Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani yaitu : "hydro" yang berarti air dan "cephalus"
yang berarti kepala. Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi
yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSS) di dalam sistem
Ventricular. Kelainan ini terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system ventrikel
atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Ketika produksi CSS lebih besar dari penyerapan,
cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular (nining,2008).
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal
sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang
maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi
factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat
rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per
seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit
yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus.
Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel
serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus
dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan
membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan
anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi
gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini
dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak
dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa
tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1

Apa definisi Hidrosefalus?

1.2.2

Apa etiologi Hidrosefalus?


1

1.2.3

Bagaimana manifestasi klinis Hidrosefalus?

1.2.4

Bagaimana patofisiologi Hidrosefalus?

1.2.5

Apa kompilkasi hidrosefalus?

1.2.6

Apa pemeriksaan penunjang Hidrosefalus?

1.2.7

Bagaimana penatalaksanaan medis pada Hidrosefalus?

1.2.8

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Hidrosefalus?

1.3 TUJUAN

Untuk dapat mengetahui konsep teori serta asuhan keperawatan dari meningitis dan untuk
dapat mengerti dan memahami, apa itu:
1

Definisi Hidrosefalus

Etiologi Hidrosefalus

Manifestasi klinis Hidrosefalus

Patofisiologi Hidrosefalus

Komplikasi hidrosefalus

Pemeriksaan penunjang Hidrosefalus

Penatalaksanaan medis Hidrosefalus

Asuhan keperawatan Hidrosefalus

Woc Hidrosefalus

BAB 2
2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hidrosefalus adalah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan
penyerapan dari cairan cerebrospiral (CSF) didalamm sitem ventrikular. Ketika produksi CSF
lebih besar dari penyerapaan, cairan cerebrospinal berakumulasi di dalam sistem ventrikular.
Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani yaitu : "hydro" yang berarti air dan "cephalus"
yang berarti kepala. Sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air" adalah penyakit
yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS).
Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan
menekan

jaringan

otak

di

sekitarnya,

khususnya

pusat-pusat

saraf

yang

vital.
Hidrosefalus adalah kelebihan akumulasi cairan serebrospinal didalam ventrikel serebral,
ruang arachnoid, atau ruang subdural (cindy smith, 1998). Hidrocephalus adalah: suatu
keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS)
dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran
ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah,2005).
Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel cerebral, ruang
subarachnoid, atau ruang subdural (Suriadi,2006).Pelebaran ventrikuler ini akibat
ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu
bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan
tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubunubun (DeVito EE et al, 2007:328).

2.2 ETIOLOGI

Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya (Allan H. Ropper, 2005).
Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang
abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang
terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1) Kelainan Bawaan (Kongenital)
a) Stenosis akuaduktus Sylvii
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbayank pada hidrosefalus bayi dan
anak ( 60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau
abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahit
atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran.
b) Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan sindrom ArnouldJhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata dan cerebellum
letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan
sebagian atau total.
c) Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus
obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV, yang dapat
sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa
pascaerior.
d) Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.

2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi
ruangan subarahnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila
aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat pirulen di aqueduktus sylviin atau
system basalis. Hidrosefalus banyak terjadi pada klien pasca meningitis. Pembesaran
4

kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari
meningitis. Secara patologis terlihat pelebaran jaringan piamater dan arahnoid sekitar
system basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen
terutama terdapat di daerah basal sekitar sistem kiasmatika dan interpendunkularis,
sedangkan pada meningitis purunlenta lokasisasinya lebih tersebar.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. Pengobatannya dalam hal ini di tujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor
tidak di angkat, maka dapat di lakukan tindakan paliatif dengan mengalihkan CSS
melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak, penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus
Sylvii biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Bayi :
1.

Pembesaran kepala secara progresif (diatas persentil ke-95)

2.

Bagian frontal tengkorak menonjol

3.

Frontanel tegang dan menonjol (khususnya yang tidak berdenyut)

4.

Distensi vena superfisial kulit kepala

5.

Transiluminasi melalui tengkorak meningkat secara simetris

6.

Mata turun ke bawah (sunset eyes)

Anak Lebih Besar :


1.

Sakit kepala didahi, mual, muntah

2.

Anoreksia
5

3.

Ataksia

4.

Kekakuan ekstrimitas bawah

5.

Kemerosotan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif anak


Tanda dan gejala yang terjadi disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial (TIK)

dan bervariasi berdasarkan usia anak dan kemampuan tengkorak untuk mengembang.

