Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STUDI KASUS
Oleh :
DWI SUSILOWATI
NIM. 130803008
STUDI KASUS
Oleh :
DWI SUSILOWATI
NIM. 130803008
ii
Nama
: Dwi Susilowati
NIM
: 130803008
Judul Penelitian
Mahasiswa
DWI SUSILOWATI
NIM .130803008
iii
MOTTO
Tunjukkan kalau kedua tangan itu mampu digantungi harapan terbesar dan
terdalam dari cinta seorang ayah untuk keluarganya. Tunjukkan, kalau kedua
tangan itu dapat di pasrahkan dua nyawa yang tak ternilai harganya. Karena
Allah akan membuatmu yakin atas apa yang sebenarnya kamu ragu dan tak yakin
mampu. Dan dengan menjadi orang yang bermanfaat melalui kedua tangan mu
itu maka cahaya akan menuntunmu melangkah ke surga-Nya
iv
BIODATA DIRI
Nama
: Dwi Susilowati
Nama Panggilan
: Dwi
: Islam
Alamat
Pendidikan
: 1999 2000
MI Muhammadiyah 05 Ngrandu
: 2000 2006
: 2006 2009
: 2009 2012
vi
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Studi Kasus ini
dengan judul Asuhan Kebidanan pada Neonatus Berat Badan Lahir Rendah
dengan Kangaroo Mother Care di Paviliun Anggrek RSUD Kabupaten Jombang.
Dalam penyusunan Studi Kasus ini, peneliti menyadari semua kekurangan
dan keterbatasan yang ada, sehingga dalam penyelesaian Studi Kasus ini tidak
terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
yang sangat berguna bagi peneliti. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur RSUD Kabupaten Jombang, yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian
2. drg. Budi Nugroho, MPPM, selaku Ketua STIKES Pemkab Jombang yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
3. Kolifah, SST.,M.Kes, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKES Pemkab
Jombang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
4. dr. Prasetyo Ronoadiwibowo.,M.Kes dan Rini Hayu Lestari.,SST.,M.Kes
selaku Pembimbing I dan II yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penyusunan Studi Kasus ini
5. Semua dosen STIKES Pemkab Jombang yang telah memberikan ilmu
bermanfaat sehingga mempermudah dalam penyusunan Studi Kasus ini
6. Ayah dan ibu yang telah memberikan motivasi baik secara moral, material
maupun spiritual
Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa
Studi Kasus ini belum sempurna oleh karena itu saran dan kritik senantiasa
diharapkan peneliti.
Semoga Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
peneliti dan pembaca pada umumnya.
Peneliti,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DEPAN.........................................................................
HALAMAN JUDUL DALAM.......................................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN STUDI KASUS................................
MOTTO ..........................................................................................................
BIODATA DIRI...............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL STUDI KASUS.........................
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL STUDI KASUS..........................
LEMBAR PERSETUJUAN STUDI KASUS...............................................
LEMBAR PENGESAHAN STUDI KASUS ...............................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................
DAFTAR LAMBANG....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
ABSTRAK.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Batasan Masalah........................................................................
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................
1.4 Tujuan .......................................................................................
1.4.1 Tujuan Umum................................................................
1.4.2 Tujuan Khusus...............................................................
1.5 Manfaat.....................................................................................
1.5.1 Manfaat Teoritis............................................................
1.5.2 Manfaat Praktis.............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Normal....................................
2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir Normal....................................
2.1.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir.................................................
2.1.3 Reflek Normal Bayi Baru Lahir......................................
2.1.4 Asuhan Segera Bayi Baru Lahir......................................
2.1.5 Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus.......
2.2 Konsep Dasar BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)..................
2.2.1 Pengertian BBLR............................................................
2.2.2 Klasifikasi BBLR............................................................
2.2.3 Etiologi BBLR.................................................................
2.2.4 Patofisiologi BBLR.........................................................
2.2.5 Manifestasi Klinis Bayi BBLR.......................................
2.2.6 Komplikasi pada Bayi dengan BBLR.............................
2.2.7 Pencegahan Terjadinya Bayi BBLR................................
2.2.8 Perawatan atau Penatalaksanaan Bayi BBLR.................
2.3 Konsep Dasar Kangaroo Mother Care (KMC).........................
2.3.1 Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC)....................
xii
Hal
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvi
xviii
xix
xx
1
5
5
5
5
5
6
6
7
8
8
8
9
11
14
28
28
28
29
33
34
38
41
41
45
45
xiii
45
45
48
48
49
49
50
50
51
52
52
52
62
63
64
64
66
66
68
68
68
69
71
71
72
72
73
73
73
74
104
117
117
117
117
118
118
118
118
118
118
119
123
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ASI
BBL
BBLR
BAB
BAK
BB
: Berat Badan
By
: Bayi
Dinkes
: Dinas Kesehatan
Dkk
DM
: Diabetes Mellitus
DO
: Data Obyektif
DS
: Data Subyektif
FK
: Fakultas Kedokteran
HB 0
Hb
: Hemoglobin
HR
: Hearth Rate
IDAI
IgA
: Imunoglobulin A
IgG
: Imunoglobulin G
IgM
: Imunoglobulin M
IGD
IMD
IV
: Inta Vena
IWL
Kemenkes
: Kementerian Kesehatan
Kg
: Kilogram
xvii
KIA
KIE
KGD
KMC
KU
: Keadaan Umum
KPD
LILA
ml
: Mililiter
: Nadi
No
: Nomor
Ny
: Nyonya
NGT
NKB
OGT
PASI
PDA
PMK
PONEK
REM
RDS
R/
: Rasional
RI
: Republik Indonesia
Riskesdas
RR
: Respiration Rate
RS
: Rumah Sakit
RSUD
: Suhu
SMF
SMK
SOAP
SOP
TTV
: Tanda-tanda Vital
xviii
UNAIR
: Universitas Airlangga
WHO
WIB
xix
DAFTAR LAMBANG
cm
: Centi meter
&
: Dan
dL
: Deciliter
: Derajat
: Derajat Celcius
m2
: Meter Persegi
mg
: Miligram
: Kali
g/gr
: Gram
CO2
: Karbondioksida
<
: Kurang dari
>
: Lebih dari
O2
: Oksigen
PaO2
PaCO2
: Prosentase
: Per, atau
: Positif
pH
: Sampai
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1
Hal
Surat Persetujuan LPPM...........................................................
123
Lampiran 2
Lampiran 3
Lembar Disposisi......................................................................
125
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
xxi
xxii
xxiii
1,3)
ABSTRACT
Baby born with low weight body is the factor that can influence death to
babys itself, considered that 15%-20% from all baby born in the whole world is
low weight body, represent more than 20 millions babies born per year. Purpose of
this research is to know stable temperature to the baby with low birth weight
(LBW) which is very weak and tend to get hypothermia threat, besides this
research is to know additional weight body through KMC management
This method used case study design by giving KMC treatment for 3 hours in
everyday in 7 days to two respondents who has same midwifery problem that is
neonates less month with low birth weight (LBW)
This research, for 7 days respondents received treatment, stability,
temperature of both respondents was on normal limit, but there was no any
hypotermia threat. Meanwhile on additional weight body of the respondents, both
respondents experienced same additional, to the 1st respondent and 2nd
respondent got their body added to 60 grams from the beginning weight body
Stable of babys tempereature with low birth weight (LBW) become important
problem that must get observed and managed personally, so that it KMC
management is one of a good way to be done to all baby with low birth weight
(LBW) and can reduce the using incubator in the hospital
Key Words: Neonates, KMC, LBW
xxiv
BAB I
PENDAHULUAN
dunia adalah berat badan lahir rendah , mewakili lebih dari 20 juta kelahiran
per tahun. Sebagian besar kelahiran berat badan lahir rendah terjadi di negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,2014).
Chunningham, dkk 2012 melaporkan sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Mathews dan McDorman tahun 2008 bahwa di Amerika terdapat 28.384
kematian bayi pada tahun 2005, tiga penyebab utama kematian bayi adalah
malformasi kongenital, berat badan lahir rendah, dan sindrom kematian bayi
73
terdapat BBLR sebanyak 163 dari 556 bayi lahir yang ditimbang. BBLR
prematur
Komplikasi yang banyak terjadi pada BBLR tersebut antara lain asfiksia 61
bayi, respirasi distress syndrom (RDS) 25 bayi. Kedua komplikasi tersebut
merupakan penyumbang kematian terbanyak . Bayi BBLR yang meninggal
karena asfiksia sebanyak 15 bayi dan RDS 8 bayi.
156
156
metabolisme dan konsumsi oksigen berada pada tingkat yang optimal untuk
Dari berbagai komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan BBLR
yang
mempunyai
kebutuhan
khusus
diantaranya
kebutuhan
untuk
kanguru. Selain itu bidan juga bisa melakukan tugas kolaborasi dengan tim
medis terkait pemberian terapi maupun penanganan lebih lanjut agar tidak
terjadi komplikasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut Asuhan Pada Neonatus Berat Badan Lahir Rendah
Dengan Kangaroo Mother Care di Ruang Anggrek RSUD Jombang.
156
asuhan terkait pemberian nutrisi untuk bayi BBLR dan pelaksanaan metode
156
156
156
BAB II
TINJAUAN TEORI
Berat badan
Panjang badan
Lingkar kepala
Lingkar dada
Masa kehamilan
Denyut jantung
2.500-4.000 gram
48-52 cm
33-35 cm
30-38 cm
37-42 minggu
pada menit-menit
180
kali/menit,
8) Kulit
pertama
kemudian
turun
menjadi
40
kali/menit.
: berwarna kemerahan dan licin karena jaringan
subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks
9) Kuku
10) Genetalia
a) Perempuan
b) Laki-laki
11) Refleks
kaseosa.
: agak panjang dan lemas.
: labia mayor sudah menutupi labia minor.
: testis sudah turun dalam skrotum.
: refleks menghisap dan menelan, reflek moro,
reflek menggenggam sudah baik; jika dikagetkan
73
7) Respirasi
:
:
:
:
:
:
bayi
refleks.
: eliminasi baik urin dan mekonium keluar dalam
24 jam pertama.
13) Suhu
: 36,5-37,5 0C.
2.1.3 Reflek normal bayi baru lahir
Reflek adalah reaksi involunter terhadap stimulus eksternal seperti
sentuhan, suara dan cahaya. Stimulus tertentu memunculkan reaksi khusus
yang memberikan kepastian tentang perkembangan neuromuskular
normal. Reflek sejak lahir adalah pola pergerakan yang terbentuk selama
kehidupan janin dan sangat penting untuk kenerlangsungan hidup bayi
baru lahir.
Reflek umum menurut Medforth,dkk 2011 yang terpantau pada
bayi baru lahir antara lain :
1. Reflek Rooting ; reflek yang sangat umum yang terpantau oleh bidan.
putting, kepala bayi akan beralih ke sisi yang distimulasi dan ia akan
membuka mulutnya dengan lebar.
