Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Rezky Bela Putri
(G1F014007)
Yulia Febrianti
(G1F014013)
(G1F014015)
Suci Ramadhani
(G1F014023)
(G1F014031)
Dendy Arikasandi
(G1F014047)
Katarina
(G1F014061)
(G1F014063)
Kelas : A
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi,
perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari
semakin banyak jenis penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan
pun terus dikembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu
liquid, solid dan semi solid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan
industri. Penggunaan suatu eksipien dalam sediaan farmasi dilakukan
berdasarkan karakteristiknya, contohnya eksipien untuk tablet enterik
harus memiliki sifat yang tahan terhadap pH lambung. Pemahaman
terhadap karakteristik tiap eksipien sangat penting dalam suatu tahap
formulasi, misalnya suatu eksipien tablet enterik harus memiliki sifat
yang sensitif terhadap pH basa, sedangkan untuk sediaan gel diperlukan
eksipien yang memiliki daya menyerap air dan mengembang baik agar
didapatkan sifat gel yang baik.
Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis
yang sesuai untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kelebihan dari sediaan
semi solid yaitu praktis, mudah digunakan pada bagian luar tubuh serta
dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaannya. Sediaan
semi solid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah
ditumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli
farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara
tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah
yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan
cara menentukan formulasi yang baik dan benar dengan memperhatikan
konsentrasi
serta
karakteristik
bahan
yang
digunakan
dan
C. Tujuan
Mengetahui peran dan contoh eksipien dalam sediaan semi solid.
Mengetahui fungsi eksipien dalam suatu formula sediaan semi solid.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Definisi Eksipien
Eksipien atau bahan penolong adalah materi yang terdapat dalam obat
namun tidak memiliki zat aktif. Fungsinya adalah sebagai pembawa atau pelarut
zat aktif sehingga memungkinkan penyampaian obat. Eksipien meningkatkan
kualitas fisik obat dengan mempengaruhi transport obat dalam tubuh, mencegah
kerusakan
sebelum
sampai
ke
sasaran,
meningkatkan
kelarutan
dan
(Lieberman, 1988) :
1.
2.
3.
4.
5.
1994).
Fungsi eksipien semi solid
a) Pelarut
serta
polimer
sintetik
seperti
karbopol
(karbomer,
Butylated
Hydroxyanisole
(BHA),
Butylated
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
: Aethanolum
: Etanol, alkohol
: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
Kelarutan
berasap.
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,
Bobot Jenis
Titik didih
Titik lebur
pKa
Penyimpanan
Mudah menguap
Tidak tahan panas
b) Air
Pemerian
Kelarutan
pH
Titik didih
Titik beku
: 0C (Rowe, 2009).
2. Pengental
a) Gelatin (Rowe, 2009)
Pemerian
Kelarutan
larutan.
: Tidak larut dalam air dingin, mengembang dan
lunak bila dicelupkan dalam air panas dan dalam
asam asetat dan dalam campuran gliserin dan air
pH
Konsentrasi
Stabilitas
Kegunaan
OTT
Penyimpanan
elastisitas
dengan
peningkatan
konsentrasi
pembentukan gel.
Kekurangan (Ansel, 1989) :
b) Paraffin
Pemerian
Kelarutan
Titik beku
Penyimpanan
Tidak berfluoresensi.
10
3. Pembawa
a) Adeps Lanae / Lemak Bulu Domba / Lanolin
Pemerian
: Massa seperti lemak, lengket, warna kunig, bau
Kelarutan
khas.
: Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air
lebih kurang 2 kali beratnya, agak sukar larut dalam
etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah
Titik lebur
Penyimpanan
Praktis tidak larut dalam air, agar sukar larut dalam etanol.
berfluoresesni
sangat
lemah
walaupun
4. Pengawet
a) Nipagin / Methylis Parabenum (Rowe, 2009)
Rumus Molekul
Berat Molekul
Titik lebur
pKa
Pemerian
: C8H8O3
: 152,15
: 125-128C
: 8,4
: Hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, dan
Kelarutan
OTT
alginat.
Kegunaan
: Antifungi
Keuntungan :
Mencegah krim tidak menjadi busuk. Maksud busuk disini adalah
agar krim tidak cepat rusak dan krim menjadi awet (Anief, 1998).
Aktifitas antimikroba dari metilparaben atau golongan paraben
yang lain sangat dapat mengurangi efektifitas dari surfaktan
Kekurangan :
b) Nipasol
Pemerian
Kelarutan
Titik didih
Titik lebur
pKa
Penyimpanan
lain.
Titik Beku
: 4-8C
Titik didih
: 238 C
pH
: 5,0-7,0
Konsentrasi
: Sampai 30% v/v.
OTT
: Tidak bercampur dengan beberapa zat pewarna.
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat.
Keuntungan (Asfi, 2012) :
Mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan
b) Tween 80
Pemerian
Kelarutan
Titik lebur
pH
Penyimpanan
Terjadi penghilangan warna dan atau pengendapan dengan bahanbahan seperti fenol, tannin, tar.
6. Suspending agent
a) Gom Arab (Rowe, 2009)
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Konsentrasi:
kelarutan.
: 5-10% sebagai suspending agent 10-20% sebagai
pH
OTT
emulgator.
: 4,5-5,5
: Dalam jumlah banyak tidak bias bercampur dengan
5 dan pH diatas 9.