2.4 PATOFISIOLOGI
Hidrocefalus disebabkan oleh berbagai keadaan; hidrocefalus dapat merupakan penyakit
congenital (gangguan perkembangan janin dalam uterus/infeksi intrauteri), atau didapat
(neoplasma, perdarahan, atau infeksi)
Hidrocefalus merupakan gejala kelainan otak yang mendasar yang dapat mengakibatkan:
1.

Gangguan absorbsi CSS dalam ruang subaraknoid (masih ada hubungan antar
ventrikel; hidrocefalus comunican

2.

Obstruksi

aliran

CSS

dalam

ventrikulus

(tidak

ada

hubungan

antar

ventrikel; hidrocefalus non comunicans.


Setiap gangguan keseimbangan antara produksi dan absorbsi CSS menyebabkan
peningkatan akumulasi CSS dalam ventrikel yang kemudian mengalami dilatasi dan
menekan substansi otak ke tulang cranial yang keras di sekitarnya. Jika terjadi sebelum
sutura cranial, peristiwa ini akan menimbulkan pembesaran tengkorak selain dilatasi vetrikel.
Pada anak-anak yang berusia dibawah 10-12 tahun, garis sutura sagital, dapat mengalami
proses diastatik atau terbuka kembali. (Swaiman, 1994)
Sebagian besar kasus hidrocefalus nonkomunicans terjadi karena malformasi pada saat
perkembangan janin. Walaupun biasanya telah terlihat pada awal usia bayi, defek tersebut
dapat muncul setiap saat mulai dari periode prenatal sampai akhir masa kanak-kanak/awal
usia dewasa. Penyebab lainnya antara lain neoplasma, infeksi, dan trauma. Obstruksi pada
aliran yang normal dapat terjadi disetiap titik alur CSS sehingga menghasilkan peningkatan
tekanan dan dilatasi alur dibagian proksimal lokasi obstruksi.
2.5 WOC
6

(dilampirkan)
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004) yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Peningkatan TIK
Pembesaran kepala
kerusakan otak
Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
Kerusakan jaringan saraf
Proses aliran darah terganggu

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


a) Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya pelebaran
sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio
digitate dan erosi prosessus klionidalis posterior.
Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto
rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
b) Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini
dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit.
Alat yang dipakai lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada
hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.
c)

Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar
kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis
kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala
dapat normal hal ini disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan
7

suturan secara fungsional. Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan
suturan kranialis maka penutupan sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.
d) Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya
dengan alat tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam
ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi
ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup
untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian
frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit, dan mempunyai risiko yang
tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah
ditinggalkan.
e) Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG
diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain
mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai
nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena
USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti
halnya pada pemeriksaan CT Scan.
f)

CT Scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran
dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar
dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal
dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari
CSS. Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi
ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari
daerah sumbatan.

g)

MRI (Magnetic Resonance Imaging)


8

Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan


menggunakan teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan
struktur tubuh.

2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS


Penatalaksaan medis pada pasien dengan kasus hidrosefalus yaitu:
1. Non Pembedahan
Pemberian acetazolamide untuk mengurangi cairan serebrospinal
2. Pembedahan
Pengangkatan penyebab obstruksi dan pemasang shunt.

2.9 ASUHAN KEPERAWATAN


2.9.1 PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Pembesaran tengkorak, adanya keluhan neurologi seperti mata yang selalu
mengarah ke bawah (sunset eyes), gangguan perkembangan motorik, gangguan

pengliuhatan, kejang, mual dan muntah, serta penurunan kesadaran.


Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat infeksi meningen, meningoensefalitis neonatus, dan tumor atau

SOL (space-occupying lesion).


Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat ibu infeksi intrauterus (virus dan bakteri), perdarahan perinatal, dan ,
defek tumbang yang sudah ada sebelumnya seperti stenosis akuaduktus atau
malformasi Arnold-Chiari (anomali kongenital dengan serebelum dan medula

oblongata memanjang ke bawah melalui foramen magnum)


Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Terjadinya penurunan kesadaran, iritabilitas (rewel), letargi, dan perubahan

TTV
Kepala

Adanya pembesaran tengkorak, sutura yang masih terbuka terlihat lingkar


kepala fronto-oksipital yang makin membesar, sutura yang makin meregang
dengan fontanel cembung dan tegang, vena kulit kepala sering terlihat
menonjol, mata selalu melihat ke bawah (sunset eyes), dahi melebar, pada
perkusi kepala didapatkan bunyi seperti pot bunga retak (cracked pot sign)/

tanda macewen.
Mata
Terdapat edema pupil saraf otak II pada pemeriksaan funduskopi, bola mata
terdorong ke bawah oleh tekanan penipisan tulang supura orbital, sklera
tampak di atas iris, dan pergerakan bola mata tidak teratur, refleks pupil lamban

(respon terhadap cahaya tidak sama)