2. Reflek Menggenggam ; menggerakkan atau memberikan tekanan ke
telapak tangan akan membuat bayi mengepalkan tangannya. Reflek ini
sangat kuat dilakukan oleh bayi baru lahir. Reflek yang lemah dapat
mengindikasikan gangguan neurologis.
3. Reflek Mengisap ; saat pangkal mulut bayi disentuhkan dengan jari
atau dot yang bersih, bayisecara spontan akan mulai mengisap. Respon
156
Saat pipi bayi sedikit bersentuhan dengan jari, objek lembut atau
10
yang searah dengan kepala bayi. Lengan dan tungkai disisi lain akan
berada dalam posisi fleksi.
7. Reflek Babinski ; mengusap telapak kaki dari tumit sampai jari akan
membuat jari kakai bayi melebar seperti kipas dan kaki mengarah
kearah depan. Reflek ini terjadi sampai dengan usia 2 tahun.
2.1.4 Asuhan segera bayi baru lahir
156
kesalah satu sisi, salah satu kaki dan lengan mengalami eksensi di sisi
11
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran.aspek penting
dari asuhan segera setelah lahir menurut Yongki,dkk 2012 antara lain:
1) Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu. Lalu tunda memandikan bayi selama setidaknya 6
jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermia.
a) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
b) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut denga
selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindung denga baik
untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
c) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap
15 menit.
d) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.
e) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5 0C, segera hangatkan bayi
2) Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
sesegera mungkin.
a) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara
ibu dan bayi penting untuk kehangatan mempertahankan panas
yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan pemberian
156
ASI.
b) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap siap
12
156
13
156
akan
sepenuhnya
berkembang
walaupun
janin
14
oleh
keterbatasan
permukaan
alveolus,
PaO2
dan
kenaikan
PaCO2
merangsang
156
15
tersebut
langsung
berpengaruh
pada
aliran
darah.
Oksigen
156
16
156
belum bekerja secara fungsional, ini artinya tekanan pad atrium kiri
17
156
bukan untuk memberi nutrisi pada paru seperti pada masa janin.
18
dengan sempurna.
(2) Neonatus mempunyai area permukaan besar terhadap masa
disbanding dewasa (0,066m2 / kg untuk 3 kg bayi di banding
0,025 m2/kg untuk 70 orang dewasa).
(3) Tubuh neonatus terlalu kecil untuk memproduksi dan
menyimpan panas.
(4) Jumlah otot yang terlalu sedikit.
(5) Neonatus belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya
agar ia tidak kedinginan.
156
19
156
20
156
21
minggu
kehamilan, diangkat dalam 24 jam pertama kehidupan dan benarbenar dibuang dalam waktu 48-72 jam. Feses pertama berwarna
hijau kehitam-hitaman, keras dan mengandung empedu. Pada hari
3-5 feses berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Begitu bayi
diberi makanan, kotoran bewarna kuning. Kotoran bayi yang
meminum susu botol lebih pucat warnanya, lunak dan berbau agak
tajam. Bayi BAB 4-6 kali sehari (Maryanti dkk, 2011).
c) Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
dengan baik pada saat lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan
untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih
terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan gumoh neonatus (Maryanti
dkk, 2011).
d) Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada
saat lahir seorang neonatus harus mulai mempertahankan kadar
glukosa
dapat
dilakukan
dengan
penggunaan ASI,
156
22
untuk 2-3 bulan pertama. Pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan
terhadap defisiensi zat besi (Saputra, 2014).
7) Perubahan sistem immunitas
a) Sistem immunitas neonatus masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem immunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang memcegah atau meminimalkan infeksi.
156
memiliki cadangan zat besi yang lebih sedikit, yang hanya memadai
23
membran
mukosa,
fungsi
saringan
saluran
napas,
(2) Lisosom
156
24
156
25
dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia
18 bulan (Maryanti dkk, 2011).
10) Perubahan sistem neuromuskuler
a) Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf neonatus baik
secara anatomi maupun fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan reflek
spina dan batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar
serebrum pada bulan-bulan awal walaupun interaksi sosial terjadi
lebih awal. Setelah neonatus lahir, pertumbuhan otak memerlukan
persediaan oksigen dan glukosa yang tetap dan memadai. Otak
yang masih muda rentan terhadap hipoksia, kesetimbangan
biokimia, infeksi dan perdarahan. Ketidakstabilan suhu dan gerak
otot
yang
tidak
terkoordinasi
menggambarkan
keadaan
156
26
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (Saputra,2014).
2.2.2 Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Saputra,2014 mengklasifikasikan BBLR menjadi 2, antara lain :
1) BBLR prematuritas murni, yaitu BBLR yang memiliki masa gestasi
kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (SMK).
2) BBLR dismatur, yaitu BBLR yang lahir dengan berat badan kurang
dari seharusnya untuk masa kehamilan. BBLR dismatur dapat lahir
pada kondisi preterm (kurang bulan kecil masa kehamilan), term
(cukup masa kehamilan), dan post term (lebih bulan kecil masa
kehamilan).
Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematika pada
derajat prematuritas maka Usher 1975 (dikutip dalam Norma 2013)
menggolongkan bayi tersebut dalam 3 kelompok :
1) Bayi yang sangat prematur (extremely prematury) : 24-30 minggu bayi
156
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama
27
terhadap
perkembangan
dan
pertumbuhan
pembentukan
embrio
pada
organ-organ
masa
tubuh
zat
makanan
sehingga
akan
mengurangi
156
28
Normal
19,8-26
Tinggi
26-29
Obesitas
>29
Sumber : Chunningham dkk, 2012
11,5-16
7-11,5
27
25-35
15-25
15
anemia
karena
sebenarnya
ia
sendiri
masih
156
29
ini,
Conde-Agudelo
dkk,
2006
(dikutip
dalam
156
30
kehamilan
kembar/ganda
(gemeli),
dan
kelainan
kromosom.
3) Faktor lingkungan
Contoh faktor lingkungan yang dapat berpengaruh antara lain
tempat tinggal di dataran tinggi, radiasi, sosio-ekonomi rendah dan
paparan zat racun.
2.2.4 Patofisiologi BBLR
Faktor ibu:
Faktor janin :
Hidramnion
Usia ibu
Kehamilan
ganda
Penyakit ibu
Faktor lingkungan :
Tempat tinggal
dataran tinggi
Radiasi
Kelainan
kromosom
Taksemia gravidarum
di
Zat-zat racun
Perdarahan anteoartum
DM, pre eklampsia
Keadaan lain (perokok,
alcohol narkotik)
BBLR
Golongan social
ekonomi rendah
Imaturitas hepar
Sindrom aspirasi
Cairan amnion
bercampur dengan
mekonium dan lengket
diparu janin
Gangguan konjugasi hepar
Defisit albumin
Hiperbillirubinemia
Masalah kolaborasi
hipoglikemi
Premature KDG <20 mg/dl
Kernicterus :
Letargi
Kejang, tonus otot meningkat,
leher kaku, kemampuan hisap
menurun
156
Asfiksia intrauterin
janin
31
156
terlihat.
c) Rambut lanugo banyak, sedangkan lapisan lemak kurang.
d) Otot masih lemah sehingga:
(1) Napas lemah
(2) Tangisnya masih lemah-merintih
(3) Kemampuan mengisap masih kurang
32
156
aktifitas
1) Warna dan kulit
Kulit bayi prematur secara umum berwarna kemerahan, tipis,
33
Telapak
kaki
bayi
tampak
licin,
seiring
dengan
156
34
156
Sumber : Rustina,2015
2.2.6 Komplikasi pada bayi dengan BBLR
Berdasarkan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya
baik anatomi maupun fisiologi maka mudah timbul beberapa kelainan
pada bayi prematur dengan bblr menurut Norma 2013 diantaranya :
1) Suhu Tubuh
a) Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna
b) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
c) Otot bayi masih lemah
35
atau
banyak
kehilangan
panas
badan
dan
dapat
156
36
7) Gangguan monologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar
IgE gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih
belum baik.
8) Perdarahan intraventrikuler
Lebih dari 50 % bayi prematur menderita perdarahan intraventrikuler.
Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea,
asfiksia berat dan sindrom gangguan pernapasan
9) Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi
perdarahan dan nekrosis.
10) Potensial infeksi
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan
tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu tindakan
prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan dengan prematuritas (BBLR).
Hal ini bisa dihindari dengan cara :
(a) Observasi tanda-tanda infeksi lokal
(b) Observasi KU dan vital sign
(c) Jaga kebersihan bayi dan lingkungan (mandikan, bersihkan
adalah :
1) Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali
selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu
156
37
156
38
Inkubator
Penghangat ruangan
156
39
Kapasitas Lambung
6-10 cc
10-12 cc
12-15 cc
15-18 cc
Sumber : Naveed, Manjunath, & Sreenivas 1992 dikutip dalam Rustina 2015
Jarak
setiap
minum
Hari
1
Hari
2
Hari
3
Hari 4
Hari 5
Hari
6-13
1000-1499
>1500
2 jam
60
ml/kg
80ml/
kg
90ml/
kg
100ml/
kg
110ml/
kg
120180m
l/kg
Hari
14
180/200ml/k
g
Frekuensi
minum
Hari 1
(ml/kg)
Hari 2
(ml/kg)
Hari 3
(ml/kg)
Hari 4
(ml/kg)
12
12
8
8
8
5
6
12
14
15
7
8
15
18
20
8
9
17
20
23
9
11
19
22
25
Hari 5
Hari 6(ml/kg) 13(ml/kg)
10
12
21
24
28
11-16
14-19
23-33
26-42
30-45
Hari 14
(ml/kg)
17
21
35
45
50
156
40
156
41
2.3
Konsep Dasar Kangaroo Mother Care (KMC)
2.3.1 Pengertian Kangaroo mother care (KMC)
KMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus
menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya
adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah bayi lahir
atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan dirumah sakit atau dirumah
bayi setelah bayi pulang. Bayi tetapdapat dirawat dengan KMC meskipun
belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu
alternatif pemberian minum (Yongki dkk, 2012).
2.3.2
2.3.3
Syarat KMC
1) Berat lahir < 2.500 gram dan bayi tidak memiliki masalah/ komplikasi.
2) Bayi tidak mengalami kesulitan bernapas
3) Bayi tidak mengalami kesulitan minum
4) Bayi tidak kejang
5) Bayi tidak diare
6) Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit (Saputra, 2014).
Komponen Pelaksanaan KMC
Pelaksanaan KMC memiliki empat komponen, yaitu posisi, nutrisi,
dukungan, dan pemantauan.
1) Posisi saat melakukan KMC
a) Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus tangan,
156
42
f) Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain juga bisa melakukan
perawatan metode kanguru ini (Saputra, 2014).
