Вы находитесь на странице: 1из 46

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016

PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

RENCANA KERJA DAN SYARAT


(RKS )

PASAL 1
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM DAN PERSIAPAN
1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dan


perinciannya pada Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Assesment Centre, PKP2A I LAN.
mencakup antara lain :
1. Pekerjaan Persiapan/Bongkaran
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

2.Penjelasan Gambar
Kerja dan RKS

1.2

Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang
memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah
yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
c. Meyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya
seperti mesin pengaduk beton, mesin las, alat-alat bor,
compactor, vibrator, scaffolding, alat-alat pengangkat
dan peralatan-peralatan lain yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta
mengadakan
pengamanan,
pengawasan
dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja
maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan
sempurna
sampai
dengan
diserahterimakannnya pekerjaan tersebut kepada Pemberi
Tugas.

1.3

Seluruh pekerjaan maupun


bagian pekerjaan yang
merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan yang disebut
dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak
dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh
keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti
petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas/ Owner.

2.1

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati


dengan sebaik-baiknya seluk-beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan meneliti dan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis (RKS) seperti yang diuraikan dalam
buku ini, termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

(Aanwijzing).
2.2

Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing
disiplin pada tahap pembangunan ini adalah sebagai
berikut :
a. AR : Arsitektur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan bangunan ini secara
menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang
ada, baik teknis maupun estetika.
b. ST : Struktur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perhitungan kontruksi, bahan kontruksi utama dan
spesifikasinya, dimensioneering beton struktur.
c. ME : Mekanikal dan Plumbing
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi
bangunan (air bersih, air kotor, air hujan)
d. EL : Elektrikal / Telepon / Fire Alarm / Sound Sistem /
Penangkal Petir.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
penyedia daya listrik, penerangan, penangkal petir,
system komunikasi, fire alarm dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja.

2.3

Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera pada
Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
as as
luar luar
dalam dalam
luar dalam
b. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan
dalam MM (milimeter), kecuali ukura-ukuran yang
dinyatakan lain dalam gambar.
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur
pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam
keadaan selesai (finishing).
d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting,
Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran
ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja
Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di
dalam Dokumen Lelang / Dokumen Kontrak, terutama
untuk peil ketinggian, lebar, ketebalan luas penampang
dan lain lain.
e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan.
f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah / mengganti
ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar
Pelaksana tanpa sepengetahuan Owner, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

baik dari segi biaya maupun waktu.

3.Peraturan
Pembangunan Dan
Standar Yang
Digunakan

2.4

Perbedaan Gambar
a. Pada umumnya bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS), maka yang
mengikat / berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar
tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar
yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur
dengan Sipil/Stuktur, maka yang berlaku adalan
Gambar Kerja Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur
dengan Sanitasi, Elektrikal / Listrik dan Mekanikal,
maka gambar yang dipakai sebagai pegangan adalah
ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian
didalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu
mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran,
perbedaan-perbedaan dan atau pun ketidaksesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana,
untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.
e. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan
oleh Kontraktor untuk memperpanjang / mengklaim
biaya maupun waktu pelaksanaan.

3.1

Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan


dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-peryaratan
teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indinesia
(NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturanperaturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan
termasuk
segala
perubahan
dan
tambahannya, antara lain :
a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan
di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de
uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941
atau disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9, Lembaran Negara
Nomor 14571 dan terjemahan dalam bahasa Indonesia
yang diterbitkan oleh badan Penerbit Pekerja Umum,
Juni 1978 9 (disingkat SU-41).
b. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan
di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de
uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941
atau disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9, Lembaran Negara
Nomor 14571 dan terjemahan dalam bahasa Indonesia
yang diterbitkan oleh badan Penerbit Pekerja Umum,
Juni 1978 9 (disingkat SU-41).
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
y.

3.2

Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk


Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia (DTPI)
Peraturan Beton Indinesia 1917 (NI 2, PBI 1917)
Standar Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung (SNI 032847- 1992).
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indinesia untuk
Gedung 1983.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
(PPBI-1984)
Baja Carbon Cor : Mutu dan Cara Uji (SII-0297-80).
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia. (PUB11982).
Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (NI-5 PPKI 1961).
Peraturan Kapur Indonesia (NI-7).
Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-8 1974)
Bata Merah sebagai Bahan Bangunan (NI-10)
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
Persyaratan Cat Indonesia (NI-4)
Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
Pedoman Plumbing Indonesia (PPI-1979)
Peraturan Umum tentang pelaksanaan Air Minum serta
instalasi pembuangan dan peraturan dari Perusahaan
Daerah Air Minum setempat.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1979) dan PLN
setempat.
Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir untuk
bangunan di Indonesia (PUIPP1983)
Peraturan Sambungan Telepon yang berlaku di
Indonesia.
Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja
Kuputusan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.
02/KPTS/1985
tentang
Penanggulan
Bahaya
Kebakaran
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan
Umum
Tentang
Penggunaan
Tenaga
Kerja,
Keselamatan Tenaga Kerja dan Kesehatan Kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
jawatan / instalasi Pemerintah setempat, yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas, berlaku pula :


a. Gambar Bastek yang dibuat oleh Perencana yang sudah
disahkan oleh Pemberi Tugas, termasuk juga Gambargambar Kerja yang dibuat oleh pemborong dan sudah
disetujui/ disahkan oleh Pemberi Tugas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
d. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan / Kontrak
e. Surat Penawaran berikut lampiran-lampirannya
f. Rencana kerja Pelaksanaan (Time Schedule) yang
dibuat oleh pemborong dan disetujui oleh Pemberi
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Tugas.

4.Tanggung Jawab
Kontraktor

3.3

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam


standar-standar tersebut di atas, maupun standar-standar
nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar
internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan
tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar /
syarat teknis dari negara-negara asal bahan / material /
komponen yang bersangkutan.

3.4

Apabila terdapat kekeliruan dan penyimpangan dari


peraturan sebagaimana tercantum di atas, maka Rencana
Kerja dan Syarat-syarat berikut tambahan dan perubahan
yang telah disepakati bersama akan mengikat.

4.1

Kontraktor harus berjanggung jawab penuh atas kualitas


pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS
dan Gambar Kerja. Kontraktor wajib melaksanakan semua
pekerja dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan,
peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syrat
Teknis, dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap perkerjaan
dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur dan M&E, serta
mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

4.2

Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang


harus disediakan oleh Kontraktor, demikian juga metode /
cara pelaksanaan pekerjaan, harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan
Pengawas/Owner.

4.3

Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas


untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat
tidak mengurangi tanggung jawab tersebut di atas.

4.4

Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan


yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor
wajib memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya
kontraktor sendiri.

4.5

Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi


pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban
memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak
dilakukan, kontraktor bartanggung jawab atas kerusakan
yang timbul.

4.6

Kontraktor bertanggung jawab atas tenaga kerja yang


dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, menjaga
ketertiban baik di dalam lokasi maupun di luar lokasi
proyek demi kelancaran pelaksanaan.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

5.Kuasa Kontraktor Di
Lapangan

4.7

Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam


melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

4.8

Selama pembangunan berlangsung, Kontrktor harus


menjaga keamanan bahan/material, barang milik proyek
konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada
dilapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai dengan tahap serah terima kedua.

4.9

Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah


disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum, adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambah.

4.10

Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor berjanggung jawab


atas akibatnya, baik yang berupa barang barang maupun
keselamatan jiwa.

4.11

Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera


mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan
bangunan yang tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggungan
Kontraktor.

4.12

Konraktor wajib memasukan identitas, nama, jabatan,


keahlian masing-masing anggota kelompok kerja
pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini.

4.13

Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja


(Workshop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan
akan diaksanakan, serta jadual kerja.

4.14

Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar


baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga
memudahkan dan melancarkan pekerjaan di lapangan.

5.1

Dilapangan Pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan


seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut Projek
Manager / Pelaksana yang cakap untuk memimpim
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan memdapatkan
kuasa penuh dari Kontraktor, dengan kualifikasi sesuai
dengan yang dianjurkan dalam Usulan Teknis.
(Berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur
atau sederajat dan memiliki pengalaman mengerjakan
pekerjaan sejenis).

5.2

Dengan adanya Pelaksanaan, tidak berarti bahwa


kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajiban.

5.3

Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Tim


Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas, Nama dan
Jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

6.Tempat Tinggal
(Domisili) Kontraktor
dan Pelaksana

7.jadwal Pelaksanaan

5.4

Bila di kemudian hari, menurut pendapat Pemberi Tugas


dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau
tidak cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana

5.5

Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat


pemberitahuan, kontraktor harus menunjuk pelaksana
baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

6.1

Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam


kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat
dan nomor telepon dilokasi kepada Panitia Pembangunan
dan Konsultan Pengawas.

6.2

Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering


berubah ubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat, kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan
segera secara tertulis.

7.1

Sebelum memulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib


membuat Rencana Kerja Pelaksanaan (Work Planing) dan
bagian bagian pekerjaan berupa Bar-Chat dan S-Curve
Bahan dan Tenaga. Pemborong harus mengusahakan
bahwa dalam pelaksanaan pembangunan / Pekerjaanpekerjaan sesuai dengan rencana kerja tersebut.

7.2

Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan


tersebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor. Rencana
Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disahkan Pemberi Tugas.

7.3

Kontraktor wajib memberi salinan Rencana Kerja rangkap


4 (empat) kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya
akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada
Perencana. Satu salinan kerja harus ditempel pada dinding
bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan/prestasi kerja.