Sistem gastrointestinal
Mual dan muntah akibat peningkatan TIK
Ekstremitas
Gangguan perkembangan motorik, lesu, dan spastisitas ekstremitas bawah
Data Psikologi dan Sosial
Kecemasan ibu karena adanya perubahan fisik anak dan juga karena kurangnya

pengetahuan informasi.
Hubungan ibu dan orang lain akan tergangu karena cacat pada anaknya

2.9.2 DIAGNOSA
2.9.3 INTERVENSI (NANDA, NOC, NIC)
NANDA
Gangguan Perfusi Serebral
DO :
Nadi : 102x / menit

NOC
NIC
Peningkatan Perfusi Serebr
Perfusi jaringan serebral
Indikator :
Aktivitasnya:
- Tekanan intra kranial diharapkan
1.
Konsultasi
dengan
normal
menentukan parameter
- Tekanan darah sistolik diharapkan

Nafas : 46x / menit

mempertahankan

param

Suhu : 36,6 oC

normal
Tekanan darah diastolik diharapkan

DS

normal
2.
Atasi hipertensi de
Sakit kepala diharapkan hilang
volume
atau
inotro
Mual muntah diharapkan hilang
Tingkat kesadaran diharapkan
vasokonstriksi
sesuai

ibu

mengatakan

dalam rentang tersebut.

10

ukuran

kepala

berbeda

dengan

anaknya
ukuran

kepala anak yang normal

normal
mempertahankan param
Status neurologi
dan mempertahankan ata
Indikator :
tekanan perfusi serebral.
- Kesadaran diharapkan normal
- Pusat kontrol motorik
3.
Berikan dan tentukan
- Sensorik kranial dan fungsi motorik
sesuai indikasi untuk
diharapkan normal
parameter hemodinamik.
- Tekanan intrakrania diharapkan
-

4.
Berikan agen untuk
normal
Ukuran pupil diharapkan normal
intravaskular seperti k
Reaktivitas
pupil
diharapkan
kristaloid, jika tersedia.
normal
5.
Berikan penambaha
Pola nafas diharapkan normal
Tekanan darah diharapkan normal
mempertahankan param
Denyut nadi diharapkan normal
sesuai order.
6.

Pertahankan Ht 33% u

7.

Jika perlu, phleboto

mempertahankan Ht tetap
diinginkan.
8.

Pertahankan kadar g
normal.

9.

Konsultasi

dengan

menentukan posisi kepala

pasien terhadap posisi kep


10.

Hindari fleksi leher

atau lutut yang berlebihan


11.

Berikan calcium chan


order.

12.

Berikan vasopressin se

13.

Berikan anti nyeri jika

14.

Berikan anttikoagulan

15.

Monitor

efek

antikoagulan.
16.

Monitor tanda-tanda p
11

17.

Monitor status neurolo

18.

Hitung dan monito


serebral.

19.

Monitor TIK dan resp


aktiviitas perawatan

20.

Monitor tekanan kardi

21.

Monitor status respira


dan

kedalaman,

pCO2

bikarbonat.
22.

Monitor tanda-tanda

seperti edema, ronkhi, dan


23.

Monitor

hasil

la

perubahan oksigenasi a
asam basa.
24.

Monitor intake dan ou

Monitor neurology
Aktivitas:

1. Monitor ukuran, be
dan reaktivitas pupil.

2. Monitor tingkat kesad

3. Monitor tingkat orient


4. Monitor GCS.
5. Monitor

memori

perhatian, memori m
emosi, dan prilaku.
6. Monitor TTV

7. Monitor status pernafa


8. Jika diindikasikan,
hemodinamik invasif.

9. Monitor tekanan intra


12

kardiopulmonal.

10. Pemantauan tekanan i


11. Aktivitasnya:

12. Membantu pemasang


TIK

13. Berikan informasi ke

orang penting lainnya.

14. Tentukan skala dan lev


15. Irigasi sistem aliran.

16. Atur pengingat waktu.

17. Ambil sampel cairan s

18. Rekam gambaran TIK


gelombangnya.

