Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2015
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulias panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, karunia
serta izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi
yang berjudul : Hubungan pengetahuan kesehatan tentang penularan
HIV/AIDS dengan stigma masyarakat pada orang dengan HIV/AIDS
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara 2015 sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan menyelesaikan pendidikan di
Program Studi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh. Shalawat dan
salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya karena melalui perantara penulis dapat menikmati hidup didalam islam
yang penuh pengetahuan ini.
Skripsi ini penulis persembahkan bagi orang-orang tercinta yang senantiasa
mendukung penulis :
1.
Kedua orang tua tercinta Ayahanda Amir Jaya Badawi dan Ibunda Rita
Rovaida, sumber kehidupan dan pembimbing utama dalam kehidupan penulis
yang selalu memberikan doa, cinta, kasih sayang, dukungan dan perhatian serta
pengorbanan yang begitu besar baik berupa materi maupun moril. Dorongan dan
motivasi ayahanda serta ibundalah yang membuat penulis dapat penulis dapat
menyelesaikan tahapan pendidikan ini, sehingga ucapan terima kasih ini tidaklah
cukup untuk menggambarkan wujud penghargaan penulis kepada mereka.
2. Adik Tercinta Gesya Gebinne yang selalu memberi semangat agar penulis selalu
sukses dan selalu memberika yang terbaik untuk orang tua.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1. dr. Ibrahim Puteh, Sp.KJ, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Malikussaleh memberikan petunjuk, saran dan masukan untuk kelengkapan
penelitian ini.
2. Ibu Harvina Sawitri, SKM. MKM, selaku pembimbing satu yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. dr. Cut Khairunnisa, M.Kes, sebagai sekretaris prodi dan pembimbing dua
yang juga telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. dr. Sri Wahyuni, M.Sc, selaku penguji satu yang telah memberikan petunjuk,
saran dan masukan untuk kelengkapan penelitian ini.
5. dr. Cut Sidrah Nadira M.Sc, sebagai penguji dua yang juga telah membrikan
petunjuk, saran dan masukan untuk kelengkapan penelitian ini.
mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Malikussaleh
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immuno Deficiency
harus melewati pemeriksaan atau tes HIV yang biasa dilakukan menggunakan metode
pengujian Western Blot dalam mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan
mulut, darah kering, maupun urine pasien. Seseorang harus mendapatkan penyuluhan
(konseling) sebelum dan setelah melakukan tes HIV. Tes HIV tidak boleh dilakukan
tanpa adanya persetujuan dan berdasarkan informasi lengkap (informed consent) dari
yang bersangkutan (Kowalak, 2011).
Stigma buruk terhadap ODHA dan diskriminasi tidak saja dilakukan oleh
masyarakat awam yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit
HIV/AIDS, tetapi dapat juga dilakukan oleh petugas kesehatan. Saat ini tercatat,
sekitar 34 juta orang di dunia mengidap Virus HIV penyebab AIDS dan kebanyakan
dari mereka hidup dalam kemiskinan dan di negara berkembang. Data WHO terbaru
juga menunjukkan peningkatan jumlah pengidap HIV
yang mendapatkan
pengobatan. Tahun 2012 tercatat 9,7 juta orang dan angka ini meningkat 300.000
orang lebih banyak dibandingkan satu dekade sebelumnya (WHO, 2012). Data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa sejak pertama kali
kasus HIV/AIDS ditemukan pada tahun 1987 sampai dengan 30 Juni 2012, telah
tercatat 32.103 kasus AIDS dan 86.762 kasus terinfeksi HIV serta 8.235 kasus
kematian akibat HIV/AIDS di 33 Provinsi di Indonesia (Kemenkes RI, 2012).
Data Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi (KPAP) Aceh, kasus
HIV/AIDS di Provinsi Aceh dari tahun 2007 hingga akhir bulan Desember 2012 telah
terdapat 161 kasus HIV/AIDS di 23 Kabupaten/Kota. Dari 23 Kabupaten/Kota
tersebut, Kabupaten Aceh Utara merupakan daerah tertinggi penderita HIV/AIDS
dengan jumlah kasus sebanyak 33 orang, tetapi yang diakui oleh Kementerian
Kesehatan berjumlah 19 kasus HIV/AIDS (KPAP, 2013).
Data terakhir sejak 2004 hingga Oktober 2014, HIV/AIDS di Aceh mencapai
303 kasus. Dari jumlah tersebut, 94 penderita meninggal dunia. Kabupaten/kota
tertinggi terjangkitnya virus itu adalah Aceh Utara dengan 35 kasus, disusul Aceh
Tamiang 32 kasus, Bireuen dan Banda Aceh masing-masing 27 kasus, dan
Lhokseumawe 23 kasus. Kecamatan Dewantara sendiri termasuk yang tertinggi di
Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah 14 kasus November 2013 (KPAP Aceh, 2014).
Stigma masyarakat aceh yang buruk pada ODHA juga termasuk yang tertinggi
di Kabupaten dan kota di Aceh seperti, Kuala simpang, Bireuen, Banda Aceh dan
Lhokseumawe. Salah satu kendala dalam pengendalian penyakit HIV/AIDS adalah
stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS (ODHA) (Kemenkes, 2012).
Herek & Capitiano (1999) mengatakan bahwa timbulnya stigma dan diskriminasi
terhadap ODHA disebabkan oleh faktor risiko penyakit ini yang terkait dengan
perilaku seksual yang menyimpang dan penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya atau narkoba. Penyuluhan kesehatan terutama tentang HIV/AIDS di Aceh
Utara sering dilakukan oleh Dinas Kesehatan, KPAK dan juga Yayasan terkait, namun
masyarakat masih saja takut dan memberi perlakuan tidak adil (diskriminasi) dan
stigma karena penyakit yang mereka derita. Hal ini mungkin dikarenakan semakin
besarnya kasus di daerah tersebut maka semakin besar pula stigma yang buruk dari
masyarakat Aceh terhadap ODHA (YPAP Lhokseumawe, 2014)
1.2
Rumusan Masalah
Tingginya angka kejadian HIV/AIDS masih menimbulkan stigma buruk di
1.3
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang mendiskriminasi ODHA Aceh
Utara?