7.4

Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan


Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

7.5

Sebelum melaksanakan pembangunan / pekerjaan. Pihak


Pemborong berkewajiban meneliti semua gambar kontruksi
/ struktur, dan bila terdapat kekeliruan / kesalahan yang
sekiranya
menurut
anggapan
pemborong
akan
membahayakan, maka pihak Pemborong harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan
Pelaksanaan
Proyek
ini
bahan
pertimbangan
penanggulangannya.
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

8.Direksikeet / Los
Kerja

7.6

Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan


pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas
telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu
yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang,
maka Pengawasan harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang ditentukan.

8.1

Pada awal pelaksanaan pekerjaan berlangsung, pemborong


harus menyiapkan bangunan sementara yang berfungsi
sebagai kantor proyek dan atau los kerja yang
dipergunakan sebagai operasional kantor dan tempat
menyimpan barang/ material, peralatan maupun dapat
digunakan sebagai los kerja bagi tempat tinggal sementara
tenaga kerja

8.2

Seluruh kelengkapan/ hal lain yang diperlukan dalam


membangun dan opersional direksi keet/ los kerja/
gudang adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak
pemborong

8.3

Bangunan sementara ini menjadi milik dan tanggung


jawab sepenuhnya pemborong.

8.4

Sarana Kerja
Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pekerjaan Kantraktor wajib
:
a. Menyediakan peralatan berikut alat bantu lainnya,
serta bahan-bahan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benarbenar baik dan memenuhi persyaratan kerja. Dalam
hal ini Kontraktor wajib memasukan daftar
inventarisasi peralatan yang digunakan Menyediakan
bahan/material dan komponen jadi bangunan dalam
kwalitas sesuai Buku Syarat-syarat Teknis ini dengan
jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang harus
dilaksanakan tepat pada waktunya.
c. Menyediakan tempat menyimpan bahan/material dan
komponen jadi bangunan di Tapak yang harus aman
dari segala kerusakan, kehilangan dan lain-lain yang
dapat
mengganggu
pekerjaan
yang
sedang
berlangsung.
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d.

8.5

Membuat dan mengkoordinasikan Rencana dan


Schedule Pelaksanaan Pekerjaan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan
dapat dikendalikan seaman dan seefisien mungkin
terhadap keterkaitannya dengan waktu pelaksanaan
yang tersedia.

Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

b.

c.

d.

8.6

sesuai dengan Ketentuan-ketentuan yang tercantum


dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar
Kerja, Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing), serta mengikuti petunjuk dan mengikuti
keputusan Konsultan Pengawas/Direksi.
Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau sub
Kontraktor dalam hal ini pengadaan bahan/material
dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib
memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Pelaksanaan pemasangan bahan/material dan
komponen jadi keluaran pabrik yang bersangkutan.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengajukan
Claim
biaya
pekerjaan
tambah
maupun
penambahan waktu pelaksanaan.
Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan dan tiaptiap
bagian
pekerjaan,
Kontraktor
wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja
antara pekerjaan Arsitektur, Struktur dan Pematangan
Tanah di bawah Konsultan Pengawas/Direksi.

Persiapan dilapangan
8.6.1
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pagar konstruksi / pengaman / jika
perlu.
b. Pekerjaan bangsal kerja.
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik
untuk bekerja.
d. Pekerjaan
penyediaan
alat
pemadam
kebakaran.
e. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan, dan
pembersihan sebelum pelaksanaan.
f. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan
bangunan (bouwplank).
8.6.2
Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.
a. Jika dianggap perlu Kontraktor harus
membuat pagar konstruksi/pengaman pada
batas sekeliling tapak pekerjaan untuk
kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta
untuk pengaman terhadap barang-barang
milik Proyek, Konsultan Pengawas/Direksi,
maupun Pihak Ketiga
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari
bahan kayu atau dari bahan lain biayanya
menjadi tanggungan Kontraktor.
8.6.3
Pekerjaan Bangsal Kerja
a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan
gudang
material/bahan
diatas
tapak
pekerjaan.
b. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya
tempat bangsal penyimpanan bahan/material
harus sedemikian rupa sehingga :
Mudah dicapai oleh truk pengangkut
bahan / material dari luar tapak.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

8.6.4

Tidak
mengganggu
pelaksanaan
pekerjaan pembangunan.
Lokasi tempat Bangsal kerja dan
gudang penyimpanan bahan / material
akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
c. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang
senantiasa berada dilokasi proyek berupa :
1 (satu) kamera
1 (satu) alat ukur schuifmat jangka
sorong (sigmat)
1
(satu)
alat
ukur
optic
(theodolit/waterpass)
1 (satu) unit computer dan alat cetak
(printer)
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm
Buku harian untuk mencatat kunjungan
tamu-tamu yang ada hubungannya
dengan proyek, serta memuat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan
dan detail pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Setelah selesai pembangunan, semua bangsal
kerja
dan
gudang
penyimpanan
bahan/material harus dibongkar
dan
disingkirkan ke luar tapak kecuali peralatan
yang pemanfaatannya akan ditentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas.
Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk
Bekerja.
a. Air untuk bekerja telah di sediakan oleh pihak
pemberi kerja, namun untuk biaya keperluan
instalasi keperluan Air pekerjaan kontruksi
menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai
dengan kontrak yang telah di sepakati
sebelumnya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari
Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk
dan
persetujuan
Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Listrik untuk bekerja telah disediakan oleh
pihak pemberi kerja, namun untuk biaya
keperluan instalasi listrik pekerjaan kontruksi
menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai
dengan kontrak yang telah di sepakati
sebelumnya. Kontraktor di perbolehkan
menggunakan sambungan Listrik sementara
setempat selama masa
pembangunan
berlangsung dan pemasangan diesel untuk
pembangkit
tenaga
listrik
hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas
persetujuan
Konsultan
Pengawas/Direksi.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

8.6.5

Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran.


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor
wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan
isinya sehingga siap digunakan, minimal 1 buah
kapasitas 5 kg.

8.6.6

Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan


Pengamanan Sebelum Pelaksanaan.
Pembongkaran dan Pembersihan.
Kontraktor harus membongkar / membersihkan /
memindahkan keluar dari tapak segala sesuatu
yang tidak akan dipakai selama pembangunan
yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam
tanah tapak, sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.
8.6.7
Papan Nama Proyek
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah
setempat, maka Kontraktor harus memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan
Peraturan Daerah yang berlaku, biaya pembuatan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Papan nama proyek dibuat dalam ukuran sesuai
dengan biaya dan volume yang telah di tentukan,
dengan besar tulisan yang dapat terbaca pada
jarak yang cukup. Bahan papan nama dapat
dibuat dari papan kayu atau baja pelat lembaran
lapis seng.
8.6.8
Dokumentasi
Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan
biaya pembuatan dokumentasi proyek serta
pengirimannya ke Project Management.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi
antara lain :
a. Laporan laporan perkembangan proyek
b. Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran
postcard dan dilengkapi dengan album
c. Surat-surat dokumen lainnya
8.6.9
Foto-foto dukumentasi proyek menggambarkan
kemajuan proyek dari waktu mulai dilaksanakan
pekerjaan sampai dengan selesainya pelaksanaan
pekerjaan. Foto dokumentasi dibuat pada saat
kemajuan fisik bangunan mulai 0% dan secara
berkala setiap bulan sampai dengan 100%.
8.6.10 Kebersihan :
a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus
menjaga kebersihan dan mengatur lokasi
bahan bangunan dan alat kerja serta daerah
kerja sehingga kelancaran pelaksanaan
pekerjaan tidak terlambat karenanya.
b. Pembersihan tumbuh tumbuhan yang ada
pada lokasi peruntukan kerja sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan Pengawas Lapangan.
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

c.

9.Pengukuran
Ketinggian Permukaan
Dan Posisi BagianBagian Pekerjaan

Sesudah proyek selesai dan sebelum


melakukan penyerahan pekerjaan kepada
pemilik
proyek,
Kontraktor
harus
membersikan seluruh daerah kerja dari segala
macam peralatan tersebut, sisa-sisa bahan
baungunan, bekas bongkaran dan bangunanbangunan
sementara,
termasuk
pengangkutannya
ke
suatu
tempat
dilingkungan Pemilik Proyek tanpa tambahan
biaya.

9.1

Pekerjaan yang dimaksud dalam dokumen ini merupakan


rencana membangun yang akan dilaksanakan dilokasi yang
telah ditentukan apa adanya. Data ketinggian-ketinggian
tanah yang ada, tinggi air tanah, dan lain-lain yang
diterapkan pada gambar-gambar, dimaksudkan sebagai
informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan
pekerjaan ini oleh Kontraktor.

9.2

Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini


didasarkan pada ukuran-ukuran setempat, yaitu titik-titik
ukur yang ada dilapangan proyek seperti yang
direncanakan dalam gambar-gambar. Ukuran ukuran
tersebut pada pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis
besar pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.

9.3

Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaaan


lokasi, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran. Penawaran yang
diserahkan Kontraktor harus sudah meliputi semua biaya
untuk pelaksanaannya sesuai dengan ukuran-ukuran dan
ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambargambar. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam
hal ini tidak dijadikan alasan untuk mengajukan claim /
tuntutan.

9.4

Kontraktor harus menyediakan semua peralatan,


perlengkapan dan tenaga kerja termasuk juru ukur, yang
diperlukan dalam hubungannya dengan pekerjaan
pengukuran letak bangunan dan lantai-lantai di atasnya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan
dengan alat waterpass / theodolit. Pengukuran sudut sikusiku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian
kecil yang telah disetujui oleh Owner/ Pengawas.