(berat
<2.000
gram)
harus
dipantau
pertumbuhan
dan
156
menjadi cepat tanggap jika bayi ingin menyusu. Dengan demikian, bayi
43
2.3.4
2.3.5
Manfaat KMC
1) Ikatan emosi ibu dan bayi
2) Mempertahankan suhu tubuh bayi
3) Posisi bayi tegak akan membantu bayi bernapas secara teratur
4) Menyiapkan ibu untuk merawat bayi BBLR di rumah
5) Melatih ibu cara menyusui yang baik dan benar
6) Melatih bayi untuk menghisap dan menelan secara teratur dan
156
44
2.3.6
156
45
selimut.
4) Sulit minum, tidak mau bangun untuk minum
bangunkan
bayi
terutama ketika bayi dalam kondisi tidur tidak nyenyak (rapid eye
2.3.8
movement/REM).
Manajemen Pemberian Minum Pada BBLR
Prinsip Umum pemberian minum pada bayi BBLR menurut
Sukarni & Sudarti 2014 antara lain :
1) Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima cukup ASI.
2) Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tangani masalah kenaikan
berat badan.
3) Apabila bayi menyusu pada ibu, perhatikan cara menetek dan reflek
hisap.
4) Apabila bayi tidak mendapat cairan IV dan BB naik 20 gram/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang BB tiap hari.
Cara memastikan bayi mendapat cukup ASI
1) Apakah bayi puas menyusu ?
2) Catat jumlah urine setiap kencing, untuk menilai kecukupan minum
6 kali sehari.
3) Timbang BB tiap hari, hitung penambahan dan pengurangan BB bayi.
4) Bayi BB 1500-2500 gram tidak boleh kehilangan BB >10 % dari BB
lahir 4-5 hari.
5) BB <1500 gram dapat kehilangan BB samapi 15 % dari BB lahir 7-10
hari pertama.
2.3.10 Pemberian minum pada BBLR
Berdasarkan berat badan menurut Sukarni & Sudarti, 2014 :
156
2.3.9
46
156
47
1) Identitas
a) Identitas bayi
(1) Nama
: nama
ditanyakan
untuk
mencegah
terjadinya
lahirkan.
: untuk mengetahui bayi berjenis
kelamin
laki-laki
atau
perempuan.
b) Identitas orang tua bayi
(1) Nama istri dan suami : nama ditanyakan untuk mengenal
atau
memanggil
dan
untuk
156
48
mencegah
kekeliruan
dengan
2013).
: umur ibu dibawah usia 20 tahun
dapat
menimbulkan
banyak
permasalahan
karena
bisa
mempengaruhi
organ
tubuh
pasien
sehingga
asuhan kebidanan.
: dikaji untuk mengetahui lebih
jauh
pasien.
: untuk
sosial
budaya
156
(5) Pendidikan
tentang
mengetahui
intelektualnya,
tingkat
karena
tingkat
perilaku seseorang.
: untuk mengetahui taraf hidup dan
sosial
penderita
ekonomi
agar
diberikan sesuai.
keluarga
nasehat
yang
49
(7) Penghasilan
: untuk
mengetahui
bagaimana
agar
nasehat
yang
diberikan sesuai.
: untuk mengetahui dimana ibu
menetap, mencegah kekeliruan
bila
ada
nama
memudahkan
keluarga,
yang
sama,
menghubungi
petunjuk
saat
156
50
156
51
dini
(KPD),
perdarahan
dalam
persalinan,
serta
dan kaki bayi kadang kala kaku secara tibatiba. Bayi prematur tidak menangis terlalu
sering,
tangisan
lemah
karena
tidak
156
b) Pola Aktifitas
52
c) Pola Istirahat
tubuh
: Tampak simetris, berwarna kemerahan,
(3) Mata
daun telinga
belum
banyak
(5) Hidung
(6) Mulut
hidung
: Tidak
tampak
sianosis,
tampak
reflek
menghisap
dan
156
(4) Telinga
53
(7) Leher
(8) Dada
Payudara
kecil
dan
jaringan
(9) Abdomen
mamma sedikit.
: kulit abdomen tampak tipis, tampak
(10)Punggung
(11)Genetalia
sedikit.
: Pada bayi perempuan, labia mayora
belum menutupi labia minora, sedangkan
pada bayi laki-laki, testis bayi biasanya
fleksi
156
54
(3) Leher
(4) Abdomen
(5) Ekstrimitas
:
(1) Ekstrimitas atas : akral teraba hangat atau dingin, turgor
memberikan respon.
b) Reflek sucking (menghisap)
Sebagian besar bayi baru lahir memerlukan waktu beberapa
minggu untuk dapat menghisap dengan baik
c) Reflek swallowing (menelan)
Respon yang lemah atau tidak adanya respons dapat
menunjukkan prematuritas atau defek neurologik. Menghisap
dan menelan sering kali tidak terkoordinasi pada bayi prematur.
d) Reflek tonick neck
156
d) Perkusi
(1) Abdomen
: apakah terdengar kembung.
3) Pemeriksaan Anthropometri
a) Berat lahir kurang dari 2.500 gram
b) Panjang badan kurang dari 45 cm
c) Lingkar dada kurang dari 30 cm
d) Lingkar kepala kurang dari 33 cm
4) Pemeriksaan Neurologis
a) Reflek rooting (mencari putting susu)
bayi yang prematur atau mengalami kelainan neurologis tidak
55
2.4.2
DS
DO
Muka
: Simetris,
warna
kulit
156
: tidak
tampak
pernapasan
Mulut
hidung
: simetris, mukosa bibir lembab.
cuping
56
Telinga
Leher
Dada
lemah
: simetris, tidak ada retraksi dinding
Genetalia
Ekstimitas
labia
mayora
tidak
lanugo
pada
lengan
2.4.4
Diagnosa
Tujuan
Kriteria Hasil :
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran
: Composmentis
3) TTV dalam batas normal:
a) HR
: 100-160 x per menit
b) S
: 36,5 C 37,5 C
156
57
c) RR
: 30-60 x/menit
4) Bayi tetap stabil
a) Suhu tubuh stabil (36,5 C 37,5 C)
b) Bayi bisa menetek
c) dan tidak terjadi komplikasi
5) Berat badan naik
Intervensi
1) Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga (senyum,
salam, sapa, sopan, santun)
R/ Menjalin hubungan baik dan kepercayaan dengan ibu dan keluarga
2) Lakukan pemeriksaan keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital bayi
R/ Mengetahui kondisi dan tanda-tanda vital bayi selama perawatan
3) Lakukan pemeriksaan fisik pada bayi
R/ Mengetahui kondisi fisik bayi saat ini.
(5) Observasi pemberian nutrisi (ASI) setiap 3 jam.
R/ ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, dengan pemberian
nutrisi yang teratur maka berat badan akan naik.
(6) Jaga bayi tetap hangat dengan menjaga agar tubuh bayi tetap kering dan
terhindar dari aliran angin serta benda bersuhu dingin atau bayi di
letakkan dalam inkubator.
R/ Suhu tubuh bayi rentan terhadap hipotermia, sehingga harus selalu
diawasi dan dijaga agar suhu tetap hangat.
(7) Lakukan penimbangan berat badan setiap 2 hari sekali
R/ Dengan melakukan penimbangan berat badan setiap hari maka
bayi.
(8) Lakukan perawatan metode kanguru bila ibu siap dan kondisi bayi
stabil (maksimal 3 jam).
R/ perawatan metode kanguru dapat membuat suhu tubuh bayi tetap
stabil serta berat badan dapat naik.
(9) Kolaborasi dengan tim medis dalam penanganan pasien
R/ dengan dilakukanya perawatan kolaborasi maka dapat di tentukan
perawatan yang tepat bagi pasien
156
58
9) Berikan KIE pada ibu dan keluarga tentang metode kanguru dan
perawatan bayi dirumah
R/ mengajari ibu dan keluarga tentang perawatan bayi dan metode
kanguru dapat melatih keluarga agar dapat merawat secara mandiri
2.4.6
bayi nya.
Implementasi
1) Melakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga (senyum,
salam, sapa, sopan, santun)
2) Melakukan pemeriksaan keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital
bayi
3) Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi
4) Mengobservasi pemberian nutrisi (ASI) setiap 3 jam
5) Menjaga bayi bayi tetap hangat dengan menjaga agar tubuh bayi tetap
kering dan terhindar dari aliran angin serta benda bersuhu dingin atau
bayi di letakkan dalam inkubator.
6) Melakukan penimbangan berat badan setiap 2 hari sekali
7) Melakukan perawatan metode kanguru jika keadaan bayi stabil dan ibu
156
59
asuhan tersebut (Saputra, 2014). Asuhan pada BBLR dianggap efektif bila
bayi menunjukan keadaan yang stabil dan terjadi penambahan berat badan.
Dilaksanakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
dengan menggunakan format SOAP.
S
156
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang
mengeksplorasi
suatu
masalah
dengan
batasan
terperinci,
memiliki
neonatus berat badan lahir rendah dengan kangaroo mother care maksimal 3
jam per hari untuk mengevaluasi kenaikan berat badan dibutuhkan waktu
kurang lebih 7 hari dengan kunjungan setiap hari.
60
73
61
Wawancara
Teknik wawancara yang di gunakan dalam penelitian kualitatif
keluarga, dan Bidan yang memberikan asuhan ibu nifas (Nursalam, 2013).
Dalam wawancara, pertanyaan yang perlu di tanyakan adalah
sebagai berikut :
a) Apakah ibu melahirkan pada usia kehamilan kurang bulan atau cukup
bulan ?
Jawab : Ibu mengatakan anaknya lahir prematur
b) Apakah berat badan bayi saat dilahirkan <2.500 gram ?
156
62
Jawab
3)
Studi Dokumentasi
Pada studi kasus ini dalam mendapatkan data, peneliti mempelajari
status kesehatan pasien yang bersumber dari rekam medik maupun
sumber lain yang menunjang seperti pemeriksaan laboratorium atau buku
KIA.
156
63
data
dilakukan
sejak
peneliti
dilapangan,
sewaktu
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam kepada pasien
dan keluarga. Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, dalam lembar
observasi yang ditulis dalam bentuk SOAP dalam setiap kali kunjungan
(Nursalam, 2013).
2) Mereduksi Data
Data yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu
dalam bentuk transkrip. Data yang terkumpul kemudian dilakukan reduksi
3) Penyajian Data
Penyajian data akan disajikan dengan tabel dan teks naratif dengan
tetap menjaga kerahasiaan pasien (Nursalam, 2013).
156
64
4) Kesimpulan
Dari data yang telah disajikan kemudian peneliti membahas data
dengan hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
kesehatan. Peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan metode
induksi (Nursalam, 2013).
3.7 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti tetap memperhatikan etik dalam
penelitian, yaitu :
1) Melakukan Informed consent (persetujuan menjadi pasien). Selain itu
selalu melakukan Informed consent dalam setiap tindakan yang akan
dilakukan oleh peneliti.
