Вы находитесь на странице: 1из 11

MEKATRONIKA

JENIS-JENIS TRANSDUSER DAN SENSOR SERTA APLIKASINYA

Disusun Oleh :
Hasby Maariq / 3.31.13.0.10
LT-3A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Transducer (Pengertian, Cara Kerja dan Aplikasinya)


Transducer berasal dari kata Traducere dalam bahasa latin yang berarti mengubah.
Sehingga transducer dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
energi yang lain. Bagian masukan dari transducer disebut sensor, karena bagian ini dapat
mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain (Tim;
2003: 16).
Beberapa jenis transducer dapat diklasifikasikan sesuai dengan prinsip pengubahan energi,
sinyal keluaran, atau bidang pemakaian. Berikut ini menunjukkan klasifikasi transducer berdasarkan
prisnsip kelistrikannya (Sugiharta; 2002: 3).
a.
Transducer pasif
Transducer pasif yaitu transducer yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
Transducer ini tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan nilai
resistansi, kapasitansi, atau induktansi apabila mengalami perubahan kondisi sekeliling.
Ada beberapa jenis transducer pasif yang dapat kita peroleh di pasaran, yaitu transducer
resistif, transducer kapasitif, transduscr induktif, dan transducer foto.
1.

Transducer resistif
Prinsip kerja dan penerapan transducer berdasarkan jenisnya ditampilkan pada table berikut
ini.
Table 2.1
Prinsip kerja dan penerapan transducer resistif berdasarkan jenisnya
Jenis
Jenis
Prinsip kerja
transducer
penerapan
Perubahan positif (karena gerakan
Potensio meter
Sensor tekanan,
eksternal) menjadi perubahan resistansi
resistif
posisi
potensiometer atau rangkaian jembatan.
Tekanan eksternal mengubah resistansi
Sensor berat,
Strain Gage
penghantaran atau semi konduktor
tekanan, posisi.
RTD
Perubahan sushu mempengaruhi
(resistance
resistansi logam murni yang
Sensor suhu
temperature
mempunyai koefisien suhu positif.
detector)
Perubahan suhu mempengaruhi
Thermistor
resistansi logam teroksidasi yang
Sensor suhu
mempunyai koefisien suhu negatif.
Resistansi elektroda turun bila
Hygrometer
Sensor
kelembapan udara disekelilingnya naik
resistif
kelembapan
atau bertambah.
Perbedaan suhu pada electrode kering
Sensor
Psychrometer
dan electrode basah menghasilkan
kelembapan
perubahan tegangan.

2.

Transducer kapasitif dan transducer induktif


Prinsip kerja transducer ini adalah mengubah perubahan besaran nonlistrik menjadi
perubahan nilai kapasitansi atau nilai induktif. Berikut ini disajikan prinsip kerja dan penerapan
transducer induktif berdasarkan jenisnya.
Table 2.2

Prinsip kerja dan penerapan transducer induktif berdasarkan jenisnya


Jenis
Jenis
Prinsip kerja
transducer
penerapan
Kapasitas antara dua dielektrik
Sensor tinggi
berubah, disebabkan oleh kondisi fisis cairan, Sensor
Transducer
seperti tinggi cairan, komposisi
tekanan,
kapasitif
larutan, tekanan ketebalan, kepadatan, kepadatan
aliran, dan panjang.
ketebalan
Transducer
induktif LVDT
Perubahan posisi inti (cern)
Sensor tekanan,
(Linear variable menyebabkan timbulnya tegangan
posisi
differensial
pada kumparan skunder.
transformer)
Perubahan tekanan fisis seperti
Transducer
tekanan gas atau cairan menyebabkan
Sensor tekanan
tekanan
perubahan induktansi magnetic.
3.

Transducer foto
Transducer foto dapat mengubah besar arus listrik jika dikenai cahaya/sinar. Aris listrik inilah
yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur, misalnya gelap terangnya suatu
ruangan. Kondisi lain yang dapat diukur adalah kondisi yang memanfaatkan sinar sebagai bahan
utamanya.
Ada beberapa jenis transducer foto dan masing-masing mempunyai prinsip kerja yang
berbeda-beda. Berikut ini disajikan table jenis-jenis transducer foto, berikut prinsip kerja dan
penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Table 2.3
Prinsip kerja dan penerapan transducer foto berdasarkan jenisnya
Jenis
Jenis
Prinsip kerja
transducer
penerapan
Konduktivitas pada suatu bahan
Photokonduktif
berubah bila terkena cahaya.
Sakelar
Arus reverse berubah sesuai intensitas
Photodiode
cahaya/sensor
cahaya pada diode tersebut.
cahaya
Intensitas cahaya yang jatuh pada
transistor photo menyebabkan
Phototransistor
Sakelar cahaya
transistor dalam posisi cut off atau
saturasi.
Mengubah pulsa menjadi sinar infra
Relay, sakelar
Optocopler
merah, sinar infra merah mentriger
cahaya.
detector fhoto.

b.