9.5

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


melakukan pengukuran kondisi tapak terhadap posisi
rencana bangunan baru. Hasil pengukuran harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Owner dan
Konsultan Perencana ketidakcocokan yang terjadi antara
Gambar Kerja dan Keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan ke Owner / Konsultan Pengawas
untuk diminta keputusannya.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

10.Ketentuan Dan
Syarat Bahan-Bahan

9.6

Pengukuran papan bangunan (bouwplank)


a. Pekerjaan penentuan peil finishing Arsitektur adalah
permukaan lantai finishing ruangan dasar yaitu
setinggi +45 cm di atas permukaan jalan dengan site
seperti tertera seperti Gambar Kerja. Selanjutnya peil
0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan
dilapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Titik duga harus dijaga kedudukan-kedudukannya
serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung
dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat izin
tertulis dari Konsultan Pengawas.
c. Ketetapan
letak
bangunan
diukur
dibawah
pengawasan Konsultan Pengawas dengan patok yang
terpancang kuat-kuat dan papan terentang di ketam
rata pada sisi-sisinya. Kontraktor harus menyediakan
pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur alat
penyipat datar (theodolit / waterpass), prisma silang
pengukuran menurut situasi dalam kondisi tanah
bangunan, yang selalu berada dilapangan.
d. Kontraktor harus memasang patok-patok lain yang
penting di tapak untuk patokan titik mula setiap bagian
pekerjaan.

9.7

Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala


petunjuk yang tertera dalam Gambar kerja untuk
memastikan posisi.dan ketepatan dilapangan bagi setiap
bagian pekerjaan. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan
keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Owner untuk mendapatkan pemecahan setelah
berkonsultasi dengan perencana, tidak dibenarkan
kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas / Owner.

9.8

Pembentukan dan Penyelesaian tanah harus mengikuti


bentuk, kemiringan / kontur / peil yang tertera dalam
Gambar Kerja. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk
mengalirkan air hujan menuju kesolokan yang ada
disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya
genangan air.

9.9

Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran penetapan


ketinggian dan perletakkan bangunan di lapangan dan
harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
Pencocokan peralatan ketinggian di lapangan oleh
Pengawas, bagaimana pun juga tidak melepaskan
kontraktor dan tanggung jawab atas ketepatan dan
penetapan ketinggian tersebut. Kontraktor juga harus
melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua patok
tetap, bouwplank dan benda-benda lain yang digunakan
dalam penetapan letak dan ketinggian bangunan.

10.1

Sepanjang tidak ada ketetepan lain dalam Rencana Kerja


dan Syarat-Syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara
Penjelasan
Pekerjaan,
bahan-bahan
yang
akan
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus


memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Persyaratan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar
Industri Indonesia (SID untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia. Kontraktor atas biaya sendiri, harus
mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi
dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun
pekerjaan sementara termasuk segala macam barang
lainnya yang diperlukan.
10.2

Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai


harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar, RKS
dan atau Risalah Aanwijzing, memenuhi standar spesifikai
bahan, dan mengikuti peraturan persyaratan bahan
bangunan yang berlaku.

10.3

Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan


contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk
bangunan tersebut kepada konsultan Pengawas/Owner
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum
semua bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari
suatu bahan yang ditentukan untuk menetapkan Standard
of Appearance dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Owner. Paling lambat waktu penyerahan
contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.

10.4

Merk Bahan/Material dan Komponen Jadi.


Kecuali ditentukan lain, nama-nama atau merk-merk
dagang dari bahan yang disebutkan dalam Syarat Teknis
ini, ditujukan untuk maksud-maksud perbandingn
kualitas, terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis
dan sebagainya. Dan hendaknya tidak diartikan sebagai
persyaratan (merk) yang mengikat. Dalam hal dimana
disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis
bahan/pekerjaan yang sama, maka Kontraktor Konstruksi
diharuskan untuk dapat menyediakan salah satunya.
Disyaratkan bahwa hanya satu merk pembuatan atau merk
dagang yang diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang
boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

10.5

Kontraktor boleh mengusulkan merk-merk dagang lainnya


yang setara dalam mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya setelah mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana. Penggunaan bahan produk lain dengan apa
yang dipersyaratkan harus setara atau lebih baik, disertai
data teknis bahan, atau test dan Laboratorium Lembaga
Pengujian Bahan, baik mengenai kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui Konsultan Pengawas
secara tertulis dan diketahui Konsultan Perencana. Apabila
diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

mengajukan sebagai biaya tambah.

11.Pemeriksaan BahanBahan

10.6

Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi,


bahan setengah jadi dan lain-lain, penggunaan barang
produksi
dalam
negeri
akan
sangat
diperhatikan/diutamakan,
selama
barang
tersebut
memenuhi syarat-syarat minimum yang ditetapkan, sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Perencana, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS Teknis.

10.7

Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk


menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau
supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini Kontraktor tidak berhak mengajukan klaim
sebagai pekerjaan tambah.

10.8

Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang


dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

10.9

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai


dengan persyaratan pabrik yang bersangkutan dan atau
sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut. Penyimpanan
bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan, dan bahan-bahan
tersebut tidak rusak.

11.1

Bahan-bahan yang didatangkan/dikerjakan harus sesuai


dengan contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan
Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 10 diatas. Semua
bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan
dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan
asal bahan dan Kontraktor wajib memberitahukan.

11.2

Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di


lapangan pekerjaan, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat
atau kualitasnya jelek yang dinyatakan di-afkir/ditolak
oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh dipergunakan dan
harus segera dikeluarkan dari lapangan selambatlambatnya dalam tempo 3 x 24 jam terhitung dari jam
penolakan.

11.3

Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak


oleh Konsultan Pengawas/Owner dan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor/Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran kembali
kepada Kontraktor yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak
Kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1/oo (satu
permil) dari harga borongan.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

12.Pemeriksaan
Pekerjaan

11.4

Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu untuk menerliti


suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak
mengirim bahan tersebut ke laboratorium Lembaga
Penelitian Bahan-bahan yang terdekat untuk diteliti. Biaya
pengiriman dan penelitian menjadi tanggung jawab
Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan tersebut.

11.5

Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang


pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka
Kontraktor harus memeriksakannya ke Laboratorium
Lembaga Penelitian Bahan-Bahan untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Konsultan
Pengawas/Owner secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

11.6

Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas


tentang baik tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut.
Kontraktor/Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan
tersebut.

12.1

Owner dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang


diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana
pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana
bahan/barang dibuat. Kontraktor harus memberi fasilitas
dan membantu untuk memasuki tempat-tempat tersebut.

12.2

Kontraktor diwajibkan meminta kepada Konsultan


Pengawas untuk diperiksa setelah menyelesaikan suatu
bagian pekerjaan untuk persetujuannya, sebelum memulai
pekerjaan lanjutannya. Baru bila Konsultan Pengawas telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya.

12.3

Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam


dihitung dari jam diterimanya surat permohonan
pemeriksaan (tidak dihitung hari libur/hari raya) tidak
dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang harusnya
diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas
minta perpanjangan waktu.

12.4

Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan


Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

12.5

Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak


terlihat sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada Pengawas untuk memeriksa. Apabila
surat permohonan pemeriksaan tidak dipenuhi/ditanggapi
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

oleh Konsultan Pengawas/Owner, maka Kontraktor dapat


meneruskan pekerjaannya dan bagian pekerjaan yang
seharusnya diperiksa dianggap disutujui oleh Konsultan
Pengawas/Owner.

13.Kualitas Pekerjaan

12.6

Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan


Kontraktor, tetapi karena bahan/material/komponen jadi,
maupun mutu hasil pekerjaan itu sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas/Owner, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Owner.

12.7

Apabila ada bagian pekerjaan yang dilanjutkan sebelum


disetujui, tetapi karena keadaan mendesak dilanjutkan
oleh Kontraktor, maka Kontraktor tetap bertanggung jawab
atas bagian pekerjaan tersebut maupun akibat yang
ditimbulkan atas bagian pekerjaan sebelumnya terhadap
hasil bagian pekerjaan lanjutannya. Perintah perbaikan atas
hasil pekerjaan lanjutan, yang berakibat pula pada
perbaikan pekerjaan sebelumnya yang telah disetujui, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

12.8

Bila
Kontraktor
melalaikan
perintah,
Konsultan
Pengawas/Owner berhak untuk membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor, dan tidak dapat diklaim
sebagai biaya pekerjaan tambahan, atau sebagai alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

13.1

Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaannya


terbaik dan hanya tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap
jenis-jenis pekerjaan yang diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan bersangkutan. Kualitas pekerjaan atau kualitas
hasil pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak
dan dilarang untuk diteruskan kegiatannya.

13.2

Selama pekerjaan berlangsung Owner berhak sewaktuwaktu memerintahkan secara tertulis kepada Kontraktor :
a.
Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
dalam
jangka
waktu
tertentu,
bahanbahan/material yang dianggap tidak sesuai
dengan kontrak.
b.
Penggantian bahan-bahan atau material yang
tidak cocok dan sesuai.
c.
Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai
(terlepas dari test-test terdahulu atau pembayaran
dimuka) dari sembarang pekerjaan yang menurut
Owner secara material atau keahlian tidak cocok
dengan kontrak.

13.3

Kegagalan Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan


atau material tidak menutup kemungkinan Owner di
kemudian hari menolak suatu pekerjaan atau material yang
dianggap tidak cocok dengan kontrak serta memerintahkan
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

untuk membongkarnya atas tanggungan Kontraktor.