2) Anonimity (tanpa nama) peneliti tidak mencantumkan identitas pasien
dalam bentuk apapun.
3) Convidentiality (kerahasiaan) peneliti selalu menjaga privasi atau
kerahasiaan pasien (Nursalam, 2013).
3.8 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, diantaranya adalah :
156
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Paviliun Anggrek RSUD Kabupaten
Jombang pada tanggal 26 Juni 2016 sampai dengan 19 Juli 2016.
Paviliun Anggrek RSUD Kabupaten Jombang berada di lantai 2 di atas
Paviliun Ponek, memiliki 7 ruangan yang terdiri dari ruang
administrasi, ruang menyusui, ruang khusus BBLR, ruang NICU, ruang
isolasi, ruang infeksi, dan ruang non-infeksi.
73
65
66
1.
Keterangan
: Kepala Keluarga
: Laki-laki
O
: Perempuan
: Garis perkawinan
156
: Obyek kasus
4.1.3 Data Asuhan Kebidanan
I. Pengkajian Data Dasar
1) Data Subyektif
Identitas
Hari / Tanggal / Jam
Responden 1
Sabtu / 05-07-2016 /
08.00 WIB
Responden 2
Sabtu / 13-07-2016 /
08.00 WIB
67
Ibu
Nama
Umur
Agama
Suku/ Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
Ayah
Nama
Umur
Agama
Suku/ Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
Keluhan Utama
Riwayat Kebidanan
1. Riwayat Antenatal
a. HPHT Ibu
b. TP
c. Paritas dan jarak
kelahiran yang
sebelumnya
Aktivitas Ibu
selama Hamil
e.
Kenaikan berat
badan ibu selama
hamil
Ny. N
19 tahun
Islam
Jawa/ Indonesia
SMA
IRT
Rp. Dsn. Sidowaras Desa
Sumbermulyo
Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang
Tn. S
41 tahun
Islam
Jawa/ Indonesia
SMA
Petani
Rp. 1.000.000,00
Dsn. Gendingan Desa
Sawiji Kecamatan
Jogoroto Kabupaten
Jombang
Tn. T
31 tahun
Islam
Jawa/ Indonesia
SMP
Buruh Bangunan
Rp. 1.000.000,00
Dsn. Sidowaras Desa
Sumbermulyo
Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang
Ibu mengatakan
mengatakan bayinya
lahir prematur
18-11-2015
25-08-2016
Ibu mengatakan anak
terakhir berusia 11
tahun, ini anak yang ke
3
24-11-2015
01-09-2016
Ibu mengatakan ini anak
yang pertama
f.
Penyakit yang
diderita ibu
selama hamil
g.
Riwayat
konsumsi obatobatan ibu
selama hamil
Ibu mengatakan
156
d.
Ny. L
34 tahun
Islam
Jawa/ Indonesia
SMP
IRT
RpDsn. Gendingan Desa
Sawiji Kecamatan
Jogoroto Kabupaten
Jombang
68
3. Riwayat Kehamilan,
Persalinan, Nifas
Yang Lalu Ibu
memeriksakan
kehamilannya setiap
bulan.
Berdasarkan buku KIA,
didapatkan hasil sebagai
berikut :
TM I : Periksa ANC 2x
di bidan. Keluhannya
pusing, mual muntah,
batuk pilek
Terapinya B6 dan
vitamin C.
Penyuluhannya makan
sedikit tapi sering,
istirahat cukup, dan
minum teh manis di pagi
hari.
TM II : Periksa ANC 3x
di bidan. Dan 1x di
puskesmas. Keluhannya
mual, pusing. Terapinya
Kalk dan Roborantia.
Penyuluhannya makan
sayuran hijau, istirahat
yang cukup.
TM III : Periksa 1x tdak
ada keluhan terapi yang
didapat Roborantia,
Kalk dan penyuluhan
tanda-tanda persalinan
4. Riwayat KB Ibu
Ibu mengatakan dari
awal menikah
menggunakan KB pil.
Riwayat persalinan
prematur dari bidan
dirujuk karena sudah ada
pembukaan 2 cm tapi
5. Riwayat Perinatal
156
69
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan
sekarang
2. Riwayat Kesehatan
keluarga dan
lingkungan
Ibu mengatakan,
anaknya mendapatkan
bantuan napas yang
langsung ke paru-paru
karena sesak selama 5
hari.
Ibu mengatakan,
sebelumnya anaknya
sesak dan mendapat alat
bantuan napas.
3. Riwayat Kesehatan
yang lalu
Pola Aktivitas
Pola Eliminasi
Responden
mendapatkan nutrisi
susu formula dan ASI
melalui OGT setiap 3
jam sekali sebanyak 30
cc setiap minum.
Selama dirawat di RS
Responden mendapatkan
nutrisi susu formula dan
ASI melalui OGT setiap
3 jam sekali sebanyak 30
cc setiap minum.
Selama dirawat di RS
Selama dirawat di RS
Pergerakan masih
lemah, tangis tidak kuat.
Selama di RS
Selama di RS
156
Pola Istirahat
Selama dirawat di RS
70
Selama di RS
Selama di RS
responden di seka
menggunakan air hangat
dan sabun setiap pagi
jam 06:00 WIB oleh
perawat sift malam dan
sore hari Jam 15:00
WIB.
responden di seka
menggunakan air hangat
dan sabun setiap pagi
jam 06:00 WIB oleh
perawat sift malam dan
sore hari Jam 15:00
WIB.
156
71
2) Data Obyektif
Pemeriksaan
Umum
Pemeriksaan
Fisik
KU : Cukup
Kes: Composmentis
HR : 146 x/menit
S : 36,9 C
RR : 44x/ menit
BB L: 1600 gram
BBS : 1545 gram
PBL : 42 cm
LK : 28 cm
LD : 26 cm
LA : 23 cm
Inspeksi
1. Kepala : tampak lebih
besar dari badan, rambut
sedikit warna hitam,
fontanela anterior besar
2. Muka : tampak simetris,
tampak banyak lanugo.
3. Mata : tampak simetris,
sklera putih.
4. Hidung : tapak simetris,
bersih, tidak ada secret,
tidak terdapat pernapasan
cuping hidung.
5. Telinga : tampak simetris,
tampak tipis, Bersih,
tidak ada serumen.
6. Mulut : tidak ada
labiopalatiskizis, bibir
tidak cyanosis.
7. Leher : tidak tampak
pembesaran kelenjar
getah bening
8. Dada : tampak putting
susu kecil, tidak ada
retraksi dinding dada
9. Abdomen : tampak
pembuluh darah di bawah
kulit abdomen, terpasang
kateter umbilical, tampak
tali pusat masih basah.
10. Punggung : tampak
lanugo, lemak sedikit.
11. Genetalia : testis belum
turun ke skrotum
12. Anus : tidak ada atresia
ani
13. Esktremitas atas :
pergerakan masih lemah,
tampak banyak lanugo,
lengan sedikit fleksi,
pembuluh darah tampak
Inspeksi
1. Kepala : tampak lebih
besar dari badan rambut
sedikit warna hitam,
fontanela anterior besar
2. Muka : tampak simetris,
tampak banyak lanugo.
3. Mata : tampak simetris,
sklera putih.
4. Hidung : tapak simetris,
bersih, tidak ada secret,
tidak terdapat pernapasan
cuping hidung,
5. Telinga : tampak simetris,
tampak tipis, Bersih,
tidak ada serumen.
6. Mulut : tidak ada
labiopalatiskizis, bibir
tidak cyanosis, mukosa
lembab.
7. Leher : tidak tampak
pembesaran kelenjar
getah bening
8. Dada : putting susu
tampak samar, tidak ada
retraksi dinding dada
9. Abdomen : tampak
pembuluh darah di bawah
kulit abdomen, tampak
tali pusat masih basah
terpasang klem umbilical.
10. Punggung : tampak
lanugo, lemak sedikit.
11. Genetalia : testis belum
turun ke skrotum
12. Anus : tidak ada atresia
ani
13. Esktremitas atas :
pergerakan masih lemah,
tampak banyak lanugo,
lengan sedikit fleksi,
156
KU : Cukup
Kes : Composmentis
HR : 148 x/menit
S : 36,5 C
RR : 46x/ menit
BB L: 1980 gram
BBS : 1940 gram
PBL : 46 cm
LK : 29 cm
LD : 27 cm
LA : 26 cm
72
dibawah kulit.
14. Ekstremitas bawah :
pergerakan masih lemah,
garis-garis telapak kaki
sedikit dan licin
Palpasi
1. Kepala : sutura teraba
2. Telinga : teraba tipis.
3. Leher : Tidak ada
pembengkakan kelenjar
getah bening
4. Ekstrimitas : akral teraba
hangat
Auskultasi
1. Dada : Tidak ada
whezing dan ronchi,
bunyi jantung reguler
2. Bising usus +
Ballard Score
Pemeriksaan
Reflek BBL
Perkusi
-
Perkusi
-
30 minggu
a. Rooting : +
b. Tonic neck : +
c. Sucking : + kuat
d. Swallowing : + kuat
e. Reflek morro : +
f. Menggenggam : +
kuat
g. Babinski : +
29 minggu
1. Rooting : +
2. Tonic neck : +
3. Sucking : + lemah
4. Swallowing : +
lemah
5. Reflek morro : +
6. Menggenggam : +
kuat
7. Babinski : +
Responden 1
05-07-2016 / 08.00 WIB
By Ny. L NKB SMK umur 7 hari
dengan BBLR
Responden 2
13-07-2016 / 08.00 WIB
By Ny. N NKB SMK umur 8 hari
dengan BBLR
156
73
DO
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Kepala : tampak lebih besar dari
badan, rambut sedikit warna
hitam, fontanela anterior besar
2. Muka : tampak simetris, tampak
banyak lanugo.
3. Mata : tampak simetris, sklera
putih.
4. Hidung : tapak simetris, bersih,
tidak ada secret, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung.
5. Telinga : tampak simetris,
tampak tipis, Bersih, tidak ada
serumen.
6. Mulut :terpasang OGT, tidak
ada labiopalatiskizis, bibir tidak
cyanosis, mukosa bibir lembab
7. Leher : tidak tampak
pembesaran kelenjar getah
bening
8. Dada : tampak putting susu
kecil, tidak ada retraksi dinding
dada
9. Abdomen : tampak pembuluh
darah di bawah kulit abdomen,
tampak tali pusat kering
10. Punggung : tampak lanugo
banyak, lemak sedikit.
11. Genetalia : testis belum turun ke
skrotum
12. Anus : tidak ada atresia ani
13. Esktremitas atas : pergerakan
masih lemah, tampak banyak
lanugo, lengan sedikit fleksi,
pembuluh darah tampak
dibawah kulit.
14. Ekstremitas bawah : pergerakan
masih lemah, garis-garis telapak
kaki sedikit dan licin
Inspeksi
1. Kepala : tampak lebih besar dari
badan, rambut warna hitam,
fontanela anterior besar
2. Muka : tampak simetris, tampak
banyak lanugo.
