Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB IV
PEMBAHASAN
197
bahwa ibu dan bayi memiliki kesehatan yang baik pada akhir kehamilan dan
mendeteksi dini adanya komplikasi yang timbul.
Kunjungan pertama sampai dengan kunjungan keempat keluhan ibu dapat
teratasi karena hal yang dialami ibu adalah hal yang fisiologis pada masa
kehamilannya tetapi pada pemeriksaan kehamilan, Ny. J hanya mendapatkan 11T
pelayanan standar, tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teori terdiri
dari 14T yaitu tekanan darah, timbang dan ukur tinggi badan, tinggi fundus uteri,
tablet Fe, imunisasi TT, pemeriksaan Hb, protein urine, urine reduksi, perawatan
payudara, senam hamil, Temu wicara/Konseling. Terapi yodium kapsul tidak
diberikan karena tidak ada pembesaran tiroid pada saat dilakukan pemeriksaan
fisik. Pada tes penyakit menular seksual, PMS tidak dilakukan karena tidak
ditemukan tanda dan gejala penyakit menular seksual.
Seperti yang diketahui dalam kehamilan selain ibu, janin juga tidak luput
dari pengawasan. Perkembangan janin baik, ibu merasakan gerakan janin pada
usia kandungan 4 bulan dan pantauan detak jantung janin setiap kali pemeriksaan
dengan hasil detak jantung janin normal 120-160x/menit. Presentasi janin adalah
letak kepala, seperti yang diharapkan.
198
199
wib, bayi segera menangis dengan jenis kelamin Perempuan, BB 3200 gram dan
PB 50 cm, nilai apgar 8-8-9.
Pada Ny.J kala III berlangsung 15 menit dan menurut teori pada
multigravida kala III berlangsung ratarata 30 menit. Kala III tidak ada
kesenjangan antara teori dan pelaksanaannya pada kasus ini terjadi jam 00.25 wib,
proses pengeluaran plasenta 15 menit. Pengeluaran plasenta dengan spontan tanpa
penyulit,dengan tanda-tanda tali pusat memanjang, adanya semburan darah yang
mendadak dan perubahan tinggi fundus. Plasenta lahir lengkap dengan selaputnya,
jumlah kotiledon 20 buah. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktiknya dimana pengeluaran plasenta berkisar 30 menit (Lailiyana, 2011).
Kala IV pada kasus ini pun berjalan tanpa penyulit, kontraksi baik.
Tekanan darah ibu 110/80 mmHg menunjukan batas normal. TFU 2 jari dibawah
pusat, kandung kemih kosong, pengeluaran darah pun dalam batas normal. Dalam
kala IV ibu dianjurkan memasase fundus yang sebelumnya diajarkan terlebih
dahulu untuk memantau kontraksi dan mencegah terjadinya perdarahan post
partum. Oleh karena itu, dilakukan pemantauan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama setelah persalinan dan 30 menit dalam jam kedua setelah persalinan.
200
201
Bayi diberikan imunisasi Hepatitis B0 pada 6 jam setelah lahir dan pada
usia 1 bulan diberikan imunisasi BCG dan polio 1, menurut teori imunisasi
Hepatitis B0 diberikan segera setelah bayi lahir, Hepatitis B0 diberikan dipaha
sebelah kanan antero lateral (JPNK-KR, 2012), sedangkan menurut teori lain yaitu
imunisasi Hepatitis B0 diberikan pada bayi baru lahir sampai usia 1 bulan,
kemudian imunisasi BCG dan polio 1 diberikan pada usia 1- 2 bulan. Hal ini tidak
ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan.
Pada saat melakukan perawatan tali pusat, tali pusat dibalut dengan kassa
steril setelah dibersihkan terlebih dahulu dan ibu tidak dianjurkan untuk
memberikan cairan atau bahan apapun ke tali pusat, hanya dibersihkan dengan air
bersih dan sabun, lalu keringkan dan tutup dengan kain kassa yang kering untuk
mencegah sentuhan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
perawatan tali pusat jangan mengoleskan cairan/bahan apapun ke tali pusat,
mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab (JPNK-KR, 2012).