13.4

Pengujian Hasil Pekerjaan.


Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua
pekerjaan akan diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian
yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan
dalam Bab RKS.

13.5

Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/


Lembaga yang akan melakukan pengujian dipilih atas
persetujuan Konsultan Pengawas dari Badan/Lembaga
Pengujian milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah
atau Badan lain yang dianggap mempunyai objektifitas dan
integritas yang meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini,
Kontraktor/Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.

13.6

Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang


disyaratkan menjadi beban Kontraktor.

13.7

Dalam hal dimana salah satu pihak tidak dapat menyetujui


hasil pengujian dari Badan Pengujian tersebut, maka pihak
tersebut berhak mengadakan pengujian tambahan pada
Badan/Lembaga lain yang memenuhi persyaratan Badan
Penguji seperti tersebut diatas.

13.8

Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua


Badan tersebut memberikan kesimpulan yang sama, maka
semua biaya untuk pengujian tambahan menjadi beban
pihak yang mengusulkan.

13.9

Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua Badan


tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda maka dapat
dipilih untuk :
a. Memilih Badan Lembaga Pengujian ketiga atas
kesepakatan bersama.
b. Mengadakan pengujian ulang pada Badan/Lembaga
Pengujian pertama atau kedua dengan ketentuan
tambahan sebagai berikut :
1.
Pelaksanaan ulang pengujian harus disaksikan
oleh
Konsultan
Pengawas
dan
Kontraktor/Supplier ataupun wakil-wakilnya.
2.
Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan
penerapan dari alat-alat pengujian.
3.
Hasil dari pengujian harus dianggap final,
kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat
untuk tidak menganggapnya demikian.
13.10 Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan
kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama, maka
semua biaya untuk semua pengujian ulang menjadi
tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya
pengujian tambahan.
13.11 Bila ternyata pihak Konsultan Pengawas yang mempunyai
pendapat salah, maka atas segala penundaan pekerjaan
akibat
penambahan/pengulangan
pengujian
akan
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian


pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian lain yang
terkena akibatnya, penambahan besarnya sesuai dengan
penundaan yang terjadi.
14.Gambar Kerja (Shop
Drawing)

15.Gambar Perubahan

16.Gambar Sesuai
Kenyataan ( As Built
Drawing )

14.1

Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di


lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop
drawing pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan
dan untuk membuat detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun
yang diminta oleh Konsultan Pengawas.

14.2

Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan


digambarkan semua data yang diperlukan termasuk
pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
maupun dalam buku ini.

14,3

Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut atas


biaya Kontraktor kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari
tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan Kontraktor.

14.4

Pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarkan shop


drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Apabila
karena metode pelaksanaan, detail pada shop drawing
berbeda dengan yang dimaksud dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak, maka untuk perbedaan tersebut
akan diminta persetujuan Konsultan Perencana.

15.1

Gambar Kerja/Dokumen Kontrak hanya dapat berubah atas


permintaan tertulis oleh Pemberi Tugas dan dibuat oleh
Konsultan Perencana.

15.2

Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai


dengan apa yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang
jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
perubahan rencana.

15.3

Gambar tersebut harus diserahkan diberikan kepada


Kontraktor melalui Konsultan Pengawas.

16.1

Gambar pelaksanaan adalah gambar yang sesuai dengan


apa yang dilaksanakan, baik karena penyimpangan
ataupun tidak, termasuk semua perubahan atas perintah
dan persetujuan Konsultan Perencana/Owner, dan yang
tidak terdapat dalam Gambar Kerja.
Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai
dengan apa yang dilaksanakan. Gambar tersebut
memperlihatkan perbedaan antara gambar rencana dengan

16.2

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

16.3
17.Supplier dan Sub
Kontraktor

18.Penjagaan
Keamanan Lapangan
Pekerjaan

19.Jaminan dan
Keselamatan Kerja

pekerjaan yang dilaksanakan, serta harus diserahkan


kepada Konsultan Pengawas.
Penyerahan gambar pelaksanaan (as built drawing)
dilakukan setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan.

17.1

Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor


bawahan (Sub-Kontraktor) yang memang sudah ahli dan
terbiasa dalam melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan
dan dalam hal pengadaan bahan/material dan
pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

17.2

Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas


petunjuk Konsultan Pengawas dengan Kontraktor bawahan
atau Supplier bahan.

17.3

Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di


lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

18.1

Kontraktor diwajibkan menjaga lapangan terhadap barangbarang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak
ketiga yang ada di lapangan.

18.2

Untuk maksud-maksud tersebut, kontraktor harus


membuat pagar pengaman dari seng dan rangka kayu atau
bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.

18.3

Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah


disetujui Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang
maupun belum adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.

18.4

Apabial terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab


atas akibatnya, baik berupa barang-barang maupun
keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap
dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas dan
dianjurkan untuk mengasuransikan pekerjaan terhadap
bahaya kebakaran.

18.5

Kontraktor harus membuat jalan masuk sementara menuju


lokasi pekerjaan. Lokasi dan arah jalan masuk akan
ditentukan kemudian oleh Pengawas Lapangan. Kontraktor
juga wajib memasang rambu-rambu peringatan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat baik oleh pejalan kaki
maupun pengemudi kendaraan bermotor.

19.1

Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama


masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas
keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.


Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab memperbaikinya.

20.Pekerjaan Tambah
Kurang

21.Pemeliharaan

19.2

Kontraktor wajib menjamin keselamatan para tenaga kerja


yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala
kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan
ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku.

19.3

Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut


syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dari pekerja lapangan.

19.4

Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan


Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 30/KPTS/1984
dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977
Bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas Pada Kontraktor
Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan ProyekProyek Pembangunan, pihak pemborong yang ikut serta
dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis
kepada Pemimpin Pelaksana Proyek.

20.1

Tata cara pelaksanaan dan penilain perubahan,


penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan
dengan Dokumen Kontrak.

20.2

Tugas
mengerjakan
pekerjaan
tambah/kurang
diberitahukan tertulis dalam buku harian oleh Konsultan
Pengawas, serta persetujuan Pemberi Tugas.

20.3

Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang


nyata-nyata ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas
atau persetujuan Pemberi Tugas.

20.4

Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan


menurut daftar harga satuan pekerjaan yang dimasukkan
oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan
bersama dengan angsuran terakhir.

20.5

Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak


tercantum dalam harga satuan pekerjaan yang dimasukkan
dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih
lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Kontraktor
dan persetujuan dari Pemberi Tugas.

20.6

Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan


sebagai penyebab keterlambatan penyerahan pekerjaan,
tetapi Pemberi Tugas atas rekomendasi Konsultan Pengawas
dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena
adanya pekerjaan tambah tersebut.

21.1

Jangka waktu pemeliharaan adalah: 90 (Sembilan Puluh


Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Pekerjaan

22.Penyerahan
Pekerjaan

Hari Kalender) hari kalender dihitung dari tanggal


penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100%).
Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib
memperbaiki cacat-cacat tersembunyi, hasil pekerjaan yang
tidak baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya
yang dilakukan oleh Kontraktor akibat tidak baiknya
pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti
tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ini atas biaya
Kontraktor.
21.2

Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah


Konsultan Pengawas, Kontraktor tidak melaksanakan
pekerjaan perbaikan tersebut, maka Pemberi Tugas berhak
menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lain) untuk
mengerjakannya atas beban Kontraktor.

21.3

Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus


dilakukan sesudah habis jangka waktu pemeliharaan, dan
sampai berakhirnya pekerjaan perbaikan yang harus
dilaksanakan.

22.1

Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib


menyerahkan :
Gambar As built Drawing
Laporan Kegiatan Pelaksanaan.
Album Photto Kegiatan Pelaksanaan.
Dan laporan lain nya bila di perlukan oleh konsultan
pengawas dan owner.

22.2

Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas


hanya dapat dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan telah
dapat berfungsi secara sempurna dan dapat diterima oleh
Pemberi Tugas. Selain itu seluruh kewajiban Kontraktor
seperti memberi latihan operasi kepada petugas yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah
dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
PASAL 2
PEKERJAAN BONGKARAN

1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Bongkaran komponen/ bagian/ bangunan existing/


bangunan lama antara lain meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bongkaran Dinding dan Partisi


Bongkaran Konsol, Kuda-kuda dan Rangka Atap
Bongkaran Atap Genteng
Bongkaran Rangka dan Penutup Plafond
Bongkaran Kusen Kayu, Pintu dan Jendela
Bongkar Keramik Lantai dan Dinding KM
Pekerjaan Pembersihan dan Buangan Bekas Bongkaran dan
Galian

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

1.2

Pekerjaan bongkaran tersebut diatas termasuk :


- Pemasangan alat Bantu (steger, penopang sementara, alat
pengaman, dll), pekerjaan membongkar, pekerjaan membuang
barang sisa bongkaran yang tidak digunakan lagi, menyimpan
barang bekas bongkaran yang harus/akan digunakan lagi.
- Untuk pekerjaan bongkaran didalam Gedung perlu lebih
memperhatikan penopang/ pengaman yang digunakan dalam
kondisi aman dan baik, serta memperhatikan lalu-lintas
pekerja/ orang yang bekerja di bagian bawahnya, dengan
memperhatikan aspek keselamatan kerja serta kondisi
sekitarnya.
- Kerusakan yang terjadi pada bagian/ komponen bangunan/
peralatan/ instalasi eksisting yang dipertahankan adalah
menjadi tanggung jawab pemborong untuk mengembalikan
pada keadaan dan kondisi semula.
- Pembersihan dan pengangkutan sisa hasil dari pekerjaan
bongkaran komponen/ bagian bangunan lama serta sampah
atau bahan lainnya yang tidak terpakai diangkut dan dibuang
keluar dari lokasi pekerjaan dibawah tanggung jawab
pemborong sesuai petunjuk dan izin direksi.