3. Mata : tampak simetris, sklera
putih.
4. Hidung : tapak simetris, bersih,
tidak ada secret, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung,
5. Telinga : tampak simetris,
tampak tipis, Bersih, tidak ada
serumen.
6. Mulut : terpasang OGT, tidak
ada labiopalatiskizis, bibir tidak
cyanosis, mukosa lembab.
7. Leher : tidak tampak
pembesaran kelenjar getah
bening
8. Dada : putting susu tampak
samar, tidak ada retraksi dinding
dada
9. Abdomen : tampak pembuluh
darah di bawah kulit abdomen,
tampak tali pusat kering
10. Punggung : tampak lanugo
banyak, lemak sedikit.
11. Genetalia : testis belum turun ke
skrotum
12. Anus : tidak ada atresia ani
13. Esktremitas atas : pergerakan
masih lemah, tampak banyak
lanugo, lengan sedikit fleksi,
pembuluh darah tampak
dibawah kulit.
14. Ekstremitas bawah : pergerakan
masih lemah, garis-garis telapak
kaki sedikit dan licin
Palpasi
1. Kepala : sutura teraba
2. Telinga : teraba tipis.
3. Leher : Tidak ada
pembengkakan kelenjar getah
bening
4. Ekstrimitas : akral teraba hangat
Auskultasi
1. Dada : Tidak ada whezing dan
ronchi, bunyi jantung reguler
2. Bising usus +
Perkusi
Palpasi
1. Kepala : sutura teraba
2. Telinga : saat di rekatkan
kembali ke bentuk semula lama,
teraba tipis
3. Leher : Tidak ada
pembengkakan kelenjar getah
bening
4. Ekstrimitas : akral teraba hangat
Auskultasi
1. Dada : Tidak ada whezing dan
ronchi, bungi jantung reguler
2. Bising usus +
Perkusi
156
DS
74
Ballard Score
Pemeriksaan
Reflek BBL
30 minggu
1. Rooting : +
2. Tonic neck : +
3. Sucking : + kuat
4. Swallowing : + kuat
5. Reflek morro : +
6. Menggenggam : + kuat
7. Babinski : +
29 minggu
1. Rooting : +
2. Tonic neck : +
3. Sucking : + lemah
4. Swallowing : + lemah
5. Reflek morro : +
6. Menggenggam : + kuat
7. Babinski : +
1.
2.
3.
Intervensi
1.
2.
Responden 2
13-07-2016 / 08.00 WIB
By Ny. N NKB SMK umur 8
hari dengan BBLR
Setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 7 hari
diharapkan keadaan pasien
tetap stabil dan berat badan
naik
1. Keadaan Umum : Baik
2. TTV dalam batas normal
HR :100-160 x/menit
S : 36,5-37,5 C
RR : 30-60 x/menit
3. Berat badan naik
1.
2.
Lakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
dan keluarga.
R/ Dengan pendekatan
terapeutik dapat
menciptakan
kepercayaan antara
petugas kesehatan
dengan klien.
Lakukan pemeriksaan
156
Kriteria
Hasil
Responden 1
05-07-2016 / 08.00 WIB
By Ny. L NKB SMK umur 7
hari dengan BBLR
Setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 7 hari
diharapkan pasien tetap stabil
dan berat badan naik
75
3.
4.
5.
6.
7.
9.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
156
8.
76
Responden 1
05-07-2016 / 08.00 WIB
1. Melakukan pendekatan
kepada ibu sehingga
dapat terjalin hubungan
yang baik (salam, sapa
dengan sopan, ramah dan
selalu menjadi pendengar
yang baik).
Responden 2
13-07-2016/ 08.00 WIB
1. Melakukan pendekatan
kepada ibu dan keluarga
sehingga dapat terjalin
hubungan yang baik
(salam, sapa dengan
sopan, ramah dan selalu
menjadi pendengar yang
baik).
2.
Melakukan pemeriksaan
keadaan umum bayi dan
tanda-tanda vital bayi..
Hasil : Dari pemeriksaan
didapatkan keadaan umum
bayi cukup
Kes: Composmentis
HR : 146 x/menit
S : 36,9 C
RR : 44x/ menit
3.
Melakukan pemeriksaan
fisik pada bayi
a.
Melakukan pemeriksaan
fisik pada bayi
Hasil :
Kepala : tampak lebih
besar dari badan, rambut
sedikit warna hitam,
fontanela anterior besar,
sutura teraba.
a.
Hasil :
Kepala : tampak lebih
besar dari badan, rambut
sedikit warna hitam,
fontanela anterior besar,
sutura teraba.
156
Melakukan pemeriksaan
keadaan umum bayi dan
tanda-tanda vital bayi.
77
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
4.
4.
Melakukan pemberian
nutrisi (ASI/ Susu
Formula) setiap 3 jam
sekali
5.
Men jaga bayi tetap
hangat dengan menjaga
lingkungan bayi tetap
kering dan hangat
Hasil : Bayi diganti
diapers nya 6 x sehari,
bayi di letakkan didalam
Melakukan pemberian
nutrisi (ASI/ Susu
Formula) setiap 3 jam
sekali
Hasil : pasien di berikan
susu formula sebanyak 25
cc melalui OGT 8x sehari
156
78
6.
Melakukan penimbangan
berat badan setiap 2 hari
sekali
Hasil : Berat badan bayi
1940 gram
7.
Melakukan perawatan
metode kangguru bila ibu
siap dan kondisi bayi stbil
maksimal 3 jam sehari
(mulai jam 10:00 s/d
13:00)
Hasil : ibu melakukan
metode kangguru dengan
pengawasan
8.
Melakukan kolaborasi
dengan tim medis dalam
penanganan pasien
6.
Melakukan penimbangan
berat badan setiap 2 hari
sekali
Hasil : Berat badan pasien
1540 gram
7.
Melakukan perawatan
metode kangguru bila ibu
siap dan kondisi bayi stbil
maksimal 3 jam sehari
(mulai jam 10:00 s/d
13:00)
Hasil : ibu melakukan
metode kangguru dengan
pengawasan
8.
Melakukan kolaborasi
dengan tim medis dalam
penanganan pasien
Hasil : pasien mendapat
advice mulai di KMC
VII.EVALUASI
Responden 1
05-07-2016 / 10.00 WIB
Responden 2
13-07-2016 / 10.00 WIB
Ibu
mengatakan
siap
melakukan metode kangguru
Ibu
mengatakan
siap
melakukan metode kangguru.
KU : Baik
Kes : Composmentis
HR : 148 x/menit
KU : Baik
Kes: Composmentis
HR : 146 x/ menit
Evaluasi
156
79
S : 36,9 C
RR : 44x/ menit
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Kepala : tampak lebih
besar dari pada bada,
,fontanella besar.
2. Muka : simetris, tampak
banyak lanugo
3. Mata : Simetris, sclera
putih
4. Mulut : Mukosa bibir
lembab, tidak ada
labiopalatoskizis,
terpasang OGT
5. Telinga : tampak tipis,
6. Dada : tidak ada retraksi
dinding dada, putting
susu kecil,
7. Abdomen : kulit tipis,
tampak pembuluh darah
disekitar abdomen, tali
pusat belum lepas
8. Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo, gerakan
masih lemah,
9. Genetalia : testis belum
turun ke skrotum.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Kepala : tampak lebih
besar dari pada bada,
,fontanella besar.
2. Muka : simetris, tampak
banyak lanugo
3. Mata : Simetris, sclera
putih
4. Mulut : Mukosa bibir
lembab, tidak ada
labiopalatoskizis,
terpasang OGT
5. Telinga : tampak tipis,
6. Dada : tidak ada retraksi
dinding dada, putting
susu tampak samar.
7. Abdomen : kulit tipis,
tampak pembuluh darah
disekitar abdomen, tali
pusat belum lepas.
8. Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo, gerakan
masih lemah.
9. Genetalia : testis belum
turun ke skrotum.
Palpasi
1. Kepala : sutura teraba
2. Telinga : tulang raan
belum teraba
3. Ekstrimitas : akral teraba
hangat
Palpasi
1. Kepala : sutura teraba
2. Telinga : tulang raan
belum teraba
3. Ekstrimitas : akral teraba
hangat
Auskultasi
1. tidak terdengar wheezing
dan ronchi, bunyi jantung
reguler.
2. Abdomen : bising usus +
Auskultasi
1. tidak terdengar wheezing
dan ronchi, bunyi jantung
reguler.
2. Abdomen : bising usus +
1.
1.
2.
2.
156
S : 36,5 C
RR : 46x/ menit
80
3.
4.
3.
4.
156
Kasus 1
Tanggal
SOAP
06/ 072016
Kasus 2
Observasi
Ibu mengatakan ingin
menyusui anaknya
Hasil
Ibu bersedia melakukan
perawatan metode
kangguru
Tanggal
SOAP
14/072016
Usia 8
hari
Usia 9
hari
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 145 x/menit
: 36,7 C
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 145 x/menit
: 36,7 C
Observasi
Hasil
KU
Kes
TTV
HR
S
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 146 x/menit
: 36,8 C
: Baik
: Composmentis
: 146 x/menit
: 36,8 C
RR
: 43x/menit
BB : 1945 gram
RR
: 43x/menit
BB : 1945 gram
RR
: 40x/menit
BB : 1550 garm
RR
: 40x/menit
BB : 1550 gram
1. Kepala : Tampak
lebih besar dari
pada badan
2. Muka : tidak
tampak ikterus,
89
3. Mulut : terpasang
OGT
4. Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak
teraba tulang rawan
5. Dada : putting susu
kecil, tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyijantung
reguler
6. Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
darah, tali pusat
kering tidak ada tanda
infeksi
7. Genetalia : testis
belum turun ke
skrotum
8. Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo, lengan
sedikit fleksi, telapak
kaki licin, garis-garis
pada kaki sedikit
Reflek :
1. Menghisap : + kuat
2. Menelan : + kuat
3.
4.
5.
6.
7.
8.
tampak banyak
lanugo
Mulut : terpasang
OGT
Telinga : daun
telinga teraba tipis,
tidak teraba tulang
rawan
Dada : tidak teraba
puting, tidak
terdengan wheezing
ataupun ronchi,
bunyijantung
reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
darah, tali pusat
kering tidak ada
tanda infeksi
Genetalia : testis
belum turun ke
skrotum
Ekstrimitas :
tampak banyak
lanugo, lengan
sedikit fleksi,
telapak kaki licin,
garis-garis pada
kaki sedikit
156
2)
3)
4)
5)
6)
Hari
ke 2
07/072016
10.0013.00
WIB
S
Usia 9
hari
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Mengajari ibu cara
menggunakan gendong
kangguru
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Melakukan
penimbangan berat
badan bayi
1.
2.
3.
4.
