Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1

Container Crane
Container

Crane

pada

Terminal

Peti

Kemas

digunakan

untuk

memindahkan peti kemas (container) dari kapal ke truk ataupun sebaliknya dari
truk ke kapal untuk di kirim ke luar kota atau luar negeri. Dalam proses
pemindahan container tersebut dibutuhkan kerja sama antar peralatan listrik dan
mekanik yang bekerja saling berkesinambungan pada container crane.

Gambar 4.1 Container Crane


(sumber : dokumen pribadi area container crane)
Terdapat beberapa bagian utama untuk mendukung kerja container crane
yaitu boom, hoist, gantry, trolley dan spreader. Apabila salah satu dari kelima
bagian tersebut bermasalah atau terjadi trouble maka kinerja crane dalam
melakukan pemindahan peti kemas dapat dipastikan terganggu atau bahkan tidak
dapat beroperasi sama sekali. Spreader adalah bagian yang utama karena spreader
yang bertugas menjepit peti kemas tersebut, spreader sering mengalami tabrakan
dengan peti kemas maupun badan dari container crane . Kemampuan spreader
dalam mengangkat peti kemas dapat disesuaikan dengan ukuran peti kemas itu
sendiri yaitu 20 Feet, 40 Feet, 45 Feet atau mengangkat secara Twinlift (dua peti
kemas berukuran 20 Feet) sekaligus. Pada pembahasan kali ini, penulis akan
membahas mengenai troubleshooting (gangguan/masalah) yang dapat terjadi pada
saat spreader mengangkat peti kemas secara twinlift .

(a)

(b)

(c)
Gambar 4.2 (a) Spreader Twinlift Tampak Depan (b) Spreader Tampak Bawah
(c) Spredaer Tampak Samping
(sumber : dokumen pribadi area container crane)

4.2.

Sistem Kerja Spreader Twinlift

POWER ON CABIN

CPU
ABB
PM856A

DIGITAL INPUT
(D0801)

SENSOR
PROXIMITY
PADA BEAM

POWER PUMP ONSELECTOR SWITCH 40 FEET ON

NIST
SELECTOR SPREADER TWINLIFT ON
PROFI BUS PLC ABB ACS 800

KONEKTOR PADA CABIN


CPU IFM ECOMAT CR0505
TROLLEY

SELENOID
VALVE

SENSOR PROXIMITY PADA SILINDER TWINLIFT


TWIST LOCK
ON

I/O ECOMAT CR2032

LAMPU INDIKATOR
SPREADER ON

Gambar 4.3 Blok Diagram Sistem Kerja Spreader Twinlift

Gambar 4.4 Power On Kabin Trolley


(sumber : dokumen pribadi area container crane)
Sistem pengoperasian keseluruhan pada area container crane (peti
kemas) menggunakan power yang di suplai dari PLN.

Sebelum memulai

menggunakan container crane kita harus mengaktifkan power coil panel di dalam
E-Room (ruang elektronik) karena jika tidak maka semua alat tidak mendapat
suplai power sedikitpun . Untuk memulai mengoperasikan spreader yaitu dimulai
dengan operator yang berada di dalam cabin trolley harus menekan tombol push
button pada power on yang berada disebelah kiri operator di dalam kabin trolley
sehingga push button dalam keadaan logika 1 (lampu indikator menyala) untuk
dikirim ke DI801 (Digital Input) pada PLC ABB ACS 800. Setelah berlogika 1
power on menyala pada DI 801 maka sistem supply listrik dapat didistribusikan ke
sistem-sistem seperti driver motor , motor trolley (agar dapat menggerakkan

spreader maju dan mundur), hoist ( menggerakkan spreader naik dan turun) , dan
boom (tempat berjalannya trolley).

Gambar 4.5 Power Pump Start Kabin Trolley


Setelah Power pada kabin Trolley ON , operator harus menekan tombol
push button Spreader Pump Start yang berada di sebelah kanan operator pada
kabin trolley menjadi ON (lampu indikator di tombol menyala). Saat Spreader
Pump maka sinyal logika 1 akan di kirim ke alamat DI (ABB DI 801) untuk
memberikan perintah running motor pump oil pada spreader. Sinyal dari PLC
ABB akan di kirim ke CPU ecomat CR0505 dan di hubungkan konektor EC 2087.
saat motor pump oil sudah menyala, maka oil akan ready stanby untuk
memeberikn supply ke hidrolik sistem pada spreader, namun hal ini tidak akan
bekerja apabila selenoid valve tidak diberikan tegangan sebesar 24 Vdc.

