Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
"KONSEP HEMODIALISA
DI RUANG HEMODIALISA RST dr. SOEPRAOEN MALANG
Oleh:
RESTYAN PUSPA NUREKA
201510461011011
KONSEP HEMODIALISA
1. DEFINISI
Hemodialisa berasal dari bahas Yunani hemo berarti darah dan
dialisis berarti pemisahan atau filtrasi. Secara klinis hemodialisis adalah
suatu proses pemisahan zat-zat tertentu (toksik) dari darah melalui
membran semipermeabel buatan (artificial) di dalam ginjal buatan yang
disebut dialiser, dan selanjutnya dibuang melalui cairan dialisis yang
disebut dialisat.
Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari
tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang
disebut dialyzer. Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan
diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan.
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi
sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap
akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan
dialysis waktu singkat (Nursalam, 2006).
2. TUJUAN TINDAKAN HEMODIALISIS
Hemodialisis
tidak
mengatasi
gangguan
kardiovaskuler
dan
utama
tindakan
hemodialisis
adalah
mengembalikan
yang
berukuran
kecil
dan
permiabel
terhadap
Kelebihan cairan
Dehidrasi berat
Keracunan barbiturate
Leptospirosis
b. Kontraindikasi :
Kontraindikasi untuk dialisa menurut PERNEFRI (2003: 290),
antara lain :
Instabilitas hemodinamik.
Koagulopati.
Penyakit Alzheimer.
Sindrom hepatorenal.
Keganasan lanjut.
konveksi
dalam
dialyzer
dapat
ditingkatkan
dengan
difusi.
mikroglobulin
Sebaliknya
molekul
dengan
ukuran
besar
(B2-
dengan proses
atau
ginjal
buatan
adalah
tabung
yang
bersisi
clereance
dialyzer
tinggi
sehingga
bisa
menghasilkan
yang
negatif
yang
memungkinkan
terjadi
back
PGK
yang
akan
menjalani
hemodialisa.
Jarum
fistula
mempunyai dua warna yaitu warna merah untuk bagian arteri dan
biru untuk bagian vena.
6. PROSES HAEMODIALISA
Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan
disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring
kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata rata manusia
mempunyai
sekitar
5,6
s/d
6,8
liter
darah,
dan
selama
proses
hemodialisa hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh. Untuk
proses hemodialisa dibutuhkan pintu masuk atau akses agar darah dari
tubuh dapat keluar dan disaring oleh dialyzer kemudian kembali ke
dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV) fistula, AV
graft dan central venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular yang
paling direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman
untuk pasien. Sebelum melakukan proses hemodialisa (HD), perawat
akan memeriksa tanda tanda vital pasien untuk memastikan apakah
pasien layak untuk menjalani Hemodialysis.
Selain itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan
jumlah cairan didalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi.
Langkah berikutnya adalah menghubungkan pasien ke mesin cuci darah
dengan memasang blod line (selang darah) dan jarum ke akses vaskular
pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses untuk
jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka
proses terapi hemodialisa dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah
sebenarnya tidak mengalir melalui mesin HD, melainkan hanya melalui
selang darah dan dialyzer.
Mesin HD sendiri merupakan perpaduan dari komputer dan
pompa, dimana mesin HD mempunyai fungsi untuk mengatur dan
memonitor aliran darah, tekanan darah, dan memberikan informasi
jumlah cairan yang dikeluarkan serta informasi vital lainnya. Mesin HD
juga mengatur cairan dialisat yang masuk ke dialyzer, dimana cairan
tersebut membantu mengumpulkan racun racun dari darah. Pompa
yang ada dalam mesin HD berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh
ke dialyzer dan mengembalikan kembali ke dalam tubuh.