PASAL 3
PEKERJAAN BETON
1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Pekerjaan ini meliputi :


Pekerjaan Beton Bertulang
Pek.Pasang Beton Kolom Praktis
Pek. Pasang balok Lintel
Pek.Sloof Beton

2.Persyaratan Bahan

2.1

Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan


yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan diantaranya :
2.1.1 Semen Portland /PC
PC/semen : digunakan satu jenis semen
bekualitas atau yang memenuhi persyaratan
dalam peraturan Portland Cement Indonesia
NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard
Inggris BS-12.
Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak
diperkenankan
untuk
digunakan.
Tempat penyimpenan semen harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga semen bebas dari
kelembapan Konsultan pengawas dapat
memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang
pada
setiap
waktu
sebelum
dipergunakan.Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh
Konsultan pengawas
Pekerjaan untuk pengambilan contoh-contoh
tersebut,semen yang tidak dapat diterima
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

2.1.2

2.1.3

2.1.4

sesuai
pemeriksaan
oleh
Konsultan
Pengawas,harus tidak dipergunakan/diafkir
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan untuk beton,maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui
atas beban kontraktor.
Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan
butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan
bahan organis, Lumpur dan lain sebagainya
serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan
seperti yang tercantum dalam NI 2 PBI 1971.
Semua pasir yang akan dipakai harus pasir
alam tidak diperkenankan memakai pasir laut.
Pasir harus bersih dan bebas dari tanah liat,
mika dan substansi lain yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5%.
Kontraktor harus menyerahkan contoh kepada
Konsultan Pengawas/Direksi sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan,
contoh seberat 15 kg dari pasir alam yang
diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat
belas) hari sebelum diperlukan.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua
dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan bahanbahan lain yang tidak dapat dipakai harus
disingkirkan. Bahan harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan
pasir alam sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan disini.
Agregat/Koral Beton
Koral yang digunakan harus bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum
dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang digunakan
ukuran 2/3 cm
Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipakai agregat alami atau
buatan memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI2) pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 Agregat tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton
dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk
itu Kontraktor harus mengajukan contoh yang
memenuhi syarat dari berbagai sumber
terlebih dahulu.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak
,asam,garam alkalis serta bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

2.1.5

2.1.6

menurut PBI 1971 (NI-2)


Apabila dipandang perlu Pengawas dapat
meminta kepada pemborong supaya air yang
dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi atas biaya pemborong.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipakai harus sesuai mutu
dengan PBI 1971, JIS SR 24 British Standard
No 785 atau ASTM Designation A-15.dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat-cacat
seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia
lainnya yang dapat mengurangi/merusak daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.
Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai
dalam Gambar Kerja, penggantian dengan
diameter lain harus dengan persetujuan
tertulis dari Direksi. Segala biaya yang
diakibatkan
oleh penggantian tulangan terhadap yang
digambar sejauh bukan kesalahan Gambar
Kerja
adalah tanggung jawab Kontraktor.
Bahan Campuran Tambahan/Adhitive
Pemakaian
bahan
tambahan
kimiawi
(Concrete admixture / Additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS
harus
seijin
tertulis
dari
Konsultan
Pengawas/Direksi.
Bahan
tambahan
yang
mempercepat
pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di
bawah tanah (hydrostatic pressure) tidak boleh
bahan kedap air yang mengandung garam
stearate.
Bahan campuran tambahan beton harus sesuai
dengan iklim tropis dan memenuhi AS 1978
& ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus
sebagai pengurang air adukan dan penunda
pengerasan awal.
Semua Admixture yang akan digunakan,
ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah
mendapat
persetujuan
Konsultan
Pengawas/Direksi.
Untuk
penyambungan
kembali
akibat
terhentinya suatu pengecoran beton dipakai

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

2.1.7

bahan
perekat CALBOND sebelum dicor dengan
beton baru, serta permukaannya harus
dikasarkan.
Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter
calbond dicampur dengan larutan
semen/PC sekitar 25% nya dengan cara
ditaburkan.
Bekisting
Bekisting dibuat dari panel multiplex atau
papan borneo dengan rangka penguat
penyokong dan penyangga dibuat dari kayu
borneo
secukupnya,
sehingga
mampu
mendapatkan
kekuatan
dan
kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan
beton. Untuk kolom struktur dipakai papan
borneo.
Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo
dengan ukuran atau pipa besi (scaffolding).
Tidak diperkenankan memakai bamboo.
Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak
harus dibuat lebih kokoh dan lebih kaku,
permukaan panel lurus, halus sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.

3.Persyaratan Teknis
3.1

3.2

Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir, kerikil, batu


pecah, air seperti yang ditentukan; semuanya dicampur
dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaikbaiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang
tepat.Ramset anti-karat untuk bout, panjang sesuai
gambar.
Komposisi campuran beton dibuat dengan perbandingan
volume dengan multibeton berdasarkan mix disain sebagai
berikut :
Macam
Perbandingan Penggunaan
C1
1 PC : 3 PS : 5 Untuk
pekerjaan
beton
KR
tumbuk, rabat dan lantai
kerja.
C2
Mutu Beton K- Untuk
pekerjaan
beton
225
bertulang : beton kolompraktis
dan ring balk dan listplank
beton
C3
Mutu Beton K- Untuk
pekerjaan
beton
300
bertulang:pondasi
Setempat,Poer,sloof,
kolom,
balok, plat lantai, tangga
beton.

3.3

Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut harus


memenuhi syarat mutu beton BO menurut PBI 1971,
disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton.

3.4

Ukuran maksimum dari agregat pasir dalam beton tidak

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam


persyaratan bahan beton dan harus memperhituingkan
celah lubang antar tulangan agar tidak terjadi ronggarongga beton.
3.5

Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang


dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu)
harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agregat
dan beton yang dihasilkan.

3.6

Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat


akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang
mempunyai kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.
Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang
dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari
beratnya) pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor
dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah
jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti diatas dan
Kontraktor tidak berhak klaim atas perubahan-perubahan
yang demikian.

3.7

3.8

Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk bagianbagian konstruksi beton,harus disesuaiukan dengan jenis
konstruksi yang bersangkutan,cara pengangkutan adukan
beton dan cara pemadatannya.Kekentalan adukan beton
antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai
dengan yang direncanakan,maka factor air semen
ditentukan sebagai berikut :
o Faktor air semen Untuk pondasi sloof, Poer, maksimum
0,65
o Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga,
dinding beton, dan listplank/parapet maksimum 0,60
o Faktor air semen untuk konstruksi plat atap,dan
tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.

3.9

Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton,dan


dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang
direncanakan,maka untuk konstruksi beton dengan factor
air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer
sebagai bahan additive.Pemakaian merk dari bahan
additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas/direksi.

3.10

Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan pengawas


pekerjaan atas biaya kontraktor pelaksana. Perbandingan
campuran beton jika dipandang perlu harus diubah untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, atau kekuatan. dan kontraktor
tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang
demikian.

3.11

Pengujian dari Konsistensi Beton dan Benda-benda uji


Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Beton
3.11.1

3.11.2
3.11.3

3.11.4

4.Persyaratan
Pelaksanaan

Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus


diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk
dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi
kering sebelum dipasang tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu.
Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan
melalui pengujian biasa dibuat dan diuji sesuai
dengan NI-PBI 1971.
Pengujian slump disesuaikan dengan NI-2 PBI
1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas
yang diperlukan untuk mengerjakan contohcontoh pemeriksaan yang representatif, frekuensi
akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
/Direksi.
Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah
persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda
uji harus memberikan BK(kekuatan tekan
beton kareteristik) yang lebih besar dari yang
ditentukan.

4.1

Rujukan pelaksanaan pekerjaan ini ialah gambar rencana


dalam Dokumen Tender; pelaksanaan yang menyimpang
dari gambar wajib dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
konsultan supervisi dan keputusan perubahannya harus
dinyatakan dalam Berita Acara.

4.2

Pemborong wajib mengadakan kembali pengukuran


terhadap kondisi existing dengan setepatnya, perbedaan
yang ditemukan wajib dikonsultasikan dengan konsultan
supervisi.

4.3

Sebelum mendatangkan material, pemborong harus


memberikan contoh material kepada konsultan supervisi
untuk mendapatkan persetujuannya.
Material yang didatangkan tidak sesuai contoh yang telah
disetujui akan ditolak dan sesegera mungkin dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan.

4.4

Sebelum memulai pekerjaan, baik awal pekerjaan maupun


awal bagian pekerjaan, pemborong wajib memberitahukan
paling lambat 2 hari sebelumnya kepada konsultan
supervisi.

4.5

Pemborong wajib membersihkan terlebih dahulu bagianbagian yang akan menjadi kontak material/konstruksi

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

lama dengan yang baru.

5.Akhir Pekerjaan

4.6

Pemborong wajib melaporkan kondisi kontruksi/material


lama yang kemungkinan tidak mampu mendapatkan
beban
tambahan
karena
adanya
penambahan
kontruksi/material baru.

4.7

Bagian pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai petunjuk


konsultan supervisi, harus segera dibongkar atas resiko
pemborong.

4.8

Pemborong wajib melaporkan dan melakukan konsultasi


dengan konsultan supervisi bila menemukan hal-hal yang
akan dapat melengkapi/meningkatkan maksud dari
pekerjaan ini.