5.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Mengajari ibu cara
menggunakan gendong
kanguru
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Melakukan
penimbangan berat
badan bayi
Reflek :
1. Menghisap : +
lemah
2. Menelan : + lemah
By Ny N NKB SMK
usia 9 hari dengan
BBLR
Selama dilakukan
metode kangguru dalam
3 jam, keadaan umum
bayi stabil dan berat
badan bayi mengalami
penurunan
15/072016
Ibu mengatakan tidak ada
keluhan pada bayinya, dan
bersedia melakukan emtode
kanguru
Usia 10
hari
156
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
RR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: Baik
: Composmentis
: 147 x/menit
: 37,1 C
KU
Kes
TTV
HR
S
: 46x/menit
RR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
: Baik
: Composmentis
: 147 x/menit
: 37,1 C
KU
Kes
TTV
HR
S
: 46x/menit
RR
Kepala : Tampak
lebih besar dari pada
badan
Muka : tidak tampak
ikterus, tampak
banyak lanugo
Mulut : OGT sudah di
lepas, mukosa bibir
lembab
Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak
teraba tulang rawan
Dada : putting susu
kecil, tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi jantung
reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
darah, tali pusat
lepas, tidak ada tanda
infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
: Baik
: Composmentis
: 144 x/menit
: 36,8 C
KU
Kes
TTV
HR
S
: 46x/menit
RR
: 46x/menit
1.
Kepala : Tampak
lebih besar dari
pada badan
Muka : tidak
tampak ikterus,
tampak banyak
lanugo
Mulut : terpasang
OGT, mukosa bibir
lembab
Telinga : daun
telinga teraba tipis,
tidak teraba tulang
rawan
Dada : tidak teraba
putting susu kecil,
tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi
jantung reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
2.
3.
4.
5.
6.
: 144 x/menit
: 36,8 C
156
8.
1.
2.
Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo, lengan
sedikit fleksi, telapak
kaki licin, garis-garis
pada kaki sedikit
Reflek :
Menghisap : + kuat
Menelan : + kuat
7.
Genetalia : testis
belum turun ke
skrotum
8. Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo,
lengan sedikit fleksi,
telapak kaki licin,
garis-garis pada kaki
sedikit
Reflek :
1.
Menghisap : +
kuat
2.
Menelan : + kuat
7.
8.
Reflek :
1.Menghisap : + lemah
2.Menelan : + lemah
A
1.
1.
2.
3.
4.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Menganjurkan ibu
2.
3.
5.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Menganjurkan ibu untuk
By Ny N NKB SMK
umur 10 hari dengan
BBLR
Keadaan bayi stabil
selama KMC, suhu
dalam batas normal,
156
08/072016
S
Usia 10
hari
O
16/072016
Ibu mengatakan merasa
senang karena bayinya
sudah boleh pulang nanti
sore.dan bisa melakukan
metode kanguru
KU
Kes
TTV
HR
S
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 147 x/menit
: 37,1 C
KU
Kes
TTV
HR
S
KU
Kes
TTV
HR
S
Usia 11
hari
: Baik
: Composmentis
: 147 x/menit
: 37,1 C
: Baik
: Composmentis
: 134 x/menit
: 36,8 C
: Baik
: Composmentis
: 134 x/menit
: 36,8 C
RR
: 46 x/menit
BB : 1960 gram
RR
: 46 x/menit
BB : 1960 gram
RR
: 48x/menit
BB : 1555 gram
RR
: 48x/menit
BB : 1555 gram
1.
1.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
Kepala : Tampak
lebih besar dari pada
badan
Muka : tidak tampak
ikterus, tampak
banyak lanugo
Mulut : mukosa bibir
lembab
Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak
teraba tulang rawan
2.
3.
4.
2.
3.
4.
Kepala : Tampak
lebih besar dari
pada badan
Muka : tidak
tampak ikterus,
tampak banyak
lanugo
Mulut : OGT sudah
di lepas, mukosa
bibir lembab
Telinga : daun
156
6.
7.
8.
1.
2.
5.
6.
7.
8.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
Reflek :
1.
Menghisap : +
kuat
2.
Menelan : + kuat
5.
6.
7.
8.
Reflek :
1.
Menghisap : +
kuat
2. Menelan : + kuat
A
By Ny N NKB SMK
umur 11 hari dengan
156
BBLR
P
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hari 4
10.0013.00
WIB
09/072016
S
Usia 11
hari
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Membantu ibu untuk
memberikan ASI
selama metode kanguru
Menganjurkan ibu
untuk memberikan ASI
setiap 2 jam saat di
rumah, dan sering
membangunkan bayi
tidur
Menimbang bayi
1.
2.
3.
4.
5.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Membantu ibu untuk
memberikan ASI selama
metode kanguru
Menimbang bayi
17/072016
S
Usia 12
hari
Ibu mengatakan
bersedia melakukan
metode kanguru
156
sendiri
O
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
RR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: Baik
: Composmentis
: 154 x/menit
: 36,5 C
KU
Kes
TTV
HR
S
: 45 x/menit
RR
: 45 x/menit
Kepala : Bersih
Tampak lebih besar dari
pada badan
Muka : tidak tampak
ikterus, tampak banyak
lanugo
Mulut : mukosa bibir
lembab
Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak teraba
tulang rawan
Dada : putting susu
kecil, tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi jantung
reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
darah
Genetalia : testis belum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: 154 x/menit
: 36,5 C
Kepala : Bersih
Tampak lebih besar
dari pada badan
Muka : tidak tampak
ikterus, tampak
banyak lanugo
Mulut : mukosa bibir
lembab
Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak
teraba tulang rawan
Dada : putting susu
kecil, tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi jantung
reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
darah
Genetalia : testis
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 144 x/menit
: 37,1 C
RR
: 46 x/menit
Billirubin total 8 mg/dl
1. Kepala : Bersih Tampak
lebih besar dari pada
badan
2. Muka : tampak ikterus,
tampak banyak lanugo
3. Mulut : mukosa bibir
lembab
4. Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak teraba
tulang rawan
5. Dada : putting susu
kecil, tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi jantung
reguler
6. Abdomen : kulit tampak
tipis dan tampak
pembuluh darah
7. Genetalia : testis belum
turun ke skrotum
8. Ekstrimitas : tampak
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
RR
: 46 x/menit
1.
Kepala : Bersih
Tampak lebih besar
dari pada badan
Muka : tampak
ikterus, tampak
banyak lanugo
Mulut : mukosa
bibir lembab
Telinga : daun
telinga teraba tipis,
tidak teraba tulang
rawan
Dada : putting susu
kecil, tidak
terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi
jantung reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
2.
3.
4.
5.
6.
: 144 x/menit
: 37,1 C
156
8.
1.
2.
turun ke skrotum
Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo, lengan
sedikit fleksi, telapak
kaki licin, garis-garis
pada kaki sedikit
Reflek :
Menghisap : + kuat
Menelan : + kuat
8.
belum turun ke
skrotum
Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo,
lengan sedikit fleksi,
telapak kaki licin,
garis-garis pada kaki
sedikit
8.
Reflek :
1.
Menghisap : + kuat
2.
Menelan : + kuat
Reflek :
1.
Menghisap : +
kuat
2.
Menelan : + kuat
1.
1.
2.
3.
4.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Membantu ibu untuk
memberikan ASI
7.
2.
3.
4.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3 jam
Melakukan observasi
keadaan umum bayi
selama KMC
Membantu ibu untuk
memberikan ASI selama
darah
Genetalia : testis
belum turun ke
skrotum
Ekstrimitas :
tampak banyak
lanugo, lengan
sedikit fleksi,
telapak kaki licin,
garis-garis pada
kaki sedikit
Reflek :
1.
Menghisap : +
kuat
2.
Menelan : +
kuat
By Ny N NKB SMK
umur 12 hari dengan
BBLR
Selama metode kanguru
bayi banyak menyusu
namun reflek menelan
masih belum
terkordinasi dengan
baik.
156
5.
Hari
ke 5
10.0013.00
WIB
10/072016
S
Usia 12
hari
O
: Baik
: Composmentis
: 144 x/menit
: 37,1 C
5.
6.
18/072016
Ibu mengatakan tidak ada
masalah dengan keadaan
bayinya
S
Usia 13
hari
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 144 x/menit
: 37,1 C
RR
: 46 x/menit
BB : 2000 gram
RR
: 46 x/menit
BB : 2000 gram
1.
2.
1.
2.
Kepala : bersih
Muka : tidak tampak
ikterus, tampak banyak
lanugo
metode kanguru
Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI setiap
2 jam saat di rumah
Bayi memperoleh terapi
sinar 1x24 jam sejak
jam 16:00 tanggal 1607-2016 dan berakhir
nanti jam 16:00
Kepala : bersih
Muka : tidak tampak
ikterus, tampak
banyak lanugo
Ibu mengatakan
bersedia melakukan
metode kanguru
RR
: 40 x/menit
BB : 1570 gram
1. Kepala : bersih tampak
lebih besar dari pada
badan
2. Muka : tidak tampak
ikterus, tampak banyak
RR
: 40 x/menit
BB : 1570 gram
1. Kepala : bersih
tampak lebih besar
dari pada badan
2. Muka : tidak
tampak ikterus,
KU
Kes
TTV
HR
S
: Baik
: Composmentis
: 138 x/menit
: 36,8 C
156
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Reflek :
1.
Menghisap : +
kuat
2.
Menelan : + kuat
3.
4.
5.
6.
7.
8.
lanugo
Mulut : mukosa bibir
lembab
Telinga : daun telinga
teraba tipis, tidak teraba
tulang rawan
Dada : putting susu
kecil, tidak terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi jantung
reguler
Abdomen : kulit tampak
tipis dan tampak
pembuluh darah
Genetalia : testis belum
turun ke skrotum
Ekstrimitas : tampak
banyak lanugo, lengan
sedikit fleksi, telapak
kaki licin, garis-garis
pada kaki sedikit
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Reflek :
1.
Menghisap : + kuat
2.
Menelan : + kuat
1.
tampak banyak
lanugo
Mulut : mukosa
bibir lembab
Telinga : daun
telinga teraba tipis,
tidak teraba tulang
rawan
Dada : putting susu
kecil, tidak
terdengan
wheezing ataupun
ronchi, bunyi
jantung reguler
Abdomen : kulit
tampak tipis dan
tampak pembuluh
darah
Genetalia : testis
belum turun ke
skrotum
Ekstrimitas :
tampak banyak
lanugo, lengan
sedikit fleksi,
telapak kaki licin,
garis-garis pada
kaki sedikit
Reflek :
Menghisap : +
156
5.
1.
6.
7.
8.
9.
Hari
ke 6
11/072016
10.0013.00
WIB
S
Usia 13
hari
O
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3
Melakukan obeservasi
keadaan umum bayi
selama metode kanguru
Memberitahu ibu untuk
sering memberikan ASI
kepada bayi supaya
tidak kuning
Menimbang bayi
2.
3.
4.
5.
6.