7. PROSEDUR TINDAKAN HEMODIALISA
a. Persiapan Alat-alat
1) 1 buah bak instrumen besar, yang terdiri dari :
2) 2 buah mangkok kecil
1 untuk tempat Betadine
1 untuk Alkohol
Arteri klem
1) 1 spuit 20 cc berisi Heparin 5000 unit
2) 1 spuit 10 cc berisi Heparin 1000 unit
3) 1 spuit 3 cc berisi Lidocain 2 ml/ 1 ampul
4) 2 Abocath No. 16
5) Kassa 5 lembar (secukupnya)
6) Sarung tangan steril
7) Plester
8) Masker
9) 1 buah gelas ukur / math can
10) 2 buah Fistula pendek
11) 1 buah Fistula panjang
12) Duk steril
13) Perlak untuk alas tangan
14) Plastik untuk kotoran
b. Persiapan Pasien
1) Timbang berat badan
b.
c.
d.
Apakah tertekuk?
Apakah posisi catheter berubah?
Apakah ada tanda-tanda meradang / nanah? Jika ada
laporkan pada dokter
h. Memulai desinfektan
-
dirapikan,
pisahkan
dengan
alat-alat
yang
terkontaminasi
n. Bersihkan alat-alat
o. Perawat cuci tangan
Kateter double lumen mempunyai 2 cabang berwarna :
-
8. MACAM-MACAM
PENGGUNAANNY
AKSES
VASKULER
dan
INDIKASI
10.
a. Monitor status hemodinamik, elektrolik, dan keseimbangan asambasa, demikian juga sterilisasi dan sistem tertutup.
b. Biasanya dilakukan oleh perawat yang terlatih dan familiar dengan
protokol dan peralatan yang digunakan. (Nursalam, 2006)
11.
12.
HEMODIALISIS
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama
Tanda-tanda dan gejala uremia yang mengenai system tubuh
(mual, muntah, anoreksia berat, peningkatan letargi, konfunsi
mental), kadar serum yang meningkat.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien penderita gagal ginjal kronis (stadium terminal).
3. Riwayat obat-obatan
Pasien yang menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya
harus dievaluasi dengan cermat. Terapi antihipertensi, yang sering
merupakan bagian dari susunan terapi dialysis, merupakan salah
satu contoh di mana komunikasi, pendidikan dan evaluasi dapat
memberikan hasil yang berbeda. Pasien harus mengetahui kapan
minum obat dan kapan menundanya. Sebagai contoh, obat
antihipertensi
menjalani
diminum
hemodialisis,
pada
efek
hari
yang
hipotensi
sama
dapat
dengan
terjadi
saat
selama
Nutrisi
Aktivitas
kadang
disertai
edema
ekstremitas,
napas
terengah-engah.
b. Kepala
1) Retinopati
2) Konjunktiva anemis
3) Sclera ikteric dan kadang kadang disertai mata merah (red
eye syndrome).
4) Rambut rontok
5) Muka tampak sembab
6) Bau mulut amoniak
c. Leher
1) Vena jugularis meningkat/tidak
2) Pembesaran kelenjar/tidak
d. Dada
1) Gerakkan napas kanan/kiri seimbang/simetris
2) Ronckhi basah/kering
3) Edema paru
e. Abdomen
1) Ketegangan
2) Ascites
(perhatikan
penambahan
lingkar
kunjungan berikutnya).
3) Kram perut
4) Mual/muntah
f. Kulit
1) Gatal-gatal
2) Mudah sekali berdarah (easy bruishing)
3) Kulit kering dan bersisik
4) Keringat dingin, lembab
perut
pada
DIAGNOSA KEPERAWATAN
14.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
Gangguan
Setelah
dilakukan
tindakan Airway Management :
6.
pertukaran
gas keperawatan sesuai dengan kondisi
Buka jalan nafas, gunakan
berhuubungan
pasien x24jam dapat membaik
teknik chin lift atau jaw thrust
dengan edema paru
bila perlu
7.
Posisikan
pasien
untuk
NOC :
memaksimalkan
ventilasi
Definisi : Kelebihan
1. Resiratory Status : Gas
8.
Identifikasi pasien perlunya
atau
kekurangan
Exchange
pemasangan alat jalan nafas
dalam
oksigenasi
2. Resiratory
Status
:
buatan
dan
atau
Ventilation
9.
Pasang mayo jika perlu
pengeluaran
3. Vital Sign Status
10.