19. Monitor tekanan perfu

20. Catat perubahan resp


stimulus.
21. Monitor

TIK

pas

neurologis untuk aktiv

22. Monitor jumlah ata


kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan :
b.d

penurunan

mobilitas Eritema (-)

fisik

Kulit kepala turgor baik, utuh


Luka (-)

DO : pada pemeriksaan fisik


kulit anak terlihat tipis

kepala anak yang menonjol


terlihat mengkilat dan tipis
pembesaran

bagian kepala

jam
2. Ubah posisi tiap 2 jam
3. Pertimbangkan perub

tiap 1 jam
4. Gunakan lotion atau m

posisi daerah kepala d


5. Letakkan kepala pad

DS : ibu mengatakan bagian

karena

cairan serebrospinal
1. Monitor kondisi fonta

di

gunakan water bed jik


6. Gunakan penggantia

bahan yang lembut


7. Selimuti daerah kepa

posisi
8. Pertahankan nutrisi se
13

Ketidakseimbangan nutrisi :

Status Nutrisi
Asupan zat gizi

kurang dari kebutuhan

Manajemen nutrisi
Intervensi Keperawatan:

Asupan makanan dan cairan

tubuh

Kaji intoleran terhadap


Hitung kebutuhan min
Ukur masukan dan ke
Timbang berat badan s
Catat perilaku makan

Energi
Indeks masa tubuh

DO :
Berat badan anak 8,6 kg

Berat badan
Status Nutrisi: Intake Makanan Dan
Cairan
Indikator
Intake makanan di mulut
Intake di saluran makanan
Intake cairan di mulut
Intake cairan

DS : ibu mengatakan anak


susah untuk makan karena
ukuran

kepala

anaknya

yang membesar

adekuat
Pantau koordinasi refl

menelan
Ukur berat jenis urin
Berikan minuman yan

cara pemberian sesuai


Pantau distensi abdom
lambung)
Monitoring nutrisi
Intervensi yang diharapkan :

Pantau kecenderungan

kehilangan dan kelebi


Pantau interaksi orang

member makan secara


Pantau lingkungan ket
Pantau turgor kulit sec
Pantau pertumbuhan d
Pantau pucat, kemerah

kering
Sediakan makanan b
Kurangnya
keluarga
dengan

pengetahuan Setelah

tindakan

keperawatan,

sehubungan keluarga mampu :


kurang

informasi

dalam keadaan krisis.


DO:

dilakukan

anak

mengalami

di

diagnosis

hidrosefalus

1. Ungkapkan

secara tepat
1. Jelaskan semua prose

kehadiran perawat di
rencana

informasi oleh tim k

perawatan.
2. Menerima kenyataan terhadap anaknya
3. Demonstrasikan perawatan yang di

memperkuat penjelasa
2. Beri dorongan pada

perlukan
4. Mengetahui

pengertian

tanda

infeksi

peningkatan tekanan intracranial

dan

mengekspresikan per

dan partisipasi dalam

dengan perasaan yang


14

DS : keluarga mengatakan

5. Menjelaskan

pengobatan

yang

mereka tidak mengetahui

diberikan, minum obat sesuai rencana

tentang

danmengerti efek samping

penyakit

yang

3. Bantu orang tua unt


kenyataan

tentang

perkembangan anakny
4. Yakinkan orang t

dialami anaknya
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam , klien/ keluarga memiliki
pengetahuan tentang proses penyakit , dengan
kriteria hasil .
1. Klien (keluarga) familiar dengan nama

membutuhkan kasih sa
5. Demonstrasikan
p

diperlukan (bagaiman
shunt, posisi anak),

untuk mengulang
6. Beri penjelasan tentan
7. Berikan daftar no

kesehatan untuk dap

penyakit

muncul masalah
2. Klien

(keluarga)

mengetahui

penyebab, tanda, dan gejala

Teaching Disease Process

Selain itu klien (keluarga) mengetahui tentang


regimen treatmen yang diberikan dengan

1. Mengedukasikan nam
dialami klien

kriteria hasil :

2. Menyebabkan penyeb
1. Klien (keluarga)

mengetahui dan

mendemonstrasikan
positioning head up 30 derajat
2. Klien (keluarga)

dari penyakit

regimen

mengetahui rencana

pengobatan maupun pembedahan (VP

Teaching Procedure /Treatm


1. Memberikan edukasi
up 30 derajat

shunt ) yang direncanakan

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

15

Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinalis dikarenakan adanya tekanan intrakranial yang meningkat. Hal ini
menyebabakan terjadinya pelebaran berbagai ruang tempat mengalirnya liquor.
Hidrosefalus terutama menyerang anak usia 0-2 tahun dengan penyebab utamanya adalah
kelainan kongenital,infeksi intrauterine,anoreksia,pendarahan intrakranial akibat adanya
trauma,meningoensefalitis bakterial dan viral,serta tumor atau kista araknoid. Pada anak usia
2-10 tahun penyebab utamanya adalah tumor fossa posterior dan stenosis akuaduktus,
sedangkan

pada

usia

dewasa

penyebab

utamanya

adalah

meningitis,subaraknoid

hemoragi,ruptur aneurisma,tumor, dan idiopatik.

3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit hidrosefalus dan

bagaimana

penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan hidrosefalus. Semoga


makalah ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk
mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta: Salemba
Medika.

16

Вам также может понравиться