2. Apakah pengetahuan kesehatan tentang penularan HIV/AIDS berhubungan
dengan stigma di masyarakat pada ODHA Aceh Utara?
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1
Tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan tentang penularan HIV/AIDS
1.4.2
Tujuan khusus
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat teoritis
1.5.2
Manfaat praktis
1.
2.
3.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep HIV/AIDS
2.1.1
Pengertian
Human immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus dari famili lentivirus
yang termasuk golongan virus ribonucleic acid (RNA) dengan bentuk sferis dan
berdiameter 1000 angstrom. Sebagai retrovirus, HIV memiliki sifat khas karena
memiliki enzim reverse transcriptase, yaitu enzim yang memungkinkan virus
mengubah informasi genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk
deoxyribonucleic acid (DNA) yang kemudian diintegrasikan ke dalam informasi
genetik sel limfosit yang diserang. Virus HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel
limfosit untuk memperbanyak dirinya. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun
1983 oleh Luc Montaigner di Perancis pada seorang pasien limfadenopati (Jawetz,
2008).
2.1.2
Epidemiologi
Menurut laporan data statistik The Joint United Nations Programme on
HIV/AIDS (UNAIDS), pada tahun 2010 terdapat 35,5 juta kasus HIV/AIDS dan pada
tahun 2011 lebih dari 34 juta orang hidup dengan HIV/AIDS yang di antaranya 3,3
juta orang berada di bawah usia 15 tahun. Angka ini menunjukkan penurunan
insidensi kasus HIV/AIDS sebanyak hampir 50% di tiap negara, khususnya di
negara-negara sedang berkembang seperti kawasan Afrika (Afrika Sub-Sahara,
Malawi, Zimbabwe) dan kawasan Asia (India, Nepal, Thailand, Papua New Guinea)
tetapi sebagian negara di kawasan tersebut malah mengalami peningkatan kasus
(UNAIDS, 2012).
Kawasan Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia, penyebab utama cara
penularan virus HIV/AIDS adalah seks antara kaum homoseksual tanpa perlindungan
sebanyak 60% dan sisanya para pekerja seks komersial dan penyalahgunaan narkoba
suntik. Hal berbeda terdapat pada kawasan Asia termasuk Indonesia dimana penyebab
utama cara penularannya adalah melalui hubungan
kemudian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Total
(Sumber: Kemenkes, 2012)
7.195
6.045
10.362
9.793
21.581
21.031
9.883
29.037
150.29
265.21
Etiologi
Human immunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk dalam famili retrovirus
Pada
penelitian
lebih
lanjut
dibuktikan
bahwa
kedua
virus
ini
sama,
sub-
Cara Penularan
Human immunodeficiency Virus sendiri dapat ditularkan melalui beberapa
Patofisiologi
Human immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menggunakan
RNA sebagai genom. Untuk masuk ke dalam sel, virus ini berikatan dengan reseptor
(CD4) yang ada di permukaan sel. Artinya, virus ini hanya akan menginfeksi sel yang
memiliki reseptor CD4 pada permukaannya. Karena biasanya yang diserang adalah
sel T limposit (sel yang berperan dalam sistem imun tubuh), maka sel yang diinfeksi
oleh HIV adalah sel T yang mengekspresikan CD4 di permukaannya (CD4+ T cell)
(Pricen, 2012).
Setelah berikatan dengan reseptor, virus berfusi dengan sel (fusion) dan
kemudian melepaskan genomnya ke dalam sel. Di dalam sel, RNA mengalami proses
reverse transcription, yaitu proses perubahan RNA menjadi DNA. Proses ini
dilakukan oleh enzim reverse transcriptase. Proses sampai step ini hampir sama
dengan beberapa virus RNA lainnya. Yang menjadi ciri khas dari retrovirus ini adalah
DNA yang terbentuk kemudian bergabung dengan DNA genom dari sel yang
diinfeksinya. Proses ini dinamakan integrase (integration). Proses ini dilakukan oleh
enzim integrase yang dimiliki oleh virus itu sendiri. DNA virus yang terintegrasi ke
dalam genom sel dinamakan provirus (Pricen, 2012).
Spesifikasi HIV terhadap CD4+ T cell ini membuat virus ini bisa digunakan
sebagai vektor untuk pengobatan gen (gene therapy) yang efisien bagi pasien
HIV/AIDS. Soalnya vektor HIV yang membawa gen anti-HIV hanya akan masuk ke
dalam sel yang sudah dan akan diinfeksi oleh virus HIV itu sendiri. Limfosit CD4+
merupakan target utama infeksi HIV karena virus mempunyai afinitas terhadap
molekul permukaan CD4. Limfosit CD4+ berfungsi mengkoordinasikan sejumlah
fungsi imunologis yang penting. Hilangnya fungsi tersebut menyebabkan gangguan
respon imun yang progresif. Kejadian infeksi HIV primer dapat dipelajari pada model
infeksi akut Simian Immunodeficiency Virus (SIV). Virus SIV dapat menginfeksi
limfosit CD4+ dan monosit pada mukosa vagina (Notoadmojo, 2010).
2.1.6
Manifestasi klinis
Diagnosis HIV AIDS dapat ditegakkan berdasarkan klasifikasi klinis WHO
dan atau CDC. Di Indonesia diagnosis HIV AIDS untuk keperluan surveilans
epidemiologi dibuat bila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang-kurangnya
didapatkan 2 gejala minor dan satu gejala mayor (Kemenkes, 2011).
a. Gejala Mayor;
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
b. Gejala Minor;
1. Bentuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata
3. Herpes zooster multisegmental berulang
4. Kandidiasis oropahringeal
5. Herpes simplex kronis progresif
6. Limfadenopati
7. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
8. Retinitis oleh sitomegalo virus
2.1.7
Penatalaksanaan
Pedoman World Health Organitation (WHO), untuk penanganan HIV/AIDS,
pemberian pengobatan bagi penderita HIV dewasa harus segera diberikan, jika
didapatkan hasil pemeriksaan tes CD4+ menunjukkan kadar virus dalam darah
mencapai <500 sel/mm3, ini berfungsi untuk menghambat virus merusak sistem imun
pasien lebih awal (WHO, 2013). Food and Drug Administration (FDA) telah
menyetujui tiga golongan obat untuk infeksi HIV yaitu Nukleosida Reverse
stavudin,
2.2
Pengetahuan
2.2.1
Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia
yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi, 2010).