Transducer aktif
Transducer aktif, yaitu transducer yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transducer ini tidak memerlukan catu daya
eksternal. Transducer ini malah dapat menghasilkan energi lisrik. Berikut disajikan prinsip kerja dan
penerapan transducer aktif berdasarkan jenis-jenisnya.
Table 2.4

Prinsip kerja dan penerapan transducer aktif berdasarkan jenisnya


Jenis
Prinsip kerja
Jenis penerapan
transducer
Energi listrik muncul bila sambungan
Thermokopel
Sensor suhu,
dua jenis semikonduktor logam yang
dan thermofile
pancaran panas
berbeda dikenai panas.
Sensor cahaya,
Energi listrik atau tegangan muncul bila
pembangkit
Cell fotovoltaic
sebuah hubungan semi konduktor
tegangan energi
mendapat pancaran sinar.
sinar (Solar Cell)

Secara umum,dapat dikatakan bahwa Tranduser adalah alat yang dapat mengubah energi dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua,
Transduser pasif dan Transduser aktif.

Contoh Penerapan Transducer Tekanan pada VSD untuk Motor Pompa


Pengaturan tekanan pada tangki air yang bersirkulasi secara terus-menerus dapat dilakukan dengan
pengaturan pipa buang seperti terlihat pada Gambar 1. Motor pada pompa dioperasikan secara penuh
sesuai dengan kapasitasnya sementara tekanan air pada tangki dapat diatur dengan membuang
sebagian air yang akan masuk ke tangki sirkulasi. Hal ini berakibat adanya air yang dibuang secara
sengaja untuk menjaga tekanan air yang kita inginkan. Dalam perspektif penggunaan motor pompa
sebagai sumber tenaga yang melakukan proses sirkulasi tersebut, maka pembuangan air kembali ke
bak utama merupakan suatu pemborosan listrik.
Kelemahan lainnya dari sistem ini adalah dibutuhkannya operator yang harus selalu sigap untuk
mengatur keran pembuangan ketika terjadi perubahan tekanan pada tangki akibat pembukaan atau
penutupan keran-keran air pada kamar-kamar tamu hotel. Penjagaan tekanan air yang kurang akurat
karena penggunaan tenaga manusia dalam pengaturan pipa buang secara manual dapat mengakibatkan
tekanan air pada masing-masing kamar akan berubah-ubah tergantung berapa banyak keran air yang
dibuka. Hal ini tentunya tidak diharapkan oleh pengurus hotel demi kepuasan tamunya.

Hal diatas dapat diatasi dengan penggunaan sensor tekanan aktif pada tangki sirkulasi. Yaitu sensor
tekanan yang akan mengirimkan statusnya ke tenaga penggerak utama (yang dalam hal ini adalah
motor pompa) sehingga motor pompa hanya bekerja sesuai dengan kebutuhan. Ketika tekanan dalam
tangki sirkulasi melebihi batas nilai yang diinginkan, maka motor pompa dapat bekerja pada
kecepatan dan atau tegangan yang lebih kecil dan sebaliknya ketika tekanan dalam tangki sirkulasi
lebih kecil dari nilai yang diinginkan, maka motor harus dioperasikan dengan kecepatan dan atau
tegangan yang lebih besar. Dengan pengaturan motor ini, penggunaan listrik akan jauh lebih hemat
karena motor hanya dioperasikan sesuai kebutuhannya saja.
Dalam aplikasinya, pengaturan kecepatan dan tegangan kerja motor pompa tidak bisa dilakukan
secara langsung tanpa bantuan perangkat luar. Salah satu pengaturan motor pompa adalah dengan
menggunakan VSD (Variable Speed Drive) atau juga disebut sebagai VVVF (Variable Voltage
Variable Frequancy). VSD merupakan perangkat elektronika daya yang akan mengkonversikan
tegangan serta frekuensi kerja pada sumber energi listrik menjadi tegangan serta frekuensi kerja sesuai
dengan kebutuhan. Dengan menggunakan VSD yang terinterkoneksi dengan sensor tekanan, maka
pengaturan tekanan tangki sirkulasi dapat dilakukan secara otomatis sehingga operator tidak harus
selalu siaga di tempat.