Melakukan pendekatan
terapeutik dengan ibu
(senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
Melakukan KMC
selama 3
Melakukan obeservasi
keadaan umum bayi
selama metode kanguru
Memberitahu ibu untuk
sering memberikan ASI
kepada bayi supaya
tidak kuning
Menimbang bayi
Bayi di rencanakan
KRS nanti sore
kuat
2.
Menelan : +
kuat
By Ny N NKB SMK
umur 13 hari dengan
BBLR
Bayi lebih tenang
selama KMC, ibu juga
mengatakan senang
melakukan metode
kanguru karena merasa
lebih dekat dengan
bayinya. Ibu senang
karena bayinya sudah
diperbolehkan pulang
dan akan melanjutkan
KMC nya dirumah.
Berat badan bayi tetap
1555 gram
19/072016
Ibu mengatakan bayinya menetek dengan kuat dan ibu
juga 1 jam sekali pasti membangunkan bayinya untuk di
berikan ASI saja. Ibu mengatakan bayinya lebih banyak
tidur disiang hari
KU
: Baik
S
Usia 14
hari
O
: Baik
156
Kes
: Composmentis
TTV
HR
: 144 x/menit
S
: 37,1 C
RR
: 46 x/menit
BB : 2000 gram
Kes
: Composmentis
TTV
HR
: 152 x/menit
S
: 36,7 C
RR
: 44 x/menit
BB : 1600 gram
1.
2.
3.
4.
1.
2.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
A
P
Kepala : bersih
Muka : tidak tampak ikterus, tampak banyak lanugo
Mulut : mukosa bibir lembab
Telinga : daun telinga teraba tipis, tidak teraba tulang
rawan
Dada : putting susu kecil, tidak terdengar wheezing
ataupun ronchi, bunyi jantung reguler
Abdomen : kulit tampak tipis dan tampak pembuluh
darah
Genetalia : testis belum turun ke skrotum
Ekstrimitas : tampak banyak lanugo, telapak kaki
licin, garis-garis pada kaki sedikit
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Reflek :
Menghisap : + kuat
Menelan : + kuat
A
P
Kepala : bersih
Muka : tidak tampak ikterus, tampak banyak
lanugo
Mulut : mukosa bibir lembab
Telinga : daun telinga teraba tipis, tidak teraba
tulang rawan
Dada : putting susu kecil, tidak terdengar wheezing
ataupun ronchi, bunyi jantung reguler
Abdomen : kulit tampak tipis dan tampak
pembuluh darah
Genetalia : testis belum turun ke skrotum
Ekstrimitas : tampak banyak lanugo, telapak kaki
licin, garis-garis pada kaki sedikit
Reflek :
1.
Menghisap : + kuat
2.
Menelan : + kuat
By Ny N NKB SMK umur 14 hari dengan BBLR
1. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui
bayinya.
2. Melakukan metode kanguru selama 3 jam dan
melakukan observasi keadaan umum bayi
selama metode kanguru
156
156
96
4.2 Pembahasan
-
Hari ke 1
Patient, tanggal 05-07-2016 Responden 1 NKB SMK umur 7
hari dengan BBLR, ibu mengatakan bahwa responden lahir prematur dan
sudah tidak memakai alat napas. Berdasarkan hasil informasi dari
perawat mengatakan bahwa respondeen sudah stabil meskipun masih
membutuhkan observasi dan responden bisa mulai dilakukan perawatan
metode kanguru.
Sedangkan Responden 2 NKB SMK umur 8 hari dengan BBLR
tanggal 13-0-2016, ibu mengatakan anaknya lahir prematur dan beratnya
kurang dan sudah tidak memakai alat bantu napas. Dan berdasarkan
informasi dari perawat mengatakan bahwa responden sudah stabil
meskipun masih membutuhkan observasi dan responden 2 juga bisa
mulai dilakukan perawatan metode kanguru.
Intervensi yang diberikan pada kedua responden tersebut yaitu
dengan memberikan asuhan Kangaroo Mother Care yang dilakukan
156
selama 3 jam.
97
Hari ke 2
Patient, pada tanggal 06-07-2016 responden 1 NKB SMK usia 8
hari, TTV dalam batas normal, HR 145 x/menit, suhu 36,7 0 C, RR 43
x/menit. berat badan responden masih lebih rendah dari pada berat lahir
yaitu 1945 gram. responden terpasang OGT. Ibu mengatakan siap
melanjutkan metode kanguru dan perawat mengatakan responden 1 bisa
dilakukan perawatan metode kanguru.
156
98
Hari ke 3
Patient, tanggal 07-07-2016 dari hasil observasi TTV responden
156
dalam batas normal, pada responden 1 NKB SMK usia 9 hari dengan
99
Hari ke 4
Patient, tanggal 08-07-2016 responden 1 NKB SMK umur 10
hari, keadaan umum responden baik, TTV responden dalam batas normal
156
100
156
101
Hari ke 5
Patient, tanggal 09-07-2016 responden 1 NKB SMK umur 11
hari, ibu mengatakan ASI nya lancar dan setiap 1 jam sekali ibu
membangunkan responden, ibu mengatakan r bisa menyusu dengan baik
dan kuat. Ibu mengatakan belum melakukan metode kanguru sendiri
dirumah. Dari hasil TTV pada responden 1 didapatkan HR 154 x/menit,
Suhu 36,50C, RR 45 x/menit. Responden tidak kuning tangis kuat, reflek
menghisap dan menelan + kuat. Tidak ada tanda infeksi. Ibu mengatakn
bersedia melakukan metode kangguru.
Sedangkan
pada
tanggal
17-07-2016
Pada
responden
156
37,10C, RR 46 x/menit.
Intervensi, yang diberikan pada kedua responden sama yaitu
Kangaroo Mother Care selama 3 jam. Dan
102
Hari ke 6
Patient, tanggal 10-07-2016 responden 1 NKB SMK umur 12
hari dengan BBLR, ibu mengatakan responden tidak kuning, menyusu
nya kuat dan sering. Ibu mengatakan tangis responden juga kuat namun
suara tangisnya kecil, responden banyak tidur disiang hari namun ibu
selalu membangunkan responden setiap 1 jam untuk menetek, ibu
mengatakan tidak memakaikan diapers pada siang hari karena responden
tanggal
18-07-2016
pada
responden
2,
ibu
mengatakan responden baru akan pulang nanti sore, pada usia responden
ke 13 hari setelah dirawat. TTV responden 2 dalam batas normal HR138
x/menit, Suhu 36,80C, RR 40 x/menit, Berat badan 1570 gram.
156
menjadi malas bangun dan tidak mau menyusu. Hasil TTV pada
103
Hari ke 7
156
104
responden ke 2 TTV dalam batas normal namun berat badan tidak naik
melebihi berat badan saat lahir.
Outcome, pada responden 1 ibu mengatakan responden lebih
banyak tidur di siang hari, responden sering menyusu karena setiap 1 jam
selalu dibangunkan oleh ibu untuk diberikan ASI. TTV dalam batas
normal, keadaan responden stabil selama pelaksanaan KMC, berat badan
responden juga naik. Pada responden 2 juga sama, ibu mengatakan
156
105
responden lebih banyak tidur di siang hari dan setiap 2 jam sekali di
bangunkan untuk menyusu, responden 2 selain diberikan ASI oleh ibu
juga di berikan susu formula, selama pelaksanaan KMC responden
tampak lebih tenang. Namun kenaikan berat badan responden tidak
melebih berat badan lahir nya.
Teori, Keberhasilan pelaksanaan metode kanguru didasari oleh
kerjasama antara tenaga kesehatan dengan ibu, beri dorongan bahwa ibu
dapat merawat bayinya dan dapat melanjutkan KMC dirumah, dan dapat
kembali untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin (Yongki
dkk, 2012).
156
Tanggal
Usia
Pasien
Jam 10:00
TTV
Jam 11:00
Jam 12:00
7 hari
S : 36,5 0C
RR : 46 x/m
S : 36,5 0C
RR : 46 x/m
S : 36,70C
RR : 42 x/m
S : 36,70C
RR : 38x/m
S : 36,80C
RR : 41 x/m
S :36,60C
RR :42x/m
TTV
Jam 12:00
Jam 13:00
BB awal
Berat Badan
BB sekarang
Kenaikan
S : 36,90C
RR : 40 x/m
Kasus 1
05-072016
Kasus 2
13-072016
8 hari
S : 36,90C
RR : 44 x/m
Hari ke
2
Tanggal
Usia
Pasien
Jam 10:00
Jam 11:00
Kasus 1
06-072016
8 hari
S : 36,70C
RR : 43x/m
S : 36,70C
RR :44 x/m
Kasus 2
14-072016
9 hari
Hari ke
3
Kasus 1
Tanggal /
Usia
07-07-
Usia
Pasien
9 hari
S : 36,8 C
RR : 40x/m
S : 36,7 C
RR : 42 x/m
Jam 10:00
Jam 11:00
S : 36,80C
RR : 42 x/m
Jam 13:00
BB awal
S : 36,90C
RR : 40 x/m
Berat Badan
BB sekarang
Kenaikan
S : 36,6 C
RR :40x/m
1940 gram
1540 gram
TTV
Jam 12:00
Jam 13:00
Berat Badan
BB awal
BB sekarang
1940 gram
1945 gram
Reflek
8x 30 cc susu formula
melalui OGT, di beri
Menghisap : + kuat
ASI langsung saat
Menelaan : + kuat
menyusui jam 15.00
wib
8x 25 cc susu formula
melalui OGT dan ASI
Menghisap : +
ibu yang di pompa, di
lemah
beri ASI langsung saat
Menelaan : +
menyusui jam 15.00
lemah
wib
Nutrisi
Reflek
8x 30 cc susu formula
melalui OGT dan di
susui jam 15.00 wib.
