Вы находитесь на странице: 1из 4

OTOT; Jaringan Peka Rangsang

Disusun oleh Dr. Milta Fadjar, S.Ked.


FIKes Universitas Tribhuwana Tunggadwei Malang
PENDAHULUAN
Secara umum otot diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni otot rangka, otot jantung
dan otot polos.
Otot rangka merupakan massa besar bergaris lintang; penyusun otot somatik; hanya berkontraksi
jika ada rangsangan syaraf dan bersifat volunter.
Otot jantung juga berpola garis lintang, namun membentuk sinsitium fungsional; dapat
berkontraksi ritmik walaupun tanpa innervasi eksternal, karena adanya sel sel picu di miokardium
sebagai pencetus impuls spontan.
Otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang; didapatkan hampir pada setiap visera
berongga; membentuk sinsitium fungsional; dan memiliki sel picu sebagai pelepas impuls tidak
teratur.
Seperti juga neuron, sel-sel otot dapat dirangsang secara mekanik, kimiawi dan listrik untuk
membangkitkan potensial aksi pengaktif mekanisme kontraktilnya.
Protein kontraktil aktin dan miosin dalam jumlah besar di otot akan mengubah energi hasil hidrolisis
ATP menjadi suatu komponen gerakan seluler.
Miosin membentuk filamen-filamen tebal, sedangkan aktin adalah komponen struktural utama pada
filamen-filamen tipis.
Otot Rangka
Otot rangka tersusun dari serat-serat otot; setiap serat ototnya berupa satu sel otot berinti
banyak, silindris, memanjang dan diliputi membran sel (sarcolema).
Serat-serat otot rangka berstruktur internal sangat terorganisasi; menghasilkan gambaran seran
lintang.
Serat-serat otot rangka tersusun atas myofibril; terbagi menjadi filamen-filamen; dimana, tiap
filamennya terdiri dari protein-protein kontraktil (aktin dan miosin).
Hampir seluruh otot rangka berawal dan berakhir di tendo; serat-serat ototnya tersusun sejajar di
antara ujung-ujung tendo, sehingga daya kontraksi setiap unit
penyusun saling memperkuat.
Dua jenis kontraksi utama pada otot rangka adalah isotonik dan isometrik.
Unit-unit interaktif pada otot rangka, tulang dan sendi membentuk sistem tuas (pengungkit).
Di dalam tubuh, tulang berfungsi sebagai tuas; sendi sebagai fulcrum; dan otot rangka sebagai
penghasil gaya gerak tulang.

Mekanisme kontraktil otot rangka bergantung pada protein myosin II (BM 460.000), aktin (BM
43.000), tropomyosin (BM 70.000) dan troponin.
Troponin terdiri dari 3 subunit; troponin C, troponin I dan troponin T.
Sifat-sifat Listrik Otot Rangka
Fenomena kelistrikan otot rangka dan keluar masuknya ion yang mendasari serupa dengan
fenomena kelistrikan neuron, hanya kuantitasnya berbeda dalam hal waktu dan amplitudo.
Potensial membran istirahat otot rangka sekitar -90 mV dengan potensial aksi selama (2 4) m.det;
di sepanjang serat otot kecepatan penghantaran potensial aksi sekitar 5 meter/ det.
Masa refrakter absolut otot rangka sekitar (1 3) m.det; polarisasi ikutan yang berkaitan dengan
perubahan ambang rangsang terhadap listrik relatif lebih panjang.
Sebaran dan Lalu lintas Ion
Sebaran ion ekstrasel dan intrasel melintasi membran serat otot serupa dengan kejadian di neuron.
Depolarisasi merupakan manifestasi influks Na+, dan repolarisasi merupakan manifestasi eksfluks
K+.
Respons Kontraktil
Depolarisasi membran serat otot rangka berawal di lempeng ujungnya (end plate), suatu
struktur khusus di ujung syaraf motorik.
Potensial aksi ini dihantarkan sepanjang serat otot dan membangkitkan respons kontraktil.
Dasar Molekular Kontraksi
Proses dasar pemendekan elemen-elemen kontraktil di otot adalah pergeseran filamen tipis
pada filamen tebal.
Ketika otot berkontraksi, garis Z bergerak saling mendekat, dan saling menjauh ketika otot
meregang; sedangkan lebar pita A tetap, baik pada saat kontraksi otot, maupun saat peregangannya.
Selama kontraksi otot, pergeseran filamen terjadi bila kepala-kepala miosin berikatan erat dengan aktin;
melekuk pada tempat kepala myosin berhubungan dengan leher; untuk kemudian terlepas kembali.
Lonjakan tenaga (Power Stroke) miosin didapat dari hidrolisis ATP serentak. Setiap lonjakan
tenaga miosin memendekkan sarkomer sekitar 10 nM; siklus tersebut dapat berulang 5x/ detik
selama berlangsungnya kontraksi cepat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ketegangan otot :
(a) Frekuensi stimuli;
(b) Panjang serat pada permulaan kontraksi;
(c) Tingkat kelelahan; dan
(d) Ketebalan serat.