Gambar 4.6 Selektor 40 Feet dan Twinlift Pada Kabin Trolley

Untuk mendapatkan tegangan atau memberikan tegangan ke selenoid


valve nantinya, maka operator harus memastikan selektor switch 40 Feet yang
berada di kabin trolley telah on yang berarti bahwa sensor 40 Feet pada spreader
aktif. Selektor twinlift adalah selektor yang penting, apabila operator tidak
memutar selektor twinlift menjadi on maka spreader twinlift tidak akan terjadi.

(a)

(b)

Gambar 4.7 (a) PLC ABB AC 800M & CPU PM856A (b) Digital Input 801
Semua perintah dari kabin trolley yang dilakukan oleh operator akan
diterima oleh PLC ABB AC 800M melalui kabel pfofibus dalam bentuk data
encoder yang berupa bilangan biner. PLC ABB AC 800M inilah yang berperan
sebagai pengendali dan pemberi perintah terhadap jalannya kerja pada seluruh
bagian dari container crane . PLC ini kemudian akan memberikan perintah
kepada motor hoist (naik turunnya spreader) atau motor trolley (maju mundurnya
spreader). PLC akan memberikan sinyal secara bergantian (feedback) pada setiap
channel-channel Digital Input 801 ke Central Processing Unit (CPU) PM 856A
pada PLC ABB 800M.

(a)

(b)

Gambar 4.8 (a) Profi Bus Konektor Ecomat EC 2087 (c) CPU IFM Ecomat
CR0505
Profi Bus konektor Ecomat EC 2087 yang berada di kabin trolley
merupakan konektor yang menghubungkan antara CPU Ecomat CR0505 dengan
PLC ABB. Terdapat empat indikator pada konektor yaitu :

Gambar 4.9 Indikator Profi Bus Konektor Ecomat EC 2087


a.
b.
c.
d.

PROFI BUS
ON
ERROR
CAN

: Sebagai indikator bahwa soket profi bus menyala


: Sebagai indikator penanda bahwa supply tegangan masuk
: Sebagai indikator apabila terjadi masalah atau error
: Sebagai idikator bahwa I/O Ecomat dan PLC ABB
terhubung

Konektor EC 2087 akan meneruskan perintah dari data PLC yang berasal dari
digital input dan digital output 801. Kemudian data informasi (sinyal) yang telah
diterima akan diteruskan ke CPU IFM Ecomat CR0505 yang berfungsi sebagai
master kontrol PLC ABB 800M.

(a)

(b)

Gambar 4.10 (a) I/O Ecomat CR2032 (b) Selenoid Valve Pada Spreader
Input dan Output (I/O) Ecomat CR2032 yang terletak disebelah Box PLC
IFM Ecomat Spreader , memiliki 4 input dan 4 output pada satu I/O Ecomat
CR2032. Data informasi (sinyal) yang diterima oleh CPU Ecomat CR0505 akan
masuk dan diteruskan oleh I/O Ecomat CR2032 dimana input dan output akan
membawa perintah kepada solenoid valve pada spreader untuk memberikan
tegangan 24Vdc agar pressure oil dapat bekerja dalam pengoperasian spreader 40
feet dan twinlift .

(a)
BEAM

(b)

10

BESI TWINLIFT

(c)
Gambar 4.11 (a) Sensor Proximity Di Silinder (b) Sensor Proximity Di Beam
(c) Sensor Proximity Di Bawah Spreader
Salah satu komponen terpenting pada spreader yaitu sensor proximity.
Terletak di bagian badan spreader kanan dan kiri (sebelah beam), di bawah
spreader, dan di dekat silinder twinlift . Setelah pembukaan beam dan sensor
proximity yang terletak di dekat beam mendeteksi 40 Feet selesai, maka sensor
proximity yang terletak dibagian bawah spreader berfungsi untuk mengaktifkan
valve pada silinder twinlift setelah mendeteksi besi twinlift dan oil akan mengalir
ke solenoid valve untuk menggerakkan piston kebawah pada silinder twinlift.
Sedangkan sensor proximity di dekat piston twinlift akan berperan penting agar
dapat menurunkan twist lock di tengah sehingga dapat mengangkat double
container.
(a)