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
8x 25 cc susu formula
dan ASI ibu yang
sudah di pompa 20 cc
melalui OGT, pasien
disusui langsung pada
jam 15.00 wib
Menghisap : +
lemah
Menelaan : +
lemah
S : 36,7 C
RR : 42 x/m
Nutrisi
Nutrisi
Kenaikan
5 gram
8x 30 cc susu formula
Reflek
Menghisap : + kuat
156
2016
S : 37,10C
RR :46x/m
S : 36,90C
RR : 45 x/m
S : 36,90C
RR : 46 x/m
S : 37,00C
RR : 46 x/m
S : 36,90C
RR : 45x/m
S : 36,90C
RR : 45x/m
S : 37,10C
RR :45x/m
1540 gram
1550 gram
10 gram
TTV
Jam 12:00
Jam 13:00
BB awal
Berat Badan
BB sekarang
Kenaikan
Kasus 2
15-072016
10 hari
S : 36,80C
RR :46x/m
Hari ke
4
Tanggal /
Usia
Usia
Pasien
Jam 10:00
Jam 11:00
Kasus 1
08-072016
10 hari
S : 37,10C
RR : 46x/m
S : 37,00C
RR : 44 x/m\
S : 37,10C
RR : 43 x/m
S : 36,90C
RR : 43x/m
S : 36,80C
RR :48 x/m
S : 36,90C
RR : 46x/m
S : 36,90C
RR :45 x/m
S : 37,10C
RR :45x/m
Jam 10:00
S : 36,5 0C
RR :45 x/m
TTV
Jam 11:00
Jam 12:00
S : 36,80C
S : 36,90C
RR : 44 x/m RR :44 x/m
Jam 13:00
S :36,90C
RR : 45x/m
S : 37,10C
RR :46 x/m
S : 37,00C
RR : 46x/m
S : 37,00C
RR :45x/m
Kasus 2
16-072016
11 hari
Hari ke
5
Tanggal /
Usia
Usia
Pasien
Kasus 1
09-072016
Kasus 2
17-072016
11 hari
12 hari
S : 36,90C
RR :45 x/m
Menelaan : + kuat
8x 25 cc susu
formuladan ASI 30 cc
melalui OGT, bayi di
susui langsung jam
15:00 wib
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
Nutrisi
Reflek
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
8x 30 cc susu formula
memakai dot dan ASI
30 cc. bayi di susui
langsung jam 15.00
wib
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
Nutrisi
Reflek
BB awal
Berat Badan
BB sekarang
Kenaikan
1945 gram
1960 gram
15 gram
1550 gram
1555 gram
5 gram
8x 30 cc susu formula
memakai dot, dan di
beri ASI langsung
pada jam 15.00-16.00
8x 30 cc susu formula
memakai dot, bayi di
susui langsung jam
15.00 wib
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
156
Hari ke
6
Tanggal /
Usia
Kasus 1
10-072016
TTV
Jam 12:00
Jam 13:00
BB awal
Berat Badan
BB sekarang
Kenaikan
S : 36,90C
RR : 45 x/m
S : 37,00C
RR : 46x/m
1960 gram
2000 gram
40 gram
S : 36,80C
RR : 44x/m
S : 36,90C
RR :44x/m
1555 gram
1570 gram
15 gram
8x 30 cc memakai dot
dan pada jam 15.00
-1600 bayi menyusu
langsung pada ibu
Menghisap : + kuat
Menelaan : + kuat
TTV
Jam 12:00
Jam 13:00
BB awal
Berat Badan
BB sekarang
Kenaikan
Nutrisi
Reflek
S : 36,90C
RR : 40 x/m
2000 gram
2000 gram
0 gram
30 gram
Usia
Pasien
Jam 10:00
Jam 11:00
12 hari
S : 37,10C
RR :46 x/m
S : 36,90C
RR :46 x/m
Kasus 2
18-072016
13 hari
S : 36,70C
RR : 44x/m
S : 36,80C
RR : 45x/m
Hari ke
7
Tanggal /
Usia
Usia
Pasien
Jam 10:00
Jam 11:00
Kasus 1
11-07-2016
13 hari
S : 37,10C
RR :46 x/m
S : 36,90C
RR : 46 x/m
Kasus 2
19-072016
14 hari
S : 36,70C
RR :44 x/m
S : 36,80C
RR : 45 x/m
S : 36,80C
RR : 38 x/m
S : 36,80C
RR : 44 x/m
S : 36,90C
RR :44x/m
1570 gram
1600 gram
Nutrisi
Reflek
156
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah penulis membahas tentang Manajemen Asuahan Kebidanan
Pada By Ny. "L" dan By Ny. "N" NKB SMK dengan BBLR berdasarkan
landasan teori dan penerapan manajemen asuhan kebidanan maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan dan saran-saran yang bertitik tolak pada
pembahasan.
5.1.1
5.1.2
5.1.3
109
110
5.1.4
5.1.5
Intervensi
Intervensi yang akan diberikan pada pasien 1 dan pasien 2
secara keseluruhan hampir sama.
5.1.6
Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada pasien 1 dan pasien 2
yaitu sesuai Intervensi yang diberikan yaitu melakukan Kangaroo
Mother Care selama 3 jam per hari.
5.1.7
Evaluasi
Dari hasil evaluasi pada pasien 1 dan pasien 2 pada hari ke
7 berat badan naik menjadi 2000 gram, namun pada pasien 2
kenaikan berat badan tidak melebihi dari berat badan saat lahir.
Selama pelaksanaan KMC kedua bayi dalam keadaan stabil, Suhu
kedua pasien sama-sama stabil. Namun pada hari ke 5 pada pasien
156
111
5.2
Saran
5.2.1
Teoritis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber wawasan atau pengembangan ilmu kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada neonatus dengan berat
badan lahir rendah yang membutuhkan perawatan Kangaroo
Mother Care.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan asuhan KMC ini dapat dilakukan lebih
sering dan dengan durasi waktu yang lebih lama karena KMC
ini sangat membantu sekali dalam membantu menjaga
stabilitas suhu bayi BBLR dan membantu penambahan berat
badan bayi BBLR.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
pengetahuan terbaru.
5.2.2
Praktis
1) Bagi Responden
Dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan,
diharapkan keluarga dapat lebih mengerti dan memahami
bagaimana cara melakukan KMC sendiri di rumah untuk
mencegah hipotermia pada bayi dengan berat badan lahir
156
112
156
113
DAFTAR PUSTAKA
Buku Register Ruangan Anggrek RSUD Kabupaten Jombang Tahun 2016
Chunningham dkk, 2012, Obstetri Williams. Ed. 23, Vol. 1 & Vol. 2. Jakarta : EGC
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010, Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI
Lestari,T.B, dkk, 2014, Faktor Pelaksanaan Kangaroo Mother Care pada Bayi
BBLR . Jurnal Universitas Airlangga. Vol. II, No.2 , diakses 6 Januari
2016, <http://journal.unair.ac.id/>
Marmi & Rahardjo,K, 2012, Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Manuaba dkk, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Maryanti dkk, 2011, Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : TIM
Medforth,J. dkk, 2011, Kebidanan Oxford dari Bidan untuk Bidan. Jakarta: EGC
Norma & Dwi, 2013, Asuhn Kebidanan Patologi, Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawata. Jakarta : Salemba
Medika
Profil Kesehatan Indonesia, 2014, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2015.
Profil Kesehatan Jombang, 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 2015.
156
114
156
115
Lampiran 1
156
116
Lampiran 2
156
117
Lampiran 3
156
118
Lampiran 4
156
119
Lampiran 5
156
120
Lampiran 6
156
121
Lampiran 7
156
122
156
123
Lampiran 8
156
124
156
125
Lampiran 9
SOP METODE KANGGURU DI RSUD JOMBANG
Pengertian
Tujuan
Kebijaksanaan
Prosedur
156
Unit Terkait
126
Lampiran 10
SOP PERAWATAN BBLR DI RSUD JOMBANG
Pengertian
Tujuan
Kebijaksanaan
Prosedur
156
Unit terkait
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram.
127
Lampiran 11
SOP MENIMBANG BAYI DI RSUD JOMBANG
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
8.
9.
1.
2.
3.
4.
Persiapan alat
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan sesuai SOP
Bersihkan timbangan
Letakkan pengalas di atas timbangan
Tekan start, pastikan angka menunjukkan 0
Letakkan bayi diatas timbangan, tunggu sampai alat
selesai mengukur
Angkat bayi dari timbangan dan letakkan kembali ke
inkubator atau tempat tidur bayi
Rapikan alat
Dokumentasi
IGD
PONEK
R.Angrek
R.Melati
156
128
Lampiran 12
DWI SUSILOWATI
130803008
156
Oleh :
129
156
8. Metode
Ceramah dan tanya jawab
9. Media
Leaflet
10. Kegiatan Operasional
no
1
2
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan
Ceramah
Penyampaian Materi
Kegiatan Sasaran
Waktu
Sasaran mendengarkan serta 2 menit
memperhatikan para penyuluh
/ Sasaran
mendengarkan, 10 menit
memperhatikan dan mengerti
tentang
materi
yang
130
Tanya Jawab
disampaikan
Sasaran menanyakan tentang 6 menit
materi yang tidak dimengerti
dan membingungkan
Sasaran dapat menyebutkan isi 2 menit
materi yang telah disampaikan
11. Evaluasi
1) Apakah pengertian dari metode kanguru ?
Jawab : suatu metode yang dirancang sebagai asuhan untuk neonatus
dengan berat badan lahir rendah atau kurang bulan yang stabil
2) Apa tujuan asuhan metode kanguru ?
Jawab : Untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap stabil
3) Kapan dilakukanya metode kanguru ?
Jawab
156
dirumah sakit atau dirumah bayi setelah bayi pulang. Bayi tetapdapat
131
12) Melatih bayi untuk menghisap dan menelan secara teratur dan
terkoordinasi (Sukarni & Sudarti, 2014).
7)
8)
156
katak
j) Lalu fiksasi dengan selendang
k) Ibu mengenakan pakaian atau blus longgar sehingga bayi berada
132
156
DAFTAR PUSTAKA
133
156
KAPAN
DILAKUKAN???
Inisiasi menyusui dini
Pemberian ASI (menyusui)
Setelah bayi berusia 34 minggu
36 minggu (sampai BB bayi 2 kg).
MANFAAT METODE
KANGGURU
PENGERTIAN METODE KANGURU
156
Menstabilka
n denyut
jantung,
suhu &
napas
bayi
Meningkatka
n
hubunga
n emosi
ibu &
bayi
Mengurangi
stress ibu
dan bayi
Meningkatka
n
produksi
ASI ibu
dan
CARA MELAKUKAN
METODE KANGGURU
pemberia
n ASI
ekslusif
1. Murah, aman
dan mudah
diterapkan
2. Mempertaha
nkan
suhu
tubuh
bayi
(kontak kulit
ke kulit)
Menurunka
n resiko
infeksi
pada
bayi
TANDA BAHAYA
3. Proses
latihan
dan
dukungan
untuk ibu
dan
keluarga
4. Memperpe
ndek
perawatan
di RS (bisa
pulang
lebih
su
lit bernafas,
merintih
na
fas sangat
cepat / sangat
lambat
se
ring henti
nafas & lama
(> 20 dtk)
ba
yi terasa
dingin
su
Dwi Susilowati
156
Oleh :
143
Lampiran 13
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KMC
1. Hari Ke 1
Responden 1
Responden 2
2. Hari Ke 2
156
Responden 1
Responden 2
144
3. Hari Ke 3
Responden 1
Responden 2
4. Hari Ke 4
156
Responden 1
Responden 2
145
5. Hari Ke 5
Responden 1
Responden 2
6. Hari Ke 6
156
Responden 1
Responden 2
146
7. Hari Ke 7
Responden 1
Responden 2
156
147
156
148
156
149
156
150
Menimbang Bayi
156
151
156
Lampiran 14
152
156
153
156
154
Lampiran 15
156
155
Lampiran 16
156
156
Lampiran 17
156
157
156