Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani yaitu : "hydro" yang berarti air dan "cephalus"
yang berarti kepala. Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi
yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSS) di dalam sistem
Ventricular. Kelainan ini terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system ventrikel
atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Ketika produksi CSS lebih besar dari penyerapan,
cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular (nining,2008).
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal
sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang
maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi
factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat
rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per
seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit
yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus.
Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel
serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus
dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan
membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan
anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi
gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini
dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak
dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa
tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.3 TUJUAN
Untuk dapat mengetahui konsep teori serta asuhan keperawatan dari meningitis dan untuk
dapat mengerti dan memahami, apa itu:
1
Definisi Hidrosefalus
Etiologi Hidrosefalus
Patofisiologi Hidrosefalus
Komplikasi hidrosefalus
Woc Hidrosefalus
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hidrosefalus adalah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan
penyerapan dari cairan cerebrospiral (CSF) didalamm sitem ventrikular. Ketika produksi CSF
lebih besar dari penyerapaan, cairan cerebrospinal berakumulasi di dalam sistem ventrikular.
Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani yaitu : "hydro" yang berarti air dan "cephalus"
yang berarti kepala. Sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air" adalah penyakit
yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS).
Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan
menekan
jaringan
otak
di
sekitarnya,
khususnya
pusat-pusat
saraf
yang
vital.
Hidrosefalus adalah kelebihan akumulasi cairan serebrospinal didalam ventrikel serebral,
ruang arachnoid, atau ruang subdural (cindy smith, 1998). Hidrocephalus adalah: suatu
keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS)
dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran
ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah,2005).
Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel cerebral, ruang
subarachnoid, atau ruang subdural (Suriadi,2006).Pelebaran ventrikuler ini akibat
ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu
bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan
tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubunubun (DeVito EE et al, 2007:328).
2.2 ETIOLOGI
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya (Allan H. Ropper, 2005).
Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang
abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang
terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1) Kelainan Bawaan (Kongenital)
a) Stenosis akuaduktus Sylvii
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbayank pada hidrosefalus bayi dan
anak ( 60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau
abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahit
atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran.
b) Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan sindrom ArnouldJhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata dan cerebellum
letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan
sebagian atau total.
c) Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus
obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV, yang dapat
sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa
pascaerior.
d) Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi
ruangan subarahnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila
aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat pirulen di aqueduktus sylviin atau
system basalis. Hidrosefalus banyak terjadi pada klien pasca meningitis. Pembesaran
4
kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari
meningitis. Secara patologis terlihat pelebaran jaringan piamater dan arahnoid sekitar
system basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen
terutama terdapat di daerah basal sekitar sistem kiasmatika dan interpendunkularis,
sedangkan pada meningitis purunlenta lokasisasinya lebih tersebar.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. Pengobatannya dalam hal ini di tujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor
tidak di angkat, maka dapat di lakukan tindakan paliatif dengan mengalihkan CSS
melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak, penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus
Sylvii biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Anoreksia
5
3.
Ataksia
4.
5.
dan bervariasi berdasarkan usia anak dan kemampuan tengkorak untuk mengembang.
2.4 PATOFISIOLOGI
Hidrocefalus disebabkan oleh berbagai keadaan; hidrocefalus dapat merupakan penyakit
congenital (gangguan perkembangan janin dalam uterus/infeksi intrauteri), atau didapat
(neoplasma, perdarahan, atau infeksi)
Hidrocefalus merupakan gejala kelainan otak yang mendasar yang dapat mengakibatkan:
1.
Gangguan absorbsi CSS dalam ruang subaraknoid (masih ada hubungan antar
ventrikel; hidrocefalus comunican
2.
Obstruksi
aliran
CSS
dalam
ventrikulus
(tidak
ada
hubungan
antar
(dilampirkan)
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004) yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Peningkatan TIK
Pembesaran kepala
kerusakan otak
Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
Kerusakan jaringan saraf
Proses aliran darah terganggu
Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar
kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis
kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala
dapat normal hal ini disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan
7
suturan secara fungsional. Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan
suturan kranialis maka penutupan sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.
d) Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya
dengan alat tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam
ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi
ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup
untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian
frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit, dan mempunyai risiko yang
tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah
ditinggalkan.
e) Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG
diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain
mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai
nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena
USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti
halnya pada pemeriksaan CT Scan.
f)
CT Scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran
dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar
dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal
dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari
CSS. Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi
ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari
daerah sumbatan.
g)
TTV
Kepala
tanda macewen.
Mata
Terdapat edema pupil saraf otak II pada pemeriksaan funduskopi, bola mata
terdorong ke bawah oleh tekanan penipisan tulang supura orbital, sklera
tampak di atas iris, dan pergerakan bola mata tidak teratur, refleks pupil lamban
pengetahuan informasi.