BESI LANDED

TWIST LOCK TWINLIFT

11

UNLOCK ON

TWINLIFT READY

(b)
Gambar 4.12 (a) Twist Lock (b) Lampu Indikator Spreader
Terdapat delapan Twistlock pada spreader yaitu pada keempat sisi
spreader dan keempat sisi pada penguncian spreader twinlift (dua container).
Apabila yang dibutuhkan adalah spreader twinlift maka selenoid valve untuk
slinder twinlift akan terbuka mengalirkan oil ke piston twinlift dan membuat
piston turun agar twistlock dapat melakukan penguncian pada double container.
Twislock dapat terjadi apabila besi landed tertekan karena posisi spreader
telah tepat pada container, saat besi landed tertekan dan terdorong keatas,
dorongan besi sebelumnya menyentuh dan mengunci posisi besi landed. Saat besi
maju, twistlock maju dan terjadilah proses lock pada spreader. Disaat itulah lampu
indikator spreader berwarna biru sebagai tanda twinlift telah ready dan lampu
merah menyala pertanda semua twistlock telah terkunci dan siap mengangkat
container. Begitupun sebaliknya pada proses unlock.
4.2.

Troubleshooting Twinlift Spreader


Dalam penggunaan spreader tidak menutup kemungkinan terkadang

terjadi troubleshooting atau masalah (error pada sistem kerja) pada spreader,
mengingat spreader memegang peranan penting pada container crane yang
digunakan hampir setiap hari dan jam kerja alat yang tidak sedikit. Berikut adalah
beberapa troubleshooting yang terjadi pada spreader twinlift :

12

a. Permasalahan :
Lampu Indikator Twinlift pada Spreader tidak menyala. Seharusnya
yang terjadi di lapangan apabila Twinlift sudah siap mengangkat double container
maka lampu indikator berwarna biru akan menyala dan memberikan tanda kepada
operator bahwa twinlift on. Lampu indikator tidak menyala disebabkan oleh I/O
lampu indikator Twinlift error, error yang terjadi dapat disebabkan oleh life time
(lama waktu penggunanan), kabel-kabel yang telah rusak , dan terkadang sensor
proximity error saat mendeteksi equipment (objek). Jika lampu indikator tidak
menyala maka akan mengakibatkan operator pada kabin trolley tidak dapat
mengoperasikan Twinlift (pertanda twinlift belum siap) dan Twin Down tidak dapat
terjadi.
Penyelesaian :
Mengatasi masalah ini yaitu harus dilakukan pengecekkan terhadap
komponen-komponen pendukung agar lampu indikator menyala seperti halnya
kabel input dan output lampu indikator, sensor proximity, dan solenoid valve.
LAMPU MATI

(a)
UNLOCK ON

TWINLIFT READY

(b)
Gambar 4.13 (a) Lampu Indikator Twinlift mati (b) Lampu Indikator Twinlift On
b. Permasalahan :

13

Kerusakan soket plug pada komponen pendukung Twinlift. Spreader


memiliki komponen-komponen pendukung seperti sensor-sensor, solenoid valve
dan I/O Ecomat. Setiap komponen memiliki soket plug yang berfungsi sebagai
pemberi tegangan dan output yang terdeteksi misalnya sensor proximity akan di
feedback ke I/O Ecomat. Apabila soket plug bermasalah maka lampu indikasi
pada I/O setiap komponen tidak menyala artinya tidak ada tegangan yang masuk
atau output yang terdeteksi, yang berakibat sensor proximity, solenoid valve, dan
bahkan I/O Ecomat tidak bekerja.

INDIKATOR SENSOR PROXIMITY MATI

I/O Ecomat mati

Gambar 4.14 Kerusakan pada I/O Ecomat dan Input Sensor Proximity

Gambar 4.15 Pemeriksaan Input dan Output Soket Plug Sensor Proxmity

14

Penyelesaian :
Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengukuran tegangan terhadap
input dan output soket plug komponen seperti sensor proximity, apabila terjadi
kerusakan maka harus dilakukan pergantian terminal soket plug pada komponen
pendukung spreader.
c. Permasalahan:
Terjadi error pada selenoid valve. Selenoid valve merupakan salah satu
komponen

yang

penting

pada

kerja

Spreader.

