, skin dimpling dan
eritema.
2. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi
kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang
teraba atau suatu lymphadenopathy, harus dinilai lokasinya, ukurannya,
konsistensinya, bentuk, mobilitas atau fiksasinya.
Pemeriksaan penunjang
1. Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk
mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat dipalpasi.
Karsinoma yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan mammografi
setidaknya 2 tahun sebelum mencapai ukuran yang dapat dideteksi melalui
palpasi.

2. Ultrasonografi (USG)
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk
membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik
digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat.
USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy
(FNAB), core-needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG
merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien
tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter 1 cm.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan pada
mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika pada
pemeriksaan klinis dan mammografi tidak didapat kelainan, maka
kemungkinan untuk mendiagnosis karsinoma mammae sangat kecil. MRI
sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya digunakan untuk
skrining.
4. Biopsy
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan
sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional
dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam
diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan juga dalam masalah
pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi
false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan
tingkat false-negative sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang berpengalaman
tidak akan menghiraukan massa dominan yang mencurigakan jika hasil
sitologi FNA adalah negatif, kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan
sitologi semuanya menunjukkan hasil negatif.

Penatalaksanaan
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif.Terapi kuratif dianjurkan untuk
stadium I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan dengan terapi
multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya bersifat paliatif. Terapi paliatif
diberikan pada pasien dengan stadium IV dan untuk pasien dengan
metastasis jauh atau untuk karsinoma lokal yang tidak dapat direseksi.
A. Terapi secara pembedahan
1. Mastektomi partial (breast conservation)
Tindakan konservatif terhadap jaringan payudara terdiri dari reseksi tumor
primer hingga batas jaringan payudara normal, radioterapi dan pemeriksaan
status KGB (kelenjar getah bening) aksilla.Reseksi tumor payudara primer
disebut juga sebagai reseksi segmental, lumpectomy, mastektomi partial dan
tylectomy.Tindakan konservatif, saat ini merupakan terapi standar untuk
wanita dengan karsinoma mammae invasif stadium I atau II. Wanita dengan

DCIS hanya memerlukan reseksi tumor primer dan radioterapi adjuvan.Ketika


lumpectomy dilakukan, insisi dengan garis lengkung konsentrik pada nippleareola complex dibuat pada kulit diatas karsinoma mammae.Jaringan
karsinoma diangkat dengan diliputi oleh jaringan mammae normal yang
adekuat sejauh 2 mm dari tepi yang bebas dari jaringan tumor.Dilakukan juga
permintaan atas status reseptor hormonal dan ekspresi HER-2/neu kepada
patologis.
Setelah penutupan luka payudara, dilakukan diseksi KGB aksilla ipsilateral
untuk penentuan stadium dan mengetahui penyebaran regional.Saat ini,
sentinel node biopsy merupakan prosedur staging yang dipilih pada aksilla
yang tidak ditemukan adanya pembesaran KGB. Ketika sentinel node biopsy
menunjukkan hasil negatif, diseksi KGB akilla tidak dilakukan.
2. Modified Radical Mastectomy
Modified radical mastectomy mempertahankan baik M. pectoralis mayor
and M. pectoralis minor, dengan pengangkatan KGB aksilla level I dan II
tetapi tidak level III. Modifikasi Patey mengangkat M. pectoralis minor dan
diseksi KGB axilla level III. Batasan anatomis pada Modified radical
mastectomy adalah batas anterior M. latissimus dorsi pada bagian lateral,
garis tengah sternum pada bagian medial, bagian inferiornya 2-3 cm dari
lipatan infra-mammae dan bagian superiornya m. subcalvia.
Seroma dibawah kulit dan di aksilla merupakan komplikasi tersering dari
mastektomi dan diseksi KGB aksilla, sekitar 30% dari semua kasus.
Pemasangan closed-system suction drainage mengurangi insidensi dari
komplikasi ini. Kateter dipertahankan hingga cairan drainage kurang dari 30
ml/hari. Infeksi luka jarang terjadi setelah mastektomi dan kebanyakan terjadi
sekunder terhadap nekrosis skin-flap. Pendarahan sedang dan hebat jarang
terjadi setelah mastektomi dan sebaiknya dilakukan eksplorasi dini luka
untuk mengontrol pendarahan dan memasang ulang closed-system suction
drainage. Insidensi lymphedema fungsional setelah modified radical
mastectomy sekitar 10%. Diseksi KGB aksilla ekstensif, terapi radiasi, adanya
KGB patologis dan obesitas merupakan faktor-faktor predisposisi.

B. Terapi secara medikalis (non-pembedahan)


1. Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae.
Untuk wanita dengan DCIS, setelah dilakukan lumpectomy, radiasi adjuvan
diberikan untuk mengurangi resiko rekurensi lokal, juga dilakukan untuk
stadium I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy. Radiasi juga diberikan pada kasus
resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi.

Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa atau IIIb), dimana resiko
rekurensi dan metastasis yang tinggi maka setelah tindakan pembedahan
dilanjutkan dengan terapi radiasi adjuvan.
2. Kemoterapi
a. Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma
mammae tanpa pembesaran KGB dengan tumor berukuran kurang dari 0,5
cm dan tidak dianjurkan. Jika ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa
pembesaran KGB dan dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi dapat
diberikan. Faktor prognostik yang tidak menguntungkan termasuk invasi
pembuluh darah atau limfe, tingkat kelainan histologis yang tinggi,
overekspresi HER-2/neu dan status reseptor hormonal yang negatif sehingga
direkomendasikan untuk diberikan kemoterapi adjuvan.
Contoh regimen kemoterapi yang digunakan antara lain siklofosfamid,
doxorubisin, 5-fluorourasil dan methotrexate.
Untuk wanita dengan karsinoma mammae yang reseptor hormonalnya
negatif dan lebih besar dari 1 cm, kemoterapi adjuvan cocok untuk diberikan.
Rekomendasi pengobatan saat ini, berdasarkan NSABP B-15, untuk stadium
IIIa yang operabel adalah modified radical mastectomy diikuti kemoterapi
adjuvan dengan doxorubisin diikuti terapi radiasi.
b. Neoadjuvant chemotherapy
Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan
sebelum dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor
terlalu besar untuk dilakukan lumpectomy.
Rekomendasi saat ini untuk karsinoma mammae stadium lanjut adalah
kemoterapi neoadjuvan dengan regimen adriamycin diikuti mastektomi atau
lumpectomy dengan diseksi KGB aksilla bila diperlukan, diikuti kemoterapi
adjuvan, dilanjutkan dengan terapi radiasi. Untuk Stadium IIIa inoperabel dan
IIIb, kemoterapi neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban atau ukuran
tumor tersebut, sehingga memungkinkan untuk dilanjutkan modified radical
mastectomy, diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi.
3. Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik berupa
reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormon
ini ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma duktal dan lobular invasif yang
masih berdiferensiasi baik.
Setelah berikatan dengan reseptor estrogen dalam sitosol, tamoxifen
menghambat pengambilan estrogen pada jaringan payudara. Respon klinis
terhadap anti-estrogen sekitar 60% pada wanita dengan karsinoma mammae
dengan reseptor hormon yang positif, tetapi lebih rendah yaitu sekitar 10%
pada reseptor hormonal yang negatif. Kelebihan tamoxifen dari kemoterapi
adalah tidak adanya toksisitas yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual,
muntah dan retensi cairan dapat terjadi pada pengunaan tamoxifen. Resiko

jangka panjang pengunaan tamoxifen adalah karsinoma endometrium. Terapi


dengan tamoxifen dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi
merekomendasikan tamoxifen untuk ditambahkan pada terapi neoadjuvan
pada karsinoma mammae stadium lanjut terutama pada reseptor hormonal
yang positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma mammae stadium IV,
anti-estrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi awal.
4. Terapi antibodi anti-HER2/neu
Penentuan ekspresi HER-2/neu pada semua karsinoma mammae yang
baru didiagnosis, saat ini direkomendasi. Hal ini digunakan untuk tujuan
prognostik pada pasien tanpa pembesaran KGB, untuk membantu pemilihan
kemoterapi adjuvan karena dengan regimen adriamycin menberikan respon
yang lebih baik pada karsinoma mammae dengan overekspresi HER-2/neu.
Pasien dengan overekspresi Her-2/neu mungkin dapat diobati dengan
trastuzumab yang ditambahkan pada kemoterapi adjuvan.

Pencegahan
Lebih dini kanker ditemukan dan mendapatkan penanganan yang
tepat, akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih besar.
Beberapa pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yaitu merupakan cara
sederhana untuk mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada payudara.
Sadari harus dilakukan setiap bulan oleh wanita setelah berumur 20
tahun. Meskipun sadari merupakan suatu teknik penyaringan yang
sederhana, dan tidak mahal, tetapi sadari sangat efektif untuk mengetahui
adanya kanker secara dini, tidak berbahaya, aman dan tidak menimbulkan
nyeri.
Cara pemeriksaan Sadari adalah sebagai berikut:
a. Pada saat mandi
Angkat sebelah tangan dengan menggunakan satu jari gerakkan secara
mendatar perlahan-lahan ke semua tempat bagi setiap payudara. Gunakan
tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri, dan tangan kiri untuk
payudara kanan. Periksa dan cari apabila terdapat gumpalan atau kebetulan
keras, menebal di payudara.
b. Posisi berdiri di depan cermin
Mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan
dari sisi kanan ke sisi kiri. Pinggang dicekak, tekan turun perlahan-lahan
kebawah untuk menegakan otot dada dan membuat payudara condong ke
depan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan seperti besar, bentuk, dan
kontur payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau putting
masuk ke dalam. Perlahan-lahan, pijit kedua kedua puting dan perhatikan jika
terdapat cairan keluar. Periksa lebih lanjut apakah cairan itu jernih atau
mengandung darah.
c. Posisi berbaring

Cara memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu


kanan dan tangan kanan diletakan di belakang kepala. Jari menekan
payudara dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula
dari bagian pangkal payudara. Selepas satu putaran, jari digerakan I inci (2,5
cm) kearah putting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan
meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri di belakang kepala.
Coba rasakan apakah ada benjolan di payudara.

Вам также может понравиться