Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Kelompok 1
Kelas C
Charlie Binta Nurillah Banna
Maya Theresa Siagian
Fionita Angelia
Chandra Mudya Hendra Rini
Riyan Pratama Putra
110115391
110115398
110115411
110115412
110115426
Laboratorium Biokimia
Dapertemen Farmasi Klinis dan Komunitas
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui sifat fisiko kimia urin
2. Mengetahui kandungan urin secara kualitatif dan semikualitatif
3. Menetapkan kadar asam urat
4. Mendeskripsikan penilaian hasil pemeriksaan analit urin
5. Menjelaskan penyebab kelainan volume urin
6. Menginterprestasikan hasil penilaian uji biokimia
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Pemeriksaan Fisik
Tujuan: Mengamati sifat fisik urin
1.2.2 Derajat Keasaman
Tujuan: Menentukan pH urin
1.2.3 Uji Benedict Semikuantitatif
Tujuan: Menentukan kadar glukosa urin secara semikuantitatif
1.2.4 Uji Koagulasi Panas
Tujuan: Menentukkan adanya protein secara kulitatif di dalam urin
1.2.5 Uji Gerhardt
Tujuan: Mengetahui adanya asam asetoasetat dalam urin
1.2.6 Percobaan kreatinin urine
Tujuan: Menentukkan kreatinin urin sebatas kulitatif
1.2.7 Pemeriksaan urobilinogen
Tujuan: Menentukan urobilinogen dalam urine
1.2.8 Uji Fehling
Tujuan: Menentukkan karbohidrat dalam urin
1.2.9 Penetapan kadar asam urat
Tujuan: Menentukkan kadar asam urat
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
Hasil Pemeriksaan Fisik Urin
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Keterangan
Volume
100 ml
Warna
Kuning
Normal
Buih
Normal
Kekeruhan
Tidak keruh
Normal
Bau
Aromatis
Normal
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Asam
Mengandung
Glukosa 0,3 %
Glukosa 1%
Glukosa 5%
Glukosa
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Kuning
Sampel
Sampel B: Jernih
Uji Rothera
Urin Praktikan
Awal : Kuning
Sampel
Sampel A : Kuning
Sampel B: Kuning
Uji Kreatinin
Urin Praktikan
Merah
Sampel
Sampel A : Kuning
Mengandung Kreatinin
Sampel B: Kuning
Uji Urobilinogen
Urin Praktikan
Merah
Terdapat urobilinogen
Sampel
Sampel A : Jernih
Tidak Terdapat
urobilinogen
Uji Fehling
Urin Praktikan
Tidak Mengandung
biru jernih
Karbohidrat
Sampel
Sampel A : Endapan
Mengandung
Karbohidrat
merah jingga
Sampel B: Endapan
merah bata
Umur
Perempuan
19 Tahun
6,8
5,8
33 Tahun
7,6
8,2
50 Tahun
11,3
12,4
19 Tahun
3,9
3,3
19 Tahun
7,4
10,5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Diskusi Percobaan
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama,
makromolekul biologis yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari
setengah berat kering sel pada hampir semua organisme. Protein dalam kehidupan
punya peran sangat penting dan komplek dia antaranya sebagai enzim, hormone,
antibody, transpoter, muscle fiber, mushroom poisons dan sebagainya.
Protein di tinjau dari sifat fisikokimianya. Protein adalah senyawa organik
yang kompleks berbobot molekul tinggi berupa polimer dengan monomer asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur serta posfor. Sifat fisikokimia setiap protein
tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam aminonya. Berat molekul protein
sangat besar sehingga bila protein dilarutkan dalam air akan membentuk suatu
dispersi koloidal. Molekul protein tidak dapat melalui membran semipermiabel,
tetapi masing-masing dapat menimbulkan tegangan pada membran tersebut.