MACAM-MACAM SENSOR DAN APLIKASINYA


Dalam dunia Industri khususnya di Industri semen, sistem pengukuran merupakan salah satu hal
penting yang harus diperhatikan khususnya di Industri Kimia dan Manufacturing. Sistem
Pengukuraan berkaitan erat dengan sistem kontrol dalam suatu proses produksi sehingga hal ini sangat
perlu diperhatikan. Elemen terpenting dari sistem pengukuran adalah Elemen Sensing
(Instrumentasinya sebuah sensor). Ayo Apa saja ke 10 Sensor yang Umum di Pakai di Industri.

Berikut ini adalah Jenis-Jenis Sensor yang ada di Industri (Contoh, Industri Semen) :
1. Sensor Proximity Switch
Sensor Proximity Switch umumnya dipakai untuk memonitoring peralatan yang berputar (Speed
Monitor) selain itu juga digunakan untuk tujuan Safety (Proteksi) peralatan itu sendiri. Sensor
Proximity Switch juga digunakan untuk memonitoring posisi bukaan pada gate.
Contoh penggunaan: Speed Monitor Pada Belt Conveyor, Sensor Posisi pada sebuah Gate dan Masih
banyak lagi aplikasi dari sensor Proximity switch ini.

Gambar. Sensor Proximity Switch

Gambar. Aplikasi dari Sensor Proximity

2. Sensor Temperature
Dalam proses Pengukuran Temperature di dunia Industri khususnya di Industri Semen terdapat
beberapa jenis sensor temperature yang bisa digunakan seperti sensor Thermocouple dan Sensor RTD.
Sensor Thermocouple digunakan untuk memonitoring temperature dari proses produksi, biasanya
yang memiliki temperature yang sangat tinggi. Contoh aplikasinya Monitoring Temperature di dalam
Tanur (Kiln). Sedangkan Sensor Temperature tipe RTD digunakan untuk memonitoring temperature
dari peralatan atau mesin, tujuannya untuk melindungi perlatan tersebut dari temperature yang
berlebihan, contoh aplikasinya Monitoring Temperature Bearing Fan.

Gambar Sensor Temperature di Bearing Fan

Gambar Sensor Temperature di Ducting Preheater


3. Sensor Pressure
Sensor Pressure digunakan untuk mengukur dan memonitoring nilai tekanan yang terdapat pada
system proses produksi, contohnya tekanan didalam Cyclone-cyclone Preheater. Ada juga yang
digunakan untuk mengukur nilai tekanan yang dihasilkan dari aliran fluida (misalnya udara),
contohnya
Flowmeter
pada
fan-fan
cooler.
Di Industri Semen, sensor pressure yang digunakan umumnya dari pabrikan Honeywell dengan tipe
ST3000 dan Endress& Hausser dengan tipe PMD70. Meskipun terdapat juga sensor pressure dari
pbarikan lain seperti Danfoss dan beberapa merk china lainnya.

Sensor Pressure di Fan-Fan Cooler

Gambar Sensor Pressure


4. Sensor Level
Sensor Level digunakan untuk mengetahui level material (solid ataupun liquid) yang terdapat didalam
tempat penyimpanan baik berupa silo, bin, storage material ataupun tempat penyimpanan lainnya. Di
Industri Semen, Sensor Level untuk material solid digunakan di Premix Storage, Bin-bin material, CF
Silo, Clinker Silo,Cement Feeding dan Cement Silo.

Gambar sensor Level switch

Gambar sensor Level Transmitter


5. Sensor Vibrasi
Sensor vibrasi digunakan untuk memonitoring besarnya nilai vibrasi dari suatu alat biasanya untuk
tujuan safety dan proteksi terhadap peralatan itu sendiri. Di pabrik Semen Kupang 2, sensor vibarsi
biasanya dipasang di Bearing Fan (ID Fan, Raw Mill Fan, EP Cooler Fan, EP Raw Mill Fan) dan juga
di Atox Mill.

Sensor Vibrasi

Sensor Vibrasi
Keyword: 10 sensor yang umum dipakai di Industri, Top 10, Sensor-Sensor Industri, Sensor di Dunia
Industri, Sensor di Industri Semen, Macam-Macam Sensor di Dunia Industri, Macam-Macam sensor
Industri, Jenis-Jenis Sensor di Industri, Jenis Sensor Industri, Jenis-Jenis Sensor di Dunia Industri.
Sumber: http://trisancoko.blogspot.co.id/2013/10/macam-macam-sensor-dan-aplikasinya.html

SUMBER

http://tm13uj.blogspot.co.id/2015/03/transducer-pengertian-cara-kerja-dan.html
http://trisancoko.blogspot.co.id/2013/10/macam-macam-sensor-dan-aplikasinya.html

Вам также может понравиться