5.1

Pekerjaan wajib diselesaikan sesuai gambar rencana dan


dapat berfungsi sesuai maksudnya.

5.2

Seluruh pekerjaan dinyatakan sesuai dengan perencanaan


setelah mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari
konsultan supervisi.

5.3

Pekerjaan dapat dinyatakan selesai seluruhnya setelah


seluruh sisa material, peralatan, dan bekas-bekas
pelaksanaan pekerjaan di keluarkan dari lokasi pekerjaan
dan lokasi pekerjaan dikembalikan kepada kondisi seperti
awalnya serta sudah dapat difungsikan sesuai maksudnya

5.4

Pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai seluruhnya


dengan baik, setelah mendapatkan pemeriksaan dari
konsultan pengawas dan dinyatakan dalam Berita Acara.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1.Lingkup Pekerjaan

2.Persyaratan Bahan

1.1

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahanbahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.

1.2

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail


yang di sebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas/Perencana.

2.1

Batu bata yang dipasang adalah dari mutu yang terbaik,


produk lokal dan disetujuiKonsultan Pengawas/ dan harus
memenuhi NI-10
PC/semen: digunakan satu jenis, semen berkualitas yang
memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard
Inggris BS-12.

2.2

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

3.Syarat-syarat
Pelaksanaan

2.3

Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan


keras dengan kadar Lumpur yang terkandung maximal
pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan
organic/kotoran yang merusak kondisi campuran dan
Pasir harus memenuhi NI-3.

2.4

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak ,asam,garam alkalis serta bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Air
tersebut harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971
(NI-2)

3.1

Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan


aduk campuran I pc : 5 pasir pasangan.

3.2

Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar


mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian diatas
permukaan lantai dasar sesuai dengan gambar kerja,
dinding didaerah basah dengan ketinggian dari
permukaan lantai sesuai dengan gambar kerja, serta
semua dinding yang pada gambar menggunakan symbol
aduk trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran I pc : 3 pasir pasang.

3.3

Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex.


Lokal dengan kualitas terbaik, siku dan sama
ukurannya, atau yang disetujui Konsultan Pengawas
/owner.

3.4

Sebelum digunakan batu bata harus disiram dengan air


sampai benar-benar basah.

3.5

Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar


harus dikerok dan bersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.

3.6

Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus


dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah
dikerok serta dibersihkan.

3.7

Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap


tahap berdiri setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis.

3.8

Bidang dinding batu yang luasnya lebih besar dari 12 m 2


ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom & balok
praktis) dengan menggunakan tulangan beuguel.

3.9

Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger


sama sekali tidak di perkenankan.

3.10 Pembuatan lubang pada pasangan bata yang


berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam


pasangan bata.
3.11 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang
patah dua melebihi dari 5% yang patah atau lebih dari 2
bagian tidak boleh digunakan.
3.12 Pasangan batu bata untuk dinding batu dan untuk
dinding batu finish harus menghasilkan dinding
berkualitas, pelaksanaan harus cermat, rapi dan benarbenar tegak lurus.
3.13 Dinding bata yang barn dipasang harus dibasahi dengan
air terus menerus selama paling sedikit 7 hari dan tidak
diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
3.14 Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan
balok harus dipasang angkur besi beton dan beton yang
berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik
atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat
dengan baik.
3.15 Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan
sebelum spesie menjadi kering sehingga membentuk
lekukan agar supaya plesteran dapat merekat dengan baik.
3.16 Pasangan Bata dapat diterima apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding sebelum diaci, adapun toleransi
terhadap as dinding yang diizinkan sebelum diaci sesuai
dengan gambar kerja.
4.Syarat-syarat
Pemeliharaan

4.1

Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/


cacat, perbaikan dilaksakan sedemikian rupa hingga tak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

4.2

Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik


pada waktu pelaksanaan, maka pemborong wajib
memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan
Pengawas/Perencana , Biaya yang timbul untuk pekerjaan
ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

4.3

Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap


pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat
dihindarkan dari kerusakan.

4.4

Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan


ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN

1.Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah


penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat angkut di perlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.


Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan
dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/
ditunjukkan
dalamgambar.
2.Persyaratan Bahan

3.Persyaratan
Pelaksanaa

2.1

PC/semen: digunakan satu jenis semen berkualitas atau


yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland
Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.

2.2

Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan


keras dengan kadar Lumpur yang terkandung maximal
pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan
organic/kotoran yang merusak kondisi campuran dan
Pasir harus memenuhi NI-3

2.3

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak ,asam,garam alkalis serta bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Air
tersebut harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI
1971 (NI-2)

2.4

Penggunaan adukan plesteran:


2.4.1 Adukan I pc : 3 pasir dipakai untuk plesteran
rapat air atau mortar DRYMIX untuk seluruh
plesteran.
2.4.2 Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh
plesteran dinding lainnya.
2.4.3 Seluruh permukaan plesteran difinish acian
dari bahan PC atau tertentu atas pentujuk
Perencana/Konsultan Pengawas .

3.1

Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari


bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas /Perencana, dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan
ini.

3.2

Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana


pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu
bata telah disetujui oleh Konsultan pengawas
/Perencana sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang
tertera dalam spesifikasi teknis.

3.3

Campuran aduk perekat yang di maksud adalah


campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut
3.3.1

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan batu


bata yang berhubungan dengan udara luar, dan
semua pasangan batu bata dibawah permukaan
tanah sampai permukaan lantai untuk kamar

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

3.3.2
3.3.3
3.3.4

3.3.5

mandi, WC/Toilet dan daerah basah lainnya


dipakai plesteran I pc : 3 pasir.
Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan
Daily Bond, dengan perbandingan bagian PC : I
bagian Daily Bond.
Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran
campuran I pc : 5 pasir.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC
dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur delapan hari (kering benar),
untuk adukan plesteran finishing harus
ditambah dengan addivite plamix.
Semua jenis aduk perekat tersebut diatas
harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum
mengering. Diusahakan agar jarak waktu
pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangnnya tidak melebihi 30 menit terutama
utnuk adukan kedap air.

3.4

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan


setelah selesai pemasangan instalasi pipa, listrik dan
plumbing untuk seluruh bangunan.

3.5

Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus


dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian
diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubanglubang bekas pengikat bekisting atau from tie harus
tertutup aduk plester.

3.6

Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton


bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai
plesteran
halus
(acian
diatas
permukaan
plesterannya).

3.7

Untuk dinding tertanam didalam tanah diberapen dengan


memakai spesi kedap air I pc : 3 pasir pasangan.

3.8

Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing)


pada permukaanya diberi alur-alur garis horizontal atau
diketrek (scarth) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishingnya, kecuali yang menerima
cat

3.9

Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter,


dipasang tegak dan menggunakan keping-keping
plywood untuk patokan kerataan bidang.

3.10

Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan


permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam
gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
peesteran harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada
bagian pekerjaan yang dizinkan Perencana/Konsultan
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Pengawas.
3.11

Bila plesteran menggunakan mortar DRY MIX maka


Kontraktor wajib mengikuti semua persyaratan dari mulai
penanganan bahan, proses pengerjaan, cara kerja untuk
dinding bata, selkon, dan sejenisnya maupun
permukaan beton, cara perlindungan dan cara
pemeliharaan dari produsen DRYMIXtanpa terkecuali.
Demikian juga untuk acian plesteran.

3.12

Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya


yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi
naat (tali air) dengan dalamny, kecuali bila ada
petunjuk dalam gambar atau ditentukan lain oleh
Pengawas/Konsultan Pengawas.

3.13

Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai


toleransi lengkung atau cembung bidang. Jika sesuai
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya
tanggungan Kontraktor.

3.14

Kelembaban
plesteran
harus
dijaga
sehingga
pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering, selama 7 (tujuh) hari terns menerus dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.

3.15

Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang


tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana/Konsultan Pengawas dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor. Setelah acian selesai, acian
harus dibasahi terus menerus sekurang-kurangnya 7
(tujuh) hari.

3.16

Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang


sebelum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya
terhadap
keresakan-kerusakan
dan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

3.17

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan


dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu.

Pasal 6
PEKERJAAN SEALENT KUSEN ALUMUNIUM
1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


slat-alai bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
kusen alumunium sehingga dapat tercapai basil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

1.2

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kusen alumunium


eksisting , pekerjaa sealent ulang , yang dibutuhkan atau
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2.Persyaratan Bahan
Bahan Sealant
Sealent Setaraf Dow Corning atau G.E sealent
2.3.1 yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan
fungsinya, untuk structural glazing, curtain wall
atau fungsi lain dengan rekomendasi dari pabrik,
pemakaian I tube maksimal 150 cm.

Pasal 7
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM
1.Lingkup Pekerjaan

2.Persyaratan Bahan

1.1

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.

1.2

Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan papan gypsum


yang tidak menahan beban.

1.3

Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangkahollow

2.1

Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar


tetapi tidak kurang dari yang diperlukan agar sesuai
dengan standard ASTM C 754.

2.2

Semua rangka harus anti rayap, dicat anti rayap atau


ditentukan lain oleh Perencana/Pengawas/Konsultan
Pengawas.

2.3

Rangka Plafon bagian dalam menggunakan rangka besi


hollow dengan kualitas baik, baik untuk rangka utama dan
untuk rangka pembagi.

2.4

Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar


atau jika tidak ditunjuk, sesuai dengan ASTM C 80.
Untuk aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan gambar
atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana/Konsultan Pengawas.