Unsur
Karbon
Hidrogen
Nitrogen
Oksigen
Sulfat
Phospat
Persentase (%)
51,0 55
6,5 7,3
15,5 18
21,5 23,5
0,5 2,0
0,0 1,5
pada karbon-, kecuali glisin, yang tidak mempunyai rantai samping, karena karbon nya mengandung dua hydrogen. Karena tidak mempunyai atom karbon asimetrik,
glisin tidak bersifat optic aktif, jadi tidak punya konfigurasi D atau L. Perbedaan
asam amino berdasarkan letak rantai sampingannya ( R groups) berdasarkan rantai
sampingnya asam amino dibedakan atas beberapa kelompok yaitu : kelompok R
alifatik, R aromatic, R mengndung sulfur, R alcohol, R bermutan positif , R
bermuatan negative dan R amida.
Kelarutan protein adalah persen dari total protein yang terdapat di dalam
bahan pangan yang dpat diekstrak oleh atau larut dalam air pada kondisi tertentu.
Jenis jenis protei, seperti albumin, globulin prolamin, dan glutein dapat larut dalam
air, larutan garam encer, 60 80 % alcohol alifatik dan 0,2 % NaOH.
Kelarutan protein di tentukan oleh sifat asam aminonya di dalam larutan, di
mana asam amino dapat bersifat basa atau asam. Sifat kelarutan protein tergantung
pada jenis protei, jenis pelarut, pH, konsentrasi dan muatan ion serta suhu.
Peran dan aktivitas protein :
1. Katalis enzimatis
Hampir semua reaksi kimia dalam system biologi dikatalisis oleh
makromolekul spesifik yang dikatalisis oleh makromolekul spesifik yang
disebut enzim.
2. Transport dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion ditransport oleh protein spesifik. Misalnya
transport oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobin dan myoglobin.
3. Koordinasi gerak
Protein merupakan omponen utama dalam otot. Kontraksi otot
berlangsung akibat pergeseran dua jenis filamen protein.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen yang
merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal
serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang
berasal dari organisme lain.
6. Membangkitkan dan menghantar impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang diperantarai oleh protein reseptor.
Protein yang dapat dipicu oleh molekul kecil sepesifik seperti asetikolin,
berperan dalam transmisi impuls saraf pada sinap yang menghubungkan selsel saraf.
8
7.
Reaksi :
2. Uji Millon.
Uji millon bertujuan mengidentifikasi asam amino yang mengandung
monohidroksi benzene. Hasil praktikum menunjukkan putih telur, susu dan air
liur mengadung monohidroksi benzene sedangkan gelatin menunjukkan hasil
negatif tidak mengandung monohidroksin benzene. Hasil tersebut ditunjukkan
dengan perubahan warna menjadi pink merah. Perubahan warna tersebut di
tunjukkan oleh putih telur, susu dan air liur sedangkan pada gelatin tidak
mengalami perubahan warna. Pereaksi millon dapat menunjukkan hasil positif
terhadap senyawa yang mengandung monohidroksi benzene atau monofenol
benzene. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam
nitrat (HNO3). Tirosin akan ternitrasi oleh asam nitrat sehingga memperoleh
penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-balik) dapat
berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam pereaksi millon akan
bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin membentuk warna merah.
Monohidroksi benzene
struktur gelatin
10
adanya logam logam berat seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+ sehingga mudah
mengendap. Protein bermuatan negatif atau protein dengan pH larutan di atas
titik isoelektrik akan diendapkan oleh ion positif atau logam lebih mudah.
Sebaliknya, protein bermuatan positif dengan pH larutan di bawah titik
isoelektrik membutuhkan ion-ion negatife .Namun selain membentuk kompleks
garam protein-logam yang sukar larut, logam berat dapat menarik sulfur pada
protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan menyebabkan
protein terdenaturasi pula.
Pada hasil praktikum dengan pereaksi Pb asetat dan CuSO4 didapatkan
bahwa susu dan putih telur mengalami pengendapan sedangkan gelatin tidak
mengalami pengendapan. Interaksi antara logam berat dengan protein akan
membentuk senyawa kompleks protein-logam yang akan menyebabkan
penurunan kelarutan protein. Protein yang terkandung dalam putih telur dan susu
tersebut akan berikatan dengan jembatan garam yang telah diputuskan oleh
senyawa-senyawa logam berat dan membentuk endapan logam proteinat. Protein
memiliki titik isoelektrik dimana jumlah muatan positif dan muatan negatif pada
protein adalah sama. Pada saat itulah, protein dapat terdenaturasi yang ditandai
dengan membentuk gumpalan dan larutannya menjadi keruh. Pada saat ini
entalpi pelarutannya akan menjadi tinggi, karena jumlah kalor yang dibutuhkan
untuk melarutkan sejumlah protein akan bertambah.