Sumber dan Metabolisme Energi Otot


Otot disebut sebagai mesin pengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Sumber energi yang
segera bisa digunakan di otot berupa ATP, senyawa fosfat berenergi tinggi hasil metabolisme
karbohidrat dan lemak.
Selain ATP, otot juga memiliki fosforilkreatin (CrP), suatu senyawa fosfat berenergi tinggi sebagai
sumber energi otot jangka pendek.
Dalam keadaan istirahat, sebagian ATP di mitokondria melepaskan fosfatnya kepada kreatin
terbentuk simpanan fosforilkreatin; saat terjadi kontraksi otot sangat besar, fosforilkreatin
terhidrolisis (pada pertemuan aktin dan kepala miosin) menjadi keratin dan fosfat disertai pelepasan
sejumlah energi.
Mekanisme Hutang Oksigen
Selama otot bekerja, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah meningkat memasok
kebutuhan O2.
Pada titik tertentu, peningkatan pemakaian O2 sebanding dengan kebutuhan energi melalui proses
aerobik.
Bila pekerjaan otot sangat besar, resintesis energi aerobik tidak dapat lagi mengimbangi kecepatan
penggunaannya.
Dalam keadaan demikian, sebagian sintesis ATP dipenuhi melalui energi hasil katabolisme anaerobik
glukosa menjadi laktat, di samping resintesis ATP melalui katabolisme fosforilkreatin.
Penggunaan jalur anaerobik sifatnya self limiting, karena sekalipun terjadi difusi laktat cepat ke
dalam aliran darah, tetap terjadi penumpukan laktat di otot yang melampaui kapasitas dapar
jaringan dan menyebabkan penurunan pH yang menghambat kerja enzim.
Walaupun demikian, dalam jangka pendek katabolisme glukosa jalur anaerobik memungkinkan otot
dapat bekerja jauh lebih besar daripada bila tanpa jalur tersebut.
Selesai masa kerja otot, dibutuhkan O2 tambahan untuk membuang penumpukan laktat di jaringan
otot, mengembalikan simpanan ATP dan fosforilkreatin, serta mengganti sejumlah kecil O 2 dari
mioglobin.
Kebutuhan O2 tambahan untuk kompensasi energi akibat aktivitas otot yang melampaui
kemampuan resintesis energi aerobik ini disebut hutang oksigen (Oxygen Debt).
TUGAS TERSTRUKTUR :
1. Tabel 3 2; Hal. 67; BRK 1; Urutan Kejadian Kontraksi dan Relaksasi Otot Rangka.
2. Sumasi Kontraksi; Tangga Kontraksi; Hubungan antara Panjang Otot, Tegangan dan Kecepatan
Kontraksi; Hal 68 BRK 1.
3. Pembentukan Panas di Otot; Hal 77; BRK 1.
4. Fisiologi Otot Jantung dan Otot Polos; BRK 1.

Buku Rujukan Kuliah


1. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran; Ganong, WF; Edisi 20; EGC.
2. Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem; Sherwood, Lauralee; Edisi 2; EGC.

Вам также может понравиться