Selenoid

Valve

akan

mendistribusikan oil pada beam dan silinder twinlift agar dapat berubah ke kondisi
single atau twin. Tetapi dilapangan, terkadang terjadi error pada selenoid valve.
Error yang terjadi seperti tegangan yang diterima oleh solenoid valve kurang dari
24Vdc dan kelebihan tegangan dari 24Vdc, terjadi kebocoran shield pada solenoid
valve, serta terjadi short body antara VCC dan GND solenoid valve. Akibat yang
ditimbulkan dari error solenoid valve yaitu, karena tegangan yang diterima
solenoid valve kurang dari 24Vdc dari tegangan seharusnya maka koil valve tidak
membuka dan pergerakan oil tehambat tidak dapat menyuplai oil ke beam ataupun
silinder twinlift.
Apabila solenoid valve mendapat tegangan berlebih dari 24Vdc
pemberhentian kinerja valve tidak terjadi, seharusnya valve akan berhenti apabila
sensor proximity telah mendeteksi karena mendapat tegangan yang berlebih maka
solenoid valve terus menyuplai oil ke beam atau silinder twinlift , meyebabkan
beam terus maju dan silinder twinlift terus turun. Selain itu dapat pula terjadi
kebocoran shield pada solenoid valve hal ini disebabkan karena life time (lama
kerja alat beroperasi) dan pressure oil yang tinggi sehingga membuat shield
silinder valve cepat kendur. Akibat kebocoran ini dapat menyebabkan semua
pergerakkan (beam dan silinder twinlift) menjadi lambat karena aliran oil tidak
lancar yang menyebabkan rembesan pada selenoid valve.

15

Penyelesaian :
Untuk mengatasi error pada selenoid valve, kita harus melakukan
pengecekkan terhadap input solenoid valve yaitu I/O Ecomat bisa saja plug I/O
Ecomat megalami kerusakan sehingga tidak dapat menyuplai tegangan ke
solenoid valve atau bahkan menyuplai tegangan berlebih. Periksa dan bahkan jika
perlu melakukan pergantian terhadap shield dan silinder valve yang dapat
mengalami kebocoran karena life time dan pressure yang tinggi.

OIL

(a)

(b)
Gambar 4.14 (a) Rembesan Pada Selenoid Valve (b) Selenoid Valve Pada
Spreader
d. Permasalahan :
Terjadi error pada sensor proximity. Sama halnya dengan selenoid valve
, sensor proximity salah satu komponen yang mempunyai peranan penting pada
spreader, sensor proximity akan menjadi penentu untuk keluar masuknya beam,
pemberhentian beam, penguncian twistlock, dan turun naiknya silinder twinlift.
Akan tetapi sensor proximity juga dapat mengalami error seperti sensor proximity
tidak dapat mendeteksi adanya objek dan tidak dapat memberikan output pada I/O
Ecomat walaupun sensor telah mendeteksi objek. Hal ini terjadi dapat di sebabkan
karena life time dari sensor itu sendiri, error pada soket plug sensor, atau

16

kerusakan pada sensor. Apabila hal tersebut terjadi maka dipastikan sensor
proximity tidak dapat mendeteksi objek (besi pemberhentian) pada beam agar
spreader menjadi 40 Feet. Hal lain yang dapat terjadi yaitu spreader twinlift tidak
dapat terjadi karena sensor proximity di dekat piston twinlift tidak memberikan
output ke I/O Ecomat atau tidak dapat mendeteksi objek (besi) di depannya.
Penyelesaian :
Yang dapat dilakukan agar sensor dapat bekerja semestinya yaitu dengan
dilakukan pengecekan terhadap sensor proximity dan soket plug input output
apakah perlu diganti atau tidak. Apabila setelah pengecekan ternyata sensor
proximity dalam kondisi baik hanya saja terjadi error (tidak mendeteksi) maka
pendeteksian dapat dilakukan secara manual (dibantu mendeteksi objek) ,
misalnya sensor proximity pada silinder twinlift tidak dapat mendeteksi objek
maka sensor proximity di setting hingga dapat mendeteksi objek agar piston
twinlift dapat turun.

BEAM

Gambar 4.15 Sensor Proximity Pada Beam dan Silinder Twinlift

Вам также может понравиться