Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
DANIAR REZA HERMAWAN
13.0142.N
g. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang
serius
h. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
i. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
j. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium).
2. Kerugian Tubektomi
a. Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
b. Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
c. Klien dapat menyesal dikemudian hari
d. Risiko komplikasi kecil (meningkat bila digunakan anestesi umum)
e. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
f. Tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual (IMS)
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri tekan lokal pada bagian post operasi
2. Pucat
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui adanya peningkatan leukosit
yang merupakan tanda adanya infeksi
2. Pemeriksaan foto abdomen : untuk mengetahui adanya komplikasi pasca
bedah.
G. Syarat-syarat Kontrasepsi Tubektomi
1. Harus sudah memiliki paritas > 2 anak terkecil berumur 2 tahun.
2. Umur ibu
Menganjurkan rumus 100 artinya umur ibu dikalikan dijumlah anak
setidak-tidaknya mendekati angka 100/lebih, contoh : ibu yang berumur 30
tahun bila 12 berumur 25 dijumlah anak minimal adalah 4 (Santoso, 2006)
dan menurut Prawirohardjo (2003), usia ibu > 26 tahun.
3. Perkawinan stabil (Keluarga harmonis). Karena perceraian setelah kontap
dapat membuat penyesalan yang sangat sulit diatasi.
4. Konseling
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua
aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang
diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian
pelayanan. Klien diberi kesempatan untuk menilai keuntungan, kerugian,
akibat, prosedur dan alternatif lain dan tidak harus menentukan pilihannya
ada saat itu juga. Sangat penting karena penyesalan setelah kontap
kebanyakan terjadi karena konseling yang kurang adekuat. Konseling harus
dilakukan pada saat calon klien (pasangan) berada pada kondisi psikologis
yang prima.
5. Informed consent
Adalah pernyataan klien bahwa 12 menerima atau menyetujui sebuah
tindakan medis (dalam hal ini Tubektomi) secara sukarela dan menyadari
sepenuhnya semua risiko dan akibatnya
H. Indikasi
Yang Dapat Menjalani Tubektomi :
1. Usia > 26 tahun.
2. Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 thn.
3. Yakin telah mempunyai keluarga besar yang sesuai dengan kehendak
4. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
5. Pascapersalinan.
6. Pascakeguguran.
7. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Indikasi sterilisasi (tubektomi) dapat dibagi lima macam, yaitu :
1. Indikasi medis
Adalah penyakit yang berat dan kronik seperti penyakit jantung
(termasuk derajat 3 dan 4) ginjal, paru dan penyakit kronik lainnya.
Penyakit jantung, gangguan pernafasan, diabetes mellitus tidak terkontrol,
hipertensi, maligna, anemia gravis, tumor ginekologik, infeksi panggul 3
bulan terakhir, riwayat penyakit operasi yang sulit observasi (Santoso,
2006).
2. Indikasi obsetri
Adalah keadaan dimana risiko kehamilan berikutnya meningkat.
Meskipun secara medis tidak menunjukkan apa-apa seperti multiparitas
(banyak anak) dengan usia relatif lanjut (grandemultigravida) yakni
paritas umur 35 tahun atau lebih, seksio sesarea dua kali atau lebih.
3. Indikasi genetik
Adalah penyakit herediter yang membahayakan keselamatan dan
kesehatan anak seperti : Huntington`s chorea, Tayschs disease dan lainlain.
4. Indikasi kontrasepsi
L. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian
Dilakukan pada tanggal
a. Identifikasi pasien dan penanggung jawab
b. Keluhan utama
Daftar Pustaka
1. Bobak, 2005, Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.
2. Prawirohardjo, S, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.
3. BKKBN, 2012, Pedoman Pelayanan Keluarga berencana Pasca
Persalinan, Jakarta, BKKBN.