2.5

Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan


ASTM C 36. Gypsum tersebut dari produk, dan tidak
terbatas sebagai berikut :
Panel Gypsum Board
Mempunyai standar SII
Ukuran panel sesuai gambar Kerja
Tebal panel sesuai gambar Kerja
Bahan yang akan dipakai harus siku pada sudut-

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

sudutnya, permukaan rata tidak bergelombang, tidak


ada tonjolan atau lekukan; dan bebas dari cacat, noda
dan pecah.
Merk berkualitas sesuai standar.

3.Syarat-syarat
Pelaksanaan

2.6

Pada tempat tempat pertemuan dengan dinding, kolom


bagian ruang dalam dipasang list Siku dari bahan
Gypsum/Kayu

3.1

Sebelum
melaksanakan
pekerjaan,
Kontraktor
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dengan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuki
mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail.

3.2

Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap


dengan memperlihatkan layout, type dari gypsum panel
detail angkur, perkuat juga sambungan-sambungan,
bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pemasangan ceiling gypsum.

3.3

Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan


material system dan pola yang telah disetujui oleh
Perencana untuk dipakai.

3.4

Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus


diletakkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3.5

Harus
diperhatikan
semua
sambungan
dalam
pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau
cacat bekas penyetelan.

3.6

Desain dan produk dari system langit-langit harus mendapat


persetujuan dari Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

3.7

Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari


ketentuan gambar rencana untuk itu.

3.8

Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan,


rekomendasi
dari
produsen
dan
ketentuan
Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

3.9

Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai


peil dalam gambar dan lurus (tidak melebihi batas
toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan).

3.10 Perhatikan semua sambungan dengan material lain,


sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

tidak da kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib


menanyakan hal ini kepada Perencana/Konsultan Pengawas.
3.11 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda
lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang
terlihat maupun yang tersembunyi adalah tanggung
jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh
Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
3.12

Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari


ketentuan gambar rencana untuk itu.

3.13 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan


ketentuan Produsen.
3.14 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai
peil dalam dan lurus (tidak melebihi batas toleransi
kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan).
3.15 Perhatikan semua sambungan dengan material lain,
sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana
tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Perencana/Konsultan Pengawas.
3.16 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda
lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
Kontraktor sampai pekerjaan selesai dan diterima dengan
baik.
Pasal 8
PLAFON KALSIBOARD/GRC
1.Lingkup Pekerjaan

2.Persyaratan Bahan

1.1

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.

1.2

Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan yang tidak


menahan beban dariKayu.

1.3

Rakitan papan gypsum /kalsiboard yang dipasang pada


rangka besi hollow.

1.4

Mencakup untuk pemasangan Plafond di daerah


lembab/toilet dan Rambu Bagian luar

2.1

Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar


tetapi tidak kurang dari yang diperlukan agar sesuai
dengan standard ASTM C 754.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

3.Syarat-syarat
Pelaksanaan

2.2

Semua rangka harus anti korosi, dicat anti karat atau


digalvanize hot deep sesuai dengan ASTM A 525
kecuali
ditentukan
lain
oleh
Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

2.3

Ketebalan adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak


ditunjuk, dengan ketebalan 9 mm sesuai dengan ASTM
C 80. Untuk aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan
gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

2.4

Bahan yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan


ASTM C 36.

3.1

Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli / tukang


dengan disetujui Pemberian Tugas.

3.2

Rangka menggunakan rangka metal furring dan sesuai


dengan gambar yang diminta.

3.3

Sebelum terpasang material harus mendapat persetujuan


Konsultan Pengawas / tim teknis

3.4

Dipasang sedemikian rupa dengan penguat-penguat


sehingga menghasilkan permukaan yang rata, horisontal
dan tidak bergelombang/melendut.

3.5

Kalsiboard dipasang dengan menggunakan sekrup


kalsiboard atau paku kalsiboard pada kayu, yang dipaku,
menyekrup dimulai dari tengah panel dan mengarah
ketepi.

3.6

Sekrup dipasang dari pinggir panel.

3.7

Semua naad harus lurus pada pertemuan


pertemuannya tegak lurus sehingga hasilnya baik.

3.8

Hasil pemasangan tersebut harus mendapat persetujuan


Konsultan Pengawas.

3.9

Pada akhir pemasangan setiap pertemuan panel diberi


penutup Self Adhesive joint tape Kalsiboard yang
kemudian ditutup dengan kompound, setelah kompound
mengering kemudian kompound diamplas hingga rata.

panel,

Pasal 9
PEKERJAAN PENGECATAN
1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Pekerjaan pengecatan ini termasuk dengan penyediaan


tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan
sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna untuk operasional.

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

2.Persyaratan Bahan

3.Syarat-syarat
Pelaksanaan

1.2

Persiapan permukaan bidang yang akan dicat dan bersih


dari yang dipersyaratkan.

1.3

Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah


ditentukan.

1.4

Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan


plesteran, beton, metal (logam), kayu/teakwood, gypsum,
kalsiboard dan/atau bagian-bagian lain sesuai dengan
yang tertera pada gambar dan yang tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana /Pengawas.

2.1

Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb :
2.1.1 Alkali Resisting Primer /Alkali Resistant Sealer
untuk cat interior dan eksterior pada bidang
permukaan plesteran, beton, gypsum, kalsiboard.
2.1.2 Alumunium Wood Primer Sealer dan/atau wood
filler untuk bidang permukaan kayu, plywood, dan
sejenisnya.
2.1.3 Quick-Drying Metal Primer Chromate / Zinc
Chromate Primer untuk bidang permukaan besi
dan logam lainnya.

2.2

Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb:
2.2.1 Vynil Acrylic Emulsion / Acrylic Emulsion untuk
cat interior pada bidang permukaan plasteran,
beton, gypsum, kalsiboard, dan sejenisnya.
2.2.2 Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi / We at
hershield untuk cat eksterior pada bidang
permukaan plesteran, beton, atau lainnya.
2.2.3 Vynil Acrylic Solvent untuk cat pada bidang
permukaan kayu, plywood, dan sejenisnya.
2.2.4 Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel untuk
cat pada bidang permukaan besi dan logan lainnya.

2.3

Persyaratan Lain
2.3.1 Semua material cat, baik cat dasar cat akhir
maupun bahan pengencernya, harus merupakan
produk asli keluaran satu produsen yang sama,
seperti : ICI, atau setara.
2.3.2 Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat
sendiri (meng-oplos) atau menggunakan material
yang
berbeda
dengan
yang
telah
ditentukan/disyaratkan oleh produsen.

3.1

Contoh dan Bahan Untuk Perawatan

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

3.1.1

3.1.2

4.Pekerjaan Persiapan

Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan


tiap warns dan jenis cat pada lembaran
Teakwood atau papan Gypsum, dan pada bidangbidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s/d lapisan akhir).
Semua
bidang
contoh
tersebut
harus
diperlihatkan kepada Pengawas dan Perencana,
jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara
tertulis oleh pengawas, selanjutnya Kontraktor
dapat membuat mock-up.

4.1

Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus membuat


Mock-Up pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis
cat yang diperlukan. Bidang-bidang akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidangbidang yang akan dipakai sebagai
Mock-Up ini akan ditentukan oleh Perencana dan
Pengawas.

4.2

Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh


Pengawas dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.

4.3

Pemeriksaan Kelembaban Tembok


Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PRO
TIMETER MINI yaitu alat untuk mengukur kelembaban
atau kadar air.
Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk
dicat, tutup permukaan tembok dengan Plastik yang tidak
bocor/sobek dan ke empat sisinya dengan double tape
adhesive. Biarkan selama 24 jam untuk membaca kadar
air atau kelembaban, tusukkan jarum electrode alat
PROTIMETER MINIsampai menembus plastik tersebut.
Untuk pengecatan dengan cat dasar air, pembacaan meter
harus pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan
meter harus menunjukkan daerah warna hijau (kadar air
kurang dari 14%). Bila tidak ada alat tersebut dapat juga
dilakukan pemeriksaan secara Visual dan dirasakan
dengan telapak tangan.
Jika warna permukaan tembok/dinding masih
berwarna abu-abu tua sampai hitam dan kalau
dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukkan
kadar air dalam tembok masih hangat, menunjukkan
tebok telah cukup kering untuk dilakukan pengecatan.

4.4

Pemeriksaan Kadar Alkali Tembok


Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan
kertas lakmus. Gunakan kertas lakmus pH ( INDICATOR
PAPER NA TURALIT kwalitas MERCK.
Tempelkan potongan kertas lakmus yang telah disobek
pada permukaan tembok yang telah dibasahi dengan air
bersih. Lakukan pada beberapa tempat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru
Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

biruan sampai hijau muda menandakan kadar alkali


sekitar pH 7, permukaan tembok siap untuk dicat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi biru sampai
biru tua menandakan pH lebih besar pH 8 yang berarti
kadar alkali masih tinggi. Tembok belum layak untuk dicat.
5.Pekerjaan Pengecatan
Dinding

6.Pekerjaan Pengecatan
Kayu

5.1

Permukaan dinding yang akan dicat harus kering


minimal telah berusia 28 hari dan bebas dari kotoran,
debu, minyak, olie dengan pH max. 7. Apabila
permukaan dinding kadar alkalinya masih diatas pH 7
meskipun plesteran telah cukup lama maka bidang
dinding tersebut harus dicuci terlebih dahulu
menggunakan larutan Asam HCL dengan kadar 10%
kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering.

5.2

Selanjutnya
dinding
diampelas
permukaannya
selanjutnya dibersihkan dengan air dan biarkan dinding
mongering, jika terdapat pengkristalan/pengapuran
bidang dinding tersebut harus dicuci dengan larutan
WASHING COMPOUND kemudian bilas dengan air
bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan
biarkan mengering.