Ibu memberikan ASI setelah bayi dibersihkan dan dibedong serta hanya
memberikan ASI saja tanpa pendamping. reflex isap bayi baik dan menyusu kuat.
4.4
hygiene ibu baik dan ibu tidak memilik masalah pada masa laktasi. Ibu mengaku
menyusui bayinya setiap 2 jam sekali. Ibu sangat sadar bahwa memberikan ASI
pada bayinya sangatlah penting dibandingkan dengan susu formula.
202
Pada kunjungan nifas 6 hari post partum, dilakukan pemeriksaan tandatanda vital dengan hasil tekanan darah : 110/80 mmHg, pernapasan : 20x/menit,
pols : 80 x/menit, suhu : 36,8 C, kandung kemih kosong, TFU pertengahan
simfisis pusat, lochea yang keluar berwarna merah kekuning-kuningan bercampur
dengan lendir. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi, perineum bersih ibu sudah dapat
menyusui bayinya dengan baik, keluar ASI dari ke-2 payudara, melakukan
boonding attchment yaitu meletakkan bayi dalam dekapan ibu, menanyakan pada
ibu apakah perdarahan yang tidak normal seperti cairan berbau, atau pun demam,
serta mengingatkan untuk cebok dengan air bersih dan mengkonsumsi makanan
bergizi agar produksi ASI lancar dan untuk mempercepat masa penyembuhan
luka. Hal ini sesuai dengan teori yaitu pemeriksaan untuk 6 hari post partum
adalah memastikan bayi menyusu dengan benar, mencegah terjadinya infeksi serta
makanan bergizi (Suherni, dkk. 2009)
Pada kunjungan hari ke 2 minggu post partum, dilakukan pemeriksaaan
tanda-tanda vital yaitu : tekanan darah : 110/80 mmHg, pernapasan : 20x/menit,
pols : 76 x/menit, suhu : 37 C, kandung kemih kosong, TFU tidak teraba diatas
simfisis, lochea yang keluar berwarna putih. Luka perineum baik, tidak terlihat
tanda-tanda infeksi, perineum bersih. Ibu mengatakan payudaranya terasa nyeri
dan terlihat lecet pada salah satu payudara ibu, kemudian ibu diberi konseling
tentang perawatan payudara yang lecet dengan menjaga payudara tetap bersih dan
kering terutama putting susu dengan cara membersihkan payudara 2x sehari setiap
mau mandi menggunakan baby oil, menggunakan BH yang menyokong payudara,
apabila putting susu lecet oleskan colosturm atau ASI yang keluar pada sekitar
203
payudara setiap kali selesai menyusui serta melakukan pengurutan seperti yang
diajarkan untuk memperlancar ASI keluar.
Adapun tujuan nifas minggu kedua, menurut teori yaitu memastikan
involusi uterus berjalan normal (kontraksi baik), tidak ada perdarahan abnormal,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai perawatan payudara, menjaga
bayi agar tetap hangat (Suherni, dkk 2009).
Pada kunjungan nifas hari ke 6 minggu, pemeriksaan pada Ny. J Tekanan
darah : 120/80 mmHg, pernapasan : 20x/menit, pols : 76 x/menit, suhu : 36,2 C,
kandung kemih kosong, TFU bertambah kecil, kemudian diberikan konseling
mengenai KB, dan menanyakan apakah ada penyakit yang ibu atau bayi alami.
Hal ini sesuai teori yaitu pada kunjungan nifas yang harus diperhatikan adalah
pemberian konseling KB dan menanyakan penyulit yang ibu dan bayi alami
(Suherni, dkk 2009).
Selama masa nifas ibu tidak memiliki pantangan apapun terhadap
makanan. Ibu selalu makan makanan yang bergizi, karena ibu sadar bahwa
makanan bergizi baik untuk kandungan ASI yang diberikan ke bayinya.
4.5
yang sesuai dengan ibu yang menyusui, diantaranya yaitu pil progestin, KB
suntik, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Penjelasan
tentang masing-masing alat kontasepsi mulai dari pengertian, jenis, indikasi dan
204