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi beberapa faktor dari dalam seperti
motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial
budaya (KBBI).
2.2.2
Jenis-jenis Pengetahuan
Pada umumnya pengetahuan dibagi dalam beberapa jenis, diantaranya (Dewi,
2010):
1. Pengetahuan langsung (immediate) adalah pengetahuan langsung yang
hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis
(penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya
dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya
perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya
seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu
manusia.
2. Pengetahuan tidak langsung (mediate) adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan
proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui
dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan
penyerapan pikiran kita.
3. Pengetahuan indrawi (perceptual) adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui
indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau
kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan
akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita
dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran
kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat
indra-indra tersimpan didalamnya. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa
faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek
eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lainlain), dan pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi
universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adat istiadat).
4. Pengetahuan konseptual (Conseptual) adalah pengetahuan yang juga tidak
terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat
membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara
eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi
saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya
merupakan aktivitas pikiran.
5. Pengetahuan partikular (particular) adalah pengetahuan yang berkaitan dengan
satu individu, objek-objek tertentu, dan realitas-realitas khusus. Misalnya ketika
kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan
dengan pengetahuan partikular itu sendiri.
6. Pengetahuan keseluruhan (universal) adalah pengetahuan yang meliputi
2. Media masa yang didisain secara khusus untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which
one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa
informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan
informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki
arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang
mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan
informasi dengan tujuan tertentu.
3.
Sosial budaya dan ekonomi juga mempengaruhi, kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.
Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
pengetahuan dan
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata
dalam bidang kerjanya.
6.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,
dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2.2.4
Sumber pengetahuan
Pengetahuan yang kita ketahui ini memiliki sumber (source) diataranya adalah
(Wawan, 2010):
1. Intuisi adalah sebuah pemikiran eksperiman, coba-coba yang berawal dari sebuah
pertanyaan akan keraguan dan lahirlah insting. Daya atau kemampauan untuk
mengetahui atau memahami sesuatu tampa ada dipelajari terlebih dahulu.
2. Rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu pengetahuan
yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian
buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan
intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan
didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi,
3. Emperikal atau indra manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan
manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang yang
kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam mengetahui
suatu realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra
penglihatannya maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk
sesuatu yang fisikal, dan lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu
konsepsi universal tentang warna dan bentuk. Begitu pula orang yang tidak
memiliki kekuatan mendengar maka dapat dipastikan bahwa dia tidak mampu
mengkonstruksi suatu pemahaman tentang suara dan bunyi dalam pikirannya.
2.2.5
Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu
2.2.6
sehat dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai derajat kesehatan yang optimal
(Purnomo, 2013).
2.3
Stigma
2.3.1
Pengertian
Stigma adalah fenomena negatif yang kuat yang terjadi di masyarakat, dan
terkait erat dengan nilai dan norma yang ditempatkan pada beragam identitas sosial
(Kesrepro, 2007). Stigma sebagai suatu isyarat atau petanda yang dianggap sebagai
gangguan dan karenanya dinilai kurang dibanding orang-orang normal. Individuindividu yang diberi stigma yang dianggap sebagai individu yang cacat,
membahayakan, dan agak kurang dibandingkan orang lain pada umunya (KPA,
2013).
2.3.2
Stigmatisasi
Stigmatisasi adalah kata keterangan yang artinya merupakan noda atau
menodai, maka perbedaan stigma dan stigmatisasi adalah stigma kata benda
sedangkan stigmatisasi kata keterangan. Proses pemberian stigma yang masyarakat
terjadi dalam tiga tahap yaitu (Kesrepro, 2007);
a. Proses interpretasi, pelanggaran norma yang terjadi dalam masyarakat tidak
semuanya mendapatkan stigma dari masyarakat, tetapi hanya pelanggaran
norma yang diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai suatu penyimpangan
perilaku yang dapat menimbulkan stigma.
membuat diskriminasi terhadap ODHA semakin kuat. Masih banyak masyarakat baik
yang berasal dari kelas bawah sampai dengan seorang dokter sekalipun
mendiskriminasi ODHA seperti yang terjadi di Yogyakarta seorang dokter di sebuah
rumah sakit terkemuka yang mengganggap bahwa ODHA itu adalah manusia yang
kotor yang melakukan hal-hal yang tidak bermoral seperti pengguna narkoba, PSK
(Penjaja Seks Komersil), wanita simpanan, dll, sehingga ketika ia mendapatkan
pasien ODHA ia tidak mau merawatnya (KPA, 2013).
Hasil penelitian ditemukan bahwa stigma terhadap status HIV/AIDS yang
didapatkan oleh ODHA lebih tinggi di lingkungan masyarakat (71,4%), selanjutnya di
tempat pelayanan kesehatan (35,5%) dan yang terendah adalah di lingkungan
keluarga (18,5%). Berdasarkan persentase tersebut terlihat adanya perbandingan yang
cukup signifikan, dalam hal ini dapat dilihat masih kentalnya pandangan negatif
mengenai ODHA di lingkungan masyarakat karena kurangnya informasi mengenai
HIV/AIDS (KPA, 2013).
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1
Kerangka Konseptual
Dari hasil tinjauan teoritis dan telaah kepustakaan maka disimpulkan kerangka
Pengetahuan Kesehatan
Tentang Penularan
HIV/AIDS
Variabel Dependen
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0:
Ha:
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.3
4.3.1
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat berusia 21-51 tahun
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada pada saat peneliti
melakukan penelitian dengan jumlah dan kriteria yang sudah ditentukan sebagai
berikut:
Kriteria inklusi
1. Individu yang berusia antara 21-51 tahun di Kecamatan Dewantara Kabupaten
Aceh Utara.
2. Bersedia menjadi sampel penelitian dan bisa membaca.
Kriteria eksklusi
1. Individu dalam kondisi sakit sehingga sulit untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Besar sampel
Penentuan besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
: Besar sampel
: Besar populasi
Z21-/2
: 1-P
4.4
Variabel penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan
masyarakat tentang penularan HIV/AIDS.
