Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A.
1.
Hasil Penelitian
penelitian dibagi menjadi 3 sub bagian, yaitu deskripsi penelitian dan kategorisasi
data penelitian, uji prasyarat, serta uji hipotesis. Hasil penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut hasil perhitungan data hipotetik skala budaya organisasi diperoleh
sebanyak 48 butir skor terendah 1 x 48 = 48 dan skor tertinggi adalah 4 x 48 =
192. Rerata hipotetik sebesar ( 48 + 192 ) : 2 = 120 dengan standar deviasi sebesar
( 192 - 48 ) : 6 = 24. Data empirik skala budaya organisasi skor terendah diperoleh
111 dan skor tertinggi 163 dengan rerata 1,3788 dan standar deviasi 13,71713.
Hasil perhitungan data hipotetik skala kinerja karyawan diperoleh skor
terendah 1 x 51 = 51 dan skor tertinggi adalah 4 x 51 = 204. Rerata hipotetik
sebesar ( 204 + 51 ) : 2 = 127,5 dengan standar deviasi sebesar ( 204 51 ) : 6 =
25,5. Data empirik skala kinerja karyawan diperoleh skor terendah 101 dan skor
tertinggi adalah 147 dengan rerata 1,3105 dan standar deviasi 10,43300.
Berikut ini merupakan data yang diperoleh dari alat ukur budaya
organisasi dan kinerja karyawan dan digunakan sebagai dasar pengujian hipotetik.
Hasil uji statistik deskriptif untuk kedua variabel penelitian dapat dilihat pada
Tabel.8 berikut ini (selengkapnya lihat lampiran):
52
53
Budaya
Organisasi
Kinerja
Karyawan
Data Hipotetik
Skor
Mean SD
Min Max
48
192
120
24
51
204
127,5 25,5
Data Empirik
Skor
Mean
SD
Min Max
111 163 1,3788 13.71713
101
147
1.3105 10.43300
54
Kategori
X ( + 1)
( -1) X < ( + 1)
X < ( - 1)
Tinggi
Sedang
Rendah
Keterangan tabel :
N
: Jumlah subjek
: Rerata Hipotetik
Pedoman
Skor
Kategorisasi
X ( + 1)
X 144
Tinggi
14
34,15
( - 1) X < ( + 1)
96 X < 144
Sedang
27
65,85
X < ( - 1)
X < 96
Rendah
41
100
Total
55
Pedoman
Skor
Kategorisasi
X ( + 1)
X 153
Tinggi
( - 1) X < ( + 1)
Sedang
40
97,56
X < ( - 1)
X < 102
Rendah
2,44
41
100
Total
2.
Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu subyek berasal dari
populasi dengan distribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data
menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov (K-S Z). Kaidah yang digunakan
adalah jika p > 0,05 maka sebaran datanya mengikuti distribusi normal; dan jika p
< 0,05 maka sebaran datanya dinyatakan mengikuti distribusi tidak normal
(Hadi,2000). Hasil uji normalitas data di dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 12 berikut ini (selengkapnya lihat lampiran).
56
Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa sebaran data baik dari
variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan di dalam penelitian ini semuanya
memiliki p > 0,05 yang diartikan bahwa sebaran data ketiga variabel penelitian
mengikuti distribusi data normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat merupakan hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Pedoman untuk uji linearitas adalah apabila nilai signifikansi < 0,05
maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat merupakan
hubungan yang linear, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bukan merupakan
hubungan linear (Hadi, 2000). Berdasarkan hasil uji linearitas variabel budaya
organisasi dan kinerja karyawan menunjukan nilai koefisien F sebesar 15,126
didapatkan bahwa terdapat hubungan liniear dari kedua data tersebut dengan taraf
signifikan 0,002 (p < 0,05) hasil uji linieritas dapat dilihat di lampiran.
3.
Uji Hipotesis
Data yang diperoleh selanjudnya dianalisis kemudian akan di uji hipotesis
57
koefisien
korelasi
B.