Lakukan fisioterapi dada jika
karbondioksida
di
perlu
dalam
membran Kriteria hasil :
11.
Keluarkan secret dengan batuk
kapiler alveoli
N
Kriteria
Scor
atau suction
12.
o
e
Auskultasi suara nafas catat
Batasan
1
Mendemonstarsikan
5
adanya suara tambahan
karakteristik :
13.
peningkatan
ventilasi
Lakukan suction pada mayo
Gangguan
14.
Beri bronkodilator bila perlu
dan oksigenasi yang
15.
penglihatan
Atur intake untuk cairan untuk
adekuat
Penurunan CO2
mengoptimalkan
2
Memelihara kebersihan
5
Takikardi
keseimbangan
paru-paru dan bebas
16.
Hiperkapnia
Monitor respirasi dan status O2
dari
tanda
distress
Keletihan
pernafasan
Somnolen
Respiratory Monitor
3
Mendemostrasikan
5
Iritabilitas
1. Monitor rata-rata kedalaman
batuk efektif dan suara
Hypoxia
dan irama nafas dalam usaha
nafas yang bersih, tidak
Kebingungan
respirasi
ada
sianosis
dan
Dyspnoe
2.
Catat
pergerakan
dinding
dispneu
(mampu
nasal faring
dada, amati kesimetrisan dan
mengeluarkan
sputu,
AGD Normal
pengunaan
otot
dada
mampu
bernafas
2.
tambahan
3. Monitor suara nnafas seperi
mendengkur
4. Monitor pola nafas seperti
bradipnea, takipnea, dll
5. Catat lokasi trakea
6. Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara nafas
tambahan
7. Auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui
hasilnya
Setelah
dilakukan
tindakan Nutrition Management
keperawatan sesuai dengan kondisi
pasien x24jam nutrisi kurang dari 1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh pasien teratasi
untuk menentukan jumlah kalori
dengan :
dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
NOC:
3. Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan
intake
Fe
Nutritional Status : food and
4. Anjurkan
pasien
untuk
fluid intake
meningkatkan
protein
dan
Nutritional Status : nutrient
vitamin C
intake
5. Berikan substansi gula
Definisi
: asupan
nutrisi tidak cukup Kriteria Hasil :
untuk
memenuhi
N
Kategori
kebutuhan metabolik
o
1
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Batasan
Karakteristik :
Score
5
5
adekuat
Kesalahan
konsepsi
Kesalahan
informasi
Membran mukosa
pucat
Ketidakmampuan
memakan
makanan
Tonus
otot
menurun
Mengeluh
gangguan sensasi
rasa
Mengeluh asupan
makanan kurang
dari
RDA
(recommanded
daily allowance)
Cepat
kenyang
setelah makan
Sariawan rongga
mulut
Kelemahan
otot
pengunyah
Kelemahan
otot
untuk menelan
Faktor
yang
berhubungan :
Faktor biologis
Faktor ekonomi
4. Ringan
5. Tidak
Ketidakmampuan
untuk
mengabsorbsi
nutrient
Ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan
ketidakmampuan
menelan
makanan
faktor psikologis
Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan
keletihan,
anemia,
retensi
produk sampah dan
prosedur dialisis.