2.
Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah stigma masyarakat pada orang
dengan HIV/AIDS (ODHA).
4.4.2
nilai rata-rata hitung atau jumlah semua hasil pengamatan dibagi banyaknya
pengamatan (Budiarto, 2002).
1.
2.
4.4.3
Definisi oprasional
No
Variabel
1.
Pengetahuan
Tentang
HIV/AIDS
Definisi
operasional
Pengetahuan
kesehatan
tentang
penularan
HIV/AIDS
Alat ukur
Kuesioner
Hasil ukur
1. Baik
2. Sedang
3. Buruk
Skala
Ordina
l
2.
Stigma
Masyarakat
Pada Orang
Dengan
HIV/AIDS
(ODHA)
4.5
Segala
pemikiran dan
perilaku
negatif
masyarakat
terhadap
ODHA yang
dapat
mempengaruhi
aktivitas
ODHA dalam
kehidupan
sosial
bermasyarakat
Kuesioner
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
Ordina
l
Instrumen Penelitian
Kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.
Data tersebut nantinya merupakan data primer yang dikumpulkan langsung dari
lokasi penelitian. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu :
a.
b.
4.5.1
Uji validitas
Notoatmodjo (2010), validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat
ukur benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid bila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data variabel yang
diteliti secara tepat. Uji validitas akan dilakukan di Kecamatan Muara Dua Kabupaten
Aceh Utara dengan sampel yang dibutuhkan 10% dari besar sampel yaitu 7,7
digenapkan menjadi 8 orang.
4.5.2
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya
konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut
mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda (Notoadmojo, 2010).
4.6
lengkap akan dilengkapi pada saat itu juga dan jika sudah lengkap dapat mengakhiri
pertemuan.
2.
3.
Tabulating adalah memasukkan data yang telah dikoreksi dalam bentuk tabel.
4.
4.8
Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan
bivariat menggunakan Uji Chi-Square yang diolah menggunakan software
statistik. Hasil akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1
5.1.1
Frekuensi (f)
Persentase (%)
21-25
12
15,6%
26-35
27
35,1%
36-45
25
32,5%
46-51
13
16,9%
77
100%
Total
(Sumber: Data primer, 2015)
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Laki-Laki
36
46,8%
Perempuan
41
53,2%
Total
77
100%
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Muslim
74
96,1%
Non Muslim
3,9%
Total
77
100%
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Menikah
57
74,0%
Belum Menikah
20
26,0%
Total
77
100%
Persentase (%)
Tidak Berkerja
46
59,7%
Berkerja
31
40,3%
Total
77
100%
5.1.6
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara dapat dilihat pada Tabel 5.6
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Tidak Sekolah
1,3%
SD
3,9%
SMP
11
14,3%
SMA
44
57,1%
Sarjana
18
23,4%
Total
77
100%
Tabel
5.6
dapat
dilihat
bahwa
mayoritas
responden
menyelesaikan pendidikan SMA yaitu 44 orang (57,1%) dan yang tidak bersekolah
yaitu 1 orang (1,3%).
5.2
(n)
(%)
(n)
(%)
(n)
(%)
2
4
6
1
16,7%
14,8%
24,0%
7,7%
9
22
18
8
75,0%
81,5%
72,0%
61,5%
1
1
1
4
8,3%
3,7%
4,0%
30,8%
6
7
16,7%
17,1%
27
30
75,0%
73,2%
3
4
8,3%
9,8%
13
0
17,6%
0,0%
54
3
73,0%
100,0%
7
0
9,5%
0,0%
10
3
17,5%
15,0%
41
16
71,9%
80,0%
6
1
10,5%
5,0%
11
2
23,9%
6,5%
30
27
65,2%
87,1%
5
2
10,9%
6,5%
0
0
2
6
5
0,0%
0,0%
18,2%
13,6%
27,8%
1
3
8
32
13
100,0%
100,0%
72,7%
72,7%
72,2%
0
0
1
6
0
0,0%
0,0%
9,1%
13,6%
0,0%
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan usia yang memiliki
stigma rendah paling banyak adalah usia (36-45) 6 orang (24,0%), yang memiliki
stigma sedang paling banyak adalah usia (26-35) 22 orang (81,5%), dan yang
berstigma tinggi paling banyak adalah usia (46-51) 4 orang (30,8%). Berdasarkan
tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan jenis kelamin yang memiliki stigma rendah
paling banyak adalah perempuan yaitu 7 orang (17,1%), yang memiliki stigma sedang
paling banyak adalah perempuan yaitu 30 orang (73,2%), dan yang berstigma tinggi
paling banyak adalah perempuan yaitu 4 orang (9,8%).
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan agama yang memiliki
stigma rendah paling banyak adalah muslim yaitu 13 orang (17,6%), yang memiliki
stigma sedang paling banyak adalah muslim yaitu 54 orang (78,0%), dan yang
berstigma tinggi paling banyak adalah muslim 7 orang (9,5%). Berdasarkan tabel 5.7
dapat dilihat responden dengan status yang memiliki stigma rendah paling banyak
adalah yang belum menikah yaitu 10 orang (17,5%), yang memiliki stigma sedang
paling banyak adalah yang belum menikah yaitu 41 orang (71,9%), yang memiliki
stigma tinggi paling banyak adalah yang belum menikah yaitu 6 orang (10,5%).
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan status pekerjaan yang
memiliki rendah paling banyak adalah yang tidak berkerja yaitu 11 orang (23,9%),
yang memiliki stigma sedang adalah yang tidak berkerja yaitu 30 orang (65,2%),
yang memiliki stigma tinggi paling banyak adalah yang tidak berkerja yaitu 5 orang
(10,9%). Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan pendidikan terakhir
yang memiliki stigma rendah paling banyak adalah SMA yaitu 6 orang (13,6%), yang
memiliki stigma sedang paling banyak adalah SMA yaitu 32 orang (72,7%), yang
memiliki stigma tinggi paling banyak adalah SMA yaitu 6 orang (13,6%).
