Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Pendahuluan
Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan berproses secara efisien dan
efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.
Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran
jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia.
Oleh karena itu metode yang diterapakan oleh seorang guru, baru berdaya guna dan
berhasil-guna jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Metode Imla’ disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Di mana guru
membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di
buku tulis. Dan imla’ dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran
imla’ di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa. Maka materi
imla’ tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali
di buku tulisnya.
• Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab
dengan mahir dan benar
• Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian,
pendengaran, pengelihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasaarab.
Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di
kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan materi pelajaran itu di papan tulis dan murid
mencatat / menuliskannya di buku tulis. Kemudian imla’ dengan cara,gru hanya
membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid menuliskannya di buku tulis
mereka masing-masing.
2) Jika imla’ dilakukan dengan cara menuliskan materi imla’ maka langkah yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
• Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik
• Membacakan materi pelajaran imla’ yang telah ditulis itu secara pelan dan
fasih
• Setelah selesai membca imla’ dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka
untuk mencatatnya di buku tulis
• Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla’ didepan papan
tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi.
• Setelah selesai imla’, guru mengumpulkan catatan imla’ semua anak didik
untuk diperiksa atau dinilai
3) Dan jika imla’ dilaksanakan dengan cara : Guru membacakan materi pelajaran
imla’ itu kepada siswa, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
• Guru mengadakan soal jawab mengenai imla’ yang baru saja dikerjakan itu,
dan kemudian menyuruh salah satu diantara siswa untuk menuliskannya di
papan tulis
4) Mengadakan penilaian (evaluasi), atau post test, mengenai materi imla’, apakah
tujuannya telah mengenai sasaran atau belum, jika belum, maka perlu diulang dan
perbaikan-perbaikan
Adapun berikut ini adalah beberapa saran dalam menggunakan metode imla’
sebagai berikut :
1) Jika imla’ dengan cara menuliskan di papan tulis, maka tulisan hendaknya
rapi danterang, yang dapat dibaca oleh semua anak didik. Dan kalau imla’
dilakukan dengan cara guru membacakan, maka hendaknya bacaan imla’
dibacakan dengan suara yang lantang (terang), jangan terlalu lembek sehingga
tidak diengar murid yang duduk di belakang. Jadi bacakanlah acara pelajaran
imla’ tersebut dengan tenang tidak tergesa-gesa .
2) Guru janganlah memulai acara imla’, jika suasana kelas belum ditertibkan,
sehingga siswa benar-benar dalam keadaan siap menerima imla’ yang akan
disajikan.
3) Mulailah acara imla’ jika siswa telah dalam keadaan siap, bacakanlah secara
terang dan pelan.
4) Adakanlah soal jawab dan diskusi mengenai materi imla’ tersebut kepada
siswa dan mejelaskan maksud dari padanya.
Dalam proses belajar mengajar baik itu pengajaran umum, agama maupun dalam
pengajaran Bahasa sangat dipengaruhi oleh prinsip kesiapan yaitu kesiapan individu
sebagai subyek yang melakukan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi fisik–psikis
(jasmani-mental) individu yang memungkinkan subyek dapat melakukan belajar.
Biasanya kalau beberapa tahap dapat dilalui oleh peserta didik maka ia siap untuk
melaksanakan suatu tugas khusus. Berdasarkan prinsip kesiapan belajar tersebut
dapat dikemukakan hal-hal yang terkait dalam pembelajaran antara lain :
Individu dapat belajar dengan baik apabila tugas yang diberikan kepadanya sesuai
dengan kesiapan ( kematangan usia, kemampuan, minat, dan latar belakang
pengalamannya) Kesiapan belajar harus diakaji lebih dulu untuk memperoleh
gambaran kesiapan belajar siswanya dengan jalam mengetes kesiapan atau
kemmpuan.
Jika individu kurang siap untuk melaksanakan suatau tugas belajar maka akan
menghambat proses pengaitan pengetahuan baru ke dalam stuktur kognitif yang
dimilikinya. Kesiapan belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan untuk menerima
sesuatu yang baru dalam membentuk atau mengembangkan kemampuan yang lebih
matang. Bahan dan tugas–tugas belajar akan sangat baik kalau divariasi sesuai
dengan faktor kesiapan kognitif, afektif, dan psikomotor pserta didik yang kan
belajar.
Tingkah laku seseorang akan terdorong kearah suatu tujuan tertentu apabila
ada kebutuhan. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya dorongan internal,
yang selanjutnya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan.
• Memberikan Insentif
• Motivasi Berprestasi
• Motivasi Kompetensi
(6) penguatan diri untuk mencapai tujuan( Worell dan Stilwell, 1981
3. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat ketrmpiln, yaitu
(4) mengabaikan stimuli yang idak relevan ( Worell dan Stilwell, 1981)
(3) memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan dan
Dalam pembelajaran banyak metode yang digunakan salah satunya adalah metode
imla, teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar dimana siswa didalam
kelas diuji kemampuannya untuk menangkap dan menerima dengan baik dan benar
tentang apa yang dikatakan atau yang didektekan oleh guru, baik dari segi tulisan atau
ejaan. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain
itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan , ketepatan ,
kesempatan, dan keterampilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di
sekolah.
Selain memiliki beberapa kelebihan dari pada metode yang lain, metode imla ini
juga memiliki kelemahannya.
3) Membentuk kebiasaan yang kaku, dan fasik sehingga murid kurang aktif .
Selain memiliki beberapa kelebihan dari pada metode yang lain, metode imla ini
juga memiliki kelemahannya , memang semua metode yang ada memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan metode imla ini. Jadi untuk
menyingkapi masalah ini Cuma terletak kepada guru yang bersangkutan bagaimana
dia bisa mensiasati dan menentukan metode mana yang afektif dan sesuai, sehingga
tujuan dari pada pembelajaran tersebut bisa sesuai dan tercapai dengan baik. Jadi
gurulah yang berperan sangat besar dalam memilih metode mana yang lebih tepat dan
sesuai untuk memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/04/metode-imla-metode-dikte/
http://heruexa.blogspot.com/2009/06/metode-imla-dikte.html
http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-imla-dikte/