NH3+
R CH COO- + Pb2+
NH3+
NH3+
R CH COO Pb COO CH R
12
13
BAB IV
KESIMPULAN
Putih telur, gelatin, susu dan air liur menghasilkan warna lembayung/ungu, ini
menunjukkan terdapat ikatan peptida pada semua bahan tersebut.
Putih telur,susu,air liur mengandung monohidroksi benzena, sedangkan gelatin
tidak mengandung monohidroksi benzena.
Susu dan putih telur menghasilkan endapan setelah didihkan dan ditetesi asam
asetat menunjukkan susu dan putih telur positif mengandung protein. Gelatin
tidak.
Susu dan putih telur dapat mengendapkan logam berat sedangkan gelatin
tidak.
Susu dan putih telur mengendap dan setelah di uji biuret menghasilkan warna
ungu. Sedangkan gelatin tidak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sukaryawan,M. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Universitas Sriwijaya:Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Bintang, M., 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi, A dan F.M.Titin Supriyanti.2009. DASAR-DASAR BIOKIMIA. Jakarta:
Universitas Indonesia
Murray, RK., Bender, DA., Botham, KM., Kennelly, PJ., Rodwell, W., Weil, PA.,
2012. Harpers illustrated Biochemistry, 29th Ed. McGraw-Hill
15
LAMPIRAN
Tugas Baca
1. Jelaskan penyebab poliuria, di tabel berikut ini !
No
1
Faktor penyebab
Intake cairan berlebihan
Peningkatan muatan
cairan tubular
3
4
5
Analisis Kasus
1. Dalam rangka peringatan hari kemerdekaan, diadakan bazaar di taman kota
Surabaya, dimeriahkan dengan berbagai stan makanan dan mainan. Badan
amal setempat mengadakan sejumlah pemeriksaan gratis salah satunya
pemeriksaan gula darah. Remaja A berusia 17, yang mengikuti kegiatan
bazaar tersebut, juga melakukan pemeriksaan gula darah, dimana hasil
pemeriksaan gula darah sewaktunya 14,4 mmol/L. Hasil tersebut membuat
keluarga khawatir, karena beberapa hari yang lalu sepupu remaja tersebut
terdiagnosis mengidap diabetes. Satu jam kemudian dilakukan tes ulang
menggunakan alat ukur yang dimiliki keluarga, hasilnya menunjukkan
hiperglisemia dan glikosuria+++. Apakah makna hasil pemeriksaan tersebut.
Jawab :
Hasil tersebut belum bisa mengindikasikan remaja tersebut terkena diabetes oleh
karena waktu pemeriksaan gula darah yang digunakan adalah gula darah
sewaktu. Menggunakan gula darah sewaktu sebagai specimen pemeriksaan
hasilnya tidaklah akurat sebab bisa jadi sebelum melakukan pemeriksaan remaja
tersebut mengkonsumsi makanan atau minuman manis sehingga kadar gulanya
tinggi. Untuk mengetahui apakah remaja tersebut terkena diabetes sebaiknya
menggunakan gula darah puasa atau gula darah 2 jam (post prandial) yang akan
menunjukkan hasil yang lebih akurat.
2. Bapak ND berusia 58 tahun mengeluhkan sakit pinggang, hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan proteinuria. Pada pemeriksaan fisik terdapat
edema pitting pada kedua pergelangan kakinya. Jelaskan makna dari hasil
tersebut.
Jawab :
Proteinuria adalah sebuah kondisi dimana protein makromolekul yang hasilnya
tidak tembus glomelurus ada di urin. Proteinuria menunjukkan kemungkinan
gagal ginjal. Ini didukung dengan adanya keluhan pasien bahwa ia sakit pinggang
17
18