Hubungan ibu dan orang lain akan tergangu karena cacat pada anaknya
2.9.2 DIAGNOSA
2.9.3 INTERVENSI (NANDA, NOC, NIC)
NANDA
Gangguan Perfusi Serebral
DO :
Nadi : 102x / menit
NOC
NIC
Peningkatan Perfusi Serebr
Perfusi jaringan serebral
Indikator :
Aktivitasnya:
- Tekanan intra kranial diharapkan
1.
Konsultasi
dengan
normal
menentukan parameter
- Tekanan darah sistolik diharapkan
mempertahankan
param
Suhu : 36,6 oC
normal
Tekanan darah diastolik diharapkan
DS
normal
2.
Atasi hipertensi de
Sakit kepala diharapkan hilang
volume
atau
inotro
Mual muntah diharapkan hilang
Tingkat kesadaran diharapkan
vasokonstriksi
sesuai
ibu
mengatakan
10
ukuran
kepala
berbeda
dengan
anaknya
ukuran
normal
mempertahankan param
Status neurologi
dan mempertahankan ata
Indikator :
tekanan perfusi serebral.
- Kesadaran diharapkan normal
- Pusat kontrol motorik
3.
Berikan dan tentukan
- Sensorik kranial dan fungsi motorik
sesuai indikasi untuk
diharapkan normal
parameter hemodinamik.
- Tekanan intrakrania diharapkan
-
4.
Berikan agen untuk
normal
Ukuran pupil diharapkan normal
intravaskular seperti k
Reaktivitas
pupil
diharapkan
kristaloid, jika tersedia.
normal
5.
Berikan penambaha
Pola nafas diharapkan normal
Tekanan darah diharapkan normal
mempertahankan param
Denyut nadi diharapkan normal
sesuai order.
6.
Pertahankan Ht 33% u
7.
mempertahankan Ht tetap
diinginkan.
8.
Pertahankan kadar g
normal.
9.
Konsultasi
dengan
12.
Berikan vasopressin se
13.
14.
Berikan anttikoagulan
15.
Monitor
efek
antikoagulan.
16.
Monitor tanda-tanda p
11
17.
18.
19.
20.
21.
kedalaman,
pCO2
bikarbonat.
22.
Monitor tanda-tanda
Monitor
hasil
la
perubahan oksigenasi a
asam basa.
24.
Monitor neurology
Aktivitas:
1. Monitor ukuran, be
dan reaktivitas pupil.
memori
perhatian, memori m
emosi, dan prilaku.
6. Monitor TTV
kardiopulmonal.
TIK
pas
penurunan
fisik
bagian kepala
jam
2. Ubah posisi tiap 2 jam
3. Pertimbangkan perub
tiap 1 jam
4. Gunakan lotion atau m
karena
cairan serebrospinal
1. Monitor kondisi fonta
di
posisi
8. Pertahankan nutrisi se
13
Ketidakseimbangan nutrisi :
Status Nutrisi
Asupan zat gizi
Manajemen nutrisi
Intervensi Keperawatan:
tubuh
Energi
Indeks masa tubuh
DO :
Berat badan anak 8,6 kg
Berat badan
Status Nutrisi: Intake Makanan Dan
Cairan
Indikator
Intake makanan di mulut
Intake di saluran makanan
Intake cairan di mulut
Intake cairan
kepala
anaknya
yang membesar
adekuat
Pantau koordinasi refl
menelan
Ukur berat jenis urin
Berikan minuman yan
Pantau kecenderungan
kering
Sediakan makanan b
Kurangnya
keluarga
dengan
pengetahuan Setelah
tindakan
keperawatan,
informasi
dilakukan
anak
mengalami
di
diagnosis
hidrosefalus
1. Ungkapkan
secara tepat
1. Jelaskan semua prose
kehadiran perawat di
rencana
perawatan.
2. Menerima kenyataan terhadap anaknya
3. Demonstrasikan perawatan yang di
memperkuat penjelasa
2. Beri dorongan pada
perlukan
4. Mengetahui
pengertian
tanda
infeksi
dan
mengekspresikan per
DS : keluarga mengatakan
5. Menjelaskan
pengobatan
yang
tentang
penyakit
yang
tentang
perkembangan anakny
4. Yakinkan orang t
dialami anaknya
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam , klien/ keluarga memiliki
pengetahuan tentang proses penyakit , dengan
kriteria hasil .
1. Klien (keluarga) familiar dengan nama
membutuhkan kasih sa
5. Demonstrasikan
p
diperlukan (bagaiman
shunt, posisi anak),
untuk mengulang
6. Beri penjelasan tentan
7. Berikan daftar no
penyakit
muncul masalah
2. Klien
(keluarga)
mengetahui
1. Mengedukasikan nam
dialami klien
kriteria hasil :
2. Menyebabkan penyeb
1. Klien (keluarga)
mengetahui dan
mendemonstrasikan
positioning head up 30 derajat
2. Klien (keluarga)
dari penyakit
regimen
mengetahui rencana
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
15
pada
usia
dewasa
penyebab
utamanya
adalah
meningitis,subaraknoid
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit hidrosefalus dan
bagaimana
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta: Salemba
Medika.
16