Вы находитесь на странице: 1из 6

Definisi

Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur
,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru,
biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi
agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah,
1997). Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Selain
gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis lainnya
dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium). (Wilson, 2006)
B.

Etiologi

Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:


1.

Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.

2.

Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.

3.
Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, ryptococosis,
pneumocytis carini.
4.

Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.

5.

Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus
parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif
besar). Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:
1.

virus sinsisial pernafasan

2.

adenovirus

3.

virus parainfluenza

4.

virus influenza.

Tanda Dan Gejala


Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot
bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar,
Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah:
1.

kulit yang lembab

2.

mual dan muntah

3.

kekakuan sendi.

E.

Pemeriksaan Penunjang

1.

Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis bergeser ke kiri.

2.
Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan keadaan hipoksemia
(karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat rendah, normal atau meningkat
tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.
3.
Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat membantu pada
kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.
4.
Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru.
Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat klinis penyakitnya,
kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya lebih berat daripada keadaan
klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :
a.

Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari

b.

Penebalan pleura pada pleuritis

c.
Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum, pneumotoraks,
abses, pneumatokel
F.

Penatalaksanaan Terapi

1.

Bila dispnea berat berikan Oksigen

2.

IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam.

3.
Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg /kg BB/ hari
dibagi dalam 4 dosis.
Konsep Asuhan Keperawatan
1.

PENGKAJIAN

2.

Pengkajian umum

a.

Data demografi

b.

Riwayat Masuk,

c.
Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza
sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia. Penyakit
paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita
d.

Pengkajian 12 system

1)
Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak
keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2)
Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif),
sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju
pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
3)
Sistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah
menurun
4)

Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi

5)
Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan
otot aksesoris pernafasan
6)

Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,

7)

Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare

2.

Diagnosa Keperawatan

a.

Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.

b.
Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan
utama.
c.

Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.

3.

Intervensi

Dx 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.


KH:
a.
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal
dan tak ada gejala distres pernapasan.
b.

Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.


Intervensi:

1)

Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.

R : Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status
kesehatan umum.
2)

Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.

R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk


memperbaiki ventilasi.
3)

Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.

R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan


perbaikan infeksi.
4)
Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah
muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.
R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan
intervensi medik segera.
Dx 2: Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan
utama.
KH:
a.

Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.

b.

Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.

Intervensi:
1)

Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.

R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (\hipotensi/syok) dapat terjadi.
2) Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan pengeluaran daripada
menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret.
R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau menghindarinya,
penting bahwa sputum harus dikeluarkan dengan cara aman.
3)

Tunjukkan/dorong tehnik mencuci tangan yang baik.

R : Efektif berarti menurunkan penyebaran /tambahan infeksi.


4)

Batasi pengunjung sesuai indikasi.

R : Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain.

Dx 3: Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.


KH:
a.

Tidak mengalami aspirasi

b.

Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru.

Intervensi :
1)

Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena
ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru.
2) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius,
mis., krekels, megi.
R : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal
pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada
inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme
jalan napas/obstruksi.
3)
Bantu pasien napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis.,
menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil. Batuk adalah
mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten.
Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih
dalam dan lebih kuat.
4)

Penghisapan sesuai indikasi.

R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu
melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.

Вам также может понравиться