Definisi :
ketidak
cukupan
energy
psikologi
atau fisiologis untuk
melanjutkan
atau
menyelesaikan
aktifitas kehidupan
sehari hari yang
harus
atau
yang
ingin dilakukan
Batasan
karakteristik:
Respon tekanan
Setelah
dilakukan
tindakan Activity Therapy
keperawatan sesuai dengan kondisi
dengan
pasien/
pasien
x24jam
pasien
dapat 1. Diskusikan
orang
terdekat
bagaimana
beraktivitas
sesuai
kemampuan
diagnosis
dan
pengobatan
yang
dengan :
mempengaruhi
kehidupan
pribadi
pasien/rumah
dan
NOC :
aktifitas
kerja
Energy conservion
2. Tinjau ulang efek sampin yang
Activity tolerance
diantisipasi berkenaan dengan
Self care : ADLS
pengobatan tertentu, termasuk
kemungkinan
efek
aktifitas
Kriteri Hasil :
seksual dan rasa ketertarikan /
N
Kategori
Score
keinginan
misal
alopesia,
o
kecatatan bedah, beri tau pasien
1 Berpartisipasi
5
bahwa
tidak
semua
efek
dalam aktifitas fisik
samping terjadi
tanpa
disertai
3. Dorong
diskusi
tentang/
peningkatan
pecahkan masalah tentang efek
tekanan
darah,
kanker / pengobatan pada peran
darah abnormal
terhadao aktifitas
Respon frekuensi
jantung abnormal
terhadap aktifitas
Perubahan EEKG
yang
mencerminkan
aritmia
Perubahan EKG
yang
mencerminkan
iskemia
Ketidaknyamanan
setelah
beraktifitas
Dispnea setelah
beraktifitas
Menyatakan
merasa letih
Menyatakan
merasa lemah
nadi, dan RR
2
Mampu melakukan
aktifitas sehari-hari
(ADLS)
secara
mandiri
Tanda-tanda
normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu perpindah:
dengan atau tanpa
bantuan alat
Status
kardiopulmunari
adekuat
Sirkulasi
baik
status
9 Status
respirasi:
Faktor
yang
pertukaran gas dan
berhubungan:
ventilasi adekuat
Tirah baring atau
Keterangan :
imobilisasi
1. Ekstrim
Kelemahan umum
2. Berat
Ketidakseimbang
3. Sedang
an anatara suplei
4. Ringan
dan
kebutuhan
5. Tidak
okssigen
vitas
4.
Imobilitas
Gaya
menoton
Mual
hidup
Setelah
dilakukan
tindakan Fluid Management
keperawatan selama .x 24 jam mual
Definisi : Sensasi pasien teratasi dengan :
1. Pencatatan
intake
output
seperti
gelombang
secara akurat
2.
Monitor status nutrisi
dibelakang
NOC:
3.
Monitor
status
hidrasi
tenggorok,
Comfort level
(Kelembaban
membran
epigatrium
yang
Hidrasil
mukosa, vital sign adekuat)
bersifat
subjektif
Nutritional Status
4.
Anjurkan untuk makan pelandan
tidak
pelan
menyenangkan yang
5. Jelaskan untuk menggunakan
dapat menyebabkan Kriteria hasil :
napas dalam untuk menekan
dorongan
atau
reflek mual
N
Kategori
Score
keinginan
untuk
6.
Batasi minum 1 jam sebelum, 1
o
muntah
jam sesudah dan selama makan
7. Instruksikan
untuk
1 Melaporkan bebas
5
Batasan
menghindari
bau
makanan
dari mual
karakteristik:
2 Mengidentifikasi
5
yang menyengat
Hipersalivasi
8. Berikan terapi IV kalau perlu
hal-hal
yang
Penigkatan
9. Kelola
pemberian
anti
mengurangi mual
reflek menelan
emetik........
3 Nutrisi adekuat
5
Menyatakan
mual
/
sakit
4 Status
hidrasi:
5
perut
hidrasi
kulit
membran mukosa
baik, tidak ada rasa
Faktor
yang
haus
yang
berhubungan:
abnormal,
panas,
Pengobatan:
urin output normal,
iritasi
gaster,
TD, HCT normal
distensi gaster,
obat kemoterapi,
toksin
Biofisika:
Keterangan :
gangguan
1. Ekstrim
biokimia
(KAD,
2. Berat
Uremia),
nyeri
3. Sedang
jantung, tumor
4. Ringan
intra abdominal,
5. Tidak
penyakit
oesofagus
/
pankreas.
Situasional:
faktor psikologis
seperti
nyeri,
takut, cemas.
DAFTAR PUSTAKA
Barader Mary. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Levin, A, et all. 2008. Guidelines for The Management of Chronic Kidney
Disease. CMAJ 2008; 179(11)
Misra, M., 2005, The basics of hemodialysis equipment, Hemodialysis
International, 9: 3036.
Nursalam, M.Nurs, DR (Hons). 2006. Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.