5.3
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kesehatan tentang Penularan
HIV/AIDS
Pengetahuan kesehatan
tentang penularan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
HIV/AIDS
Baik
63
81,8%
Sedang
10
13,0%
Buruk
5,2%
Total
77
100%
5.4
Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Stigma Masyarakat Pada ODHA
Stigma Masyarakat
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Pada ODHA
Rendah
13
16,9%
Sedang
57
74,0%
Tinggi
9,1%
Total
77
100%
5.5
Pada Tabel 5.10 terlihat bahwa total responden 77 orang (100%). Responden
berpengetahuan baik berjumlah 63 orang (100%) dengan stigma rendah 9 orang
(14,3%), stigma sedang 48 orang (76,2%) dan stigma tinggi 6 orang (9,5%).
Responden berpengetahuan sedang berjumlah 10 orang (100%) dengan stigma rendah
4 orang (40,0%), stigma sedang 5 orang (50,0%), dan stigma tinggi 1 orang (10,0%).
Responden berpengetahuan buruk berjumlah 4 orang (100%) dan semua memiliki
stigma sedang.
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai signifikansi (pvalue) sebesar 0,226, nilai ini lebih dari level of significance () yaitu 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan kesehatan tentang penularan HIV/AIDS dengan stigma
masyarakat pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara tahun 2015.
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1
terkait erat dengan nilai dan norma yang ditempatkan pada beragam identitas sosial
(Kesrepro, 2007). Stigma pun terbagi atas tiga bentuk yaitu stigma rendah yang
membuat seseorang mendiskriminasi melalui pikirannya, stigma sedang yang
membuat seseorang sudah mendiskriminasi melalui tindakan secara langsung dan
stigma tinggi yang membuat sudah mendiskriminasi secara langsung hingga
bahwa laki- laki rata-rata menunjukkan tingkat stigma yang lebih rendah dari
pada perempuan.
Berdasarkan data didapatkan bahwa mayoritas masyarakat tidak berkerja
memiliki stigma rendah sebanyak 11 orang (23,9%), sedang 30 orang (65,2%), tinggi
5 orang (10,9%). Seseorang yang tidak berkerja mungkin akan mempengaruhi pola
pikir seseorang itu sendiri sehubungan
6.2
BAB 7
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan kesehatan tentang penularan
7.2
Saran
Saran sebagai berikut
1. Bagi Pemerintah Daerah, melalui instansi terkait diharapkan agar terus
mempertahankan sosialisasi informasi tentang penularan HIV/AIDS dan juga
menjaga penularan agar tidak meluas dengan menjauhkan generasi muda dari
narkoba dan seks bebas.
2. Bagi Masyarakat, diharapkan lebih simpati dan membuka diri untuk para
ODHA, dan lebih mengerti tentang bagaimana penularan HIV/AIDS itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Chen, WT., 2007, Nurses, attitudes and practice related to HIV transmission
innortheastern China, AIDS patient care, Cina: Webber GC
Cipto, 2006, Pengaruh Penyuluhan Terhadap Penurunan Stigma Masyarakat Tentang
HIV/AIDS, Surabaya: PSIK FK Unair
Diaz, 2011, Religion and HIV/AIDS Stigma. (Jurnal Elektronik) diakses 18 oktober
2015; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20087809
Dinas kesehatan kota lhokseumawe, 2012, Badan statistic dan seksi penanggulangan
penyakit menular : sebaran kasus HIV/AIDS di kota lhokseumawe 2006-2011
Depkes RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Departemen Republik
Indonesia
Dupas, P., 2011, Do Teenagers Respond to HIV Risk Information? Evidence from
Field
Experiment in Kenya. American economic journal, volume 3.
Goffman, E., 2012, Notes on the Management of Spoiled Identity, Uninted Kingdom:
Prentecie Hall
Hastjarjo, 2008, Mengintegrasikan Psikologi Wanita, Yogyakarta: FP UGM
Imron, M., 2010, Metodologi Penelitian, Jakarta: Sagung Seto
Jawetz dkk, 2008, Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: EGC
Kemenkes RI, 2010 Riset Kesehatan Dasar (RisKsdas 2010), Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Kemenekes, 2011, Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi
Retroviral, Jakarta: Ditjen PP & PL Kemenkes.
Kesrepro, 2007. Lawanlah Stigma dan Diskriminasi Untuk Memenangi Perang
Melawan HIV/AIDS. (Jurnal Eletronik) diakses 1 AGUSTUS 2014
http://www.kesrepro.info/?q=node/305
Kowalak, 2011 Buku Ajar Patofisiologi, Jakarta: EGC
KPA, 2007, Cara Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS, Jakarta: KPA nasional
KPA, 2010, Laporan KPA Nasional Tahun 2010. (Jurnal Elektronik) diakses 2 mei
2013; http://www.aidsindonesia.or.id/.
KPA, 2013, Data Tentang Jumlah Kasus HIV/AIDS, Kabupaten Aceh Utara 2012
2013
KPAP, 2012, Laporan KPA Provinsi Aceh Tahun 2012. (jurnal Elektronik) diaskes 2
mei 2013; http://www.aidsprovinsiaceh.or.id/.
Kristina, 2005, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Siswa/I Mengenai stigma Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) di SMU Imanuel Samarinda, Surabaya: PSIK FK Unair
Kumar, V., Cotran, RS., Robbins, SL., 2007, Buku Ajar Patologi edisi 7, Jakarta:
EGC.
Louisa, 2009 Farmakologi dan Terapi FK UI edisi 5, Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Mishra, RC., 2005, HIV/AIDS Education. New Delhi : A.P.H, New Delhi: publishing
corporation
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, 2007, Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmojo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Pricen SA., Wilson LMC., 2012, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
edisi6, Jakarta: EGC
Purnomo KI, 2013, Perbandingan Pegaruh Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Pengendalian HIV/AIDS pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha. Skripsi Universitas Pedidikan
Ganesha
Sastroasmoro, S., 2011, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke-4, Jakarta:
Sagung Seto
Sudikno, BS., 2011, Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja Indonesia (analisa
data RisKesdas 2010). Jurnal kesehatan reproduksi Vol 1 No 2, Agustus 2011 :
145-154
Timreck, TC., 2006, Epidemiologi : Suatu pengantar, Jakarta: EGC
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
NIM
: 110610036
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status marital
: Belum menikah
: gizkybadawi@yahoo.com
No Hp
: 085360411307
Fak/univ/strata
Riwata pendidikan
1999-2005
2005-2008
2008-2011
2011-sekarang
: Kedokteran/Malikussaleh/S1
Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN RESPONDEN
Kepada Yth.,
September 2015
Peneliti
Peneliti
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Saya mengerti bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui stigma yang dimiliki oleh masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS.