Pembahasan
58
59
60
organisasi pada aspek identitas, yaitu sejauh mana para anggota/karyawan dapat
mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam organisasi dan bukan
sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional tertentu. Robins (2008)
menjelaskan bahwa identitas diri sebagai satu kesatuan dalam organisasi sangat
membantu manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peranan
identitas untuk kinerja karyawan dalam hal ini memberikan arahan agar
manajemen organisasi dituntut untuk mensosialisasikan suatu komitmen
majanemen yang mendorong terciptanya kebanggaan karyawan menjadi anggota
organisasi.
Peranan budaya organisasi pada aspek sistem penghargaan memberikan
alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas
prestasi kerja karyawan, bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih
kasih, dan sebagainya. Robins (2008) menjelaskan bahwa sistem imbalan yang
didasarkan atas prestasi kerja karyawan dapat mendorong karyawan untuk
bertindak dan berperilaku inovatif dan mencari prestasi kerja yang maksimal
sesuai kemampuan dan keahlian yang dimilikinya, Sebaliknya, sistem imbalan
yang didasarkan atas senioritas dan pilih kasih, akan berakibat tenaga kerja yang
punya kemampuan dan keahlian dapat berlaku pasif dan frustasi. Kondisi
semacam ini dapat berakibat kinerja organisasi menjadi terhambat.
Peranan budaya organisasi pada aspek toleransi terhadap konflik, yaitu
sejauh mana para karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik
secara terbuka. Perbedaan pendapat adalah fenomena yang sering terjadi dalam
organisasi. Seperti yang dijelaskan Robins (2008) menyatakan bahwa perbedaan
61
pendapat atau kritik yang terjadi bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan
evaluasi ,perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
Peranan budaya organisasi yang lain adalah pada aspek pola komunikasi yaitu
untuk melihat komunikasi yang dapat dibatasi oleh hierarki kewenangan yang
formal, terkadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola
komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan. Hal ini dikuatkan
oleh Robins (2008) menjelaskan bahwa hal penting yang perlu disosialisasikan
pihak manajemen adalah pemahaman bahwa komunikasi yang efektif bukan
hanya pada hierarki formal saja, melainkan lebih luas harus dikembangkan melaui
komunikasi secara informal (kekeluargaan) sehingga akan berperan penting
terhadap kelancaran kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Yoga (2012) yang
menunjukan bahwa variabel budaya organisasi mempunyai korelasi yang cukup
berarti dan arah yang positif atau searah hasil analisisnya sangat signifikan antara
variabel budaya organisasi dengan kinerja karyawan di kantor kecamatan
nanggung kabupaten bogor.
62
63
karyawan yang rendah, sedangkan distribusi tingkat kinerja karyawan yang tinggi
dalam penelitian ini tidak ditemukan. Hal ini menunjukan bahwa subjek dalam
penelitian ini secara umum mempunyai tingkat kinerja karyawan pada taraf
sedang.
Berdasarkan hasil uji linearitas variabel budaya organisasi dan kinerja
karyawan menunjukan nilai koefisien F sebesar 15,126 didapatkan bahwa terdapat
hubungan liniear dari kedua data tersebut dengan taraf signifikan 0,002 (p < 0,05).
Sedangkan untuk hasil uji korelasi product moment menunjukan hasil koefisien
determinasi (
mempengaruhi kinerja karyawan antara lain oleh faktor intrinsik yaitu personal
individu, faktor kepemimpinan, sistem, tim, situasional, dan konflik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan positif antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan. ini
menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki kaitan dengan tingkat kinerja
karyawan yang menggambarkan bahwa semakin tinggi budaya organisasi yang
dimiliki Karyawan pada Lembaga Bimbingan Belajar dan Kursus Komputer
Smile Group Yogyakarta maka akan diikuti oleh semakin tingginya kinerja
karyawan, demikian juga dengan sebaliknya semakin rendah budaya organisasi
yang dimiliki Karyawan pada Lembaga Bimbingan Belajar dan Kursus Komputer
64
Smile Group Yogyakarta maka akan diikuti oleh semakin rendahnya kinerja
karyawan pada Lembaga Bimbingan Belajar dan Kursus Komputer Smile Group
Yogyakarta. Kinerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh budaya organisasi
karena masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi kinerja karyawan.