5.3

Aplikasikan Under Coat Tembok/Alkali Resisting Primer


dengan pengencer air bersih sebanyak 10 - 20 %,
aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atau rol
dan biarkan mengering, apabila sampai tahap ini
bidang dinding masih timbul pengkristalan/pengapuran
maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis
dengan Wall Sealer dan biarkan mengering.

5.4

Cat Dasar ini diaplikasikan 2 kali dengan ketebalan


masing-masing 40

5.5

Setelah benar-benar kering, baru ditutup dengat cat


akhir sebanyak 2 kali pengecatan dengan ketebalan
masing-masing 35

6.1

Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan


dulu dari semua debu, kotoran minyak, gemuk, dan
sebagainya dengan menggunakan material yang cocok,
scaraper atau amplas, kemudian dilap dengan kain bersih.
Seluruh permukaan kayu harus dicek dan dipastikan
bahwa semua bekas lubang, paku, pasak telah diisi dengan
dempul atau wood filler dan diamplas.

6.2

6.3

Aplikasikan wood primer sealer dengan alat semprot


sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing 30

6.4

Setelah benar-benar kering, dapat diaplikasikan Vynil


Acriliyc Emulsion sebanyak 2 kali dengan ketebalan
masing-masing 30 atau synthetic high gloss enamel
sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing 40

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

7. Pekerjaan Pengecatan
Besi /Logam lainnya

7.1

Permukaan yang akan dicat dibersihkan dari semua


debu, kotoran minyak, gemuk, dan sebagainya dengan
cara mencuci dengan solvent yang cocok, kemudian dilap
dengan kain bersih.

7.2

Semua karat dan kerak yang ada dihilangkan terlebih


dahulu dengan mengerok/ menggosok dengan sikat baja
atau dengan mengamplas permukaannya.

7.3

Setelah seluruh bidang metal tersebut rata, bersih, dan


halus, diberi cat dasar zynchromate paint 2 kali aplikasi
secara merata sesuai yang diterangkan dalam brosur
produk masing-masing dengan ketebalan 40
Pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis sebanyak 2 kali
secara merata dengan menggunakan alat yang
direkomendasikan produsen dan mendapat persetujuan
Pemcana/MK dengan ketebalan masing-masing 40

7.4

7.5

Aplikator diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis


aplikasi dari produsen tanpa terkecuali.

7.6

Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun


yangtersembunyi dan tidak disebabkan oleh pemilik atau
pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh
pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh
Perencana dan Pengawas dengan seluruh biaya
ditanggung Kontraktor.

7.7

Kontraktor harus menyerahkan material pengecatan


kepada Pengawas untuk kemudian akan diteruskan kepada
Pemilik tiap warna dan jenis cat yang dipakai sebanyak 5%
dari volume masing-masing atau atas persetujuan
Pengawas. Kalengkaleng cat tersebut harus tertutup rapat
dan mencatumkan dengan jelas identitas cat yang ada
didalamnya, cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemilik.

7.8

Kontraktor harus memberikan jaminan/garansi, untuk cat


yang terpasang dari terkelupasnya cat, dan memudarnya
warna cat selama 5 tahun kepada pengguna barang.
Pasal 10
PEKERJAAN WATERPROOFING

1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga


kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya
termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat
dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.

1.2

Pekerjaan Waterproofing ini meliputi namun tidak terbatas


pada :

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

1.2.1

2.Persyaratan Bahan

Plat dak atap.


Daerah Toilet dan daerah basah lainnya.
Talang Beton
Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam
gambar.

2.1

Semua material waterproofing yang digunakan harus


dari produk yang telah mendapat persetujuan
Perencana/Konsultan Pengawas.

2.2

Waterproofing
Bahan Waterproofing yang dipakai adalah dari jenis:
2.2.1 emulsion
waterproofing
harus
memiliki
karakteristik:
- tidak lapuk
- tahan terhadap perubahan cuaca
-memiliki ketebalan yang sama, minimal 4 mm
- mudah & cepat pelaksanaannya
2.2.2 Cementitious Coating
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan
Pengawas.
Primer
Bahan primer untuk semua permukaan beton/dinding bata
harus dari produsen yang sama dengan bahan
waterproofing-nya.

2.3

3.Syarat Pelaksanaan

2.4

Screed/Lapisan Pelindung
Lapisan pelindung (screed) berupa spesi/adukan semen
dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 serta menggunakan
perkuatan kawat ayam (chainlink mesh) ukuran min.75
mm 2 mm yang mengacu pada standard SNI 070040-1987

3.1

Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang
ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus mendapat
sertifikat jaminan berupa :
3.1.1 Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's

Process Performance Warranty)


3.1.2 Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication
Workmanship Warranty) dan - Jaminan
Kekuatan tidak bocor minimal selama 10
(sepuluh) tahun.
3.2

Waterproofing Atap
3.2.1 Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah
pelat-pelat beton yang berfungsi sebagai atap,
canopy dan sebagai talang.
3.2.2 Jenis Waterproofing yang dipakai adalah berupa
Membrane waterproofingyang harus diberi lapisan
pelindung minimal 2,5 cm screed. Kontraktor harus
mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis
pelaksanaan dari produsen dan kelengkapan

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

3.2.3

lainnya untuk mendapat persetujuan dari


Perencana/Konsultan Pengawas.
Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan
plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air
hujan ke pipa-pipa pembungan (kemiringan
minimal 2%) atau sesuai dengan gambar. Semua
dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah
terpasang. Area yang akan diberi Water Proofing
harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa
adukan dan lain-lain).

3.3

Test Rendam
3.4.1 Kontraktor/aplikator
waterproofing
wajib
melakukan test rendam pada daerah yang telah
diwaterproofing minimal selama 24 jam.
3.4.2 Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus
mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.

3.4

Jaminan
3.5.1 Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas
kebocoran minimal 5 (lima) tahun.
3.5.2 Bila terjadi kegagalan/kebocoran dalam masa
jaminan kontraktor/aplikator harus memperbaiki
atas biaya sendiri.

Pasal 11
PEKERJAAN PENUTUP DINDING ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
Pekerjaan Penutup dinding alumunium composite panel
14.1

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan Penutup dinding exterior/Facade, dinding
interior ruang Ornamen interior lengkap dengan rangka dan penggantung serta
perkuatannya.

14.2

Persyaratan Bahan
Bahan / material yang digunakan dari PVDF resin base metal coating tebal 4 mm
dengan aluminium skin ticknes untuk exterior dan untuk dalam gedung/interior
dengan kualitas aluminium grade minimal 4 untuk exterior dan grade 3 untuk
interior dengan kualitas aluminium grade minimal 5005 untuk exterior dan grade
3003, 3015 untuk interior. Setara produk ALUCUBOND, ALUMETAL,SEVEN,
Alcolux.
Bahan dan type yang dipakai harus tahan terhadap abrasi, tahan terhadap bahan
kimia HCl (concentration 10%), H2SO4 (concentration 10%), Detergent dan
perubahan iklim yang extrime.
Bahan bersifat lentur, tidak pecah.
Bahan tahan terhadap perubahan warna, tahan benturan dan tidak pecah

14.3

Persyaratan Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana wajib membuat gambar kerja (shop
drawing) dan diserahkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Pemasangan harus dilakukan oleh aplikator yang direkomendasikan oleh vendor

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

REHABILITASI GEDUNG ASSESMENT TAHUN ANGGARAN 2016


PKP2A I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
atau produsen pembuatnya dan mendapat persetujuan dari dereksi / Konsultan
Pengawas.

Pelaksanaan pemasangan harus dilakukan oleh tukang ahli yang berpengalaman


dalam pemasangan Aluminium composite panel.
Pemasangan penutup atap harus memperhatikan jarak tumpang tindih (overlap)
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat.
Disekeliling panel ACP harus dipasang subframe aluminium profil. Kemudian
dipasang ke rangka aluminium siku atau aluminium hollow dengan screw dari
bahan stainless steel.
Lipatan ( tekukan ) panel minimal 25 mm. Proses pemotongan, grooving dan
penekukan harus dengan peralatan yang memadai sehingga menghasilkan hasil
pemotongan yang presisi, lurus, utuh dan rapih pada panel aluminiumnya.
Nat yang terbentuk dari pertemuan setiap modul panel aluminium adalah
maksimal 2 cm untuk exterior (facade) dengan system open joint. Setiap bagian
bawah panel/horizontal harus merupakan talang air hujan, dan talang air hujan
harus membentuk satu system yang saling terkait antara panel satu dengan
rangkaian panel lainnya.
Setiap jarak antar panel aluminium composite (nat) tidak boleh ditutup silicon
sealant apapun, jadi pemasangan panel aluminium dengan system open joint.
Pemasangan harus rapi, lurus dan kuat.
Dinding dibelakang ACP harus dibuat kedap air dengan lapisan waterproofing.
Pada bagian khusus pertemuan ACP dengan kaca dapat digunakan sealant neutral
cure.

Pasal 12
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH
PEMBANGUNAN
1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan


yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantun
dalam Gambar Kerja dan terurai dalam buku ini dan
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab kontraktor yang bersangkutan
setelah selesai.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus
menjaga Keamanan bahan/Material bahan maupun
bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
Pasal 13
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1.Lingkup Pekerjaan

1.1

Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan


penyelesaian di lapangan akan diatur/dibicarakan
dilapangan oleh konsultan pengawas dan kontraktor, bila
diperlukan akan dibicarakan dengan konsultan perencana

Rencana Kerja Dan Syarat Syarat (RKS)

Вам также может понравиться