Sebelum mengisi kuesioner ini, Saya telah dijelaskan prosedur, tujuan, manfaat,
resiko penelitian dan hak untuk menolak berpartisipasi. Dalam penelitian ini, Saya
akan mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Data serta identitas saya
sebagai responden akan dijamin kerahasiannya oleh peneliti.
Saya memiliki hak untuk bertanya kepada peneliti jika ada hal yang tidak Saya
ketahui saat mengisi kuesioner. Demikian surat pernyataan ini Saya tanda tangani
dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Saksi
KUESIONER A
Petunjuk Pengisian Kuesioner A:
September 2015
(Responden)
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan cara menuliskan jawaban pada pertanyaan
yang bertanda titik atau memberikan tanda checklist ( ) pada kolom jawaban
yang disediakan.
Jawablah pernyataan berikut dengan jujur.
Dimohon kepada responden untuk mengisi semua jawaban.
2. Nama Responden
3. Usia
4. Jenis Kelamin
5. Agama
6. Status
7. Pekerjaan
8. Pendidikan Terakhir
Laki-laki
Perempuan
Menikah
Belum Menikah
Tidak
Tidak
Tidak
4. Apakah benar jika HIV/AIDS dapat ditularkan dari ibu ke anak saat dalam
kandungan?
Ya
Tidak
5. Apakah benar jika HIV/AIDS dapat ditularkan melalui jarum suntik, hubungan
seksual dan transfusi darah?
Ya
Tidak
KUESIONER B
Petunjuk Pengisian Kuesioner B :
1. Bacalah pernyataan dan pilihan jawaban dengan cermat dan teliti.
2. Pernyataan 1-32 memiliki empat pilihan jawaban yang tersedia meliputi sangat
tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju.
3. Seluruh pernyataan berikut ini berkaitan dengan stigma simbolik dan
instrumental responden terhadap penyakit HIV/AIDS.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan penilaian
Anda dengan cara memberi tanda checklist ( ).
5. Jika Anda ingin mengganti pilihan jawaban, maka berilah tanda silang ( X ) pada
tanda checklist ( ) yang salah, kemudian berikan tanda checklist ( ) baru pada
kolom jawaban yang Anda anggap paling sesuai.
6. Dimohon para responden untuk mengisi semua pertanyaan yang tersedia.
7. Keterangan pilihan jawaban dan artinya:
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
: STS
: TS
:S
: SS
No.
1.
Pernyataan
Saya akan lebih menjaga jarak dengan pengidap
2.
HIV/AIDS
Saya merasa malu jika orang tahu saya berteman
3.
4.
5.
HIV/AIDS.
Saya tidak ingin memilih bekerja dengan pengidap
6.
HIV/AIDS
Saya tidak merasa kasihan terhadap pengidap
7.
HIV/AIDS
Saya tidak ingin berdekatan dengan keluarga pengidap
8.
HIV/AIDS
Saya tidak akan menerima pengidap HIV/AIDS
9.
sebagai teman
Saya tidak ingin satu tempat tinggal atau kost dengan
10.
pengidap HIV/AIDS
Saya menganggap pengidap HIV/AIDS harus
11.
diasingkan
Saya menganggap pengidap HIV/AIDS harus lebih
12.
dihindari
Saya menganggap bahwa ide dan pendapat pengidap
13.
14.
15.
STS
TS
SS
16.
17.
18.
19.
HIV/AIDS
Menurut saya, moral pengidap HIV/AIDS buruk
Menurut saya pengidap HIV/AIDS tidak boleh bekerja
20.
21.
22.
23.
HIV/AIDS.
Pengidap HIV/AIDS tidak boleh bekerja
Pengidap HIV/AIDS tidak boleh menghadiri kelas
24.
umum.
Pengidap HIV/AIDS tidak boleh bekerja untuk
25.
mengelola makanan
Penyakit HIV/AIDS merupakan hukuman atas
26.
27.
kesehatan umum.
Pemerintah harus membuat peraturan yang
menyatakan bahwa pengidap HIV/AIDS tidak boleh
28.
tetap bekerja
Pemerintah perlu membuat kebijakan yang
mengharuskan pengidap HIV/AIDS mengungkapkan
29.
30.