Berasal dari alam dan mengandung enzim pengoksidasi sehingga
kurang
cocok
digunakan
dalam
sediaan
farmasi
b) CMC
16
yang
Pemerian
Kelarutan
Titik lebur
pKa
pH
Penyimpanan
parenteral
Dapat melarutkan endapan yang terbentuk tinctur dengan
menambahkan air terlebih dahulu
berat (Al, Zn, Hg, Ag, Fe), FeCl3 (garam besi larut air).
Mudah ditumbuhi mikroba
7. Humektan
a) Gliserin (Depkes RI,1979)
Pemerian
Kelarutan
Titik lebur
Titik didih
Bobot jenis
pH larutan
Stabilitas
ledakan
jikadicampur
dengan
bahan
teroksidasi.
Kelebihan :
Bersifat hidroskopis (menyerap air) sehingga dapat mencegah
Kekurangan :
b) Sorbitol
Pemerian
Kelarutan
pH
Penyimpanan
Kelebihan :
Sangat mudah larut dalam air
Mempunyai berat molekul
dan
viskositas
paling
tinggi
8. Enhancer
a) Asam Oleat (Anonim,1979)
Pemerian
Titik lebur
Titik didih
pH
Kelarutan
OTT
Penyimpanan
(Cable, 2006).
: Disimpan dalam wadah terutup, terhindar dari
cahaya, kering.
Kelebihan :
19
2006).
Dapat meningkatkan penetrasi senyawa-senyawa yang bersifat
hidrofilik atau lipofilik (Swarbrick dan Boylan, 1995; Williams
Pemerian
Kelarutan
Pemerian
Kelarutan
Konsentrasi
Titik didih
Titik lebur
Kegunaan
OTT
Penyimpanan
heksan.
: 0,005-0,2%
: 264C
: 47C
: Anti oksidan
: Fenolik, zat pengoksidasi, dan garam ferri.
: Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dan
eter.
Memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan
vitamin C dan vitamin E.
Pemerian
Kelarutan
Titik didih
Titik beku
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Ekstrak Daun
10% b/v
3g
15% b/v
4,5 g
20% b/v
6g
1,5 g
3g
1,5 g
30 ml
1,5 g
3g
1,5 g
30 ml
1,5 g
3g
1,5 g
30 ml
Mangrove Api-api
CMC-Na
Gliserin
Propilenglikol
Air ad
(Titaley dkk., 2014)
C. Kesimpulan
Eksipien dalam setiap sediaan, baik dalam sediaan padat, semi padat
maupun cairan berperan penting dalam menghantarkan zat aktif hingga
mencapai target aksinya. Peran yang dimiliki oleh eksipien yaitu antara
22
D. Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2002. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Anonim. 2011. Japanese Pharmacopeia Sixteenth Edition. Japan: Minister of
Health, Labour and Welfare.
Anonim. 2013. British Pharmacopeia. London: Council of Europe.
Ansel, H.C.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta :
UI Press
Ansel, H. C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.
Arvanitoyannis, Psomiadou E., Nakayama A., Alba S. and Yamamoto N. 1997.
Edible Film from Gelatin, Solube Starch and Polyol. Journal Food
Chemistry, 60(4).
Asfi, Dzul. 2011. Ilmu Resep. Makassar: Smk Kesehatan Terpadu Mege Rezky.
23
24
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Weller, P.J. 2003. Hand Book of
Pharmaceutical Excipient 4th Edition. London: Pharmaceutical Press
and American Pharmaceutical Association.
Rowe, Raymond C; Paul J Sheskey; Marian E Quinn. 2009. Handbook of
Pharmacetical Exipients sixth edition. London: Pharmaceutical Press.
Sagarin, E. 1957. Cosmetics Science and Technology. New York: Interscience
Publishers Inc.
Saifullah, T.N, dan Rina Kuswahyuning. 2008 .Teknologi dan Formulasi
Sediaan.
Setyaningtyas, Anggraeni Gigih. 2008. Formulasi Produk Pangan Darurat
Berbasis Tepung Ubi Jalar, Tepung Pisang, Dan Tepung Kacang Hijau
Menggunakan Teknologi Intermediate Moisture Foods (Imf). (Skripsi).
Institut Pertanian Bogor.
Titaley, Stany, Fatimawali dan Widya A. Lolo. 2014. Formulasi dan Uji
Efektifitas Sediaan Gel Ekstra Etanol Daun Mangrove Api-Api
(Avicennia marina) sebagai Antiseptik Tangan. Pharmacon, 3(2): 99106.
Sulaiman,T.N.S dan Rina Kuswahyuning. 2008. Sediaan Cair Semi Padat.
Yogyakarta: Laboratorium Teknologi Formulasi Fakultas Farmasi Gadjah
Mada University.
Syamsuni, A. 2006.Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Swarbrick, J. dan Boylan, J. 1995. Percutaneous Absorption, in Encyclopedia
of Pharmaceutical Technology, Volume 11. New York: Marcel Dekker
Inc.
Trommer, H., dan Neubert, R.H.H. 2006. Overcoming The Stratum Corneum:
The Modulation of Skin Penetration. Skin Pharmacology and
Physiology. 19: 106-121.
Wade, Ainley and Paul J. Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, edisi kedua. London: The Pharmaceutical Press.
Williams, A. C., dan Barry. 2004. Penetration Enhancer. Advanced Drug
Delivery Review, 56: 603-618.
25