Lampiran 3
No
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
Us
Jk
22
21
37
49
29
38
36
25
48
0
0
0
1
0
1
1
1
0
DATA RESPONDEN
Data Demografi
Ag
St
Pk
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
PT
1
1
0
0
0
0
0
0
1
4
4
2
3
3
3
4
3
2
A10
A11
A12
A13
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
C1
C2
C3
C4
C5
C6
D1
D2
D3
D4
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
33
23
32
51
26
35
29
25
42
26
21
43
40
21
45
28
30
22
38
40
32
30
43
35
50
36
36
43
40
35
21
40
38
46
45
27
30
38
35
23
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
1
3
3
3
2
3
4
3
3
3
2
1
E10
E11
E12
E13
E14
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
40
34
50
27
50
40
49
30
43
33
23
27
51
48
22
26
30
26
38
32
30
50
51
40
48
26
43
40
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Data Kuisoner A
No
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
A1
0
0
0
0
0
A2
0
0
1
0
0
A3
0
0
1
0
0
A4
0
1
0
0
0
A5
0
1
0
0
0
A6
0
1
1
1
0
A7
0
1
0
0
0
A8
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
3
4
3
3
3
3
3
2
2
4
3
3
1
0
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
A9
A10
A11
A12
A13
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
C1
C2
C3
C4
C5
C6
D1
D2
D3
D4
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E8
E9
E10
E11
E12
E13
E14
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
PB1
0
0
1
2
3
1
1
1
3
1
2
2
3
PB2
0
0
0
1
3
1
1
0
2
1
1
0
1
PB3
2
0
0
1
3
2
2
1
1
2
2
0
2
PB4
2
0
0
2
2
1
0
1
3
2
2
0
1
PB5
0
0
0
2
3
1
0
1
3
2
2
1
2
PB6
0
1
0
1
2
1
0
2
1
1
1
1
3
PB7
0
0
0
1
2
1
1
1
1
2
2
1
2
PB8
0
0
0
1
1
1
0
1
2
1
1
0
3
PB9
1
0
0
1
3
2
1
1
3
2
2
1
3
PB10
2
0
0
2
2
1
1
2
3
1
1
1
0
PB11
1
0
0
2
2
2
1
2
2
1
2
3
2
PB12
1
0
0
1
2
1
1
0
3
0
1
1
0
PB13
2
0
0
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
PB14
2
0
0
2
2
2
1
3
0
2
1
2
3
PB15
0
0
0
1
1
1
0
1
3
2
2
2
3
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
C1
C2
C3
C4
C5
C6
D1
D2
D3
D4
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E10
E11
E12
E13
E14
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
1
2
1
1
1
0
1
0
3
3
2
0
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
0
0
1
2
1
0
2
2
1
2
1
1
2
0
1
1
1
1
0
2
1
2
2
1
1
0
0
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
0
0
0
1
1
1
0
2
3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2
0
2
1
2
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
3
2
0
0
1
1
2
1
1
0
1
1
0
1
0
2
1
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
2
2
0
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
3
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
0
0
0
2
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
2
1
1
1
2
1
2
2
2
0
1
1
2
1
2
0
1
1
1
2
2
1
0
1
0
0
1
1
2
1
1
1
1
0
1
2
0
1
2
0
3
1
1
2
1
2
1
1
1
0
1
0
3
0
1
0
2
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
3
0
2
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
3
0
0
1
0
3
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
2
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
2
2
0
1
1
0
1
1
2
1
0
1
2
1
1
1
1
3
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
3
0
1
1
1
3
1
1
1
0
1
2
1
0
1
1
3
1
1
2
1
1
1
0
1
0
0
1
3
1
0
0
1
3
0
1
1
1
1
0
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
0
0
2
1
1
1
1
2
1
1
3
1
1
1
2
1
0
1
2
2
1
1
1
2
1
0
2
1
1
1
0
2
1
2
1
2
1
1
2
3
3
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
3
0
2
1
2
2
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
0
1
1
2
1
3
1
0
1
1
3
0
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
3
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
3
0
2
1
2
2
1
1
1
2
0
2
1
2
2
1
3
1
1
2
1
1
1
1
1
0
1
3
0
1
0
0
2
1
0
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
0
2
2
2
3
1
1
1
1
1
2
2
2
0
1
3
1
1
2
1
1
2
1
1
0
1
0
1
0
0
0
2
0
0
1
2
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
2
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
3
1
1
3
1
1
0
2
2
1
3
3
2
2
2
0
1
2
0
2
1
1
2
0
3
2
3
2
2
2
2
0
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
0
2
2
2
2
2
0
3
2
0
3
2
2
1
2
2
3
0
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
3
1
1
2
2
3
3
0
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
2
3
2
2
1
2
1
2
3
2
1
1
1
1
0
1
0
3
2
0
3
2
1
0
1
0
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
1
1
0
1
2
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
1
1
0
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
PB16
PB17
1
0
0
2
1
2
1
3
3
2
2
2
3
PB18
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
PB19
1
0
0
1
1
2
1
1
3
1
1
3
2
PB20
2
0
0
2
2
2
1
0
3
2
0
3
3
PB21
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
2
1
2
PB22
1
0
0
2
2
2
1
1
3
2
1
1
3
PB23
0
0
1
2
1
1
0
0
3
2
1
1
2
PB24
2
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
2
PB25
3
0
1
2
1
2
1
3
3
3
1
2
3
PB26
3
0
0
1
1
2
0
1
3
1
1
2
3
PB27
1
0
0
2
2
1
1
3
3
2
1
1
3
PB28
1
0
1
1
1
1
0
1
3
2
1
1
1
PB29
2
0
0
1
1
2
1
3
3
3
1
3
3
PB30
1
0
0
2
1
2
0
2
3
2
1
2
3
1
0
0
2
2
2
0
2
0
3
1
2
2
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
C1
C2
C3
C4
C5
C6
D1
D2
D3
D4
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E10
E11
E12
E13
E14
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
2
1
0
2
3
0
3
2
3
2
3
3
2
0
0
0
2
3
3
3
3
2
3
2
2
0
0
3
3
0
3
3
0
3
3
3
0
0
3
0
2
0
2
3
2
0
3
3
3
3
1
2
3
1
3
3
0
3
3
3
3
3
2
3
1
1
0
1
1
1
2
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
2
2
1
1
1
1
0
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
3
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
3
1
1
2
1
1
1
1
1
0
0
0
2
2
2
2
2
2
3
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
3
1
1
2
1
2
2
2
1
2
2
0
3
3
2
1
1
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
1
3
0
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
0
1
0
2
0
0
0
2
1
3
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
2
1
0
1
0
0
0
1
0
3
1
1
1
1
1
3
2
0
0
0
3
1
1
3
1
1
0
1
2
1
2
1
1
0
0
0
3
3
0
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
3
1
2
2
1
2
1
1
1
1
2
2
1
2
1
3
0
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
3
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
3
0
1
0
0
0
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
2
1
1
2
1
1
1
0
1
3
3
1
2
0
3
1
1
3
1
1
1
1
1
0
2
0
1
1
0
1
0
2
3
1
0
0
0
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
2
1
1
1
2
1
3
2
1
1
0
0
1
1
3
1
1
1
2
1
2
1
3
2
1
2
0
2
3
3
2
2
3
2
2
3
1
3
3
3
3
1
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
0
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
1
3
1
1
0
2
0
1
2
2
3
1
2
3
2
1
0
1
3
2
1
3
1
1
1
1
2
1
3
2
2
1
2
2
0
2
2
2
1
1
2
1
2
3
2
2
2
1
3
2
2
2
3
1
2
2
2
1
1
3
2
2
2
2
1
2
1
1
0
1
1
3
3
0
3
2
3
3
1
1
0
1
0
2
3
2
3
1
3
2
2
3
0
3
2
3
2
2
1
2
2
2
3
3
2
3
1
0
0
2
1
3
3
2
2
2
1
1
2
2
2
3
1
3
2
2
3
2
2
3
1
1
0
2
1
2
1
0
3
0
3
3
1
1
3
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
0
1
1
1
2
2
1
1
1
1
3
2
1
1
1
3
1
1
3
2
1
1
2
1
3
0
3
1
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
0
2
2
0
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
0
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
0
3
2
2
2
2
0
2
2
1
0
2
2
2
3
3
2
2
3
2
1
1
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
0
3
2
3
3
2
0
3
3
3
3
3
3
3
2
0
2
3
2
3
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
1
1
1
3
1
3
1
2
0
0
2
0
2
2
3
1
3
2
1
3
1
2
1
1
2
1
0
1
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
2
1
2
0
2
1
2
1
3
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
3
1
1
2
1
1
1
Lampiran 4
Distribusi Frekuensi Gambaran Responden
Usia Responden
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
21 - 25
12
15.6
15.6
15.6
26 - 35
27
35.1
35.1
50.6
36 - 45
25
32.5
32.5
83.1
46 - 51
13
16.9
16.9
100.0
Total
77
100.0
100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Laki-Laki
36
Percent
46.8
Valid Percent
46.8
Percent
46.8
Perempuan
41
53.2
53.2
Total
77
100.0
100.0
100.0
Agama
Cumulative
Frequency
Valid
Muslim
Non Muslim
Total
Percent
Valid Percent
Percent
74
96.1
96.1
96.1
3.9
3.9
100.0
77
100.0
100.0
Status
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Menikah
57
74.0
74.0
74.0
Belum Menikah
20
26.0
26.0
100.0
Total
77
100.0
100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Berkerja
46
59.7
59.7
59.7
Berkerja
31
40.3
40.3
100.0
Total
77
100.0
100.0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Sekolah
1.3
1.3
1.3
SD
3.9
3.9
5.2
SMP
11
14.3
14.3
19.5
SMA
44
57.1
57.1
76.6
Sarjana
18
23.4
23.4
100.0
Total
77
100.0
100.0
Lampiran 5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden yang Melakukan Stigma
Distribusi Frekuensi Usia yang Melakukan Stigma
Stigma Masyarakat Pada Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA)
Rendah
UsiaKategori
Count
% within UsiaKategori
Count
% within UsiaKategori
Count
% within UsiaKategori
Count
% within UsiaKategori
Total
Count
% within UsiaKategori
Sedang
Tinggi
Total
12
16.7%
75.0%
8.3%
100.0%
22
27
14.8%
81.5%
3.7%
100.0%
18
25
24.0%
72.0%
4.0%
100.0%
13
7.7%
61.5%
30.8%
100.0%
13
57
77
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Laki-Laki
Perempuan
27
36
16.7%
75.0%
8.3%
100.0%
30
41
17.1%
73.2%
9.8%
100.0%
13
57
77
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Count
% within Jenis Kelamin
Tinggi
Count
% within Jenis Kelamin
Total
Sedang
Count
% within Jenis Kelamin
Total
Muslim
Count
% within Agama
Non Muslim
Total
Sedang
Count
% within Agama
Tinggi
13
54
74
17.6%
73.0%
9.5%
100.0%
0.0%
100.0%
0.0%
100.0%
13
57
77
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Count
% within Agama
Total
Belum Menikah
Count
% within Status
Menikah
Count
Sedang
Tinggi
Total
10
41
57
17.5%
71.9%
10.5%
100.0%
16
20
% within Status
Total
15.0%
80.0%
5.0%
100.0%
13
57
77
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Count
% within Status
Tidak Berkerja
Count
% within Pekerjaan
Berkerja
Count
% within Pekerjaan
Total
Count
% within Pekerjaan
Sedang
Tinggi
Total
11
30
46
23.9%
65.2%
10.9%
100.0%
27
31
6.5%
87.1%
6.5%
100.0%
13
57
77
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Tidak Sekolah
Count
% within Pendidikan
Terakhir
SD
Count
Sedang
Tinggi
Total
0.0%
100.0%
0.0%
100.0%
% within Pendidikan
Terakhir
SMP
Count
% within Pendidikan
Terakhir
SMA
Count
% within Pendidikan
Terakhir
Sarjana
Count
% within Pendidikan
Terakhir
Total
Count
% within Pendidikan
Terakhir
0.0%
100.0%
0.0%
100.0%
11
18.2%
72.7%
9.1%
100.0%
32
44
13.6%
72.7%
13.6%
100.0%
13
18
27.8%
72.2%
0.0%
100.0%
13
57
77
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Lampiran 6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kesehatan Tentang Penularan HIV/AIDS
Pengetahuan Kesehatan Tentang Penularan HIV/AIDS
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Baik
63
81.8
81.8
81.8
Sedang
10
13.0
13.0
94.8
Buruk
5.2
5.2
100.0
Total
77
100.0
100.0
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
13
16.9
16.9
16.9
Sedang
57
74.0
74.0
90.9
Tinggi
9.1
9.1
100.0
Total
77
100.0
100.0
Lampiran 7
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Tenatang Penularan HIV/AIDS Dengan
Stigma Masyarakat pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Pengetahuan Tentang HIV/AIDS * Stigma Masyarakat Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Crosstabulation
Stigma Masyarakat Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA)
Rendah
Pengetahuan Tentang
Baik
HIV/AIDS
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Tentang HIV/AIDS
Sedang
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Tentang HIV/AIDS
Buruk
Count
Sedang
Tinggi
Total
48
63
10.6
46.6
5.7
63.0
14.3%
76.2%
9.5%
100.0%
10
1.7
7.4
.9
10.0
40.0%
50.0%
10.0%
100.0%
Expected Count
% within Pengetahuan
Tentang HIV/AIDS
Total
.7
3.0
.4
4.0
0.0%
100.0%
0.0%
100.0%
13
57
77
13.0
57.0
7.0
77.0
16.9%
74.0%
9.1%
100.0%
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Tentang HIV/AIDS
Asymptotic
Significance (2Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
df
sided)
5.662a
.226
5.891
.207
.456
.500
77